Pengertian
Banyak pengertian mengenai navigasi, dimana pada dasarnya navigasi adalah suatu kegiatan
untuk menentukan arah, kedudukan tempat kita berada maupun orang lain serta menentukan
lintasan atau jalur perjalanan agar sampai pada tujuan yang diinginkan. Ada berbagai macam
tipe navigasi, navigasi darat, laut, dan udara, masing – masing mempunyai ciri khas
tersendiri dalam segi penerapan ilmunya. Dalam buku ini hanya akan dibahas mengenai
navigasi di daratan saja, termasuk navigasi di Sungai dan pantai, atau biasa dikenal dengan
istilah Navigasi darat.
Kemammpuan dalam bernavigasi sangat ditentukan oleh pengalaman seseorang, semakan
sering seseorang melakukan kegiatan navigasi maka akan semakin mudah dan lancar
baginya dalam bernavigasi.
A. Kontur
Relief muka bumi di dalam peta digambarkan dengan kontur. Kontur adalah suatu garis
imajiner dalam peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian yang
sama di permukaan bumi yang diukur dari permukaan laut.
Bagi para penjelajah garis kontur pada peta sangat penting karena menentukan pada
pertimbangan dalam menyusun perencanaan perjalanan, dengan memperhatikan kontur yang
untuk lebih mudahnya digambarkan dalam bentuk proyeksi melintang dapat diketahui bagian
bumi yang curam, landai atau datar.
Bila garis kontur terlihat berjauhan atau jarang berarti tempat tersebut landai atau datar,
sebaliknya bila garis kontur rapat menandakan daerah yang curam. Jarak antara garis–garis
kontur yang sama menunjukan kemiringan lereng yang sama, sedangkan bila jarak antar garis
kontur dari tempat tinggi ke bawah berkurang (renggang berangsur rapat) menunjukan lereng
cembung dan sebaliknya bila jarak antar garis kontur dari atas kebawah bertambah (rapat
berangsur renggang) menunjukan lereng cekung. Perhatikan gambar penampang (Proyeksi)
melintang kontur sebelah kiri atas.
Interval kontur adalah perbedaan dua garis ketinggian atau garis kontur yang biasanya
ditempatkan dibawah skala garis, bila tidak dinyatakan pada peta dapat dihitung dengan
rumus 1 / 2000 dikalikan faktor skala. Misal : peta skala 1 : 50.000 maka interval konturnya
adalah 1 / 2000 x 50.000 = 25 meter.
Pada peta berwarna, perbedaan antara daerah tinggi dan rendah dicantumkan dengan
pewarnaan yang ber-beda, biasanya untuk daerah rendah berwarna hijau, sedangkan daerah
tinggi warna coklat.
B. KOMPAS
Ada dua sistem satuan pembagian lingkaran yang biasa pada kompas yaitu Sistem derajat
( º ) dimana lingkaran penuh terbagi menjadi 360º dan Sistem centigrads dimana lingkaran
terbagi menjadi 400 grads. Di Indonesia sistem derajat adalah yang umum dipakai dan
dikenal luas.
Pada sistem derajat, tiap 1º terbagi menjadi 60’ (dibaca 60 menit) dan tiap 1’ terbagi lagi
menjadi 60” ( dibaca 60 detik ). Arah utara (N) biasanya ditempatkan pada angka 0º, Selatan
(S) = 180º, Barat (W) = 270º dan Timur (E) = 90º dengan urutan searah jarum jam.
Untuk navigasi darat praktis satuan menit dan detik dapat diabaikan, Apabila kompas ketika
digunakan menunjukan diantara dua penunjuk garis derajat dalam prakteknya dapat dibaca
sebagai setengah derajat.
Jenis-jenis kompas
Terdapat berbagai macam jenis kompas, diantarnya adalah kompas silva, kompas jempol,
kompas bidik, kompas optic, kompas prisma, kompas cermin, dan kompas digital, dalam
kegiatan navigasi darat jenis kompas yang paling sering digunakan adalah kompas silva dan
bidik.
