Anda di halaman 1dari 12

 

BAB I
PENDAHULUAN

 
1.1. LATAR BELAKANG

Di masa lampau, wanita masih sangat terikat dengan nilai-nilai


tradisional yang mengakar di tengah-tengah masyarakat. Sehingga
jika ada wanita yang berkarir untuk mengembangkan keahliannya di
luar rumah, maka mereka dianggap telah melanggar tradisi sehingga
mereka dikucilkan dari pergaulan masyarakat dan lingkungannya.
Dengan demikian mereka kurang mendapat kesempatan untuk
mengembangkan diri di tengah-tengah masyarakat.Sejalan dengan
perkembangan zaman, kaum wanita dewasa ini khususnya mereka
yang tinggal di kota-kota besar cenderung untuk berperan ganda
bahkan ada yang multi fungsional karena mereka telah mendapat
kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengembangkan diri sehingga
jabatan dan pekerjaan penting di dalam masyarakat tidak lagi
dimonopoli olehkaum laki-laki. Sudah tentu hal itu akan berdampak
terhadap sendi-sendi kehidupan sosial, baik positif maupun negatif.
 
1.2. TUJUAN
1. Dapat mengetahui pengertian dari wanita karir dalam pandangan
islam.
2. Mengetahui dampak positif wanita karir dalam pandangan islam.
3. Mengetahui dampak negatif wanita karir dalam pandangan islam.

 
BAB II
PEMBAHASAN
 
2.1. PENGERTIAN WANITA KARIER DALAM
PANDANGAN ISLAM

 Secara definisi wanita karir bermakna:


1.Seorang wanita yang menjadikan karir atau pekerjaannya secara 
serius
2. Perempuan yang memiliki karir atau yang menganggap kehidupan 
kerjanya denganserius (mengalahkan sisi-sisi kehidupan yang
lain).Pada masa Rasulullah sendiri, ada banyak wanita yang juga
dikenal sebagai wanita karir. diantaranya yaitu Siti Khadijah, istri
Nabi, adalah satu di antaranya. Namun demikian, kita semuatahu
bahwa ekonomi bukanlah satu-satunya tujuan kita hidup di dunia.
Pada kenyataannya ekonomi hanyalah sarana untuk menopang sisi-
sisi kehidupan yang lain.Penting juga diperhatikan penataan rumah
yang baik, bersih dari najis dan terhindar dariaroma yang kurang
sedap. Sehingga hasilnya ciptakan suasana rumah yang menjadikan
suami betah berada di dalamnya. Untuk membuat penampilan lebih
menarik tidak harus dengan wajahyang cantik, demikian juga untuk
membuat rumah bersih dan rapih tidak harus dengan hargayang
mahal. Insya Allah semuanya bisa dilaksanakan dengan mudah
selama ada keinginan dan diniatkan ikhlas untuk mencari ridha Allah.
karena segala sesuatu yang baik itu akan bernilai ibadah bila diniatkan
hanya untuk Allah.
2.2.KESETARAAN GENDER DALAM KARIR
WANITA

Seorang perempuan sekarang juga meminta persamaan hak dalam


mengembangkan kemampuannya dan dalam mencari pekerjaan.
Sebagai seorang ibu dia mempunyai kewajiaban dalam mengasuh
anak-anaknya dan mempunyai tanggung jawab untuk melayani
suaminya.tetapi dengan bangga ia menjalankan profesinya tersebut
untuk membantu suami dalam menafkahi keluargannya.
Hak untuk hidup secara terhormat,bebas dari rasa ketakutan dan bebas
menentukan pilihan hidup tidak hanya diperuntukkan bagi para laki-
laki, perempuanpun mempunyai hak yang sama pada
hakikatnya.sayangnya sampai saat ini, perempuan seringkali dianggap
lemah dan hanya menjadi sosok pelengkap. Pergerakan perempuan
memberikan kesempatan kepada perempuan untuk memperoleh
pendidikan formal sebagaimana laki-laki dan kesempatan dalam
berbagai bidang pun perempuan mendapatkan kedudukan yang setara
dengan laki-laki. Pandangan bekerja pun mulai bergeser. Perempuan
bekerja dianggap sebagai perempuan modern dan perempuan tidak
bekerja dianggap sebagai perempuan tradisional.
Saya memilih tema ini karena, menarik untuk dikaji terutama oleh
kaum perempuan zaman sekarang yang mulai banyak menjadi wanita
karir yang sukses. Tuntutan zaman yang mau tidak mau telah
mengubah pandangan hidup masayarakat seakarang, demi untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi keluargannya.

