REKAYASA IDE
MK. Hidrolika
Prodi : S1 PTB - FT
Skor Nilai :
NIM : 5183311007
2. Sarra Rahmadani,S.T.,M.Eng.
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat-Nya
sehingga Rekayasa Ide ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa Tugas Rekayasa Ide ini tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan, oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi perbaikan makalah ini
Akhir kata, penulis berharap agar materi yang saya review dapat menambah ilmu bagi
mahasiswa sebagai bahan referensi.
Penyusun
Agnes TD Sitompul
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................................2
1.4 Manfaat..............................................................................................................2
BAB II. LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Ombak...........................................3
2.2 Komponen-Komponen Pada Pembangkit Listrik Tenaga Ombak.............3
2.3 Proses Pembangkitan Listrik Tenaga Ombak..............................................4
BAB III. PEMBAHASAN...................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
Krisis energi telah diprediksikan akan melanda lima tahun yang akan datang. Hal ini
dikarenakan semakin langkanya minyak bumi dan semakin meningkatnya permintaan energi.
Untuk itu diperlukan sebuah terobosan baru untuk memanfaatkan energi lain, selain energi yang
tidak dapat diperbaharui ini. Karena jika kita tergantung pada energi yang tidak dapat
diperbaharui saja, maka di masa depan kita akan kesulitan untuk memanfaatkan energi ini karena
keterbatasan sumber dari energi tersebut. Lalu bagaimana dengan nasib anak cucu kita nanti?
Oleh karena itu manusia harus berusaha memanfaatkan sumber daya hayati yang ada di bumi ini
dengan sebaik-baiknya dan dalam pemanfaatannya harus dikembangkan dari sekarang. Akan
tetapi penggunaannya haruslah mempunyai tujuan yang positif yang nantinya tidak akan
membahayakan manusia itu sendiri.
Sumber daya hayati yang ada di bumi ini salah satunya adalah lautan. Wilayah bumi
didominasi oleh laut, dan laut juga mempunyai banyak potensi pangan dan potensi sebagai
sumber energi. Potensi pangan yang ada di laut adalah beranekaragamnya spesies ikan dan
tanaman laut. Dan potensi sumber energi yang ada di laut ada 3 macam, yaitu: energi ombak,
energi pasang surut dan energi panas laut. Salah satu energi di laut adalah energi ombak.
Sebenarnya ombak merupakan sumber energi yang cukup besar. Ombak merupakan gerakan air
laut yang turun-naik atau bergulung-gulung. Energi ombak adalah energi alternatif yang
dibangkitkan melalui efek gerakan tekanan udara akibat fluktuasi pergerakan gelombang.
Untuk itu kita akan mencoba menggali informasi tentang tenaga ombak yang sudah
dimanfaatkan oleh banyak negara, termasuk Indonesia. Berdasarkan survei yang
dilakukan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Pemerintah Norwegia sejak
tahun 1987, terlihat bahwa banyak daerah-daerah pantai yang berpotensi sebagai pembangkit
listrik bertenaga ombak. Ombak di sepanjang Pantai Selatan Pulau Jawa, di atas Kepala Burung
Irian Jaya, dan sebelah barat Pulau Sumatera sangat sesuai untuk menyuplai energi listrik.
Kondisi ombak seperti itu tentu sangat menguntungkan, sebab tinggi ombak yang bisa dianggap
potensial untuk membangkitkan energi listrik adalah sekitar 1,5 hingga 2 meter, dan gelombang
ini tidak pecah sampai di pantai.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
LANDASAN TEORI
Ombak merupakan gerakan air laut yang turun-naik atau bergulung-gulung. Pembangkit
listrik tenaga ombak adalah suatu pembangkitan energi listrik yang merubah energi mekanik
gelombang ombak menjadi energi listrik. Merupakan energi alternatif yang dibangkitkan melalui
efek gerakan tekanan udara akibat fluktuasi pergerakan gelombang, yang mana pembangkitan
energi ini akan terjadi di lepas pantai yang memiliki laju ombak besar (stabil). Energi ombak
dapat digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik, seperti saat ini telah didirikan sebuah
Pembangkit Listrik Bertenaga Ombak (PLTO) di Yogyakarta, yaitu model Oscillating Water
Column.
1. Piston Hidrolik
Piston hidrolik adalah bagian yang berfungsi menjaga keseimbangan generator agar
kedudukanya tidak terpengaruh oleh laju ombak yang bergerak. Piston hidrolik bekerja
berdasarkan hukum archimides “Jika suatu benda dicelupkan ke dalam suatu zat cair, maka
benda itu akan mendapat tekanan ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang terdesak
oleh benda tersebut.”
