Anda di halaman 1dari 9

NAVIGASI DARAT

Pengertian
Banyak pengertian mengenai navigasi, dimana pada dasarnya navigasi adalah suatu kegiatan
untuk menentukan arah, kedudukan tempat kita berada maupun orang lain serta menentukan
lintasan atau jalur perjalanan agar sampai pada  tujuan yang diinginkan. Ada berbagai macam
tipe navigasi, navigasi  darat, laut, dan udara, masing – masing mempunyai ciri khas
tersendiri dalam segi penerapan ilmunya. Dalam buku ini hanya akan dibahas mengenai
navigasi di daratan saja, termasuk navigasi di Sungai dan pantai, atau biasa dikenal dengan
istilah Navigasi darat.
Kemammpuan dalam bernavigasi  sangat  ditentukan oleh pengalaman seseorang, semakan
sering seseorang melakukan kegiatan navigasi maka  akan semakin mudah dan lancar
baginya dalam bernavigasi.

Persiapan Alat Navigasi


Dalam melakukan kegiatan di alam, membawa alat navigasi adalah sesuatu yang wajib,
banyak manfaat yang akan dirasakan apabila alat – alat tersebut kita bawa dalam berkegiatan
di alam, berikut adalah alat – alat yang biasa digunakan untuk melakukan navigasi : Peta,
kompas, alat tulis ( busur, penggaris, protaktor, pinsil, jangka ukur, buku lapang, dll ), alat
penunjuk ketinggian tempat ( Altimeter ), alat penunjuk kedudukan tempat (GPS).
A. Peta
Peta adalah suatu presentasi di atas bidang datar baik seluruh atau sebagian  permukaan
bumi, yang dilihat dari atas dan diperkecil dengan perbandingan tertentu. peta dilengkapi
dengan keterangan-keterangan yang diperlukan, namun  ada bagian peta yang biasanya tidak
digambar menurut perbandingan di lapangan seperti jalan, jembatan, rel kereta dan
sebagainya. Pada masa sekarang ini peta memegang peranan penting dalam segala macam
bentuk aktifitas manusia, beribu – ribu peta telah diproduksi, baik untuk kepentingan militer,
penelitian, ekspedisi, dan lain sebagainya.
 Jenis jenis Peta
Ada beberapa jenis peta yang dibuat tergantung tujuan penggunaannya, diantaranya adalah
1. Peta Topografi
Peta ini menyajikan gambaran secara detail keadaan suatu tempat sehingga dapat
diperoleh gambaran secara jelas.  informasi yang didapat cukup lengkap, seperti jalan,
batas wilayah, trianggulasi dan lain-lain termasuk kontur sebagai gambaran ketinggian
tempat.  Skala yang diguna kan biasanya 1 : 50.000 dan 1 : 25.000, peta topogfafi
biasanya menggambarkan perbedaan ketinggian pada  suatu daerah dengan interfal
tertentu, dimana interval tersebut tergantung dari skala yang digunakan peta tersebut.
2. Peta Tematik
Peta tematik adalah peta yang menyajikan topik tertentu, misalnya peta tanah, peta lahan
pertanian, peta kerapatan penduduk dan lain-lain
3. Peta Potret Udara
Peta hasil interpretasi potret udara dapat digunakan untuk pembuatan peta topografi,
karena dapat menggambarkan kondisi secara tiga dimensi suatu tempat. Potret udara
sendiri biasanya mempunyai skala sekitar 1 : 20.000.
4. Peta Citra landsat
Peta hasil penafsiran citra landsat, biasanya berskala sekitar 1 : 100.000. Selain jenis peta
diatas banyak jenis peta lainnya diantaranya Peta Dunia, Peta negara, peta teknik, peta
areal kerja, dan lain – lain.

