Anda di halaman 1dari 43

OLEH

Jurusan : D-IV Keperawatan

POLITEKNIK KESEHATAN TERNATE

2016

KATA PENGANTAR

Assalamu’ alaikum Wr. Wb


Alhamdulilah puji dan syukur atas ke hadirat Allah Swt yang telah memberikan
karunianya kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
dan makalah ini
Adapun tujuan penulis membuat makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas
terstruktur mata kuliah. Semoga makalah yang disusun oleh penyusun ini dapat
bermanfaat dan berguna bagi pembaca.
Demikian makalah ini dibuat kami menyadari di dalam penyusunan dan
pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan maka dari pada itu kritik dan
saran sangat kami harapkan untuk mencapai kesempurnaan makalah ini agar lebih baik
lagi, dan  atas kritik dan saran kami  ucapkan terima kasih.
Wassalamua’laikum Wr. Wb

DAFTAR ISI

Halaman sampul depan....................................................................................... i


Kata pengantar..................................................................................................... ii
Daftar isi.............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 1
1.3 Tujuan...............……...................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Dan Konsep Paradigma Keperawatan........................................... 2
2.2 Komponen Paradigma Keperawatan…............................................................ 3
2.3 Hubungan Keempat Komponen Paradigma Keperawatan.................................9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 10
3.2 Saran................................................................................................................ 10
Daftar pustaka..........................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 . Latar Belakang
Kesehatan pada dasarnya merupakan masalah yang sangat penting dan paling
berharga pada semua segi kehidupan manusia. Untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan diperlukan adanya upaya kesehatan yang
menyeluruh,terpadu, merata dan dapat diterima serta dijangkau oleh seluruh
masyarakat. Di Indonesia pemerintah telah mencanangkan program “ Indonesia
sehat 2010 “. Pembangunan kesehatan di lakukan dengan memberikan prioritas
pada upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif)
dan pemulihan (rehabilitatif).
Untuk melakukan upaya pencegahan penyakit perawat haruslah mengetahui tentang
anatomi dan fisiologi sistem organ pada manusia. Salah stunya adalah tentang
GASTRDINESTINAL adalah merupakan suatu saluran pencernaan yang
panjangnya sekitar 9 meter mulai dari mulut sampai anus, meliputi oropharing,
esophagus, stomach(lambung), usus halus dan usus besar. Di mulut makanan
dikunyah dan dicampur dengan sekresi kelenjar saliva sehingga menjadi bolus.
Esophagus mengantarkan bolus dari mulut ke stomach (lambung), Lambung, usus
halus dan usus besar sebagai tempat penampung makan/bolus dan produk akhir dari
pencernaan.
Lumen gastrointestinal secara umum memiliki lapisan mukosa, submukosa, lapisan
otot. Sistem gastro intestinal dan organ accesoris memperoleh aliran darah sekitar 25
– 30 % dari cardiac out put. Saraf yang terlibat dalam mengendalikan sistem gastro
intestinal melibatkan saraf autonom saraf parasimpatis dan simpatis.
gastrdinestinal yang didalanya terdapat 4 bagian yaitu :
a. Adh
b. Aldosteron
c. Prostaglanding
d. Glukokortikoid
1.2 Rumusan masalah
1.Jelaskan pengertian dari gastrdinestinal..?
2. Fungsi secara umum sistem gastrdinestinal…?
3. Apa defenisi dari adh……?

1.3 Tujuan
1. Untuk memperluas pengetahuan tentang gastrdinestinal
2.   Lebih memperdalam keterkaitan gastrdinestinal dengan hal yang lain
3. Menjelaskan tentang bagian-bagian yang tirdapat dalam pembahasa
gastrdinestinal
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gastrointestinal

Gastrointestinal adalah merupakan suatu saluran pencernaan yang panjangnya


sekitar 9 meter mulai dari mulut sampai anus, meliputi oropharing, esophagus,
stomach(lambung), usus halus dan usus besar. Di mulut makanan dikunyah dan
dicampur dengan sekresi kelenjar saliva sehingga menjadi bolus. Esophagus
mengantarkan bolus dari mulut ke stomach (lambung), Lambung, usus halus dan usus
besar sebagai tempat penampung makan/bolus dan produk akhir dari pencernaan.
Lumen gastrointestinal secara umum memiliki lapisan mukosa, submukosa, lapisan
otot. Sistem gastro intestinal dan organ accesoris memperoleh aliran darah sekitar 25 –
30 % dari cardiac out put. Saraf yang terlibat dalam mengendalikan sistem gastro
intestinal melibatkan saraf autonom saraf parasimpatis dan simpatis.

2.2 Fungsi Secara Umum Sistem Gastrointestinal

Fungsi secara umum sistem Gastrointestinal yaitu tarnsport air dan makanan,
mencerna makanan secara mekanik dan kimia, mengabsorbsi nutrien hasil pencernaan
ke dalam pembuluh darah, serta mengeluarkan produk sisa.
Saluran gastrointestinal memberi tubuh persediaan akan air, elektrolit, dan makanan,
yang terus-menerus. Untuk mencapai hal ini dibutuhkan :
1. Pergerakan makan melalui saluran gastrointestinal
2. Sekresi getah pencernaan dan makanan
3. Absorbsi hasil pencernaan, air, dan berbagai elektrolit
4. Sirkulasi darah melalui organ-organ gastrointestinal untuk membawa zat-zat yang di
absorbsi
5. Pengaturan semua fungsi ini oleh sistem saraf dan hormonal.

2.3 ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM GASTROINSTESTINAL


Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus)
adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan,
mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran
darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa
proses tersebut dari tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung,
usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ
yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.

A. Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan. Mulut
biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem
pencernaan lengkap yang berakhir di anus.
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut
dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di
permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit.
Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari
berbagai macam bau.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang
(molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari
kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-
enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim
(misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung.
Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.

B. Tenggorokan ( Faring)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari bahasa
yunani yaitu Pharynk.
Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak
mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini
terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga
mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang
Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang
bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan
lubang yang disebut ismus fausium. Tekak terdiri dari; Bagian superior =bagian yang
sangat tinggi dengan hidung, bagian media = bagian yang sama tinggi dengan mulut dan
bagian inferior = bagian yang sama tinggi dengan laring. Bagian superior disebut
nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang
gendang telinga,Bagian media disebut orofaring,bagian ini berbatas kedepan sampai
diakar lidah bagian inferior disebut laring gofaring yang menghubungkan orofaring
dengan laring.

C. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu
makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui
kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Sering juga disebut
esofagus(dari bahasa Yunani: οiσω, oeso - "membawa", dan έφαγον, phagus -
"memakan").
Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi.
Esofagus dibagi menjadi tiga bagian:
bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)
bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).

D. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai.
Terdiri dari 3 bagian yaitu :
Kardia.
Fundus.
Antrum.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin
(sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi
masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk
mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung
menghasilkan 3 zat penting :
• Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan
pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada
terbentuknya tukak lambung.
• Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna
memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang
terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
• Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)

E. Usus halus (usus kecil)

Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara
lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut
zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang
melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang
dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein,
gula dan lemak.

Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar ( M
sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah
Luar )
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong
(jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
1. Usus dua belas jari (Duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah
lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari
merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir
di ligamentum Treitz.
Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya
oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat
sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan
kantung empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang
berarti dua belas jari.
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang
merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum
melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh,
duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan
makanan.

2. Usus Kosong (jejenum)


Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari
usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada
manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian
usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan
mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili),
yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus
dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat
dibedakan dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit
sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.
Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti "lapar" dalam bahasa Inggris
modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti "kosong".

3. Usus Penyerapan (illeum)


Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem
pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah
duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7
dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam
empedu.

F. Usus Besar (Kolon)


Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum.
Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Usus besar terdiri dari :
• Kolon asendens (kanan)
• Kolon transversum
• Kolon desendens (kiri)
• Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa
bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga
berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi
normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada
bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan
dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.

G. Usus Buntu (sekum)


Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, "buta") dalam istilah anatomi adalah
suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari
usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil.
Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif
memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai
cacing.

H. Umbai Cacing (Appendix)


Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada
organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat
menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau
peritonitis (infeksi rongga abdomen).
Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform appendix
(atau hanya appendix) adalah hujung buntu tabung yang menyambung dengan caecum.
Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, Umbai
cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun
lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda - bisa di retrocaecal
atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum.
Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan organ vestigial (sisihan),
sebagian yang lain percaya bahwa apendiks mempunyai fungsi dalam sistem limfatik.
Operasi membuang umbai cacing dikenal sebagai appendektomi.

I. Rektum dan anus


Rektum (Bahasa Latin: regere, "meluruskan, mengatur") adalah sebuah ruangan yang
berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini
berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong
karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika
kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk
buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material
di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk
melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan
ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak
terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak
yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk
menunda BAB.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari
tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari
usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari
tubuh melalui proses defekasi (buang air besar - BAB), yang merupakan fungsi utama
anus.
J. Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu
menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin.
Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum
(usus dua belas jari).
Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :
• Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
• Pulau pankreas, menghasilkan hormon
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon
ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein,
karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat
digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif
jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar
sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan
asam lambung.

K. Hati
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan memiliki
berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan.
Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi
dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan
obat. Dia juga memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan. Istilah medis yang
bersangkutan dengan hati biasanya dimulai dalam hepat- atau hepatik dari kata Yunani
untuk hati, hepar.
Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh
darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang
bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati
sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati,
dimana darah yang masuk diolah.
Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya
dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.
L. Kandung empedu
Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang
dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses
pencernaan. Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan
berwarna hijau gelap - bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan
empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas
jari melalui saluran empedu.
Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:
• Membantu pencernaan dan penyerapan lemak
• Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb)
yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.

