Laporan Pendahuluan (Pneumotoraks)
Laporan Pendahuluan (Pneumotoraks)
Laporan Pendahuluan (Pneumotoraks)
1. Definisi
Pneumotoraks adalah adanya udara dalam rongga pleura. Biasanya pneumotoraks
hanya ditemukan unilateral pada blast-injury yang hebat dapat ditemukan
pneumotoraks bilateral. (Halim danusantoso dalam Andra Saferi Wijaya dan Yessie
Mariza Putri, 2013).
Merupakan suatu keadaan dimana terdapat akumulasi udara ekstrapulmoner dalam
rongga pleura, antara pleura visceral dan parenteral, yang dapat menyebabkan
timbulnya kolaps paru. Pada keadaan normal rongga pleura tidak berisi udara, supaya
paru-paru leluasa mengembang terhadap rongga dada. (Rahajoe, 2012).
2. Etilogi
Infeksi saluran napas
Adanya rupture pada luka tusuk
Traumatic misalnya pada luka tusuk
Acute lung injury yang disebabkan materi fisik yang terinhalasi dan bahan
kimia
Penyakit inflamasi paru akut dan kronis (Penyakit paru obstruktif kronik
(PPOK), Tb paru, fibrosis paru, abses paru, kanker dan tumor metastase ke
pleura.
Komplikasi PPOK
Trauma tajam
atau tumpul Pecahnya blab
viselaris
Robekan Pleura
Pneumotoraks
Akumulasi udara
dalam kavum
pleura
Penurunan Pemasangan
ekspansi paru WSD
Ketidakefektifa Diskontinuitas
n pola napas jaringan
Kerusakan
Risiko infeksi
integritas kulit
Merasang
reseptor nyeri Merangsang
pada pleura reseptor nyeri
viselaris dan pada periver
parietalis kulit.
Nyeri akut
4. Manisfestasi Klinis
a. Pasien mengeluh awitan mendadak nyeri dada pluritik akut yang terlokalisasi
pada paru yang sakit
b. Nyeri dada pluritik biasanya disertai sesak napas, peningkatan kerja
pernapasan dan dyspnea
c. Gerakan dinding dada mungkin tidak sama karena sisi yang sakit tidak
mengembang seperti sisi yang sehat.
d. Suara napas jauh atau tidak ada
e. Perkusi dada menghasilkan suara hipersonan
f. Takikardia sering terjadi menyertai tipe pneumotoraks
g. Tension pneumotoraks
Hipoksemia (tanda awal)
Ketakutan
Gawat napas (takipnea berat)
Peningkatan tekanan jalan napas puncak rerata, penurunan komplians ,
dan auto tekanan ekspirasi akhir positif (auto-PEEP) pada pasien yang
terpasang ventilasi mekanis
Kolaps kardiovaskular (frekuensi jantung >140 kali/menit pada setiap
hal berikut : Sianosis perifer, hipotensi, aktivitas lintrik tanpa denyut
nadi). (Marton, 2012)
5. Komplikasi
a. Tension Pneumotoraks : Mengakibatkan kegagalan respirasi akut
b. Pneumotoraks Bilateral
c. Emfiema : Sebagai akibat komplikasi pneumotoraks spontan
6. Pengkajian
7. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan radiologi pneumotoraks akan tampak hitam, rata, dan paru yang kolaps
akan tampak garis yang merupakan tepi paru. Kadang paru yang kolaps tidak
membentuk garis, tetapi berbentuk lobuler yang sesuai dengan lobus paru.
Adakalanya paru yang mengalami kolaps tersebut hanya tampak seperti massa yang
berada di daerah hillus. Keadaan ini menunjukkan kolaps paru yang luas sekali.
Besarnya kolaps paru tidak selalu berkaitan dengan berat ringan sesak napas yang
dikeluhkan. Perlu diamati ada tidaknya pendorongan. Apabila ada pendorongan
jantung atau trachea kea rah paru yang sehat, kemungkinan besar telah terjadi
pneumotoraks ventil dengan tekanan intrapleural yang tinggi.
8. Diagnosa Keperawatan
I. Dx 1 : Ketidakefektifan pola napas b.d ekspansi paru yang tidak maksimal
karena akumulasi udara atau cairan.
II. Dx 2 : Nyeri akut b.d trauma jaringan dan reflek spasme otot sekunder
III. Dx 3 : Kerusakan integritas kulit b.d trauma mekanik terpasang bullow
drainage
a) Kriteria Hasil
b) Intervensi
c) Evaluasi
Daftar Pustaka
Herdman, TH. 2015. Nanda International Inc. Diagnosis Keperawatan : definisi & Klasifikasi
2015-2017. Edisi 10. Jakarta : EGC
Huda A.N, Kusuma H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
dan Nanda NIC-NOC. Yogyakarta : Mediaction.
Jhonson , Marion dkk. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC). St. Lousie, Misouri :
Mosby, Inc
McClpskey, Joanne C, 2008. Nursing Intervention Classification (NIC). St. Lousie, Misouri :
Mosby, Inc