Hak-hak perempuan dibangun secara bertahap melalui perjuangan


berat yang dipimpin perempuan di berbagai belahan dunia. Perjuangan
terjadi dalam berbagai konteks, berkaitan dengan berbagai realitas
ekonomi, politik, dan sosial. Pada akhir perang dunia ke-2, perempuan
membuat kemajuan penting dalam upaya agar suara perempuan
didengar. Semua ini menghasilkan dimasukkannya “persamaan hak
laki-laki dan perempuan” kedalam Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia. Setelah itu dua instrumen hak asasi manusia yang
ditandatangani pada tahun 1996, yaitu Konvenan Internasional tentang
hak sipil dan politik (iccpr) dan konvenan Internasional tentang hak
ekonomi, sosial, dan budaya (icesr),melarang diskriminasi berdasarkan
jenis kelamin. Konvensi pemberatasan perdagangan manusia dan
eksploitasi pelacuran, 1949 adalah konvensi pertama yang
memberikan perhatian pada kerentanan perempuan dalam lingkunagan
atau keadaan khusus. Setelah mengakui tingginya prevalensi
diskriminasi terhadap perempuan pekerja, pada tahun 1951 ILO
menjadi ujung tombak dalam menetapkan perjanjian antar negara yang
menjamin pemberian upah yang sama bagi laki-laki dan perempuan.
Dalam kehidupan sehari sudah banyak yang membahas dan
membicarakan tenttang adanya persamaan hak dan kewajiban yang
dituntut oleh kaum perempuan baik di indonesia sendiri ataupun di
luar negeri. Kaum perempuan merasa mempunyai hak dan kebebasan
yang sama dalam kehidupan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Kesetaraan gender berarti adannya
kesamaan kondisi bagu laki-laki dan perempuan untuk memperoleh
kesempatan serta hak yang sama sebagai manusia agar mampu
berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, hukum, ekonomi,
sosial budaya, pendidikan, pertahanan dan keamanan nasional.
Kesetaraan gender juga meliputi penghapusan diskriminasi dan
ketidakadilan struktural baik terhadap laki-laki maupun perempuan.
Bebeapa bentuk diskriminasi gender yang sering terjadinya
diantaranya adalah:Marginalisasi (peminggiran) trjadi dalam bidang
ekonomi, misalnya perempuan hanya mendapatkan pekerjaan yang
tidak terlalu bagus bai dari segi gaji, jaminan kerja,maupun status dari
pekerjaan.Subordinsi (penomor duaan) anggapan bahwa perempuan
lemah, tidak mampu memimpin, lebih banyak mengunakan perasaan
dan sebagainya,mengakibatkan perempuan jadi nomor dua setelah
laki-laki.Stereotip (citra buruk),yaitu pandangan buruk terhadap
perempuan biasanya dipandangan sebagai perempuan yang lemah,
manja, dan tidak bisa melakukan pekerjaan berat,juga dianggap
sebagai permpuan nakal dengan segala penampilan yang biasa di
tunjukan oleh kaum perempuan.Violence (kekerasan) yaitu serangan
fisik dan pesikis. Kaum perempuan paling rentan mengalami
kekerasan, perkosaan, pelecehan seksual dan perampokan.
Beban kerja berlebihan, yaitu tugas dan tanggung jawab perempuan
yangberat dan terus menerus meningkat.Beberapa diskriminasi yang
sering diterima oleh kaum perempuan merasa perlu memperjuangkan
hak-hak mereka untuk mendapatkan kesetaraan dengan kaum laki-
laki, bukan untuk menantangnya. Dengan adanya kesetaraan gender
dalam segala bidang maka akan terbuka kesempatan yang luas untuk
mendapatkan hak dan kesempatan yang sama.