1.1.1 Definisi Hormon Antidiuretik (ADH)


Hormon antidiuretik (ADH): Sebuah molekul (peptida) yang relatif kecil yang
dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis di dasar otak setelah dibuat dekat (di hipotalamus).
ADH memiliki tindakan antidiuretik yang mencegah produksi urin encer (dan begitu
juga antidiuretik). Sebuah sindrom sekresi ADH yang tidak tepat hasil ketidakmampuan
untuk memadamkan mencairkan urin, perturbs cairan (dan elektrolit) keseimbangan,
dan menyebabkan mual, muntah, otot kram, kebingungan dan kejang. Sindrom ini dapat
terjadi dalam hubungan dengan oat-sel kanker paru-paru, pankreas kanker, kanker
prostat, dan penyakit Hodgkin serta sejumlah lainnya gangguan. ADH juga dapat
merangsang kontraksi arteri dan kapiler. ADH juga dikenal sebagai vasopresin.
  Fisiologi Hormon Antidiuretik (ADH)

Hormon antidiuretik ((ADH) adiuretin, vasopresin) dibentuk di nucleus


supraoptikus dan paraventrikular hipotalamus, dan ditransport ke lobus posterior
kelenjar hipofisis melalui akson neuron penghasil hormon. ADH melalui reseptor V2
dan cAMP menyebabkan penggabungan kanal air ke dalam membran lumen sehingga
meningkatkan reabsorsi air pada tubulus distal dan duktus koligentes ginjal. ADH juga
merangsang absorsi Na+ dan urea di tubulus. Konsentrasi ADH yang tinggi juga
menyebabkan vasokonstriksi (melalui reseptor V1 dan IP3).

Rangsangan untuk pelepasan ADH adalah hiperosmolaritas ekstrasel (atau


penyusutan sel) dan penurunan pengisian di kedua atrium, serta muntah, nyeri, stress,
dan gairah (seksual). Sekresi ADH selanjutnya dirangsang oleh angiotensin II,
dopamine, dan beberapa obat atau toksin (misal nikotin, morfin, barbiturat).
Peningkatan perenggangan atrium serta asam aminobutirat-γ (GABA), alkohol, dan
pajanan terhadap dingin menimbulkan efek penghambatan.

Patofisiologi Hormon Antidiuretik (ADH)

Sering kali terjadi akibat penigkatan pembentukan ADH di hipotalamus, misal,


karena stress. Selain itu, ADH dapat dibentuk secara ektopik pada tumor (terutama
small cell carsinoma bronchus) atau penyakit paru. Hal ini menyebabkan penurunan
eksresi air (oligouria). Konsentrasi komponen urin yang sukar larut dalam jumlah yang
bermakna dapat menyebabkan pembentukan batu urin (urolitiasis). Pada waktu yang
bersamaan terjadi penurunan osmolaritas ekstrasel (hiperhidrasi hipotonik) sehingga
terjadi pembengkakan sel. Hal ini terutama berbahaya jika menyebabkan edema serebri.

Penyakit yang paling umum manusia dan hewan yang berhubungan dengan hormon
antidiuretik adalah diabetes insipidus. Kondisi ini dapat timbul dari salah satu dari dua
situasi:
1.      Hipotalamus ("pusat") diabetes insipidus hasil dari kekurangan dalam sekresi
antidiuretik hormon dari hipofisis posterior. Penyebab penyakit ini antara kepala
trauma, dan infeksi atau tumor yang melibatkan hipotalamus.
2.      Nephrogenic diabetes insipidus terjadi ketika ginjal tidak mampu merespon
hormon antidiuretik. Paling umum, ini hasil dari beberapa jenis penyakit ginjal, tapi
mutasi pada gen reseptor ADH atau dalam pengkodean gen aquaporin-2 memiliki juga
telah dibuktikan pada manusia yang terkena.
Tanda utama dari kedua jenis diabetes insipidus adalah produksi urin berlebihan.
Beberapa pasien manusia menghasilkan sebanyak 16 liter urin per hari! Jika air yang
cukup tersedia untuk konsumsi, penyakit ini jarang mengancam jiwa, tapi air
pemotongan dapat sangat berbahaya. Hipotalamus diabetes insipidus dapat diobati
dengan antidiuretik eksogen hormon.

Pengukuran Jumlah ADH


Arginin vasopressin; hormon antidiuretik; AVP; Vasopresin Definisi ADH adalah
tes yang mengukur jumlah hormon antidiuretik (ADH) dalam darah. ADH adalah
ditemukan di tubuh dan dapat diberikan sebagai obat. Bagaimana Test Dilaksanakan
Darah biasanya diambil dari vena, biasanya dari bagian dalam siku atau bagian
belakang tangan. Tempat dibersihkan dengan membunuh kuman obat (antiseptik).
Perawatan kesehatan penyedia membungkus karet gelang di sekitar lengan atas untuk
menerapkan tekanan ke daerah tersebut dan membuat vena membengkak dengan darah.
Selanjutnya, penyedia layanan kesehatan dengan lembut memasukkan jarum ke vena.
Darah mengumpulkan ke dalam botol kedap udara atau tabung melekat pada jarum.
Band elastis akan dihapus dari Anda lengan. Setelah darah telah dikumpulkan, jarum
akan dihapus, dan situs tusuk adalah ditutup untuk menghentikan pendarahan apapun.
Pada bayi atau anak-anak muda, alat tajam disebut lanset dapat digunakan untuk
menusuk kulit dan membuatnya berdarah. Darah mengumpulkan ke dalam tabung kaca
kecil yang disebut pipet, atau ke slide atau test strip. Sebuah perban dapat ditempatkan
di atas daerah jika ada pendarahan apapun. Bagaimana mempersiapkan diri untuk Test
Bicara dengan dokter tentang obat Anda sebelum ujian. Banyak obat dapat
mempengaruhi pengukuran ADH, termasuk:
1.      Alkohol
2.      Clonidine
3.      Diuretik
4.      Haloperidol
5.      Insulin
6.      Lithium
7.      Morfin
8.      Nikotin
9.      Steroid
Cara Uji Terhadap Gangguan ADH
Ketika jarum dimasukkan untuk mengambil darah, beberapa orang merasa nyeri
sedang, sementara yang lain merasa hanya tusukan atau sensasi menyengat. Setelah itu,
mungkin ada beberapa berdenyut. Mengapa Test Dilaksanakan Tes ini dilakukan jika
dokter menduga Anda memiliki gangguan yang mempengaruhi tingkat ADH.
ADH adalah hormon yang tersimpan di kelenjar hipofisis posterior di otak. Ini
mengatur air dalam tubuh. ADH bekerja pada ginjal untuk meningkatkan air tubuh total.
Ini meningkat volume darah dan tekanan darah. Pelepasan ADH dikendalikan oleh sel
yang disebut osmoreseptor dan baroreseptor. Osmoreseptor adalah area khusus di
bagian otak yang disebut hipotalamus. Sel-sel ini merasakan konsentrasi partikel dalam
darah. Ketika konsentrasi adalah tinggi, rilis hipofisis ADH lebih. Hal ini menyebabkan
lebih banyak air untuk dipertahankan untuk mencairkan cairan tubuh. Ketika
konsentrasi rendah, rilis hipofisis kurang ADH.
Khusus daerah dalam volume jantung rasa darah dan tekanan darah. Jantung sinyal
hipofisis untuk melepaskan lebih banyak ADH ketika volume darah atau tekanan darah
rendah dan kurang ADH ketika mereka tinggi. Penyakit tertentu mempengaruhi
pelepasan normal ADH. Tingkat darah ADH harus
diuji untuk menentukan penyebab penyakit. ADH dapat diukur sebagai bagian dari air
"pembatasan tes "untuk mengetahui penyebab penyakit.
Hasil normal
Nilai normal - 0-4,7 pg / mL.
Catatan: pg / mL = picograms per mililiter
Rentang nilai normal dapat sedikit berbeda antara laboratorium yang berbeda.
Bicarakan dengan dokter anda tentang arti hasil spesifik Anda uji. Apa Hasil Abnormal
Berarti Tingkat yang lebih tinggi dari normal dapat menunjukkan:
1.      Akut porfiria (sangat jarang)
2.      Infeksi sistem saraf pusat
3.      Tumor sistem saraf pusat
4.      Infeksi paru atau tumor mediastinum
Pasca operasi cairan ketidakseimbangan Sindrom ADH yang tidak sesuai
(SIADH) Rendah dari yang normal dapat menunjukkan:
1.      Kerusakan pada kelenjar hipofisis
2.      Diabetes insipidus - pusat atau nephrogenic
3.      Primer polidipsia
Risiko
Vena dan arteri bervariasi dalam ukuran dari satu pasien ke pasien lain dan dari
satu sisi tubuh yang lain. Mendapatkan sampel darah dari beberapa orang mungkin lebih
sulit daripada dari orang lain. Risiko lainnya yang terkait dengan memiliki darah yang
sedikit tetapi diambil dapat mencakup:
1.      Perdarahan yang berlebihan
2.      Pingsan atau perasaan pusing
3.      Hematoma (darah terakumulasi di bawah kulit)
4.      Infeksi (sedikit risiko setiap saat kulit rusak)

1.1.2 Aldostero

Anatomi Dan Fisiologi Sistem aldosteron atau Endokrin

Fungsi tubuh diatur oleh dua sistem pengatur utama yaitu, sistem syaraf dan
sistem hormonal atau sistem endokrin. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan,
namun dapat dibedakan dengan karekteristik tertentu. Misalnya medulla adrenal dan
kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari syaraf (neural). Jika kedusnya
dihancurkan atau diangkat maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil oleh
sistem syaraf.
Bila sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem syaraf bekerja
melalui neotransmitter yang dihasilkan oleh ujung-ujung syaraf. Sistem hormonal
terutama berhubungan dengan pengaturan sebagai fungsi metabolisme tubuh, mengatur
kecepatan reaksi kimia didalam sel, transport zat-zat melalui membrane sel, aspek
pertumbuhan dan sekresi.
1. Struktur
Terdapat 2 type kelenjar yaitu eksokrin dan endokrin.
Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya kedalam duktus pada permukaan tubuh.
Seperti kulit / organ internal seperti lapisan traktus intestinal. Kelenjar endokrin
merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai susunan mikroskopis sangat
sederhana, kelenjar ini tidak mempunyai saluran keluar dan mencurahkan sekresinya
langsung ke sirkulasi darah. Kelenjar ini terdiri dari deretan sel-sel lempengan atau
gumpalan sel disokong oleh jaringan ikat yang halus yang banyak mengandung
pembuluh kapiler. Kelenjar endokrin termasuk : hepar, Pankreas, (kelenjar eksorin dan
endokrin), payudara, dan kelenjar lakrimalis untuk air mata.

Kelenjar endokrin termasuk:


- Pulau Lagerhans pada pancreas
- Gouad (ovarium & testis)
Kelenjar adrenal, hipofise, tiroid, paratiroid, serta timus

2. Hormon dan Fungsinya


Hormon yaitu penghantar (transmitter) kimiawi yang dilepas dari sel-sel khusus
kedalam aliran darah. Selanjutnya hormone tersebut dibawa ke sel-sel target (responsive
cells) tempat terjadinya efek dari hormone (menurut starling). Hormon mengatur
berbagai proses yang mengatur kehidupan.
Sistem endokrin mempunyai 5 fungsi umum :
1. Membedakan sistem syaraf pusat dan sistem reproduktif pada janin yang sedang
berkembang.
2. Menstimulasi urutan perkembangan.
3. Mengkoordinasi sistem reproduktif.
4. Memelihara lingkungan internal optimal.
5. Melakukan respons korektif dan adatif ketika terjadi situasi darurat.
Secara kimiawi, hormon dibentuk oleh bahan- bahan sebagai berikut :
a. Derifrat asam amino
Dikeluarkan oleh sel kelenjar buntu yang berasal dari jaringan nervus medulla
suprarenal dan neurohipofise. Contoh : efineprin, norefineprin.
b. Peptide / derifat peptide
Dibuat oleh kelenjar buntu yang berasal dari jaringan alat pencernaan.
c. Steroid
Hormon steroid mempunyai inti cyclo pentane pehidraphenatren dibuat oleh kelenjar
buntu yang berasal dari mesotelium. Contoh : hormone testis, ovarium, dan korteks
supraren.
d. Asam Lemak
Merupakan biosintesis dari 2 asam lemak. Contoh : hormone prostaglandin.
e. Hormon perkembangan (depelopment hormone)
Memegang peranan didalam perkembangan dan pertumbuhan hormone ini dihasilkan
oleh kelenjar gonad.
f. Hormon metabolisme (metabolic hormone)
Proses homeostasis gula glukosa dalam tubuh diatur oleh bermacam-macam hormon
diantaranya glucokorticoid, glukagon, dan katecho lamin.
g. Hormon trofik (trophik hormone)
Dihasilkan oleh stuktur khusus dalam pengaturan fungsi endokrin yauti kelenjar fipofise
yang dikategorikan sebagai hormone perangsang pertumbuhan folikel (FSH) pada
ovarium dan proses spermatogenesis hormone penguning (lutein hormon).
h. Hormon pengatur metaboliame air dan mineral
Kalsitonin dihasilkan oleh kelenjar tiroid, untuk mengatur metabolisme kalsium dan
fosfor. Meningkatkan produksi kalsitonin menyebabkan menurunnya kalsium dan fosfor
dalam darah dan meningkatnya seksresi kalsium fosfat, natrium, kalium, dan
magnesium melalui ginjal.
i. Hormon pengatur sistem kardiovaskuler
Epinefrin dihasilkan oleh kelenjar adrenal bagian medulla. Efek dari hormone ini
tergantung dari reseptor setiap tujuan. Efek pada jantung meningkatkan konduksi dan
kontraksi dari jantung.

3. Karakteristik
Meskipun setiap hormon adalah unik dan mempunyai fungsi dan struktur tersendiri,
namun semua hormone mempunyai karekteristik tersebut. Hormon disekresi dalam
salah satu dari tiga pola berikut :
1. Sekresi diurnal adalah pola dan turun dalam periode 24 jam. Contoh : kortisol.
2. Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik dan turun sepanjang waktu tertentu,
setiap bulanan. Contoh : Estrogen adalah hormone siklik dengan puncak dan lembahnya
menyebabkan siklus mentruasi.
3. Type sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada kadar
substrat lainnya. Hormon paratiroid disekresi dalam berespons terhadap kadar kalsium
serum.
Hormon bekerja dalam sistem umpan balik. Loop umpan balik dapat positif / negative
dan memungkinkan tubuh untuk dipertahankan dalam suatu lingkungan optimal.
Hormon mengatur laju aktifitas selular. Hormon tidak mengalami perubahan biokimia.
Hormon hanya mempengaruhi sel-sel yang mengandumg reseptor yang sesuai, yang
melakukan fungsi spesifik. Hormon mempunyai fungsi dependent dan interpenden.
Pelepasan hormone ini dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan hormone dari
kelenjar lainnya.

B. Peran Hipotalamus dan Kelenjar Hipotise


Dua kelenjar endokrin yang utama adalah hipotalamus dan hipotise Aktifitas endokrin
dikontrol secara langsung dan tak langsung oleh hipotalamus, yang menghubungkan
sistem persyarafan dengan sistem endokrin dalam berespon terhadap input dari area lain
dalam otak dan dari hormone dalam darah, neuron dalam hipotalamus mensekresi
beberapa hormone releasing dan inhibiting. Hormone ini bekerja pada sel-sel spesifik
dalam kelenjar pitvitari yang mengatur pembentukan dan sekresi hormone hifofise.,

1. Kelenjar Hipofise
Kelenjar ini disebut juga kelenjar pitvitari. Karena menghasilkan dan mengatur
hormone-hormon pada bagian tubuh lainnya, sehingga disebut “ Master of bland “
kelenjar hipotise terletak di dasar tengkorak (pada bagian Sela Tursika) Fossa pitvitary
os spenoidal. Berat kelaenjar kurang lebih 0,5 gram dan bentuknya seperti kacang segi
lima .
Kelenjar hipofise mempunyai 3 lobus, yaitu :
1. Lobus posterior hipofisis terutama dibentuk oleh ujung axon dari nuclei supraotikum
dan para ventrikulasi hypothalamus.
2. Lobus anterior dibentuk oleh pita sel menjalin dan jaringan luas kapiler sinusoid.
3. Lobus intermedia dibentuk didalam sel embrio dari tengah dorsal kantong ratke
(suatu
evaginasi atau jantung).

Hormon-hormon yang dihasilkan oleh lobus anterior adalah :


1. Grwoth Hormon (GH)
- Merangsang pertumbuhan tulang → bertambah panjang.
- Pertumbuhan dari masa kanak-kanak sampai pubertas.
- Pada saat pubertas GH tidak mempunyai efek pada tulang karena tulang tidak dapat
bertambah panjang lagi.
- Pertumbuhan dipengaruhi oleh factor interna (genetic, hormone) dan eksterna
(makanan, keadaan sakit / sehat).
- Hormon tiroid mempengaruhi pertumbuhan sejak janin sampai anak-anak.
- Defisiensi GH sebelum pubertas akan menyebabkan Doorfism (Dewasa terlambat).
- Hipersekresi GH pada saat sebelum pubertas (Gigantism) dean sesudah pubertas
(Akromegali).
- Sekresi GH meningkat pada saat : stress, hipoglikemia, peningkatan asam amino,
tidur.

2. Tirosomatotrofic hormone (TSH) / Tnyroid stimulating Hormone


- Merangsang pertumbuhan kelenjar gondok.
- Berperan penting dalam pembentukan sintesis protein.
- Dalam darah berikatan dengan gama globulin.

3. Adrenatorticotropi homon (ACTH)


- Mempengaruhi pertumbuhan maturitas dan fungsi organ seks primer dan sekunder.
- Mempengaruhi / merangsang korteks adrenal.
- Mengontrol produksi kortisol.

4. Prolactin / Luteotrofic hormone (LTH)


- Merangsang pertumbuhan kelenjar mamae (payudara).
- Sekresi air susu (laktasi).
- Pada wanita hamil meningkat.

5. Melanocyte-stimulating Hormone (MSH)


- Merangsang pertumbuhan steroid atau korteks adrenal.
- Dapat merangsang korteks adrenal & dapat mempengaruhi prigmentasi.
Hormon-hormon yang dihasilkan oleh lobus posterior adalah :
1. Antideuretik hormone (ADH)
- Meningkatkan reabsorpsi air oleh tubulus distal dan tubulus kedodokus ginjal,
sehingga menurunkan haluaran output urine.
- merangsang vasokontriksi arteriol → TD meningkat.

2. Oksitosin
- Merangsang pengeluaran ASI dari alveoli payudara kedalam duktus.
- Merangsang kontraksi uterus pada saat persalinan.
- Terlibat dalam transport sperma dalam traktus reproduktif wanita.