 Informasi Pada Peta


Ialah informasi – informasi yang terdapat pada peta, adanya informasi ini bertujuan agar
pembaca dapat lebih memahami peta yang dimaksud. Dalam hal ini yang dibahas adalah peta
Rupa Bumi Indonesia (RBI), yang merupakan peta acuan dan standar di Indonesia dan
diterbitkan oleh Badan koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal).
1. Badan Peta
Merupakan informasi berupa gambar peta itu sendiri, untuk skala 1 : 50.000 sebesar 15’ x
15’ atau ± 56 cm x 56 cm. Terletak mendominasi sisi kiri atas tanpa tepi untuk
memudahkan penggabungan dengan peta lain di sebelahnya.
2. Judul Peta
Adalah identitas daerah yang tergambar pada peta.  Umumnya mencantumkan Skala,
nomor lembar peta, nama daerah atau identitas yang menonjol, Judul peta umumnya disisi
kanan atas peta.
3. Skala
Ialah perbandingan antara jarak pada peta dan jarak sebenarnya di lapangan,  biasanya
dinyatakan dalam skala angka atau batang.
4. Keterangan pembutan peta
Berisi informasi pembuatan seperti cara dan tahun pembuatan, nama instansi pembuat,
pada umumnya ditempatkan disisi kanan. Tahun pembutan peta sangat diperlukan untuk
menghitung sudut variasi magnetis, karena kutub magnetis selalu berubah setiap
tahunnya.
5. Legenda
Ialah keterangan – keterangan pada peta yang menjelaskan arti simbol – simbol pada peta,
seperti sungai, hutan, persawahan, dan lain – lain. terdapat juga perbedaan warna dalam
suatu legenda, yang berfungsi membedakan antara legenda yang satu dengan yang
lainnya.
6. Nomor Peta
Nomor pada peta berguna untuk kita dalam mencari peta yang dibutuhkan
 Koordinat
Lembaran peta terbagi atas dua garis koordinat, yaitu garis horisontal dan vertikal
membentuk kotak-kotak bujur sangkar. Terdapat dua sistem yang biasanya ditampilkan di
peta yaitu sistem koordinat Grid dan Universal.
Koordinat grid memakai sistem Koordinat UTM yang artinya kedudukan suatu titik
dinyatakan dalam ukuran jarak dari setiap titik acuan, sedangkan koordinat universal atau
yang  biasa disebut geografis, menggunakan sistem  lintang dan bujur dengan satuan derajat,
menit dan detik, koordinat geografis inilah yang biasanya sering digunakan.
Pada peta rupa bumi Indonesia digunakan sistem keduanya. Untuk sistem grid yang
mempunyai nilai 1.000 meter tiap karvak ditampilkan dengan garis warna hitam, garis ini
ditempatkan diluar peta.  Sedangkan sistem koordinat universal langsung dibuat garis warna
biru diatas peta, mempunyai nilai 30 detik untuk tiap karvaknya.  Jadi karvak grid dan
universal tidak sama.
Ada beberapa penyebutan koordinat grid yang sering dipergunakan yaitu dengan sistem 4
angka, 6 angka dan 8 angka.  Sistem 4 angka biasanya dipakai untuk memperlihatkan posisi
suatu tempat yang cukup luas kira-kira 1 km persegi, misalnya untuk menunjukan kampung,
danau, sungai dan sebagainya, sedangkan sistem 6 angka dimaksudkan untuk
memperlihatkan suatu tempat yang lebih sempit kira-kira 100 meter, seperti lokasi berkemah,
titik pertemuan dan lain-lain dan sistem 8 angka untuk menentukan areal yang lebih kecil lagi
sekitar 10 m.

 Pengukuran Jarak Dengan Skala


Perbandingan ukuran atau jarak antara yang digambarkan di peta dengan jarak dilapangan
dikenal dengan istilah skala.  Dalam peta dikenal dua macam skala yang sering dicantumkan
secara berdampingan, yaitu skala angka dan skala gambar.
Dalam skala angka misalnya 1 : 100.000 artinya satu centimeter diatas peta sama dengan
100.000 cm atau sama dengan 1 Km di lapangan. Skala gambar dicantumkan dengan
menggambarkan garis dengan jarak-jarak tertentu di peta. Tidak seperti skala angka sifat
skala gambar tidak berubah meskipun peta tersebut dicopi diperkecil, hasilnya tetap bisa
digunakan sesuai skala yang tercantum.
Dalam perpetaan ada istilah skala besar, skala sedang dan skala kecil, skala besar artinya
dalam ukuran peta tertentu di-gambarkan suatu daerah yang sempit biasanya lebih terperinci
dan jelas faktor skala kurang dari 10.000 misalnya dengan skala 1 : 10.000, skala 1 : 5.000,
digunakan untuk keperluan Perencanaan, teknik engineering atau survey kadaster. Skala
sedang mempunyai factor skala antara 10.000 s/d 1.000.000 misal skala 1 : 25.000, 1 : 50.000
diproduksi untuk peta topografi, peta survey geologi atau tanah atau survey udara. skala kecil
digambarkan suatu daerah yang sangat luas dan kurang terinci biasanya hanya sebagai peta
situasi, atlas misalnya dengan skala  1 : 2.500.000. dipergunakan untuk pemakaian
masyarakat umum atau pendidikan seperti atlas.

A. Kontur
Relief muka bumi di dalam peta digambarkan dengan kontur.  Kontur adalah suatu garis
imajiner dalam peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian yang
sama di permukaan bumi yang diukur dari permukaan laut.
Bagi para penjelajah garis kontur pada peta sangat penting karena menentukan pada
pertimbangan dalam menyusun perencanaan perjalanan, dengan memperhatikan kontur yang
untuk lebih mudahnya digambarkan dalam bentuk proyeksi melintang dapat diketahui bagian
bumi yang curam, landai atau datar.
Bila garis kontur terlihat berjauhan atau jarang berarti tempat tersebut landai atau datar,
sebaliknya bila garis kontur rapat menandakan daerah yang curam. Jarak antara garis–garis
kontur yang sama menunjukan kemiringan lereng yang sama, sedangkan bila jarak antar garis
kontur dari tempat tinggi ke bawah berkurang (renggang berangsur rapat) menunjukan lereng
cembung dan sebaliknya bila jarak antar garis kontur dari atas kebawah bertambah (rapat
berangsur renggang) menunjukan lereng cekung. Perhatikan gambar penampang (Proyeksi)
melintang kontur sebelah kiri atas.
Interval kontur adalah perbedaan dua garis ketinggian atau garis kontur yang biasanya
ditempatkan dibawah skala garis,  bila tidak dinyatakan pada peta dapat dihitung dengan
rumus 1 / 2000 dikalikan faktor skala.  Misal : peta skala 1 : 50.000  maka interval konturnya
adalah 1 / 2000 x 50.000  = 25 meter.
Pada peta berwarna, perbedaan antara daerah tinggi dan rendah dicantumkan dengan
pewarnaan yang ber-beda, biasanya untuk daerah rendah berwarna hijau, sedangkan daerah
tinggi warna coklat.

Prinsip-prinsip garis kontur


1. Garis kontur yang rendah mengelilingi garis kontur yang tinggi.
2. Garis kontur tidak pernah berpotongan, tidak bercabang dan akan bertemu dimanapun
tempatnya.
3. Garis kontur pada daerah landai berjauhan sebaliknya pada daerah curam akan rapat.
4. Garis kontur yang menjauh dari puncak atau menjorok keluar merupakan punggung
bukit
5. Garis kontur yang mendekat ke puncak merupakan lembah.
6. Interval garis kontur adalah 1 / 2.000 kali faktor skala.
7. Kondisi daerah yang khusus seperti kawah, tebing, puncak akan digambarkan khusus.
Titik ketinggian adalah point ketinggian suatu tempat yang diukur dari permukaan laut
biasanya disebut titik trianggulasi.  Dilapangan biasanya berupa patok atau tonggak dari
beton atau logam yang menyatakan tinggi sebenarnya.

B. KOMPAS
Ada dua sistem satuan pembagian lingkaran yang biasa pada kompas yaitu  Sistem derajat
( º ) dimana lingkaran penuh terbagi menjadi 360º dan Sistem centigrads dimana lingkaran
terbagi menjadi 400 grads. Di Indonesia sistem derajat adalah yang umum dipakai dan
dikenal luas.
Pada sistem derajat, tiap 1º terbagi menjadi 60’ (dibaca 60 menit) dan tiap 1’ terbagi lagi
menjadi 60” ( dibaca 60 detik ). Arah utara (N) biasanya ditempatkan pada angka 0º,  Selatan
(S) = 180º,  Barat (W) = 270º dan  Timur (E) = 90º dengan urutan searah jarum jam.
Untuk navigasi darat praktis satuan menit dan detik dapat diabaikan, Apabila kompas ketika
digunakan menunjukan diantara dua penunjuk garis derajat dalam prakteknya dapat dibaca
sebagai setengah derajat.

 Jenis-jenis kompas
Terdapat berbagai macam jenis kompas, diantarnya adalah kompas silva, kompas jempol,
kompas bidik, kompas optic, kompas prisma, kompas cermin, dan kompas digital, dalam
kegiatan navigasi darat jenis kompas yang paling sering digunakan adalah kompas silva dan
bidik.
1. Kompas Silva
Kompas silva dibuat pertama kali di Swedia pada tahun 1930 oleh Kjellstrom bersaudara
didisain untuk olahraga orienteering,  namun demikian sekarang dibuat banyak model dan
digunakan untuk berbagai keperluan. Kompas silva dapat digunakan untuk ploting,
menghitung arah dengan cepat dan tepat diatas peta tanpa menggunakan busur karena
memang merupakan kombinasi dari keduanya.
Cara penggunaan Kompas Silva

Menentukan Garis arah


Tempatkan sisi garis yang panjang kompas, berhimpit dengan arah garis yakinkan anak
panah berada pada titik sasaran atau perjalanan yang dikehendaki.Putar rumah skala
seterusnya meridien line sejajar dengan sumbu vertikal. Baca arah lintasan yang berada
dalam rumah skala mendatar digaris penunjuk derajat.
Sepanjang perjalanan sudut magnetik sebaiknya sudah diset dengan memutar rumahan hingga
arah yang dikehendaki tepat dengan garis penunjuk. Pegang alat kompas di telapak tangan,
putar hingga tanda merah pada jarum kompas menunjuk arah utara magnet, pada rumahan
kompas Arah yang dituju adalah yang ditunjuk sudut magnet.

Menentukan sudut magnet


Pegang kompas arahkan titik yang dikehendaki pada obyek. Putar rumahan kompas hingga
jarum merah, meridien line berada di bawah jarum merah (Utara) jarum kompas berhenti.
Kompas Bidik

Kompas bidik digunakan untuk membidik mengetahui azimuth suatu objek, yang termasuk
kompas ini antara lain : Kompas prisma, kompas lensa, kompas cermin, kompas optis,
kompas digital (ada juga yang tergabung dengan GPS). Kompas Lensa dilengkapi lensa
pembesar yang memungkinkan dapat membaca angka pada piring plat secara tepat,  pada bak
kompas terisi dengan cairan yang memudahkan untuk pergerakan piringan untuk dapat
berputar berhenti dengan cepat.
Cara Penggunaan Kompas lensa dan Prisma Siang hari
Menentukan nilai arah, pegang kompas dengan dua tangan, ibu jari masuk kedalam ring
kompas, pandang celah dekat lensa/prisma lurus dengan garis rambut yang ada pada tutup
kompas searah dengan obyek yang dikehendaki, baca skala mendatar pada plat skala dari
celah lensa pembesar, angka yang terdapat pada pivot point adalah nilai arah.

Menentukan arah dan sudut kompas, pegang kompas seperti cara diatas, pandangan mata ke
lensa/prisma dan putar kompas sampai garis rambut me motong sudut yang dikehendaki pada
plat skala.Menggunakan kompas tanpa prisma,  merupakan salah satu cara penggunaan
meskipun ketelitiannya kurang.  Untuk menentukan arah caranya adalah dengan membuka
kompas mendatar dan garis pada lidah kompas lurus dengan objek, baca putaran arah pada
kompas yang ditunjukan oleh garis penunjuk lubber line seperti pada gambar samping  ini.

Bagian –bagian kompas antara lain :


1. Badan/Body kompas yaitu tempat melekatnya komponen-komponen kompas.
2. Jarum Kompas Selalu menunjuk arah utara-selatan pada posisi bagaimanapun (dengan
syarat tidak dipengaruhi oleh medan magnet lain dan jarum tidak terhambat
perputarannya.)
3. Skala kompas, menunjukkan pembagian derajat sistem mata angin.
Cara Penggunaan kompas :
Penggunaan kompas pada prinsipnya yang paling penting diperhatikan adalah kompas
harus horozontal, maka pembacaan skala peta melalui garis fisir, sedangkan pada kompas
orienteering (misal kompas silva) yang paling penting diperhatikan adalah Utara Kompas
harus sejajar dengan Utara peta.

Bila Tidak ada Kompas


Adakalanya dalam suatu perjalanan mendapat kesulitan menentukan arah mata angin karena
tidak ada kompas atau kompas hilang atau rusak, untuk itu perlu mengetahui cara
menentukannya. Menentukan arah tanpa kompas biasanya bersifat global, tidak terlalu akurat
dan tanpa nilai sudut.

Dengan Perbintangan
1. Melihat terbit / tenggelamnya matahari / bulan
2. Melihat posisi bulan
Pada malam hari, bulan dapat digunakan sebagai pedoman caranya adalah dengan
memperhatikan permukaan bulan. Pada saat bulan purnama, permukaan bulan yang
memperlihatkan bayangan kehitaman dan berkumpul pada satu sisi, tempat berkumpulnya
bayangan tersebut menunjukan arah utara.
Pada saat bulan tidak utuh maka perhatikan bagian  yang terang, perhatikan pula waktu bulan
pertama kali muncul, apabila muncul pada     saat matahari belum tenggelam maka bagian
yang terang menunjukan     arah barat, jika bulan muncul saat lewat tengah malam, maka
bagian bulan yang terang menunjukan arah timur.

Menggunakan Bayangan matahari


Arah mata angin dapat ditentukan dengan menggunakan bayangan matahari.  Caranya dengan
menancapkan batang kayu lurus pada tanah yang relatif datar dan terbuka terbebas dari
naungan. Tandai bayangan ujung batang (titik A) lalu tunggu sekitar setengah jam bayangan
ujung  batang akan bergeser lalu tandai sekali lagi (titik B).  Tarik garis diantara kedua titik,
garis tersebut menunjukan arah barat – timur, arah utara – selatan adalah garis tegak lurus
arah barat – timur.

Penggunaan  Rasi Bintang


Pada malam hari rasi bintang gubuk penceng atau layang -layang menunjukan arah
selatan dan rasi bintang tujuh atau perahu menunjuk arah utara.
Membuat Kompas sendiri
Menggunakan jarum atau silet bermagnet yang diletakan diatas permukaan air. Untuk
membuatnya terapung dapat digunakan pelamung seperti kertas atau gabus, berdasarkan arah
yang ditunjukan jarum dapat diketahui arah utara –selatan, apabila jarum tidak bermagnet
dapat dibuat dengan menggosokannya ke kain secara searah.
Tanda Medan
Penentuan arah juga dapat dilakukan dengan memperhatikan indikasi pada lumut yang
menempel pada batang pohon, batang pohon yang berlumut tebal biasanya menunjukan arah
timur. Selain lumut pangkal liana pada tumbuhan biasanya tumbuh mengarah ke timur.
Selain tanda – tanda alami dapat juga menggunakan tanda buatan, seperti bangunan Rumah
ibadah Islam yang selalu menunjuk arah kiblat ( Untuk di   Indonesia menunjuk arah barat
laut ) dan Kuburan Islam selalu menunjuk arah utara.
Menggunakan Jarum Jam
Dengan Jarum jam atau Arloji, di daerah sebelah utara dari kedudukan garis edar matahari,
jarum pendek arahkan ke matahari dan garis pembagi sudut antara angka jam 12  dengan
jarum pendek adalah arah selatan. Di daerah sebelah selatan dari kedudukan garis edar
matahari, caranya sama dengan diatas tapi yang didapat adalah arah utara.

PERALATAN NAVIGASI LAINNYA


Altimeter
Altimeter adalah suatu alat untuk mengukur ketinggian tempat dari permukaan laut, dengan
adanya altimeter kita dapat mengetahui posisi ketinggian kita berada, dalam reseksi altimeter
dapat digunakan dengan cara mencari perpotongan antara  garis kontur dengan sudut yang
dibentuk.

Global Positioning Sistem ( GPS )

Global Positioning System (GPS) adalah peralatan system radio navigasi global yang
menerima data dari beberapa satelit dan stasiun bumi, mempunyai keakuratan yang tinggi
dalam menentukan posisi dan memetakan suatu lokasi yang diminta. Mampu menunjukan
posisi lintang, bujur, ketinggian suatu tempat, waktu yang tepat, posisi bulan atau matahari,
kecepatan pergerakan, odometer, jarak serta azimuth antara satu tempat dengan tempat
lainnya secara cepat, tepat dan mudah diseluruh permukaan bumi.
Data yang didapatkan dalam pengaplikasian GPS dapat disimpan dalam memory berupa
waypoint, track dan route. Ketika kita ke lapangan simpanlah tempat – tempat yang sekiranya
penting, seperti basecamp, pos pendakian, kantor polhut, Jembatan, Simpang jalan, Cabang
sungai, Muara Sungai, perkampungan, serta tempat lainnya yang dianggap penting.
Ada beberapa kelemahan GPS, Selain harganya relatif mahal, GPS hanya bekerja secara
optimal pada saat cuaca baik dan tempat terbuka, hal tersebut mempengaruhi signal yang
diterima dari satelit. jika GPS digunakan di ruangan atau pada hutan bertajuk lebat, tentu
akan mengalami kesulitan dalam penangkapan signal, apabila kita kelapangan salah satu cara
unutk menanganinya dengan memanjat pohon untuk mendapatkan sinyal yang lebih baik dan
akurat.

Pengertian azimut
Azimut adalah sudut putar dari arah Barat hingga Timur. Sebagai referensi sudut nol dipakai
arah mata angin Utara. Tanda (+) berarti arah putar searah jarum jam dari sudut nol, tanda (-)
untuk arah sebaliknya. Sebagai contoh, dari sudut nol ke arah Timur tepat adalah 90 derajat,
dan Barat adalah sudut -90 derajat.
Azimut didefinisikan sebagai sudut horizontal yang diukur searah jarum jam dari garis dasar
atau secara ringkasnya sudut dari suatu titik terhadap utara pengamat. Karena ada tiga jenis
arah utara (UP,UM,US) maka azimut juga terdapat 3 jenis berdasarkan ketiga arah utara
tersebut, yaitu Azimut Peta azimut Magnetis, dan azimut sebenarnya. Untuk membuat
lintasan tetap berada pada satu garis lurus, kita dapat berjalan dari satu titik ke titik lain
dengan sudut kompas tetap (potong kompas), dapat menggunakan teknik back azimut.

Back Azimuth
Back Azimuth atau Bidik balik digunakan untuk memeriksa apakah arah yang ditempuh salah
atau benar,  selisih antara azimuth keberangkatan dengan azimuth bidik balik harus (+ / -)
180°, caranya adalah sebagai berikut :
Pertama cari sebuah tanda yang mencolok pada tem pat asal perjalanan. Setelah beberapa
jauh, misal sewaktu berangkat azimut yang digunakan adalah 20° maka bila kita bidik balik
ketempat semula azimut yang didapat harus 20° + 180° = 200°.  Bila azimuth keberangkatan
300° maka back azimutnya adalah 300° – 180° =  120°. Bila selisih azimuth tidak sama
dengan 180° maka arah perjalanan tidak benar atau  menyimpang
Langkah-langkah potong kompas:
1. Tentukan titik awal dan titik akhir perjalanan, plot dipeta, tarik garis lurus dan hitung
sudut kompasnya serta sudut back azimutnya.
2. Bidikkan kompas sesuai sudut antara titik awal dan titik akhir
3. Bila memakai kompas orienteering, putar gelang sampai dengan tanda (huruf N) pada
komas sebidang dengan jarum berwarna merah. Pada kompas bidik prinsipnya sama.
4. Bidikkan kompas kembali kebelakang sesuai sudut back azimut dari tanda medan
tersebut untuk mengecek apakah kita masih berada pada lintasan yang diinginkan.

Orientasi Peta
Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan yang sebenarnya. Untuk
keperluan ini kita perlu mengetahui tanda – tanda medan yang ada di lokasi dan
mencocokkannya dengan kontur yang ada dipeta. Untuk keperluan praktis utara kompas
(magnetis) dapat kita anggap sejajar dengan utara sebenarnya tanpa memperhitungkan
deklinasinya.
Langkah – langkah orientasi pada peta:
1. Cari tempat yang terbuka untuk melihat tanda – tanda medan yang mencolok ( dapat
dikenali)
2. Letakkan peta pada bidang datar
3. Samakan utara peta dengan utara kompas, sehingga peta sesuai dengan bentang alam
yang ada.
4. Cari tanda- tanda medan dilokasi dan himpitkan dengan tanda medan yang ada dipeta
( seperti jalan raya, sungai, dll)
5. Tanpa memperhitungka deklinasinya, letakkan kompas sedemikian rupa sehingga
sumbu pokok kompas terletak diatas garis batas lemabar kiri ataukanan peta dan kita
putar peta beserta kompasnya sampai jarum kompas terletak satu garis peta tersebut.

Anda mungkin juga menyukai