SKS (2;0)
Senyawa Eter,
Epoksida &
Crown Eter
Etilbromida
(suatu alkil halida)
Page-9 Senyawa Eter, Epoksida
& Crown Eter
Pengantar Kuliah …..
➢ Fenil eter sedikit berbeda, pemutusan untuk menghasilkan alkil halida dan
fenol.
Fenol
&
Alkil halida
➢ Reaksi berhenti pada tahap fenol karena karbon sp2 dari ikatan
C-OH tidak memungkinkan reaksi S1 atau S2 menghasilkan
molekul kedua atau aril halida
P a g e - 10 Senyawa Eter, Epoksida
& Crown Eter
Pengantar Kuliah …..
Eter ➔ Oksigen hibridisasi sp3
Eter bersifat anestetik (pemati rasa)
Eter relatif tak reaktif, bersifat polar (O-lone pair), atom O emban
muatan negatif parsial, solven untuk reaksi organik (pembuatan
dietil eter, THF & Reaksi Grignard).
Eter dapat siklik atau terbuka
Titik didih eter lebih rendah dibanding alkohol
Eter tidak dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul-
molekulnya, karena tak ada H terikat pada oksigen, tetapi da-
pat membentuk ikatan hidrogen dengan air, alkohol atau fenol
Dietil eter : CH3CH2OCH2CH3C TD=34,6oC
THF (tetrahidrofuran) : TD=66oC
Oksiran (etilenoksida) : TD=13,5oC
P a g e - 11 Senyawa Eter, Epoksida
& Crown Eter
Pengantar Kuliah …..
➢ Reaksi Oksidasi Eter ➔ Berbahaya
O2
R-O-R R-O-O-R
OOH
RCH-OR
EXPLOSIVE
P a g e - 12 Senyawa Eter, Epoksida
& Crown Eter
Pengantar Kuliah …..
P a g e - 13 Senyawa Eter, Epoksida
& Crown Eter
Nomenklatur …..
Eter sederhana namai dengan identifikasi 2 substituen / alkil & tam-
bahkan akhiran eter
Jika ada gugus fungsi lain, bagian eter jadi substituen alkoksi
IUPAC: awalan alkoksi, bila terdapat lebih dari satu gugus alkoksi
(RO-) atau bila ada gugus fungsi yang lebih berprioritas (OH lebih
prioritas dari gugus alkoksil)
R–O–R ~ sudut ikatan tetrahedral (112° in dimetil eter)
P a g e - 14 Senyawa Eter, Epoksida
& Crown Eter
Nomenklatur …..
IUPAC: epoksida disebut oksiran
Penomoran, oksigen selalu diberi nomor 1
Contoh :
OH
CH3CH2OCH2CH2CH2CHCH3 Alkohol lebih
prioritas
5-etoksi-2pentanol
O
Nomor 1
CH3CH CHCH2CH3 dimulai dari O
2-etil-3-metiloksiran
P a g e - 15 Senyawa Eter, Epoksida
& Crown Eter
Sintesis & Pembuatan …..
1. Pembuatan dietil eter
2. Sintesis eter Williamson
Pembuatan Dietil eter
❑ Kondisi tepat, dietil eter dihasilkan dari asam sulfat dan etanol, zat
antara etil hidrogen sulfat
❑ Disintesis 1500-an disangka mengandung unsur S.
Th 1800-an, diketahui S ➔ sisa dari asam sulfat
❑ Pelarut organik paling populer
❑ Awal abad 19, bersama CHCl3 dan N2O (gas ketawa), sebagai
anestesi umum. Namun CHCl3 dapat merusak hati (karena Cl)
❑ Eter mudah menguap, mudah meledak, pusing, mabuk, namun
pemati rasa cukup aman
P a g e - 16 Senyawa Eter, Epoksida
& Crown Eter
Sintesis & Pembuatan …..
H2SO4 CH3CH2OH
CH3CH2OH CH3CH2OSO3H CH3CH2OCH2CH3
etanol Etil hidrogen sulfat Dietil eter
Sintesis Williamson
Merupakan prosedur serba bisa sintesis eter.
Merupakan reaksi SN2 antara alkil halida dan alkoksida atau
fenoksida
Hasil terbaik bila alkil halida itu metil atau primer (alkil halida
sekunder / tersier → alkena, aril dan vinil tidak bereaksi SN2)
Alkoksida bisa metil, primer, sekunder, tersier
Alkoksida : natrium, kalium alkoksida / fenoksida
P a g e - 17 Senyawa Eter, Epoksida
& Crown Eter
Sintesis & Pembuatan ….. R’ = CH3 atau
Sintesis Williamson primer
S N2
RO- + R’X ROR’
S N2
𝝋 (CH3)3CO- + CH3-l (CH3)3COCH3 + l-
Ion t-butoksida iodometana t-butil metil eter
SN 2
𝝋 CH3O- + (CH3)3Cl Tidak bereaksi
Ion alkoksida kloroetana
𝝋 SN 2 + Br-
ArO- + CH3CH2Br CH3CH2OAr
Ion fenoksida bromoetana Etil fenil eter
P a g e - 19 Senyawa Eter, Epoksida
& Crown Eter
Sintesis & Pembuatan …..
Contoh :
P a g e - 20 Senyawa Eter, Epoksida
& Crown Eter
Sifat Eter …..
Terjadi Autoksidasi ➔ oksidasi lambat eter karena adanya oksigen,
menjadi hidroperoksida dan peroksida dialkil (keduanya eksplosive)
Destilasi atau penguapan peroksida konsentrat bisa menimbulkan
ledakan, hindari:
Beli eter jumlah kecil
Tutup kontainer dengan rapat
Gunakan dengan cepat, tangkas, hati-hati
Kalau perlu destilasi, usahakan yang bebas peroksida
Eter yang terkontaminasi peroksida sebaiknya dimus-
nahkan atau diberi perlakuan untuk menghilangkan
peroksida
P a g e - 21 Senyawa Eter, Epoksida
& Crown Eter
Sifat Epoksida …..
Epoksida, digunakan sebagai fumigan, (pengasap) makanan, tekstil
dan tanah, pensteril instrumen medis, karena dapat berdifusi ke
bahan tanpa merusaknya (antibakteri karena mampu mengalkilasi
sel-sel enzim).
Beberapa turunan eter:
Epoksida (oksiran) (siklik CH2OCH2)
Furan (okolan) (siklik (CH)4O
Oksetan (siklik (CH2)3O
Piran (oksan) (Sikl CHCHCH2CHCHO)
1,4-Dioksan (Skl OCH2CH2OCH2CH2)
P a g e - 22 Senyawa Eter, Epoksida
& Crown Eter
Contoh Eter & Epoksida …..
Oksiran
Oksetan
cis-2,3-epoksi-4-metoksiheksana 2-etil-3,3-dimetoksioksetan
Furan
4-Metil-
3-Metoksifuran 1,3-dioksan
1,4-dioksan
Piran 4-Metilpiran
P a g e - 23 Senyawa Eter, Epoksida
& Crown Eter
Senyawa Ester …..
Ester ➔ Derivat asam karboksilat dimana hidrogen karboksil diganti
dengan suatu gugus karbon
Ester ➔ Produk kondensasi dari asam karboksilat dengan penghilangan
air (disebut juga sintesis dehidrasi).
O : O:
: :
C O CH3 - C-O- CH2 -CH3
FunGugus
ctio nal Etil asetat
Ethyl ace tate
fungsi
g ro up (Suatu ester)
(an este r)
1,4-dioksan
Tetrahidrofuran
(THF)
P a g e - 25 Senyawa Eter, Epoksida
& Crown Eter
Senyawa Epoxiran (Oxiran) …..
Eter cincin dgn 3 member ➔ Oksiran (asal “ir = tri” for 3-membered;
prefix “ox” for oxygen; “ane” for saturated)
Disebut juga epoksida
Etilen oksida (oksiran; 1,2-epoksietana) di industri sbg “intermediate”
Penyiapan: reaksi etilen dengan oksigen pada 300°C & katalis silver
oxide (Ag2O)
P a g e - 26 Senyawa Eter, Epoksida
& Crown Eter
Pembuatan Epoxiran (Oxiran) …..
Perlakukan suatu alkena dengan peroxyacid