2. Kelenjar Tiroid
Terdiri atas 2 buah lobus yang terletak disebelah kanan dari trakea diikat bersama oleh
jaringan tiroid dan yang melintasi trakea disebelah depan. Merupakan kelenjar yang
terdapat didalam leher bagian depan bawah melekat pada dinding laring. Kelenjar ini
mempunyai dua lobus yaitu lobus kanan dan kiri. Antara kedua lobus dihubungkan
dengan isthmus. Isthmus merupakan lapisan tipis dari tyroid. Pada kelenjar tyroid
terdapat 2 sel yaitu sel follicular dan sel para follicular. Sel-sel ini menghasilkan
hormone tiroksin (T4) & triodotironin (T3) sedangkan sel parafollicular menghasilkan
kalsitonin.

Fungsi dari kelenjar tyroid, terdiri dari :


1.Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi.
2. Mengatur penggunaan oksidasi.
3. Mengatur pengeluaran karbondioksida.
4. Metabolic dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan
5. Pada anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental.

Bahan dasar pembentukan hormone-hormon ini adalah yodium yang diperoleh dari
makanan dan minuman. Yodium yang bdikonsumsi akan diubah menjadi ion yodium
(yidida) yang masuk secara aktif kedalam sel kelenjar dan dibutuhkan ATP sebagai
sumber energi. Proses ini disebut pompa iodia, yang dapat dihambat oleh ATP – ase,
ionkiorat, dan ionsianat. Sel folikel membentuk molekul glikoprotein yang disebut
Tiroglobin yang kemudian mengalami penguraian menjadi mono iodotironin (MIT) dan
Diiodotironin (DIT). Selanjutnya terjadi penggabungan antara MIT dan DIT akan
membentuk tri iodotironin (T3) dan DIT dengan DIT akan membentuk tetra
iodotironin / tiroksin (T4). Proses penggabungan ini dirangsang oleh TSH namun dapat
dihambat oleh tiourea, tiourasil, sulfonamide, dan metil kaptoimidazol. Hormon T3 dan
T4 berikatan dengan plasma dalam bentuk PBI (Protein birding Iodine).

Fungsi hormone-hormon tiroid antara lainj adalah :


1. Mengatur laju metabolisme tubuh (meningkatkan konsumsi oksigen).
2. Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya pertumbuhan
syaraf.
3. Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin.
4. Merangsang pembentukan sel darah merah.
5. Efek kronotrofik terhadap jantung yaitu menembah kekuatan kontraksi otot dan
menembah frekuensi irama jantung.
6. Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernapasan sebagai konpensasi irama jantung
tubuh terhadap kebutuhan oksigen akibat metabolisme.
7. Bereaksi sebagai antagonis insulin.

3. Kelenjar Paratiroid
Kelenjar ini menempel pada bagian anterior dan posterior kedua lobus kelenjar tiroid
oleh karena itu kelenjar paratiroid berjumlah 4 buah (terletak dipermukaan belakang
kelenjar tiroid). Ukuran masing-masing kira-kira 5 X 52 mm. Memiliki berat masing-
masing 25 – 30 mg sehingga berat keseluruhan kira-kira 120 mg.
Kelenjar ini terdiri dari 2 jenis sel yaitu chief cells dan oxyphill cells.Chief cells
merupakan bagian terbesar dari kelenjar paratiroid, mensintesa dan mensekresi hormone
paratiroid / parathormon (PTH).
Pharathormon mengatur metabolisme kalsium dan posfat tubuh organ targetnya adalah
tulang, PTH mempertahankan reabsorpsi tulang sehingga kalsium serum meningkat. Di
tubulus ginjal, PTH mengaktifkan vitamin D. Dengan vitamin D yang aktif akan terjadi
peningkatan absorpsi kalsium dan posfat. Selain itu hormone ini pun akan
meningkatkan reabsorpsi Ca dan Mg tubulus ginjal, meningkatkan P, Hco3 dan Na
karena sebagian besar kalsium disimpan ditulang maka efek PTH lebih besar terhadap
tulang.

Efek parathormon terhadap jaringan target :

Parathormon
- Merangsang pembentukan vitamin D
- Meningkatkan reabsorpsi tubulus ginjal terhadap Ca dan Mg
- Meningkatkan pengeluaran P, Hco3 dan Na - Meningkatkan mobilisasi Ca dan P dari
tulang kedalam cairan ekstra sel
- Mengurangi pembentukan tulang
- Meningkatkan penghancuran tulang - Meningkatkan absorpsi Ca dan P dengan
bantuan vitamin D

4. Kelenjar Adrenal/Suprarenal
Kelenjar ini terletak diatas ginjal dean berada dibelakang abdomen. Jumlahnya ada 2
bentuknya ceper dan lebih menonjol kebagian kutubnya. Berat masing-masing kelenjar
ini kira-kira 5 - 9 gram. Dan kadang juga di sebut sebagai kelenjar anak ginjal karena
menempel pada ginjal.
Kelenjar adrenal terdiri dari 2 lapis yaitu bagian luar disebut korteks adrenal dan bagian
dalam disebut medulla adrenal.

a. Korteks adrenal
Merupakan bagian terbesar dari berat keseluruhan kelenjar Adrenal + 90 % dari berat
keseluruhan kelenjar adrenal. Berat bagian ini kira-kira 5 – 7 gam. Korteks adrenal
merupakan bagian keluar dari kelenjar adrenal. Bagian ini terdiri dari sel-sel epitel yang
besar dan berisi Lipoid. Sel-sel itu Foam Cell. Korteks adrenal esensial untuk bertahan
hidup kehilangan hormone adrenokortikal dapat menyebabkan kematian.
Lapisan dari korteks Adrenal terbagi menjadi 3 bagian yang disebut dengan zona. Zona
tersebut adalah :
a. Zona glomerul, yaitu lapisan yang paling luar.
b. Zona fasiculata, yaitu lapisan bagian tengah
c. Zona retikularis, yaitu lapisan paling dalam dekat dengan medulla.
Korteks adrenal mensintesa tiga kelas hormone steroid yaitu :
• Mineralokortikoid
Pada manusia adalah aldosteran dibentuk pada zona glome rulosa korteks adrenal.
Hormon ini mengatur keseimbangan elektrolit dengan meningkatkan retensi natrium
dan eksresi kalium. Aktifitas fisiologik ini selanjutnya membantu dalam
mempertahankan tekanan darah normal dan curah jantung.
• Glukokortikoid
Dibentuk dalam zona fasikulata kortisol merupakan glukokortikoid uatama pada
manusia. Kortisal mempunyai efek pada tubuh antara lain dalam : metabolisme glukosa
(glukosaneogenesis) yang meningkatkan kadar gula darah, metabolisme protein,
keseimbangan cairan dan elektrolit, inflomasi dan imunitas dan terhadap stessor.
• Gonadokortikoid (Hormon seks)
Korteks adrenal mensekresi sejumlah kecil steroid seks dari zona retikularis. Umumnya
adrenal mensekresi sedikit androgen dan estrogen dibandingkan dengan sejumlah besar
hormone seks yang disekresi oleh gonad. Namun kelebihan produksi hormone seks oleh
kelenjar adrenal dapat menimbulkan gejala klinis.
Misalnya, kelebihan pelepasan androgen menyebabkan virilisme, sementara kelebihan
estrogen (missal : akibat karsinoma adrenal) menyebabkan ginekomastia dan retensi
natrium dan air.

b. Korteks medulla (Medulla Adrenal)


Terletak pada bagian dalam dari kelenjar adrenal sel-sel medulla Adrenal berbentuk
lomjong serta tersusun dalam kelompok-kelompok dan sekitarnya terdapat pembuluh
darah kapiler. Sel-sel medulla adrenal yang mengeluarkan hormone disebut “ Sel
chromaffin”.
Medulla adrenal menghasilkan hormone :
a. Adrenal : meningkatkan denyut nadi, tekanan darah, denyut jantung dan lain-lain.
b. Non Adrenalin : vasokontriksi arteri nadi dan meningkatkan kecepatan metabolisme.

5. Kelenjar Pankreas
Pankreas terletak di retroperitoneal rongga abdomen bagian atas, dan terbentang
horizontal dari cincin duodenial ke lien. Panjang sekitar 10 – 20 cm dan lebar 2,5 – 5
cm. Mandapat pasokan darah dari arteri mesenterika superior dan splenikus.
Kelenjar pancreas berfungsi sebagai kelenjar eksorin dan kelenjar endokrin. Sebagai
kelenjar eksorin, pancreas menghasilkan enzim-enzim yang membantu proses
pencernaan makanan. Sedangkan sebagai kelenjar endokrin, pancreas menghasilkan
hormone yang disekresikan kedalam pembuluh darah.
Pulau-pulau langerhans pada pancreas menghasilkan 3 hormon yaitu :
a. Insulin (dihasilkan oleh sel betha)
Fungsi : Meningkatkan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak sehingga
menurunkan kadar glukosa darah.
b. Glukagon (dihasilkan oleh sel alpha)
Fungsi : Memobilisasi simpanan glikogen dengan demikian meningkatkan kadar
glukosa darah.
c. Somastotatin (dihasilkan oleh sel darah)
Fungsi : menurunkan sekresi insulin, glukogan, pertumbuhan hormone, dan beberapa
hormone gastrointesrinal.
Organ dan sasaran hormon-hormon tersebut adalah hepar, otot, dan jaringan lemak.
Glukagon dan insulin memegang peranan penting dalam metabolisme karbohidrat,
protein dan lemak. Bahkan keseimbangan kadar gula darah sangat dipengaruhi oleh
hormone-hormon tersebut.

Efek pada hepar :


- Meningkatkan sintesa dan penyimpangan glukosa.
- Menghambat glikogenolisis, glukoneogenesis dan ketogenesis.
- Meningkatkan sintesa trigliserida dari asam lemak bebas di hepar.

Efek pada otot :


- Meningkatkan sintesis protein.
- Meningkatkan transportasi asam amino.
- Meningkatkan glikogenesis.

Efek pada jaringan lemak :


- Meningkatkan sintesa trigliserida dari asam lemak bebas.
- Meningkatkan penyimpanan trigliserida.
- Menurunkan lipolisis.

6. Kelenjar kelamin (kelenjar gonad)


Kelenjar ini berbentuk pada minggu-minggu gestasi dan tampak jelas pada minggu
kelima. Difrensiasi jelas dengan mengukur kadar testosterone retal yang terlihat jelas
pada minggu ketujuh da kedelapan gestasi. Keaktifan kelenjar gonad terjadi pada masa
pre pubertas dengan meningkatnya sekresi gonadotropin (FSH dan LH) akibat
penurunan inhibisi steroid.

a. Testis
Merupakan kelenjar endokrin yang terdapat pada laki-laki. Dua buah testis ada dalam
skrotum. Testis mempunyai 2 fungsi yaitu sebagai organ endokrin dan organ
reproduksi. Testis menghasilkan hormone : testosterone dan estradiol dibawah pengaruh
LH. Testosteron diperlukan untuk mempertahankan spermatogenesis, sementara FSH
diperlukan untuk memulai dan mempertahankanspermatogenesis.
Struktur dari testis itu sendiri yaitu terbentuk oval (lomjong) dengan berat kira-kira 10 –
14 gram. Panjangnya 4 – 5 cm dan lebar 2,5 cm. Masing-masing testis terdiri dari lilitan
tubulus seminiferus yang menghasilkan sperma. Diantara tubulus seminiferus terdapat
sel-sel yang menghasilkan hormone kelamin. Sel-sel yang menghasilkan hormone
kelamin tersebut adalah Interstitial Cells atau sel leyding. Sel-sel tersebut mengeluarkan
hormone kelamin laki-laki (androgen) yaitu hormon testosterone.
Efek testoeteron pada fetus merangsang diferensiasi & perkembangan genital kearah
pria. Pda masa pubertas hormone ini akan merangsang perkambangan tanda-tanda seks
sekunder. Seperti bentuk tubuh, perkembangan dan pertumbuhan alat gerital, distribusi
rambut tubuh, pembesaran laring, penebalan pita suara serta perkembangan sifat agresif.
Sebagai hormon arabolik, akan merangsang pertumbuhan dan penutupan epifise tulang.

b. Ovarium
Merupakan kelenjar endokrin pada wanita, berfungsi sebagai organ endokrin juga
sebagai organ reproduksi. Struktur dari ovarium yaitu terdiri dari 2 buah, berbentuk
memanjang dengan panjang kira-kira 2,5 cm, lebar 1,5 – 3 cm dan tebalnya 0,6 – 1,5 cm
serta letaknya pada bagian pelvic abdomen pada sisi uterus.
Sebagai organ endokrin, ovarium menghasilkan hormone estrogen dan progesterone
sebagai organ reproduksi, ovarium menghasilkan ovum (sel telur) setiap bulannya pada
masa ovulasi untuk selanjutnya siap untuk di buahi sperma.
Estrogen dan progesteron akan mempengaruhi perkembangan seks sekunder,
menyiapkan endometrium untuk menerima hasil konsepsi serta mempertahankan proses
laktasi.
Estrogen dibentuk oleh sel-sel granulose folikel dan sel lutein korpus luteum.
Progesterone dibentuk oleh sel lutein korpus luteum sebagai respon terhadap sekresi
luteinizing hormone
7. Kelenjar timus
Merupakan organ Lymphoid yang terdiri dari 2 bagian / lobus. Kelenjar ini terletak
dibelakang sternum pada bagian depan rongga mediastinum (ruangan pada bagian
tengah rongga dada), bifurcation (percabangan) trochea.
Berat kelenjar ini pada bayi kira-kira 10 gram. Ukuran tersebut akan bertambah setelah
masa remaja sampai mencapai 30 – 40 gram. Tetapi setelah dewasa ukurannya akan
mengecil. Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh adanya aktivitas hormone steroid
adrenal. Kelenjar timus menghasilkan satu bahan yang berperan dalam perkembangan
sel induk limfosituntuk mempertahankan kekebalan tubuh.

8. Kelenjar Pineal
Terletak pada otak tengah (midbrain), berada diantara hemisphere cerebral otak pada
bagian posterior ventikel III. Kelenjar pineal menghasilkan suatu substansi sekresi yang
disebut melatonin. Hormon ini belum banyak diketahui kemungkinan berperan dalam
pengaturan waktu haid dan berperan dalam pemartagan kelenjar kelamin.

1.1.3 Prostaglandin

       Prostaglandin adalah setiap anggota kelompok lipid senyawa yang berasal


enzimatis dari asam lemak dan memiliki fungsi penting dalam hewan tubuh.
       Mereka adalah mediator dan memiliki berbagai kuat fisiologis efek, seperti
mengatur kontraksi dan relaksasi otot polos jaringan. Prostaglandin tidak hormon,
tetapi autokrin atau parakrin, yang bertindak secara lokal molekul messenger. Mereka
berbeda dari hormon dalam bahwa mereka tidak diproduksi di lokasi diskrit tapi di
banyak tempat di seluruh tubuh manusia. Juga, sel target mereka yang hadir di sekitar
langsung dari situs ekskresi mereka (ada banyak). Prostaglandin, bersama
dengan tromboksan dan prostacyclins, membentuk prostanoid kelas turunan asam
lemak, sebuah subclass dari eicosanoids.
       Nama prostaglandin berasal dari kelenjar prostat. Ketika prostaglandin pertama kali
diisolasi dari cairan mani pada tahun 1935 oleh Swedia fisiolog Ulf von Euler, dan oleh
MW Goldblatt, prostaglandin diyakini menjadi bagian dari sekresi prostat. (Bahkan,
prostaglandin yang diproduksi oleh vesikula seminalis). Ia kemudian menunjukkan
bahwa mengeluarkan banyak jaringan lain prostaglandin untuk berbagai fungsi. Yang
pertama total sintesis dari prostaglandin F 2α dan prostaglandin E2 dilaporkan oleh EJ
Corey pada tahun 1969. Pada tahun 1971, ditetapkan bahwa aspirin seperti obat-dapat
menghambat sintesis prostaglandin. Para ahli biokimia Sune K. Bergström, Bengt I.
Samuelsson, dan John R. Vane (1982) bersama-sama menerima Penghargaan Nobel
dalam Fisiologi atau Kedokteran untuk penelitian mereka di prostaglandin. Oleh karena
diduga berasal dari kelenjar prostat, sang penemu memberinya nama prostaglandin.

       Prostaglandin, seperti hormon, berfungsi layaknya senyawa sinyal tetapi hanya


bekerja di dalam sel tempat mereka tersintesis. Prostaglandin diproduksi dalam tubuh
oleh sel-sel dan mempengaruhi setiap sistem organ. Mereka memainkan peran dalam
berbagai proses fisiologis dan hormonal dan kadang-kadang bekerja melawan satu sama
lain untuk melindungi tubuh. Prostaglandin membuat kimia menyebar dan tindakan
mekanik dalam tubuh, tergantung pada rangsangan luar dan struktur sel biologis mereka
sendiri. Mereka bertindak sebagai pesan kimia. Tapi tidak berpindah ke situs yang lain,
tetapi bekerja dengan baik dalam sel-sel dimana mereka disintesis. Prostaglandin adalah
asam karboksilat tak jenuh. Merupakan lipida yang dibangun oleh 20 atom karbon
pembentuk rantai utamanya. Prostaglandin merupakan lipida yang mengandung gugus
hidroksil (OH) di posisi atom C nomor 11 dan C nomor 15, dan memiliki ikatan
rangkap pada atom C no 13.
        Prostaglandin dihasilkan oleh jaringan yang sedang terluka atau sakit yang
disintesis dari asam lemak tak jenuh rantai panjang yaitu asam arakidonat. Kehadiran
obat penghilang rasa sakit seperti aspirin dapat menghambat proses pembentukan
molekul ini. Proses pembentukan prostaglandin dari asam arakidonat. Bentuk unik dari
dari asam arakidonat disebabkan oleh serangkaian ikatan rangkap cis membantu untuk
memasukkannya ke dalam posisi untuk membuat cincin 5 anggota.

       Prostaglandin F2α memberi efek peningkatan MMP-1 dan MMP-3. Berikut ini


adalah perbandingan dari berbagai jenis prostaglandin, prostaglandin
I2 (PGI 2 ), prostaglandin E2 (PGE 2 ), dan F prostaglandin 2α (PGF 2α ).
Jenis Reseptor Fungsi
  vasodilasi
PGI 2 IP   menghambat agregasi platelet
  bronchodilatation
  bronkokonstriksi
EP 1
  GI saluran otot polos kontraksi
  bronchodilatation
EP 2   GI saluran otot polos relaksasi
  vasodilatasi
  ↓ lambung sekresi asam
  ↑ lambung lendir sekresi
PGE 2   rahim kontraksi (bila hamil)
  GI saluran otot polos kontraksi
EP 3
  lipolisis inhibisi
  ↑ otonom neurotransmitter 
  Platelet ↑ tanggapan terhadap agonis mereka ↑
atherothrombosis dan in vivo
Yang tidak   hiperalgesia 
ditentukan   pyrogenic
PGF 2   rahim kontraksi
FP
α   bronkokonstriksi

       Perbedaan jenis prostaglandin secara langsung terkait dengan efek yang mereka
hasilkan dalam tubuh. Prostaglandin E dan Prostaglandin F (pE dan pF) bekerja di
rahim wanita untuk merangsang kontraksi selama kelahiran. Jenis serupa yang disebut
prostaglandin pF2 berfungsi sebagai luteolytic (pada pria), merangsang pembentukan
sperma dan sekresi testosteron. Dalam perempuan, hal itu menyebabkan pembentukan
korpus luteum, tahap awal dari ova berkembang. Tromboksan (diikuti PGI2) adalah
prostaglandin dimodifikasi yang menyempitkan pembuluh darah dan mulai proses
pembekuan. Karena penghapusan cepat prostaglandin dari tubuh, pembekuan darah
dilengkapi dengan pF1, jenis lain dari asam lemak. Sebaliknya, prostasiklin adalah
prostaglandin yang bekerja sebagai vasodilator.

       Prekursor penting dalam jalur biosintesis eicosanoid adalah asam arakidonat yang
dibentuk dari asam linolenat melalui reaksi dikatalisis oleh serangkaian enzim yang
didehidrasi dari asam lemak. Sel asam arakidonat toko sebagai komponen dari
fosfolipid membran seperti sebagai phosphoinositol. Menanggapi stimulus yang tepat,
asam arakidonat dibebaskan dari lipid penyimpanan dengan reaksi enzimatik dikatalisis
oleh A2 fosfolipase. Ada sejumlah obat, seperti glukokortikoid, yang memodulasi PLA2
dan dengan demikian pengaruh (Menghambat) eicosanoid produksi. Konversi asam
arakidonat bebas untuk prostaglandin dan eicosanoids lainnya dimulai enzim oksidatif
dari siklooksigenase (PGHsynthase) dan families.Cyclooxygenase lipoxygenase
stereospecifically menambahkan dua molekul oksigen menjadi asam arakidonat untuk
membentuk PGG2 endoperoxide bisiklik unik. Kelompok hidroperoksida dari PGG2
kemudian dikurangi siklooksigenase (PGH-sintase) untuk menghasilkan 15 tunggal (S)-
alkohol PGH2.
       Dua isozim berbeda siklooksigenase ada, bentuk konstitutif (COX-1) dan
sangat diinduksi bentuk (COX-2). Para isozim COX adalah variabel dihambat oleh ω3-
lemak asam (asam eicosapentaenoic dan asam dcosahexaenoic) serta tradisional OAINS
obat-obatan dan COX-2 inhibitor. Struktur dan penghambatan COX isozim adalah
discussde lebih rinci dalam Bab NSAID. PGH2 berfungsi sebagai "titik cabang" untuk
enzim spesifik mengarah pada pembentukan prostasiklin (diikuti PGI2), berbagai
prostaglandin serta tromboksan. Turunan yang terbentuk dari PGH2 adalah ditentukan
oleh jaringan tertentu dan kemampuan metabolisme dan fungsi fisiologis seperti
dijelaskan dalam bagian berikutnya. Lipoxygenase jalur metabolisme asam arakidonat
menghasilkan berbagai asiklik lipid peroksida (asam hydroperoxyeicosatetraenoic atau
HPETEs) yang dapat dikurangi untuk yang sesuai Alkohol (asam
hydroxyeicosatetraenoic atau HETEs). The HPETEs dapat menghasilkan oksiran
(epoksida) LTA4 yang dapat dihidrolisis untuk LTB4 atau terkonjugasi dengan
glutathione untuk menghasilkan LTC4.
       Modifikasi glutathione konjugat asam amino oleh hidrolisis menghasilkan
leukotrien lain LTD4, LTE4 dan LTF4. Peran berbagai leukotrien diringkas dalam
bagian yang follows III. Tindakan fisiologis dari eicosanoids. Para prostaglandin
merupakan mediator penting dari peristiwa fisiologis normal dan telah terlibat dalam
berbagai patologi. Mereka telah terlibat dalam peradangan, nyeri, pireksia, penyakit
jantung, penyakit ginjal, kanker, glaukoma, rhinitis alergi, asma prematur tenaga kerja,
disfungsi seksual pria dan osteoporosis.
       Efek Prostaglandin biasanya diwujudkan secara lokal di sekitar lokasi prostaglandin
sintesis (parakrin) dan tindakan mereka berganda dan variabel (stimulasi atau hambat)
tergantung pada jenis jaringan dan sifat reseptor yang mereka berinteraksi. Sampai saat
ini delapan reseptor prostanoid telah diklon dan dikarakterisasi.
       Prostaglandin merupakan vasodilator kuat, yaitu, mereka mengendurkan otot-otot
dinding pembuluh darah sehingga diameter menjadi lebih besar dan ada sedikit
perlawanan untuk aliran. Akibatnya, tekanan darah turun. Sekali lagi, efeknya dapat
lokal. Sebuah contoh penting dari efek vasodilatasi prostaglandin di ginjal,
dimanavasodilasi luas menyebabkan peningkatan aliran darah ke ginjal dan
meningkatkan ekskresi garam dalam urin. Tromboksan, di sisi lain, sangat kuat
vasokonstriktor dalam pengaturan yang sama.
       Beberapa diuretik, seperti furosemide, dapat bertindak sebagian dengan melepaskan
prostaglandin dalam ginjal. Menghambat prostaglandin aksi vasopressin pada tubulus
ginjal, mengakibatkan meningkatkan ekskresi air. Kecenderungan yang dihasilkan
untuk dehidrasi dari ini meningkatkan ekskresi air menyebabkan sekresi lokal
prostaglandin ginjal yang lain merangsang sekresi renin. Renin merangsang produksi
aldosteron, yang memiliki pengaruh natrium konservasi dan air, sehingga memerangi
dehidrasi dan
meninggikan tekanan darah tertekan. Meskipun prostaglandin pertama kali terdeteksi
pada air mani, tidak ada peran biologis bagi mereka telah ditetapkan dalam sistem
reproduksi laki-laki. Ini tidak benar, namun untuk perempuan. Telah menunjukkan
bahwa prostaglandin menengahi kontrol GnRH atas sekresi LH, memodulasi ovulasi,
dan merangsang otot rahim kontraksi. Penemuan properti ini terakhir telah
menyebabkan perlakuan kram menstruasi (dismenore) melalui penggunaan NSAID
sebagai inhibitor dari sintesis prostaglandin. Prostaglandin juga berperan dalam
mendorong tenaga kerja di hamil istilah atau perempuan di dalam menginduksi aborsi
terapeutik. Proses pembentukan bekuan dimulai dengan agregasi trombosit
darah. Proses ini sangat dirangsang oleh tromboksan dan dihambat oleh prostasiklin.
       Prostasiklin merupakan disintesis dalam dinding pembuluh darah dan melayani
fungsi fisiologis mencegah pembekuan perlu. Tromboksan, di sisi lain, disintesis dalam
platelet diri mereka sendiri dan dilepaskan. The platelet mengikuti satu sama lain dan
darah dinding kapal. Melalui mekanisme prostaglandin dan tromboksan, pembekuan
dicegah bila tidak perlu dan berlangsung bila diperlukan. Trombosit melekat dalam
arteri yang dipengaruhi oleh proses aterosklerosis, mereka membentuk plak sepanjang
interior permukaan dinding permukaan. Jenis agregasi trombosit dan menyebabkan
pembekuan untuk memblokir (Oklusi) dari dinding pembuluh darah, penyebab paling
umum serangan jantung (arteri koroner oklusi). Ini wawasan biologis telah
menyebabkan rekomendasi luas bahwa orang-orang di risiko oklusi koroner untuk
mengambil aspirin, penghambat dari enzim siklooksigenase, sehari-hari sebagai
tindakan pencegahan.
       Eicosanoids, khususnya leukotrien, juga memainkan peran penting dalam
peradangan, sebuah proses ditandai dengan kemerahan (rubor), panas (kalor), nyeri
(dolor), dan perubahan ini disebabkan oleh dilatasi lokal pembuluh darah yang
memungkinkan peningkatan aliran darah ke daerah yang terkena. Pembuluh darah
menjadi lebih permeabel, mengarah ke perlawanan infeksi sel darah putih cairan dari
darah ke jaringan sekitarnya.
       Prostaglandin memainkan peran penting dalam asal-usul gangguan kekebalan
tubuh, kesadaran bahwa telah mendorong penyelidikan inhibitor sintesis prostaglandin
untuk digunakan dalam pengobatan hipersensitivitas (anafilaktik) reaksi, alergi, dan
penyakit autoimun.
       Prostaglandin dan aplikasi terapi mereka termasuk hidrokortison dan sintetisnya
derivatif, seperti prednison, yang menstabilkan membran sel dan, dalam dosis besar,
blok pembebasan asam arakidonat. steroid anti-inflamasi blok produksi eicosanoids
dengan mencegah pelepasan asam arakidonat dari fosfolipid. Steroid anti-inflamasi
obat, memblokir enzim yang mengubah asam arakidonat prostaglandin. Aspirin blok
berbeda enzim pada alternatif jalur sehingga obat dapat meredakan peradangan
disebabkan oleh penyebab yang berbeda leukotrien juga agen inflamasi.
       Prostaglandin sintetik digunakan:
§ Untuk menginduksi persalinan (nifas) atau aborsi (PGE 2 atau PGF 2 , dengan atau
tanpa mifepristone , antagonis progesteron);
§ Untuk mencegah penutupan ductus arteriosus paten pada bayi baru lahir dengan
khususnya cacat jantung sianosis (PGE 1 );
§ Untuk mencegah dan mengobati tukak lambung (PGE);
§ Sebagai vasodilator di parah 's fenomena Raynaud atau iskemia dari anggota badan;
§ Pada hipertensi paru;
§ Dalam pengobatan glaukoma (seperti dalam bimatoprost larutan tetes mata, analog
prostamide sintetik dengan aktivitas hipotensi okular);
§ Untuk mengobati disfungsi ereksi atau dalam rehabilitasi setelah operasi penis (PGE1
sebagai alprostadil );
§ Sebagai bahan dalam bulu mata dan alis produk kecantikan pertumbuhan karena efek
samping yang berhubungan dengan peningkatan pertumbuhan rambut.
        Fungsi Prostaglandin:          
1.  Prostaglandin adalah zat alami yang berasal dari asam lemak dan disintesis oleh sel
dalam tubuh mamalia. Diproduksi di setiap sel tubuh kecuali sel darah merah,
prostaglandin menanggapi rangsangan yang berbeda dalam tubuh untuk tanggapan efek
pada hormon dan sel-sel secara langsung dalam jaringan di mana mereka
berada. Mereka muncul dalam jumlah yang relatif menit dan dimetabolisme dengan
cepat dalam darah;
2.  Aktivasi respon inflamasi, produksi nyeri, dan demam. Bila jaringan rusak, banjir
darah sel darah putih ke situs untuk mencoba meminimalkan kerusakan
jaringan. Prostaglandin diproduksi sebagai hasilnya;
3. Gumpalan darah terbentuk ketika sebuah pembuluh darah rusak. Jenis yang disebut
prostaglandin tromboksan merangsang penyempitan dan penggumpalan
platelet. Sebaliknya, diikuti PGI2, dihasilkan memiliki efek sebaliknya pada dinding
pembuluh darah di mana pembekuan tidak boleh membentuk;
4. Prostaglandin tertentu terlibat dengan induksi persalinan dan proses reproduksi
lainnya. PGE2 menyebabkan kontraksi rahim dan telah digunakan untuk menginduksi
persalinan;
5. Prostaglandin terlibat dalam beberapa organ-organ lain seperti saluran pencernaan
(menghambat sintesis asam dan meningkatkan sekresi lendir pelindung), meningkatkan
aliran darah di ginjal, dan leukotriens mempromosikan penyempitan saluran pernapasan
yang terkait dengan asma;
6. Menyebabkan penyempitan atau pelebaran dalam pembuluh darah otot halus sel;
7. Menyebabkan agregasi atau disagregasi dari platelet;
8. Peka tulang belakang neuron terhadap nyeri;
9. Menurunkan tekanan intraokular;
10. Mengatur kalsium gerakan;
11. Kontrol hormon peraturan;
12. Kontrol pertumbuhan sel;
13. Bertindak pada pusat thermoregulatory dari hipotalamus untuk
menghasilkan demam;
14. Bekerja pada mesangial sel dalam glomerulus dari ginjal untuk meningkatkan laju
filtrasi glomerular.
       Prostaglandin disekresi oleh kelenjar prostat. Prostat adalah kelenjar
eksokrin pada sistem reproduksi binatang menyusui jantan. Fungsi utamanya adalah
untuk mengeluarkan dan menyimpan sejenis cairan yang menjadi dua pertiga bagian
dari air mani. Prostat berbeda-beda dari satu spesies ke spesies lainnya dalam
hal anatomi, kimia dan fisiologi.
       Prostaglandin ditemukan di sebagian besar jaringan dan organ. Mereka diproduksi
oleh semua sel bernukleus kecuali limfosit.Mereka autokrin dan parakrin mediator lipid
yang bertindak berdasarkan trombosit , endotel , uterus dan sel mast . Mereka disintesis
dalam sel dari asam lemak esensial (EFA).Perantara diciptakan dari fosfolipase-A 2 ,
kemudian dibawa keluar dari salah satu baik jalur siklooksigenase atau jalur
lipoxygenase untuk membentuk baik prostaglandin dan tromboksan
atau leukotriene masing-masing. Jalur siklooksigenase
menghasilkan tromboksan, prostasiklin dan prostaglandin D, E dan F. Jalur enzim
lipoxygenase tidak aktif dalam leukosit dan makrofag dan leukotrien mensintesis.
       Prostaglandin awalnya diyakini meninggalkan sel-sel melalui difusi pasif karena
lipophilicity tinggi. Penemuan transporter prostaglandin (PGT, SLCO2A1), yang
memediasi pengambilan selular prostaglandin, menunjukkan bahwa difusi saja tidak
dapat menjelaskan penetrasi prostaglandin melalui membran selular. Pelepasan
prostaglandin sekarang juga telah ditunjukkan untuk menjadi dimediasi oleh transporter
tertentu, yaitu protein resistensi multidrug 4 (MRP4, ABCC4), anggota -mengikat kaset
transporter ATP superfamili. Apakah MRP4 adalah transporter hanya melepaskan
prostaglandin dari sel masih belum jelas.