Pengaruh Kesetaraan Gender dalam Pengembangan Karir


Perempuan.Proses industrialisasi dan kemajuan teknologi informasi
membawa dampak pada perubahan sosial pada peranan perempuan
dalam keluarga dan masyarakat. Jumlah kaum perempuan yang
bekerja di luar rumah semakin meningkat, diikuti juga dengan
fenomena meningkatnya jumlah perempuan yang menjadi kepala
rumah tangga menggantikan posisi suami, dimana mereka tidak
bekerja dan beralih fungsi menjadi pengganti ibu rumah tangga dan
diam dirumah untuk menggantikan posisi istri (biro statistik “strategi
kehidupan perempuan kepala rumah tangga”). Fenomena
meningkatnya jumlah perempuan bekerja di dorong oleh negara lewat
konsep mitra sejajaran laki-laki dan perempuan dalam GBHN. Dimana
diharapkan perempuan lebih banyak berpartisipasi dalam
pembangunan dan peningkatan dalam pemberdayaan perempuan tidak
saja saat ini tapi juga untuk masa depan. Dengan adanya beberapa
peraturan yang sudah dibentukdan disusun dalam hal kesetaraan
gender dapat memberikan kemudahan terhadap kaum wanitau untuk
mengembangkan dirinya. Dewasa ini sudah banyak kemajuan yang di
capai oleh kaum perempuan indonesia, selain itu juga mendapatkan
kesempatan dan akses yang sama untuk berkiprah diberbagai bidang
tanpa adanya diskriminasi. Namun pencapaian kaum perempuan lebih
rendah dibandingkan kaum lai-laki karena adanya budaya patriaki
menurut Linda Amalia Sari Gumeral, mentri pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak dalam seminar koalisi indonesia
untuk kependudukan dan pembangunan di jakarta, karena
adanyabudaya patriaki tersebut memberikan gerak yang tak bebas
terhadap kaum perempuan. Di dunia internasional itu sendiri presiden
bank dunia Jiem yong Kim menyatakan persamaan gender hal yang
saat vital yang di perlukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan dalam suatu negara. Menghargai kaum perempuan
sama dengan kaum laki-laki dengan memberikan kesmpatan bagi
wanita untuk berpartisipasi Lebih besar dalam bidang perekonomian
manfaatnya tidak hanya bagi kaum perempuan tapi juga masyarakat
luas. Faktor- faktor yang mempengaruhi karier wanita menurut
Munandar (2001), dapat bersifat internal (tergantung pada diri sendiri)
dan eksternal (tergantung kondisi lingkungan mikro- keluarga,
komunitas makro masyarakat, dan budaya). Bagi sebagian wanita
karir, kendala-kendala dalam pengembangan karir dihadapi sebagai
suatu tantangan. Namun sebagaian wanita karier lainya masih
terperangkap dalam situasi dan kondisi eksternal yang terpaku pada
konsep tradisional mengenai peranan pria dan wanita, dimana
mempunyai dampak terhadap kondisi internal wanita.

Dampak Kesetaraan Gender Terhadap Wanita Karir


Kesetaraan gender menjadi sebuah perubahan sosial karena telah
mengubah struktur sosial dalam masyarakat. Yang dulunya berbeda-
beda antara perempuan dan laki-laki, kini menjadi bebas terbatas
sesuai peran dan statusnya dalam masyarakat.Kesetaraan gender
memberi dampak positif yakni mengembangkan kreatifitas, bakat dan
kemampuan wanita. Namun ada juga dampak negatif yang muncul
akibat tuntunan kesetaraan gender. Kaum perempuan yang
menyalahgunakan arti emansipasi perempuan dan kesetaraan gender,
akan menuntut kesamaan hal yang secara kodrat sebenarnya tidak di
tukarkan. Misalnya dalam berumah tangga. perempuannya kodratnya
menjadi “pelayan” dalam rumah tangga, sedangkan pria sebagai
kepala keluarga. Akibat persepsi yang salah terhadap kesetaraan
gender, si perempuan jadi “durhaka” terhadap suaminya. Mungkin
karena si perempuan yang bekerja sedangkan laki-laki tidak atau gaji
si perempuan lebih besar dibandingkan laki-laki. Sehingga si
perempuan merasa lebih dominan karena yang memegang kendali
perekonomian keluarga sehingga ia tidak bisa menghargai apa yang
diperintahkan suaminya sebagai kepala keluarga. Dampak inilah yang
banyak terjadi di masyarakat sekarang ini sehingga memunculkan
istilah baru “suami-suami takut istri”.

Solusi untuk Menyikapi Kesetaraan Gender Terhadap Wanita


karir Solusi utama untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah
menegaskan kembali apa yang dimaksud emansipasi wanita,
kesetaraan gender, dan juga perlunya kesadran kapan dimana dan
bagaimana emansipasi wanita digunakan tanpa melupakan kodrat
wanita. Perlu adanya pendidikan pada perempuan tentang emansipasi
wanita supaya perempuan-perempuan generasi penerus tidak salah
menempatkan emansipasi wanitanya. Selain dari pendidikan, adanya
kedasaran pribadi masing-masing tentang kodratnya juga perlu.
Bahwa dalam berumah tangga, istri haruslah berbakti pada suaminya
selama suaminya tersebut tidak melakukan hal yang tercela
emansipasi memang bagus bagi kehidupan wanita, tapi tidak
dilakukan dengan semena-mena dalam penggunaanya dan melupakan
kodratnya sebagai wanita. Dengan emansipasi wanita bebas
berekpresi, mempunyai kesempatan yang sama secara sosial, tetapi
tidak dengan begitu bisa secara brutal melakukan apa yang ia mau
dengan dalih emansipasi wanita. Emansipasi hanyalah sarana bagi
wanita untuk mendapatkan penghidupan yang lebih baik dan layak.
Kesempatan kesetaraan gender bukan berarti harus menanggalkan
kodrat perempuan sebagai seorang ibu, karir di status sosial setinggi
apapun itu, kehebatan dan kebahagiaan perempuan terletak pada
bagaimana ia mampu menjadi seorang perempuan yang baik dimata
istri di dalam rumah tangganya. Pria dan wanita selamanya akan
berbeda, kesetaraan gender adalah kesempatan untuk membuktikan
bahwa perempuan bisa menjadi wanita hebat di dalam sebuah keluarga
melalui peluang dan kesempatan merai wawasan yang lebih luas dan
berkembang dengan menjadi ibu yang hebat menumbuhkan anak-anak
yang berkualitas.

2.3. DAMPAK POSITIF WANITA KARIER

a. Terhadap kondisi ekonomi keluarga
Dalam kehidupan manusia kebutuhan ekonomi merupakan
kebutuhan primer yang dapatmenunjang kebutuhan yang lainnya.
Kesejahteraan manusia dapat tercipta manakala kehidupannya
ditunjang dengan perekonomian yang baik pula.Dengan berkarir,
seorang wanita tentu saja mendapatkan imbalan yang kemudian
dapatdimanfaatkan untuk menambah dan mencukupi kebutuhan
sehari-hari.Pratiwi Sudamona mengatakan bahwa pria dan wanita
adalah “Mitra Sejajar” dalam menunjang perekonomian keluarga.
Dalam konteks pembicaraan keluarga yang modern,wanita tidak lagi
dianggap sebagai mahluk yang semata-mata tergantung pada
penghasilan suaminya, melainkan ikut membantu berperan dalam
meningkatkan penghasilan keluarga untuk satu pemenuhan kebutuhan
keluarga yang semakin bervariasi.

 b. Sebagai Pengisi Waktu

Pada zaman sekarang ini hampir semua peralatan rumah tangga


memakai teknologi yang mutakhir, khususnya di kota-kota besar.
Sehingga tugas wanita dalam rumah tangga menjadilebih mudah dan
ringan. Belum lagi mereka yang menggunakan jasa pramuwisma
(pembanturumah tangga), tentu saja tugas mereka di rumah akan
menjadi sangat berkurang. Hal ini bisamenyebabkan wanita memiliki
waktu luang yang sangat banyak dan seringkali membosankan.Maka
untuk mengisi kekosongan tersebut diupayakanlah suatu kegiatan
yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mengembangkan potensi
yang ada dalam diri mereka.Diungkapkan oleh Abdullah Wakil
bahwa kemudahan-kemudahan yang didapat wanita dalam melakukan
tugas rumah tangga, telah menciptakan peluang bagi mereka untuk
leluasamencari kesibukan diluar rumah, sesuai dengan bidang
keahliannya supaya dapat mengaktualisasikan dirinya di tengah-
tengah masyarakat sebagai wanita yang aktif berkarya.

c. Peningkatan sumber daya manusia

Kemajuan teknologi di segala bidang kehidupan menuntut sumber


daya manusia yang potensial untuk menjalankan teknologi tersebut.
Bukan hanya pria bahkan wanita pun dituntut untuk bisa dapat
mengimbangi perkembangan teknologi yang makin kian pesat.Jenjang
pendidikan yang tiada batas bagi wanita telah menjadikan mereka
sebagai sumberdaya potensial yang diharapkan dapat mampu
berpartisipasi dan berperan aktif dalam pembangunan, serta dapat
berguna bagi masyarakat, agama, nusa dan bangsanya.
d. Percaya diri dan lebih merawat penampilan

Biasanya seorang wanita yang tidak aktif di luar rumah akan malas
untuk berhias diri, karenaia merasa tidak diperhatikan dan kurang
bermanfaat. Dengan berkarir, maka wanita merasa dibutuhkan dalam
masyarakat sehingga timbullah kepercayaan diri. Wanita karir
akan berusaha untuk memercantik diri dan penampilannya agar selalu 
enak dipandang. Tentu hal ini akan menjadikan kebanggaan tersendiri
bagi suaminya, yang melihat istrinya tampil primadi depan para
relasinya.

2.4. DAMPAK NEGATIF WANITA KARIR

Diantara dampak negatif yang ditimbulkan, antara lain:


a.Terhadap Anak
Seorang wanita karir biasanya pulang ke rumah dalam
keadaan lelah setelah seharian bekerja di luar rumah, hal ini secara
psikologis akan berpengaruh terhadap tingkat kesabaran yang
dimilikinya, baik dalam menghadapi pekerjaan rumah tangga sehari-
hari, maupun dalam menghadapi anak-anaknya. Jika hal itu terjadi
maka sang Ibu akan mudah marah dan  berkurang
rasa pedulinya terhadap anak. Survey yang dilakukan di negara-
negara Barat menunjukkan bahwa banyak anak kecil yang menjadi
korban kekerasan orangtua yang seharusnya tidak terjadi apabila
mereka memiliki kesabaran yang cukup dalam mendidik anak.Hal
lain yang lebih berbahaya adalah terjerumusnya anak-anak kepada
hal yang negatif,seperti tindak kriminal yang dilakukan sebagai
akibat dari kurangnya kasih sayang yang diberikan orangta,
khususnya Ibu terhadap anak-anaknya. 
b. Terhadap Suami
Di kalangan para suami wanita karir, tidaklah mustahil
menjadi suatu kebanggaan bila mereka memiliki istri yang pandai,
aktif, kreatif, dan maju serta dibutuhkan masyarakat, Namun dilain
sisi mereka mempunyai problem yang rumit dengan istrinya. Mereka
juga akan merasa tersaingi dan tidak terpenuhi hak-haknya sebagai
suami. Sebagai contoh, apabila suatu saat seorang suami memiliki
masalah di kantor, tentunya ia mengharapkan seseorang yang
dapat berbagi masalah dengannya, atau setidaknya ia berharap istrinya
akan menyambutnya dengan wajah berseri sehingga berkuranglah
beban yang ada. Hal ini tak akan terwujud apabila sangistri pun
mengalami hal yang sama. Jangankan untuk mengatasi masalah
suaminya,sedangkan masalahnya sendiripun belum tentu dapat
diselesaikannya. Apabila seorang istri tenggelam dalam karirnya,
pulang sangat letih, sementara suaminya di kantor tengahmenghadapi
masalah dan ingin menemukan istri di dalam rumah dalam keadaan
segar dan memancarkan senyuman kemesraan, tetapi yang ia
dapatkan hanyalah istri yang cemberut karena kelelahan. Ini akan
menjadi masalah yang runyam dalam keluarga.Kebanyakan suami
yang istrinya berkarir merasa sedih dan sakit hati apabila istrinya
yang berkarir tidak ada di tengah keluarganya pada saat keluarganya 
membutuhkan kehadiran mereka. Juga ada keresahan pada diri suami,
khususnya pasangan-pasangan usia muda karena mereka selalu
menunda kehamilan dan menolak untuk memiliki anak dengan alasan
takut mengganggu karir yang tengah dirintis olehnya.

c. Terhadap Rumah Tangga

Kemungkinan negatif lainnya yang perlu mendapat perhatian


dari wanita karir yaitu rumahtangga. Kegagalan rumah tangga
seringkali dikaitkan dengan kelalaian seorang istri dalam rumah
tangga. Hal ini bisa terjadi apabila istri tidak memiliki keterampilan
dalam mengurus rumah tangga, atau juga terlalu sibuk dalam
berkarir, sehingga segala urusan rumah tangga terbengkalai. Untuk
mencapai keberhasilan karirnya, seringkali wanita menomorduakan
tugas sebagai ibu dan istri. Dengan demikian pertengkaran bahkan
perpecahan dalam rumah tangga tidak bisa dihindarkan lagi.
d. Terhadap Masyarakat

Hal negatif yang ditimbulkan oleh adanya wanita karir tidak


hanya berdampak terhadap keluarga dan rumah tangga, tetapi juga
terhadap masyarakat sekitarnya, seperti hal-hal berikut:

1. Dengan bertambahnya jumlah wanita yang mementingkan karirnya


di berbagai sektorlapangan pekerjaan, secara langsung maupun tidak
langsung telah mengakibatkan meningkatnya jumlah pengangguran di
kalangan pria, karena lapangan pekerjaan yagn adatelah diisi oleh
wanita. Sebagai contoh, yang sering kita lihat di pabrik-pabrik.
Perusahaan lebih memilih pekerja dari kalangan wanita ketimbang
pria, karena selain upah yang relatif minim dan murah dari pria, juga
karena wanita tidak terlalu banyak menuntut dan mudah diatur.

2. Kepercayaan diri yang  berlebihan dari seorang wanita


karir seringkali menyebabkan mereka terlalu memilih-milih dalam
urusan perjodohan. Maka seringkali kita lihat seorang wanita karir
masih hidup melajang pada usia yang seharusnya dia telah layak
untuk berumah tangga bahkan memiliki keturunan. Selain itu banyak
pria yang minder atau enggan untukmenjadikan wanita karir sebagai
istri mereka karena beberapa faktor; Seperti pendidikanwanita karir
dan penghasilannya yang seringkali membuat pria berpikir dua kali
untuk menjadikannya sebagai pendamping hidup. Sementara itu dilain
sisi pria-pria yang menjadi dambaan para wanita karir ini
-kemungkinan karena terlalu tinggi kriterianya- telah lebih
dulu berkeluarga dan membina rumah tangga dengan wanita lain. Hal 
inilah mungkin yang menyebabkan timbulnya anggapan dalam
masyarakat bahwa “Semakin tinggi jenjang pendidikan yang dapat
diraih oleh wanita maka semakin sulit pula baginya mendapat
pendaping hidup”
 
BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan, bahwa:


1. Wanita karier adalah perempuan yang memiliki karir atau yang
menganggap kehidupan kerjanya dengan serius.
2. Dengan berkarier, seorang wanita akan mendapatkan imbalan yang
kemudian dapat dimanfaatkan untuk menambah dan mencukupi
kebutuhan sehari-hari.
3.Di dalam kehidupan sehari-hari perempuan sering dianggap lemah
dan tidak dapat berkontrinbusi yang besar terhadap masyarakat
maupun negara. Padahal jika dilihat diamati dari luar maupun dalam
negeri peran perempuan sangat besar bahkan sangat berpengaruh
dalam perekonomian negara.
4.Dengan ditetapkannya undang undang yang ditetapkan pemeritah
dapat menjamin tidak adanya diskriminasi di segala bidang membuat
kaum perempuan lebih bebas dalam melakukan kegiatan dan
mengembangkan diri untuk lebih maju dan memberikan kontribusi
terhadap negara. Kaum laki-laki diharapkan dapat mendukung adanya
gerakan kesetaraan gender.
5.Kesempatan kesetaraan gender bukan berarti meninggalkan
kodratnya perempuan sebagai seorang ibu dan istri.
6. Wanita karier berdampak Positif terhadap ekonomi keluarga,
pengisi waktu luang, peningkatan sumber daya manusia, percaya diri
dan lebih merawat pada penampilannya.
7. Wanita karier juga berdampak negative terhadap perkembangan
anak, suami, rumah tangga,dan masyarakat sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai