EKSTRAKSI ALUMINA
Fahmi Idris
1. Alumina
Aluminium oksida adalah sebuah senyawa kimia dari aluminium dan oksigen,
dengan rumus kimia Al2O3. Nama mineralnya adalah alumina, dan dalam bidang
pertambangan, keramik, dan teknik material senyawa ini lebih banyak disebut
dengan nama alumina. Alumina adalah salah satu mineral industri yang sangat
dan dalam berbagai bentuk meta-stabil, seperti: γ-, η-, δ-, θ-, κ- dan χ-alumina,
yang dapat digunakan sebagai katalis, abrasif, dan sebagai adsorben. Alumina
murni berbentuk mineral korundum yang terdapat dalam bijih bauksit. Bauksit
1
2. Ekstraksi Alumina
Bijih bauksit merupakan bahan baku utama yang digunakan dalam produksi
alumina. Hampir 90% produksi alumina dunia berasal dari bijih bauksit
diperoleh alumina, bauksit terlebih dahulu digiling dan dicampur dengan lime dan
soda kaustik. Campuran ini kemudian dipompa ke dalam tangki bertekanan tinggi
terlarut oleh soda kaustik, kemudian diendapkan, dicuci dan kemudian dipanaskan
untuk menghilangkan air yang tersisa. Hasil akhirnya adalah alumina dalam
bentuk bubuk putih, yang kemudian akan diubah menjadi logam aluminium pada
2
Meskipun alumina dapat diproduksi dari bauksit dalam kondisi basa
menggunakan proses sinter kapur dan natrium karbonat (proses Deville Pechiney),
mengandung Fe2O3 yang cukup besar. Bijih bauksit dengan kandungan alumina
tinggi dan rasio massa alumina terhadap silika (rasio A/S) yang juga tinggi lebih
(NaOH) pada suhu 150-240 °C dengan tekanan 1–6 atm. Mineral aluminium
dalam bijih bauksit dapat ditemukan dalam bentuk gibbsite (Al(OH)3), boehmite
menentukan kondisi ekstraksi. Limbah tailing dan bauksit yang tidak larut
mengandung besi oksida, silika, kalsia, titania, dan beberapa alumina yang tidak
3
bereaksi. Setelah pemisahan residu dengan penyaringan, gibbsite murni (juga
menjadi alumina (Al2O3) dengan memanaskan dalam rotary kiln atau fluid flash
calcinerers pada suhu lebih dari 1000 °C. Alumina ini dapat diproses lagi untuk
dijadikan logam aluminium dengan proses elektrolisis, yang disebut proses Hall-
Héroult.
dalam kriolit dan kemudian aluminium dihasilkan lewat proses elektrolisis lebur.
4
Proses
Sebelum proses elektrolisis lebur, aluminium oksida (titik lebur 2045 °C)
yang dihasilkan (yang terdiri dari 80-90% kriolit) kini memiliki titik lebur 950 °C,
➢ Katoda:
Al+3 + 3 e− → Al
➢ Anoda:
O−2 + C → CO + 2 e−
➢ Secara keseluruhan:
Al2O3 + 3 C → 2 Al + 3 CO
Dalam kenyataannya, lebih banyak CO2 yang dibentuk di anoda daripada CO:
3. Aplikasi Alumina
untuk kekerasannya dan sebagai refraktor karena bahan untuk titik lebur yang
tinggi.
5
1. Sebagai Amplas/gerinda
Aluminium oksida digunakan karena kekerasan dan kekuatannya. Hal ini banyak
digunakan sebagai amplas kasar atau halus, termasuk sebagai pengganti yang jauh
Aluminium oksida serpih bahan dasar untuk pigmen efek. Pigmen ini banyak
6
Daftar Pustaka
University. 2018
Zhang, Y.; Qi, Y.; Li, J. Aluminum Mineral Processing and Metallurgy: Iron-Rich