Anda di halaman 1dari 3

Judul.... silahkan di isi sesuai tema, misal...

SYIRIK DALAM PANDANGAN ISLAM


Nama.... diisi nama mahasisw, tdk perlu pakai NIM
Muhaimin; suliandri; haikal hasan
Mahasiswa Jurusan.................. Fakultas Ekonomi Bisnis
Universitas Widyagama Malang

Email......

Abstract: diisi tujuan penelitian, metode dan hasilnya....


Contoh di bawah ini....
Penelitian ini bertujuan menggali ajaran Islam tentang Syirik dan mengkaji praktik kemusyrikan yang ada di
Masyarakat. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan metode analisis isi (content analysis). Teknik analisis
data yang digunakan adalah model analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa syirik dalam literatur Islam
dimaknai sebagai perbuatan............ praktik kemusyrikan yang ada di masyarakat salah satu contohnya adalah ......... jika
dikaji berdasarkan ajaran Islam kasus tersebut merupakan.............
Keywords: Syirik, ....

Pendahuluan (berisi tentang syirik secara umum, dan pentingnya pemahaman tentang syirik)
Contoh....
Perspektif etika yang semakin langka di kalangan otoritas politik dan ekonomi telah memicu menjamurnya
penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power) di berbagai sudut kehidupan. Isu kekerasan di Rakhine dipicu oleh
serangan kelompok bersenjata Bala Keselamatan Arakan Rohingya (ARSA) ke pos polisi di perbatasan Myanmar-
Bangladesh pada 25 Agustus 2017, yang menewaskan selusin aparat pemerintah. Tentara Myanmar membalas dengan
operasi militer yang berdampak pada pembunuhan, pemerkosaan, pembakaran dan pengusiran secara paksa yang
dilakukan oleh oknum tertentu, secara kasat mata kesengasaraan orang meninggalkan tanah airnya tanpa kerelaan
adalah bentuk dari pelanggaran HAM. Menurut catatan PBB operasi tersebut menewaskan lebih dari seribu orang.
(Tempo, edisi 18-24 september 2017).
Dekadensi moral dan etika di negari ini semakin tampak, kasus teror antar kelompok, menyelsaikan
masalah dengan kekerasan, ketidakadilan sosial dan hukum, budaya korupsi semakin menggurita, praktek demokrasi
liberal yang kebablasan dalam aspek kehidupan sehingga cenderung melanggar nilai-nilai moral dan akhlakul karimah
sebagai bangsa timur dan bangsa beragama (Tobroni, 2010).
Kegagalan pendidikan agama Islam dalam menggarap etika sosial dan persaudaraan serta kegagalan dalam
menanamkan etika global dapat dilihat dari beberapa indikator berikut: pertama, membudayanya ketidakjujuran dan
rasa tidak hormat anak kepada orang tua dan guru; kedua, meningkatnya tindak kekerasan atau pertengkaran di
kalangan remaja dan pelajar; ketiga, maraknya penggunaan narkoba serta minuman keras di kalangan pelajar dan
remaja; keempat, menurunnya semangat belajar, etos kerja dan kedisiplinan; keempat, membudayanya nilai
materialisme dan hedonismepada remaja dan pelajar (Muhaimin, 2006); kelima, mengguritanya budaya permisivisme;
keenam, pergaulan bebas di antara remaja dan para pelajar; ketujuh, kenyataan anak didik setelah belajar selama 12
tahun umumnya tidak mampu membaca Al-Qur’an dengan baik, tidak melakukan solah dengan tertib, dan tidak
melakukan puasa dibulan ramadahan, kedelapan, anak didik yang memperoleh nilai tinggi dalam mata pelajaran
pendidikan agama tidak menunjukkan ketaatan dalam melaksanakan ajaran agama (Noor, 2014).
Dari permasalahan tersebut timbul pertanyaan sejauh mana peranan dan sumbangan Pendidikan Agama
Islam dalam membentuk etika sosial, etika global dan persaudaraan umat. Walaupun variabel berkembangnya
permasalahan tersebut sangat variatif dan sangat kompleks, namun seringkali secara langsung maupun tidak langsung
dihubungkan dengan kegagalan pendidikan agama Islam di sekolah maupun pendidikan agama Islam diluar sekolah.
Pertanyaan tersebut adalah lumrah dan sah-sah saja mengingat muara dari berbagai permasalahan tersebut adalah
dampak adanyan krisi etika dan moral, sedangkan tugas pokok pendidikan agama Islam adalah membentuk anak didik
memiliki moralitas dan budi pekerti yang mulia (Tobroni, 2010).
Pendidikan agama yang memiliki peran sangat strategis dalam memberikan penyadaran terhadap potensi
fitrah keagamaan, menumbuhkan, mengelola dan membentuk akhlakul karimah harus semakin ditingkatkan mutu dan
relevansinya. Pendidikan Agama di lembaga formal (sekolah dan Perguruan Tinggi) perlu direkontruksi agar dapat
berfungsi dan berperan secara efektif yaitu membangun moral dan etika. Artikel ini akan membahas tentang dua hal
pertama, pemikiran pendidikan agama islam tentang etika sosial, etika global dan persaudaraan umat dan kedua,
rekontruksi pendidikan agama islam tentang etika sosial, etika global dan persaudaraan umat.
METODE... tidak diisi tidak apa2...
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan
metode analisis isi (content analysis). Analisis isi dilakukan untuk menganalisa muatan Pendidikan Agama Islam
tentang permasalah etika sosial, etika global dan persaudaraan umat, kemudian muatan Pendidikan Agama Islam yd ada
sekarang direkontruksi agar mampu menjadi solusi dalam permasalahan etika sosial, etika global dan persaudaraan
umat. Selain analisis terhadap muatan Pendidikan Agama Islam, juga dilakukan studi pustaka yang berkaitan dengan
etika sosial, etika global dan persaudaraan umat. Keabsahan data yang diperoleh dilakukan melalui triangulasi sumber
dan melalui fokus group diskusi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif. Analisis
dilanjutkan dengan penarikan simpulan berdasarkan pada tema-tema yang menjadi fokus eksplorasi

HASIL DAN PEMBAHASAN (berisi penjelasan menurut para pakar/Ulama tentang syirik.... urutannya sesuai
dengan sub bahasan pada RPS)
A. Pengertian Syirik
B. Macam-macam Syirik
C. dst

Contoh ....
A. Kajian tentang Pendidikan Islam
Pendidikan Islam mempunyai peran yang sangat besar dalam menyelesaikan problem norma dan etika, karena
dalam pendidikan islam memanusiakan manusia dalam rangka mewujudkan budaya kemanusiaan menjadi hal yang
utama. Nur Cholis Madjid (1999) mengatakan Pendidikan Agama Islam berisikan antara dua dimensi hidup manusia,
yaitu penanaman rasa Taqwa kepada Allah SWT dan pengembangan rasa kemanusiaan kepada sesama. Rasa
Ketaqwaan kepada Allah kemudian berkembang dengan proses menghayati keagungan dan kebesaran Tuhan lewat
perhatian kepada alam semesta segala isinya dan lingkungan sekitar. Sedangkan dimensi kemanusiaan sebagai bentuk
nyata yang diaplikasikan dalam bentuk tingkah laku dan budi pekerti sehari-hari untuk melahirkan budi luhur (Akhlakul
Karimah) (A Malik Fadjar, 1999).
Pemikiran-pemikiran Pendidikan Agama Islam tentang problem etika sosial, persaudaraan umat dan etika
global antara lain 1) Sillaturahiem, 2) Husnudz-dzon, 3) Tasamuh. 4) Ta’aruf, Tafahum, dan Ta’awun.5) ‘Afw
(Tobroni; Asyraf, 2011a). Abdullah Nashih ‘Ulwan (2012) membambahkan 1) Takwa. 2) Persaudaraan. 3) Kasih
Sayang 4) Kasih sayang; 5) Itsar (mengutamakan orang lain); 6) Memaafkan Orang lain; 7) Keberanian; 8) Nazdofah
(Mukhibat, 2012). Pemikiran-pemikiran tersebut menurut Mawardi (2015) bisa dikelompokkan menajadi hablun
minallah, hablun minannas, hablun minannafsi dan hablun minal-‘alam.

B. Kajian tentang Etika Sosial


Etika sering disamakan dengan moralitas, menurut Heydarpoor (2004) etika berasal dari bahasa yunani
bermakna karakter pribadi, moral berasal dari bahasa latin bermakna kebiasaan sosial. Sedangkan Mukhibat (2012)
berpendapat bahwa etika berasal dari bahasa latin ethic artinya kebiasaan, habit, costum maksudnya sutau cabang ilmu
yang membicarkan tentang perbuatan atau tingkah laku manusia yang dapat dinilai baik dan jahat. Menurut Tobroni
dan Asyraf (2011) etika adalah cabang filsafat yang mengkaji tentang baik dan buruk, sedangkan moral adalah nilai
baik atau buruk menurut kebiasaan suatu masyarakat atau moral adala etika terapan. Etika dan moralitas adalah puncak
nilai keberagamaan seorang muslim. Hal ini sejalan dengan Hadis Nabi Muhammad SAW yang mengatakan bahwa
beliau diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia (etika dan moralitas tertinggi/universal). Atinya, berislam yang
tidak membuahkan akhlak adalah sia-sia. Etika Sosial adalah filsafat atau pemikiran kritis rasional tentang kewajiban
dan tanggung jawab manusia sebagai umat manusia (Suseno, 1996). Dengan demikian etika sosial adalah kewajiban
manusia sebagai anggota umat manusia.
Mukhibat (2012) mengatakan, banyak sekali nilai-nilai etika yang diajarkan dalam Islam yang bersumber dari
al-Qur’an dan Hadist, seperti nilai tentang keadilan (‘adl), tolong menolong (ta’awun), Jujur (shidiq), amanah,
menghargai orang lain, tanggung jawab, menghormati tamu, menghormati tetangga, menutupi aib orang lain, dan masih
banyak lagi. Semuanya merupakan nilai ajaran Islam dan sekaligus merupakan perilaku etis individual yang
mencerminkan kehidupan sosial atau berdampak pada kehidupan sosial.

KESIMPULAN... diisi kesimpulan


1. Bayi Tabung......
2. Kloning.......

REFERENCES berisi sumber data yang diambil.....

’Ulwan, A. N. (2012). Tarbiyatul Aulad fil Islam, Terj. (Cet 6). Solo: Penerbit Insan Kamil.
A Malik Fadjar. (1999). Reorientasi Pendidikan Islam (Cet. I). Jakarta: Fadjar Dunia.
Heydarpoor, M. (2004). Wajah Cinta Islam dan Kristen, terj. M.Habib Wijaksana. Bandung: Mizan.
Husin, K. (2009). Global; Sumbangan Hans Kung dalam Dialog Antar Agama. TOLERANSI, 1(2), 248–264. Retrieved
from http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/toleransi/article/view/455/436
Kung, H. (2010). Pluralism, A Global Ethic; Searching a Common Groundâ. Kuliah Umum Sekolah Pascasarjana UIN
Jakarta.
Mawardi, I. (2015). Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Menjawab Tantangan Global :Sebuah Ide Reformulasi
Kurikulum Pendidikan Islam, Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional dan Call Papers dengan Tema
“Membangun Paradigma Nilai dalam Dinamika Perkembangan Ilmu-Ilmu Keisla. Retrieved January 25, 2018,
from lp3m.ummgl.ac.id website: http://lp3m.ummgl.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/Makalah-Seminar-
Nasional.pdf
Muhaimin. (2006). Nuansa Baru Pendidikan Islam (I). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Muhaimin. (2009). Rekontruksi Pendidikan Islam: Dari Paradigma Pengembangan, Manajemen Kelembagaan,

Anda mungkin juga menyukai