2. Turbin
Turbin adalah bagian konverter yang merubah energi mekanik ombak menjadi energi
mekanik (gerak) yang mana menggerakan generator adapun turbin impuls.
3. Generator
Generator adalah mesin listrik yang prinsip kerjanya berdasarkan prinsip elektromagnetik
yang merubah energi mekanik menjadi listrik ,adapun generator yang digunakan adalah
generator 3 fasa dengan frekuensi 50-60Hz dengan kapasitas daya yang di hasilkan adalah
2.25MW.
a. Kapasitor arus, kapasitor yang digunakan adalah kapasitor non polar yang memiliki
kapasitansi tinggi yang berfungsi menyimpan arus agar stabil jugga sebagai penguat
sebelum dihungkan ke saluran grid conection.
b. Auto transformator, suatu mesin listrik yang berfungsi mentransformasikan arus agar stabil
dan tidak terjadi rugi-rugi dalam penyaluran energi ke grid conection.
c. Trafo step up, mesin listrik yang berfungsi mentransformasikan tegangan yang mana pada
mesin ini tegangan dinaikan.
d. Trafo step down, mesin listrik yang berfungsi mentransformasikan tegangan yang mana pada
mesin ini tegangan diturunkan. Trafo pemakaian sendiri mesin listrik yang berfungsi
menyalurkan energi pada daerah area pembangkitan.
6. Grid conection
Grid conection, sutu proses pentransmisian energi dari gardu induk ke saluran distribusi
yang mana selanjutnya akan disalurkan kepada konsumen.
Secara mekanis, PLTO dikenal memakai teknologi OWC (Oscillating Wave Column).
Untuk OWC ini ada dua macam, yaitu OWC tidak terapung dan OWC terapung. Untuk OWC
tidak terapung prinsip kerjanya sebagai berikut. Instalasi OWC tidak terapung terdiri dari tiga
bangunan utama, yakni saluran masukan air, reservoir (penampungan), dan pembangkit. Dari
ketiga bangunan tersebut, unsur yang terpenting adalah pada tahap pemodifikasian bangunan
saluran masukan air yang tampak berbentuk U, sebab ia bertujuan untuk menaikkan air laut ke
reservoir
Bangunan untuk memasukkan air laut ini terdiri dari dua unit, kolektor dan konverter.
Kolektor berfungsi menangkap ombak, menahan energinya semaksimum mungkin, lalu
memusatkan gelombang tersebut ke konverter. Konverter yang didesain berbentuk saluran yang
runcing di salah satu ujungnya ini selanjutnya akan meneruskan air laut tersebut naik menuju
reservoir. Karena bentuknya yang spesifik ini, saluran tersebut dinamakan tapchan (tappered
channel).
Setelah air tertampung pada reservoir, proses pembangkitan listrik tidak berbeda dengan
mekanisme kerja yang ada pada pembangkit listrik tenaga air. Yaitu, air yang sudah terkumpul
itu diterjunkan ke sisi bangunan yang lain. Energi potensial inilah yang berfungsi menggerakkan
atau memutar turbin sehingga menghasilkan energi listrik. Energi potensial inilah yang
berfungsi menggerakkan atau memutar turbin pembangkit listrik. Turbin tersebut didesain untuk
bisa bekerja dengan generator putaran dua arah. Sistem yang berfungsi mengonversi energi
mekanik menjadi listrik terletak di atas permukaan laut dan terisolasi dari air laut dengan
meletakkannya di dalam ruang khusus kedap air sehingga bisa dipastikan tidak bersentuhan
dengan air laut. OWC ini dapat diletakkan di sekitar 50 m dari garis pantai pada kedalaman
sekitar 15 m.
Selain OWC tidak terapung, kita juga mengenal OWC tidak terapung lain seperti OWC
tidak terapung saat air pasang. OWC ini bekerja pada saat air pasang saja, tapi OWC ini lebih
kecil. Hasil survei hidrooseanografi di wilayah perairan Parang Racuk menunjukkan bahwa
sistem akan dapat membangkitkan daya listrik optimal jika ditempatkan sebelum gelombang
pecah atau pada kedalam 4-11 meter. Pada kondisi ini akan dapat dicapai putaran turbin antara
3000-700 rpm. Posisi prototip II OWC (Oscillating Wave Column) masih belum mencapai lokasi
minimal yang disyaratkan, karena kesulitan pelaksanaan operasional alat mekanis. Posisi ideal
akan dicapai melalui pembangunan prototip III yang berupa sistem OWC apung. Untuk OWC
terapung, prinsip kerjanya sama seperti OWC tidak terapung, hanya saja peletakannya yang
berbeda.
BAB III
PEMBAHASAN
ASPEK ISI
A Tujuan Penelitian Melalui kajian berbagai literature dan diskusi
dalam kelompoknya , kelompok mahasiswa dapat
menghasilkan sebuah rancangan ide yang
berkaitan dengan pemanfaatan energy yang
berguna bagi masyarakat
B Judul Pembangkit listrik tgenaga energy ombak
C Permasalahan Kelebihan dari pembangkit listrik ini adalah:
- Energi bisa diperoleh secara gratis, tidak butuh
bahan bakar, tidak menghasilkan limbah, mudah
dioperasikan dan biaya perawatan rendah, serta
dapat menghasilkan energi dalam jumlah yang
memadai.
- Selain itu, pemanfaatan energi ombak sendiri
untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik,
merupakan pilihan yang sangat bagus, karena
selain hemat biaya operasionalnya, pembangkit
listrik ini juga ramah lingkungan karena tidak
mengeluarkan limbah padat, cair maupun
gas.Tetapi Bergantung pada ombak; kadang dapat
energi, kadang pula tidak, artinya pembangkit
tenaga ini tidak pasti dapat digunakan (tidak
flexible).
Perlu-- Menemukan lokasi yang sesuai dimana ombaknya
kuat dan muncul secara konsisten.
- Membutuhkan alat konversi yang handal yang
mampu bertahan dengan kondisi lingkungan laut
yang keras yang disebabkan antara lain oleh
tingginya tingkat korosi dan kuatnya arus laut.
D Kajian literature , PLTO dikenal memakai teknologi OWC
(Oscillating Wave Column). Untuk OWC ini ada
dua macam, yaitu OWC tidak terapung dan OWC
terapung. Instalasi OWC tidak terapung terdiri
dari tiga bangunan utama, yakni saluran masukan
air, reservoir (penampungan), dan pembangkit.
Dari ketiga bangunan tersebut, unsur yang
terpenting adalah pada tahap pemodifikasian
bangunan saluran masukan air yang tampak
berbentuk U, sebab ia bertujuan untuk menaikkan
air laut ke reservoir.
Setelah air tertampung pada reservoir, proses
pembangkitan listrik tidak berbeda dengan
mekanisme kerja yang ada pada pembangkit listrik
tenaga air. Yaitu, air yang sudah terkumpul itu
diterjunkan ke sisi bangunan yang lain
Selain OWC tidak terapung, kita juga mengenal
OWC tidak terapung lain seperti OWC tidak
terapung saat air pasang. OWC ini bekerja pada
saat air pasang saja, tapi OWC ini lebih kecil.
Hasil survei hidrooseanografi di wilayah perairan
Parang Racuk menunjukkan bahwa sistem akan
dapat membangkitkan daya listrik optimal jika
ditempatkan sebelum gelombang pecah atau pada
kedalam 4-11 meter. Pada kondisi ini akan dapat
dicapai putaran turbin antara 3000-700 rpm. Posisi
prototip II OWC (Oscillating Wave Column)
masih belum mencapai lokasi minimal yang
disyaratkan, karena kesulitan pelaksanaan
operasional alat mekanis.
Posisi ideal akan dicapai melalui pembangunan
prototip III yang berupa sistem OWC apung.
Untuk OWC terapung, prinsip kerjanya sama
seperti OWC tidak terapung, hanya saja
peletakannya yang berbeda.
E Desain Pemecahan Masalah Saat ini baru beberapa negara yang yang
sudah melakukan penelitian secara serius dalam
bidang energi tidal, diantaranya Inggris dan
Norwegia. Di Norwegia, pengembangan energi ini
dimotori oleh Statkraft, perusahaan pembangkit
listrik terbesar di negara tersebut. Statkraft bahkan
memperkirakan energi tidal akan menjadi sumber
energi terbarukan yang siap masuk tahap
komersial berikutnya di Norwegia setelah energi
hidro dan angin. Keterlibatan perusahaan listrik
besar seperti Statkraft mengindikasikan bahwa
energi tidal memang layak diperhitungkan baik
secara teknologi maupun ekonomis sebagai salah
satu solusi pemenuhan kebutuhan energi dalam
waktu dekat.
Indonesia memiliki garis pantai terpanjang
kedua setelah Norwegia. Sehingga Energi ombak
di pantai tersebut digunakan sebagai pembangkit
tenaga listrik, seperti saat ini telah didirikan
sebuah Pembangkit Listrik Bertenaga Ombak
(PLTO) di Yogyakarta, yaitu model Oscillating
Water Column. Tujuan didirikannya PLTO ini
adalah untuk memberikan model sumber energi
alternatif yang ketersediaan sumbernya cukup
melimpah di wilayah perairan pantai Indonesia.