1. Kompas Silva
Kompas silva dibuat pertama kali di Swedia pada tahun 1930 oleh Kjellstrom bersaudara
didisain untuk olahraga orienteering, namun demikian sekarang dibuat banyak model dan
digunakan untuk berbagai keperluan. Kompas silva dapat digunakan untuk ploting,
menghitung arah dengan cepat dan tepat diatas peta tanpa menggunakan busur karena
memang merupakan kombinasi dari keduanya.
Cara penggunaan Kompas Silva
Kompas bidik digunakan untuk membidik mengetahui azimuth suatu objek, yang termasuk
kompas ini antara lain : Kompas prisma, kompas lensa, kompas cermin, kompas optis,
kompas digital (ada juga yang tergabung dengan GPS). Kompas Lensa dilengkapi lensa
pembesar yang memungkinkan dapat membaca angka pada piring plat secara tepat, pada bak
kompas terisi dengan cairan yang memudahkan untuk pergerakan piringan untuk dapat
berputar berhenti dengan cepat.
Cara Penggunaan Kompas lensa dan Prisma Siang hari
Menentukan nilai arah, pegang kompas dengan dua tangan, ibu jari masuk kedalam ring
kompas, pandang celah dekat lensa/prisma lurus dengan garis rambut yang ada pada tutup
kompas searah dengan obyek yang dikehendaki, baca skala mendatar pada plat skala dari
celah lensa pembesar, angka yang terdapat pada pivot point adalah nilai arah.
Menentukan arah dan sudut kompas, pegang kompas seperti cara diatas, pandangan mata ke
lensa/prisma dan putar kompas sampai garis rambut me motong sudut yang dikehendaki pada
plat skala.Menggunakan kompas tanpa prisma, merupakan salah satu cara penggunaan
meskipun ketelitiannya kurang. Untuk menentukan arah caranya adalah dengan membuka
kompas mendatar dan garis pada lidah kompas lurus dengan objek, baca putaran arah pada
kompas yang ditunjukan oleh garis penunjuk lubber line seperti pada gambar samping ini.
Dengan Perbintangan
1. Melihat terbit / tenggelamnya matahari / bulan
2. Melihat posisi bulan
Pada malam hari, bulan dapat digunakan sebagai pedoman caranya adalah dengan
memperhatikan permukaan bulan. Pada saat bulan purnama, permukaan bulan yang
memperlihatkan bayangan kehitaman dan berkumpul pada satu sisi, tempat berkumpulnya
bayangan tersebut menunjukan arah utara.
Pada saat bulan tidak utuh maka perhatikan bagian yang terang, perhatikan pula waktu bulan
pertama kali muncul, apabila muncul pada saat matahari belum tenggelam maka bagian
yang terang menunjukan arah barat, jika bulan muncul saat lewat tengah malam, maka
bagian bulan yang terang menunjukan arah timur.
Global Positioning System (GPS) adalah peralatan system radio navigasi global yang
menerima data dari beberapa satelit dan stasiun bumi, mempunyai keakuratan yang tinggi
dalam menentukan posisi dan memetakan suatu lokasi yang diminta. Mampu menunjukan
posisi lintang, bujur, ketinggian suatu tempat, waktu yang tepat, posisi bulan atau matahari,
kecepatan pergerakan, odometer, jarak serta azimuth antara satu tempat dengan tempat
lainnya secara cepat, tepat dan mudah diseluruh permukaan bumi.
Data yang didapatkan dalam pengaplikasian GPS dapat disimpan dalam memory berupa
waypoint, track dan route. Ketika kita ke lapangan simpanlah tempat – tempat yang sekiranya
penting, seperti basecamp, pos pendakian, kantor polhut, Jembatan, Simpang jalan, Cabang
sungai, Muara Sungai, perkampungan, serta tempat lainnya yang dianggap penting.