-     Cyclooxygenases
       Prostaglandin yang dihasilkan setelah oksidasi berurutan AA, DGLA atau EPA
oleh cyclooxygenases (COX-1 dan COX-2) prostaglandin dan terminal sintesis. Dogma
klasik adalah sebagai berikut:
§ COX-1 bertanggung jawab untuk tingkat dasar prostaglandin.
§ COX-2 menghasilkan prostaglandin melalui stimulasi.
       Namun, sementara COX-1 dan COX-2 yang keduanya terletak di pembuluh
darah, perut dan ginjal, kadar prostaglandin yang meningkat sebesar COX-2 dalam
skenario peradangan. Bentuk ketiga COX, disebut COX-3 diperkirakan ada di otak dan
mungkin terkait dengan relief Sakit kepala ketika di terapi NSAID.
-      Prostaglandin sintase E
       Prostaglandin E 2 (PGE 2 ) dihasilkan dari tindakan synthases E prostaglandin pada
prostaglandin H 2 (PGH 2 ). E prostaglandin synthases Beberapa telah
diidentifikasi. Sampai saat ini, sintase prostaglandin mikrosoma E-1 muncul sebagai
enzim kunci dalam pembentukan PGE 2 .
-   Sintesis prostaglandin terminal Lainnya
       Sintesis prostaglandin Terminal telah diidentifikasi yang bertanggung jawab untuk
pembentukan prostaglandin lainnya. Sebagai contoh, hematopoietik
dan lipocalin prostaglandin D synthases (hPGDS dan lPGDS) bertanggung jawab untuk
pembentukan PGD 2 dari PGH 2. Demikian pula, prostasiklin (PGI 2 ) sintase (PGIS)
mengkonversi PGH 2 ke PGI 2. Sebuah sintase tromboksan (TxAS) juga telah
diidentifikasi. Prostaglandin F sintase (PGFS) mengkatalisis pembentukan 9α, 11β-
PGF 2α, β dari PGD 2 dan PGF 2α dari PGH 2 di hadapan NADPH. Enzim ini baru-
baru ini crystallyzed di kompleks dengan PGD 2  dan bimatoprost (suatu analog sintetik
dari PGF 2α ).
       Penghambatan prostaglandin disebabkan oleh prostaglandin antagonis.
Prostaglandin adalah hormon antagonis yang bertindak atas prostaglandin itu sendiri,
Contohnya NSAID. NSAID (Nonsteroidal anti-inflammatory drugs) menghambat
siklooksigenase dan mengurangi sintesis prostaglandin. Kortikosteroid menghambat
fosfolipase A 2 produksi dengan meningkatkan produksi lipocortin, protein
inhibitor. obat relatif baru, yang dikenal sebagai inhibitor COX-2 selektif atau coxib,
digunakan sebagai inhibitor spesifik COX-2.
       Efek dari kelebihan dan kekurangan hormon prostaglandin :
-   Kelebihan hormon :
·    Polip;
·     Rasa nyeri pada saat menstruasi.

-   Kekurangan hormon :


·  Jika jumlah prostaglandin dalam air mani ini kurang dapat juga menjadi
masalah infertilitas;
·  Kelainan-kelainan yang terdapat dalam rahim dapat mengganggu dalam hal
implantasi, pertumbuhan intrauterine (dalam kandung rahim), nutrisi, serta
oksigenisasi

1.1. 4 Gukokortikoid
Hormon kortikosteroid merupakan golongan hormon steroid yang diproduksi di
korteks adrenal. Hormon kortikosteroid terlibat dalam sistem fisiologis seperti respon
stres, respon kekebalan tubuh dan pengaturan inflamasi, metabolisme karbohidrat,
katabolisme protein, kadar elektrolit darah dan perilaku.
Sehingga hormon kortikosteroid sering digunakan untuk gejala udem, alergi, rematik
dan penyakit lupus baik digunakan sebagai obat tunggal atau dikombinasi dengan obat
lainnya.
Hormon kortikosteroid dibagi dua, antara lain:

1. Glukokortikoid :

kortisol/hidrokortison. Hormon ini mengendalikan karbohidrat, metabolisme protein,


dan antiinflamasi dengan mencegah pelepasan fosfolipid, menurunkan aksi eosinofil
dan mekanisme lainnya.

2. Mineralokortikoid :

aldosteron, kortikosteron, desoksikorton. Hormon-hormon ini mempengaruhi


metabolisme garam dan air
Golongan kortikosteroid :

1. Hidrokortison.
2. Prednison: prednison, metilprednisolon, budesonida.
3. Derivat 9-alfa-flour: triamsinolon, deksametason, betametason, halsinonida.
4. Derivat 6-alfa-flour: fluokortolon, flunisolida
5. Derivat diflour: fluosinonida, flumetason, diflukortolon, flutikason.
6. Derivat klor: beklometason, mometason.
7. Derivat klor-flour: klobetasol, klobetason, fluklorolon, halometason.

Kortikosteroid memiliki khasiat farmakologis berikut:

a. Efek antiradang (inflamasi) berdasarkan efek vasokontriksi.


b. Daya imunosupresif dan antialergi.
c. Peningkatan glukoneogenesis. Pembentukan glukosa distimulasi,
penyimpanannya sebagai glikogen ditingkatkan.
d. Efek katabol, yaitu merintangi pembentukan protein dari asam-asam amino,
sedangkan pengubahannya ke glukosa dipercepat.
e. Pengubahan pembagian lemak. Umumnya penumpukan lemak di atas tulang
selangka dan muka yang menjadi bundar (moon face).

Hormon Glukokortikoid
Regulasi kortisol dipengaruhi oleh hormon ACTH yang disekresi oleh hipofisis.
ACTH ini merangsangsekresi kortisol. Sedangkan sekresi ACTH sendiri diatur oleh
CRF/CRH (Corticotropin ReleasingFactor/Hormone dari hipotalamus. ACTH ini
mengaktifkan sel adrenokortikal untuk memproduksisteroid melalui peningkatan siklik
adenosin monofosfat (cAMP). Kortisol ini apabila berlebih mempunyaiumpan balik
negatif terhadap sekresi ACTH dan CRF yang masing-masing mengarah pada hipofisis
danhipotalamus agar sekresi CRF, ACTH, dan kortisol kembali menjadi normal
Pengaruh glukokortikoid pada metabolisme karbohidrat dan proteinGlukokortikoid
meningkatkan kadar glukosa darah sehingga merangsang pelepasan insulin
danmenghambat masuknya glukosa ke dalam sel otot. Peningkatan produksi glukosa ini
diikuti olehbertambahnya ekskresi nitrogen, dimana hal tersebut menunjukkan
terjadinya katabolisme proteinmenjadi karbohidrat. Glukokortikoid juga merangsang
lipase yang sensitif dan menyebabkan lipolisis.Peningkatan kadar insulin merangsang
lipogenesis dan sedikit menghambat lipolisis sehingga hasilakhirnya adalah peningkatan
deposit lemak, peningkatan pelepasan asam lemak, dan gliserol ke dalamdarah.Hormon
ini juga menyebabkan glukoneogenesis di perifer dan hepar. Di perifer steroid
mempunyai efekkatabolik. Efek katabolik inilah yang menyebabkan terjadinya
atrofi jaringan limfoid, pengurangan massa jaringan otot, terjadi osteoporosis tulang
(pengurangan matriks protein tulang yang diikuti olehpengeluaran kalsium), penipisan
kulit, dan keseimbangan nitrogen menjadi negatif. Asam aminotersebut dibawa ke hepar
dan digunakan sebagai substrat enzim yang berperan dalam produksi glukosadan
glikogen.Dalam hepar glukokortikoid merangsang sintesis enzim yang berperan dalam
proses glukoneogenesisdan metabolisme asam amino, antara lain peningkatan enzim
fosfoenolpiruvat-karboksikinase, fruktosa-1,6-difosfatase, dan glukosa 6-fosfatase,
glikogen sintetase yang mengkatalisis sintesis glukosa (efek inimmebutuhkan waktu).
Efek yang timbul lebih cepat adalah pengaruh hormon terhadap mitokondirahepar, yaitu
terjadi sintesis piruvat karboksilase sebagai katalisator pembentukan oksaloasetat.
Inimerupakan reaksi permulaan sintesis glukosa dari piruvat.Pengunaan glukokortikoid
untuk jangka lama dapat menyebabkan peningkatan glukagon plasma yangdapat
merangsang glukoneogenesis. Keadaan ini dapat pula merupakan salah satu penyebab
bertambahnya sintesis glukosa. Peningkatan penyimpanan glikogen di hepar setelah
pemberianglukokortikoid diduga sebagai akibat aktivasi glikogen sintetase di
hepar.Pada metabolisme protein, glukokortikoid mengurangi penyimpanan protein
dalam semua sel tubuhkecuali hati. Ini disebabkan karena berkurangnya pembentukan
protein dan bertambahnya katabolisme dalam sel.
Sedikitnya 95% aktivitas glukokortikoid dari sekresi adrenokortikal merupakan hasil
dari sekresi kortisol, yang dikenal juga sebagai hidrokortisol. Namun, sejumlah kecil
aktivitas glukokortikoid yang cukup penting diatur oleh kortikosteron.

A. Efek kortisol terhadap metabolisme karbohidrat adalah sebagai berikut:


 1) perangsangan glukoneogenesis dengan cara meningkatkan enzim terkait dan
pengangkutan asam amino dari jaringan ekstrahepatik, terutama dari otot; 2) penurunan
pemakaian glukosa oleh sel dengan menekan proses oksidasi NADH untuk membentuk
NAD+
3) peningkatan kadar glukosa darah dan “Diabetes Adrenal” dengan menurunkan
sensitivitas jaringan terhadap insulin.
B. Efek kortisol terhadap metabolisme protein adalah sebagai berikut:

1) pengurangan protein sel;

2) kortisol meningkatkan protein hati dan protein plasma; dan

3) peningkatan kadar asam amino darah, berkurangnya pengangkutan asam amino ke


sel-sel ekstra hepatik, dan peningkatan pengangkutan asam amino ke sel-sel hati. Jadi,
mungkin sebagian besar efek kortisol terhadap metabolisme tubuh terutama berasal dari
kemampuan kortisol untuk memobilisasi asam amino dari jaringan perifer, sementara
pada waktu yang sama meningkatkan enzim-enzim hati yang dibutuhkan untuk
menimbulkan efek hepatik.

C. Efek kortisol terhadap metabolisme lemak adalah sebagai berikut:


 1) mobilisasi asam lemakakibat berkurangnya pengangkutan glukosa ke dalam sel-sel
lemak sehingga menyebabkan asam-asam lemak dilepaskan; dan
2) obesitas akibat kortisol berlebihan  karena penumpukan lemak yang berlebihan di
daerah dada dan kepala, sehingga badan bulat dan wajah “moon face”, disebabkan oleh
perangsangan asupan bahan makanan secara berlebihan disertai pembentukan lemak di
beberapa jaringan tubuh yang berlangsung lebih cepat daripada mobilisasi dan
oksidasinya.
Selain efek dan fungsi yang terkait metabolisme, kortisol penting dalam mengatasi stres
dan peradangan karena dapat menekan proses inflamasi bila diberikan dalam kadar
tinggi, dengan mekanisme menstabilkan membran lisosom, menurunkan permeabilitas
kapiler, menurunkan migrasi leukosit ke daerah inflamasi dan fagositosis sel yang
rusak, menekan sistem imun sehingga menekan produksi limfosit, serta menurunkan
demam terutama karena kortisol mengurangi pelepasan interleukin-1 dari sel darah
putih. Kortisol juga dapat mengurangi dan mempercepat proses inflamasi, menghambat
respons inflamasi pada reaksi alergi, mengurangi jumlah eosinofil dan limfosit darah,
serta meningkatkan produksi eritrosit, walaupun mekanismenya yang belum jelas.

Hormon glukokortikoid mempunyai mekanisme kerja seluler sebagai berikut:

 1) hormon masuk ke dalam sel melalui membran sel;

2) hormon berikatan dengan reseptor protein di dalam sitoplasma;

3) kompleks hormon-reseptor kemudian berinteraksi dengna urutan DNA pengatur


spesifik, yang disebut elemen respons glukokortikoid, untuk membangkitkan atau
menekan transkripsi gen; dan

4) glukokortikoid akan meningkatkan atau menurunkan transkripsi banyak gen untuk


mempengaruhi sintesis mRNA utnuk protein yang memperantarai berbagai pengaruh
fisiologis.

Regulasi kortisol dipengaruhi oleh hormon ACTH yang disekresi oleh hipofisis. ACTH
ini merangsang sekresi kortisol. Sedangkan sekresi ACTH sendiri diatur oleh CRF/CRH
(Corticotropin Releasing Factor/Hormone) dari hipotalamus. ACTH ini mengaktifkan
sel adrenokortikal untuk memproduksi steroid melalui peningkatan siklik adenosin
monofosfat (cAMP). Kortisol ini apabila berlebih mempunyai umpan balik negatif
terhadap sekresi ACTH dan CRF yang masing-masing mengarah pada hipofisis dan
hipotalamus agar sekresi CRF, ACTH, dan kortisol kembali menjadi normal (Guyton
and Hall, 2007).
Berlawanan dengan aldosteron, kortisol pada keadaan tertentu dapat menyebabkan
retensi Na+ dan meningkatkan ekskresi K+, tetapi efek ini jauh lebih kecil daripada
aldosteron. Hal ini disebabkan karena kortisol dapat menambah kecepatan filtrasi
glomeruli; selain itu kortisol juga dapat meningkatkan sekresi tubuli ginjal (Gunawan
et.al, 2007).

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Gastrointestinal adalah merupakan suatu saluran pencernaan yang panjangnya
sekitar 9 meter mulai dari mulut sampai anus, meliputi oropharing, esophagus,
stomach(lambung), usus halus dan usus besar. Di mulut makanan dikunyah dan
dicampur dengan sekresi kelenjar saliva sehingga menjadi bolus. Esophagus
mengantarkan bolus dari mulut ke stomach (lambung), Lambung, usus halus dan usus
besar sebagai tempat penampung makan/bolus dan produk akhir dari pencernaan.
Lumen gastrointestinal secara umum memiliki lapisan mukosa, submukosa, lapisan
otot. Sistem gastro intestinal dan organ accesoris memperoleh aliran darah sekitar 25 –
30 % dari cardiac out put. Saraf yang terlibat dalam mengendalikan sistem gastro
intestinal melibatkan saraf autonom saraf parasimpatis dan simpatis

3.2 SARAN
Marilah kita bersama-sama membahas tentang gastrointestinal yang dapat
membuat kita mengetahui berbagai gastrointestinal dengan melakukan pembinaan dan
pengembangan agar tercapai pemakaian yang cermat, tepat, dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai