Bab Ii
Bab Ii
LANDASAN TEORI
5
Untuk melindungi kompos dari lingkungan luar yang buruk, kompos perlu
ditutup. Penutupan ini bertujuan untuk melindungi bahan/jasad renik dari air
hujan, cahaya matahari, penguapan, dan perubahan suhu.
Bahan didiamkan selama beberapa waktu hingga kompos matang. Lama
waktu yang dibutuhkan antara 2 minggu sampai 6 minggu tergantung dari
bahan yang dikomposkan. Bahan-bahan yang lunak dapat dikomposkan dalam
waktu yang singkat, 2 – 3 minggu. Bahan-bahan yang keras membutuhkan
waktu antara 4 – 6 minggu. Ciri kompos yang sudah matang adalah bentuknya
sudah berubah menjadi lebih lunak, warnanya coklat kehitaman, tidak berbau
menyengat, dan mudah dihancurkan/remah.
a. Kebaikannya adalah:
(2) Hara yang diberikan dalam bentuk tersedia dan pemakaiannya lebih
mudah dan murah karena kadarnya tinggi.
b. Keburukannya adalah:
6
B. Kontruksi Mesin Pelembut Sampah Organik
Keterangan :
1. Rangka 6. Bantalan 11. Puli Screw
2. Screw 7. Lubang masuk 12. Puli Roll
3. Rumah tawon 8. Motor listrik 13. Roll
4. Lubang keluar 9. Roda gigi 14. Sabuk Screw
5. Pengunci 10. Puli motor 15. Sabuk Roll
Prinsip kerja mesin pelembut sampah organik ini yaitu ketika motor
listrik sudah dinyalakan atau ON, maka motor listrik (8) akan menggerakkan
puli (10) pada motor dan akan menggerakkan roll (13) dan screw (2) melalui
sabuk screw (14) dan sabuk roll(15). Berputarnya roll dan screw tersebut akan
melembutkan tekstur dari sampah organik.
Ketika bahan sampah organik dimasukkan ke dalam lubang masuk
penggilingan/lubang masuk (7), sampah organik langsung digilas oleh roll (13)
7
kemudian sampah organik yang sudah tergilas roll diaduk lagi dan dibawa oleh
screw (2). Proses selanjutnya sampah organik akan menabrak rumah tawon (3)
ketika ada tekanan dari screw yang membawa sampah organik keluar melalui
lubang keluar (4).
(T / 1000).(2n / 60)
Pd KW (Sularso & Suga,
102
1997:7)
dimana: P= Daya motor yang dibutuhkan (W)
T= Torsi (Kg.mm)
n = Putaran motor dalam rpm
8
mahkota
Puli yang digunakan pada perancangan mesin pelembut sampah
organik ini adalah puli Mahota (puli-V) karena sabuk yang dipasangkan
pada puli ini lebih kuat sehingga slep yang dialami relatif lebih kecil.
Dimana:
9
n1 = Putaran puli 1 (rpm)
n2 = Putaran puli 2 (rpm)
d1 = Diameter puli 1 (mm)
d2 = Diameter puli 2 (mm)
b. Diameter lingkaran jarak bagi puli:
Tabel Diameter Minimum Puli yang Diizinkan (mm)
Penampang A B C D E
Diameter min. yang diizinkan 65 115 175 300 450
Diameter mini. yang dianjurkan 95 145 225 350 550
d. Diameter naf:
Untuk puli kecil:
5
dB = ds1 10 (Sularso & Suga,
3
1997:177)
Untuk puli besar:
5
DB = ds 2 10
3
Puli yang digunakan dalam perencanaan ini ada 2 jenis puli yaitu, puli
yang mempunyai mempunyai 2 ruas penampang sabuk dan 1 penampang
sabuk.
10
3. Sabuk (belt) perantara antara puli motor dan puli pisau potong
Pemindahan daya yang paling sederhana adalah belt (sabuk),
dimana sabuk digunakan untuk mentransmisikan putaran dari motor,
karena memungkinkan adanya slip bila terjadi beban berlebih atau
overload. Sabuk dipakai untuk memindahkan daya antara dua poros yang
sejajar. Belt atau sabuk digunakan untuk menghubungkan dua buah poros
yang mempunyai jarak renggang yang agak jauh (yang tidak mungkin
ditransmisikan oleh roda gigi). Poros-poros tersebut harus dipisah pada
suatu jarak minimum tertentu yang tergantung pada jenis pemakaian
sabuk, agar bekerja secara efisien. Sabuk dibuat dengan bahan karet, kulit
dan campuran getah.
Menurut bentuk dari sabuk sebagai sistem transmisi, sabuk dapat
dibagi menjadi 4 macam, yaitu: (1) Sabuk rata, (2) Sabuk dengan gigi, dan
(3) Sabuk V (V- Belt).
Sabuk yang digunakan dalam rancangan mesin pelembut sampah
organik adalah jenis V-Belt, karena sabuk jenis ini biasanya dipasang pada
puli silinder dan meneruskan momen antara dua poros. Sabuk ini
umumnya tidak menimbulkan suara (tidak berisik), efisien pada putaran
tinggi, dan dapat mentransmisikan daya besar dengan jarak yang panjang.
11
Rumus-rumus yang digunakan untuk merencanakan sabuk ini yaitu:
a) Kecepatan linier sabuk
Kecepatan linier sabuk dapat diketahui dengan persamaan berikut:
π dp n
V (Dobrovolsky, tt: 252)
60 1000
12
e) Panjang sabuk
Rumus panjang sabuk adalah:
L π r2 r1 2x
r2 r1
2
(Khurmi, 2005: 733)
x
13
2. Kekakuan Poros
Kekakuan poros adalah kemampuan bahan poros untuk menahan
lenturan atau defleksi putaran yang terjadi. Meskipun poros
mempunyai kekuatan yang cukup tinggi, jika lenturan (defleksi)
puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan ketidak telitian (pada
mesin perkakas), getaran dan suara.
3. Putaran Kritis
Bila putaran mesin dinaikkan apda suatu harga tertentu dapat
menyebabkan terjadinya getaran yang luar biasa besar, putaran ini
disebut putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor listrik
maupun pada poros-poros yang lain.
Dalam perencanaan mesin pelembut sampah organik ini menggunakan
poros transmisi karena poros semacam ini mencapai beban puntir murni dan
lentur seperti yang akan diprediksikan terjadi pada mesin ini. Untuk
merencanakan poros, hal-hal penting yang perlu diperhatikan adalah sebagai
berikut : (1) kekuatan poros, (2) kekakuan poros, (3) putaran kritis, (4) bahan
poros, (5) korosi.
Adapun rumus perhitungan poros sebagai berikut :
a) Momen puntir pada poros (T)
Pd
T 9,74 .10 5 . (Sularso & Suga, 1997:7)
n1
14
Tegangan geser yang diijinkan ( τa )
t
τa = Sf 1 .Sf 2 (Sularso & Suga, 1997: 8)
Sf 2 = faktor keamanan
2
d L
N cr 52700. s . (Sularso & Suga, 1997:19)
l1 .l 2 W
1
5,1 3
ds Km.M 2
Kt .T
2
(Sularso & Suga, 1997:18)
a
15
5. Pasak sebagai pengikat poros dan puli
Pasak adalah suatu elemen yang dipakai untuk menetapkan bagian-
bagian mesin seperti roda gigi, sproket, puli, kopling dan alain-lain.
Momen diteruskan dari poros ke naf atau dari naf ke poros. (Sularso,
1997:23)
Gambar 5. Pasak
16
serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik, maka prestasi seluruh
sistem akan menurun atau tidak dapat bekerja secara semestinya (Sularso
dan Suga, 1997:103). Selain itu bantalan juga mempunyai peran sebagai
pembatas gerak dari poros agar poros selalu berada pada posisi yang benar.
Dalam perencanaan ini bantalan yang dipakai adalah bantalan
gelinding karena gesekannya sangat kecil dibandingkan dengan bantalan
luncur. Menurut Sularso (1997:129) bantalan gelinding mempunyai
karakteristik yaitu cocok untuk beban kecil, gesekannya sangat rendah,
pelumasannya sederhana, dan ketelitiannya sangat tinggi.
17
C
fh fn. (Sularso & Suga,
P
1997:136)
dimana : C = beban nominal spesifik (kg)
P = beban ekivalen dinamis (kg)
Umur nominal bantalan (Lh)
Bantalan bola Lh = 500 ( fh) 3
10
Bantalan roll Lh = 500( fh) 3 (Sularso & Suga, 1997:136)
18
Gambar 7. Roda gigi lurus
Adapun rumus dasar yang berhubungan dengan perencanaan roda gigi
antara lain sebagai berikut :
Diamater jarak bagi sebenarnya d 0 dapat dihitung menggunakan
persamaan berikut:
d 0 m z1 ......................................................
(1)
d k z 2 m ...............................................( 2 )
19
m = modul gigi
Putaran (n) yang ditransmisikan roda gigi 1 adalah dapat dihitung
menggunakan persamaan berikut:
60000V
n= ...................................................(6)
d 0
102 P
Ft ......................................................(8)
V
m = modul gigi
Y = faktor bentuk gigi
σ2 = tegangan yang diizinkan
Lebar roda gigi (b) dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:
20
b = 6 m …………..........................................
(10)
21
Bahan pelat yang digunakan dalam perencanaan screw adalah ST 37,
karena sesuai dengan bahan-bahan konstruksi dan mudah didapat dipasaran.
Adapun perencanaan perhitungan screw adalah sebagai berikut :
a. Diameter screw (Ds)
4Q
Ds 3 (m) (Spivakosvky,tt:273)
60. .S .n3 . .C
Dimana:
22
Q.L.x0
N os (KW)
367
(Spivakosvky,tt:275)
Dimana:
Fs
Fn
Fa
Dimana:
Nos = Daya mekanika screw (KW)
n3 = Putaran screw (rpm)
23
Gaya tangentsial pada screw (Ft)
T
Ft (Kg) (Sularso & Suga, 1997:25)
r
Dimana:
T = Momen torsi pada screw (Kg.mm)
r = jari-jari screw (m)
g. Rumah screw
Rumah screw merupakan bagian dari press screw sebagai
tempat untuk menekan bahan.
do di
L
l
24
o Tegangan circumferiential screw (τc)
P.d
c (Kg/mm2) (Khurmi, 1992:176)
2.t
Dimana:
P = tekanan dalam rumah screw (Kg/mm2)
d = diameter rumah screw (mm)
t = tebal rumah screw (mm)
25