Ada beberapa kelemahan GPS, Selain harganya relatif mahal, GPS hanya bekerja secara
optimal pada saat cuaca baik dan tempat terbuka, hal tersebut mempengaruhi signal yang
diterima dari satelit. jika GPS digunakan di ruangan atau pada hutan bertajuk lebat, tentu
akan mengalami kesulitan dalam penangkapan signal, apabila kita kelapangan salah satu cara
unutk menanganinya dengan memanjat pohon untuk mendapatkan sinyal yang lebih baik dan
akurat.
Pengertian azimut
Azimut adalah sudut putar dari arah Barat hingga Timur. Sebagai referensi sudut nol dipakai
arah mata angin Utara. Tanda (+) berarti arah putar searah jarum jam dari sudut nol, tanda (-)
untuk arah sebaliknya. Sebagai contoh, dari sudut nol ke arah Timur tepat adalah 90 derajat,
dan Barat adalah sudut -90 derajat.
Azimut didefinisikan sebagai sudut horizontal yang diukur searah jarum jam dari garis dasar
atau secara ringkasnya sudut dari suatu titik terhadap utara pengamat. Karena ada tiga jenis
arah utara (UP,UM,US) maka azimut juga terdapat 3 jenis berdasarkan ketiga arah utara
tersebut, yaitu Azimut Peta azimut Magnetis, dan azimut sebenarnya. Untuk membuat
lintasan tetap berada pada satu garis lurus, kita dapat berjalan dari satu titik ke titik lain
dengan sudut kompas tetap (potong kompas), dapat menggunakan teknik back azimut.
Back Azimuth
Back Azimuth atau Bidik balik digunakan untuk memeriksa apakah arah yang ditempuh salah
atau benar, selisih antara azimuth keberangkatan dengan azimuth bidik balik harus (+ / -)
180°, caranya adalah sebagai berikut :
Pertama cari sebuah tanda yang mencolok pada tem pat asal perjalanan. Setelah beberapa
jauh, misal sewaktu berangkat azimut yang digunakan adalah 20° maka bila kita bidik balik
ketempat semula azimut yang didapat harus 20° + 180° = 200°. Bila azimuth keberangkatan
300° maka back azimutnya adalah 300° – 180° = 120°. Bila selisih azimuth tidak sama
dengan 180° maka arah perjalanan tidak benar atau menyimpang
Langkah-langkah potong kompas:
1. Tentukan titik awal dan titik akhir perjalanan, plot dipeta, tarik garis lurus dan hitung
sudut kompasnya serta sudut back azimutnya.
2. Bidikkan kompas sesuai sudut antara titik awal dan titik akhir
3. Bila memakai kompas orienteering, putar gelang sampai dengan tanda (huruf N) pada
komas sebidang dengan jarum berwarna merah. Pada kompas bidik prinsipnya sama.
4. Bidikkan kompas kembali kebelakang sesuai sudut back azimut dari tanda medan
tersebut untuk mengecek apakah kita masih berada pada lintasan yang diinginkan.
Orientasi Peta
Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan yang sebenarnya. Untuk
keperluan ini kita perlu mengetahui tanda – tanda medan yang ada di lokasi dan
mencocokkannya dengan kontur yang ada dipeta. Untuk keperluan praktis utara kompas
(magnetis) dapat kita anggap sejajar dengan utara sebenarnya tanpa memperhitungkan
deklinasinya.
Langkah – langkah orientasi pada peta:
1. Cari tempat yang terbuka untuk melihat tanda – tanda medan yang mencolok ( dapat
dikenali)
2. Letakkan peta pada bidang datar
3. Samakan utara peta dengan utara kompas, sehingga peta sesuai dengan bentang alam
yang ada.
4. Cari tanda- tanda medan dilokasi dan himpitkan dengan tanda medan yang ada dipeta
( seperti jalan raya, sungai, dll)
5. Tanpa memperhitungka deklinasinya, letakkan kompas sedemikian rupa sehingga
sumbu pokok kompas terletak diatas garis batas lemabar kiri ataukanan peta dan kita
putar peta beserta kompasnya sampai jarum kompas terletak satu garis peta tersebut.