MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran
Dosen Pengampu Bapak Hinggil Permana S,Pd.I., M.Pd.
Disusun oleh:
Puji syukur kehadirat Allah swt, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta
solawat dan salam selau tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pengembangan Media Berbasis Visual ini
tepat pada waktunya.
Kami mengucapakan terima kasih kepada Bapak Hinggil Permana S,Pd.I., M.Pd. yang
telah memberikan tugas ini sehinnga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah
ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semuan pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca sekalin.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3
A. Pengertian Media Berbasis Visual........................................................................................3
B. Macam-macam Media Berbasis Visual................................................................................3
1. Media Grafis.....................................................................................................................3
2. Media OHT/OHP..............................................................................................................8
3. Media modul.....................................................................................................................9
C. Prinsip-Prinsip Media Berbasis Visual.................................................................................9
D. Unsur- Unsur Media Berbasis Visual.................................................................................10
1. Kesederhanaan................................................................................................................10
2. Keterpaduan....................................................................................................................10
3. Penekanan.......................................................................................................................11
4. Keseimbangan.................................................................................................................11
5. Bentuk.............................................................................................................................11
6. Garis................................................................................................................................11
7. Tekstur............................................................................................................................11
8. Warna..............................................................................................................................11
E. Tujuan Perancangan Metode BerbasisVisual.....................................................................12
1. Pengaturan.......................................................................................................................12
2. Keseimbangan.................................................................................................................12
3. Warna..............................................................................................................................12
4. Kemudahan dibaca..........................................................................................................13
5. Menarik...........................................................................................................................13
ii
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................14
A. Kesimpulan.........................................................................................................................14
B. Saran...................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang
hidupnya. Salah satu tanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan
tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan
pada tingkat penegtahuan, keterampilan, atatu sikapnya. Interaksi yang tarjadi selama
proses belajar tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya, seperti murid, guru, petugas
perpustakaan, kepala sekolah, bahan atau materi pelajaran (buku, modul, selebaran,
majalah, dll), dan berbagai sumber belajar dan fasilitas (video, radio, tv, computer, dll).
Hampir semua orang menggunakan penglihatan sebagai sumber utama untuk
memperoleh informasi. Kita memakai mata kita untuk memperoleh informasi, isyarat,
tanda, atau hal yang menarik perhatian kita. Kenyataaan ini mempunyai arti penting
untuk keperluan belajar mengajar. Kemampuaan penglihatan ini harus dijadikan bahan
pertimbangan dalam merencanakan strategi latihan dan dalam mengembangkan bahan
pelajaran. (Miarso 1994: 47).
Pesan visual yang paling sederhana,praktis, mudah dibuat dan banyak diminati siswa
pada jenjang pendidikan dasar adalah gambar. Hasil studi juga menunjukkan siswa pada
pendidilkan dasar lebih menyukai gambar yang berwarna. Atas dasr studi tersebut
penggunaan media dalam pengajaran mempunyai kontibusi tinggi terhadap kualitas
pengajaran. Sedangkan kualitas pengajaran akan mempengaruhi kualitas belajar yang
dicapai siswa. (Sudjana, 2009: 8-11). Sehingga penggunaan media pembelajaran dirasa
sangat penting dalam proses belajar mengajar karena media dapat menarik minat peseta
didik untuk mengikuti proses pembelajaran di kelas,selain itu media juga dapat
menumbuhkan keaktifan peseta didik selama proses pembelajaran seperti memberi
tanggapan dan umpan sahingga dapat memotivasi peseta didik untuk belajar dan dapat
mempercepat pemahaman peserta didik.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian diatas dapat diambil rumusan masalah berikut;
1. Apa itu Media Berbasis Visual?
2. Apa saja macam-macam Media Visual Pembelajaran?
3. Apa saja prinsip dalam Media Berbasis Visual?
4. Apa saja unsur dalam Media Berbasis Visual?
C. Tujuan
Dari rumusan msalah diatas dapat diambil tujuan pembuatan makalah ini yaitu;
1. Mengetahui pengertian tentang Media Berbasis Visual.
1
2. Mengetahui macam-macam Media Visual Pembelajaran.
3. Mengetahui beberapa prinsip Media Berbasis Visual.
4. Mengetahui unsur-unsur dalam Media Berbasis Visual.
A.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Media Visual merupakan media yang paling familiar dan paling sering dipakai oleh
seorang guru dalam pembelajaran. Media berbasis visual (image atau perumpamaan)
memegang peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Media jenis ini
berkaitan dengan indea penglihatan. Media visual dapat memperlancar pemahaman
(misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan. Media
visual pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi
pelajaran dengan dunia nyata.
Media visual dapat dibagi menjadi beberapa berupa, yaitu
1. Gambar representative seperti gambar, lukisan atau foto yang yang menunjukkan
bagaimana tampaknya sesuatu benda;
2. Diagram yang melukiskan hubungan-hubungan konsep, organisasi, dan struktur isi
materi;
3. Grafik seperti tabel, grafik, dan chart (bagan) yang menyajikan
gambaran/kecenderungan data atau antar hubungan seperangkat gambar. (Musfiqon,
2012: 70-71)
Media pembelajaran berbasis visual adalah media pembelajaran yang menyalurkan pesan
lewat indera pandang/penglihatan. Secara umum media pembelajaran berbasis visual di
kelompokkan menjadi dua macam, yaitu media grafis dan media cetak.
B. Macam-macam Media Berbasis Visual
1. Media Grafis
Media grafis dapat diartikan sebagai media visual yang berfungsi untuk menyalurkan
pesan dari sumber ke penerima pesan melalui perpaduan antara pengungkapan kata-
kata dan gambar. Banyak jenis media grafis, beberapa diantaranya:
a. Media gambar/foto
Gambar/foto merupakan salah satu media pembelajaran yang amat dikenal di
dalam setiap kegiatan pembelajaran. Adapun beberapa keunggulan dari
gambar/foto itu antara lain:
1) Media gambar/foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan visual kita.
Sel atau penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata
telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar atau foto.
3
2) Foto dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan tingkat
usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan
kesalahpahaman.
3) Foto berharga murah dan gampang didapat serta digunakan, tanpa
memerlukan peralatan hkusus.
b. Media Sketsa
Sketsa adalah gambar yang sedrhana, atau draft kasar yang melukiskan bagian-
bagian pokoknya tanpa detail. Seni sketsa sudah banyak dibicarakan orang lewat
Koran-koran atau pameran tertentu, sehingga bukan merupakan barang baru.
Sketsa sudah merupakan stadisi sejak seni lukis ada.
c. Media Bagan/Chart
Bagan atau chart adalah media visual yang berfungsi pokok menyajikan ide-ide
atau konsep-konsep yang sulit bila disampaikan secara tertulis atau lisan secara
visual. Sebagai media yang baik bagan haruslah: (1) dapat dimengerti anak; (2)
sederhana dan lugas, tidak rumit atau berbelit-belit; dan (3) diganti pada waktu-
waktu tertentu agar selain tetap termasa juga tak kehilangan daya tarik (Arief S.
Sadiman,dkk., 2006:35).
d. Media Grafik
Grafik adalah alat penyajian data statistic yang tertuang dalam bentuk lukisan,
baik lukisan garis, gambar maupun lambang (Anas Sudijono, 2003: 57). Grafik
adala media visual dalam bentuk gambar sederhana untuk menyajikan data
4
kuantitatif (data berangka) yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar
(Nana Sudjana dan Ahmad Rifai, 1997: 39). Fungsi grafik adalah
menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau
perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara
singkat dan jelas.
Menurut Arief S. Sadiman,dkk (2006:40) manfaat/kelebihan grafik sebagai
media pendidikan adalah:
1) Grafik bermanfaat sekali untuk mempelajari dan mengingat data-data
kuantitatif dan hubungan-hubungannya.
2) Grafik dengan cepat memungkinkan kita mengadakan analisis, interprestasi
dan perbandingan antara data-data yang disajikan baik dalam hal ukuran,
jumlah, pertumbuhan, dan arah.
3) Penyajian data grafik: jelas, cepat, menarik, ringkas, dan logis.
4) Semakin ruwet data yang akan disajikan semakin baik grafik
menampilkannya dalam bentuk statistik yang cepat dan sederhana.
5
menggunakan kain atau kertas palno secara berlapis. Papan panel tersedia
dalam berbagai variasi warna, murah dan dapat digunakan.
Kelebihan menggunakan papan flannel adalah: a) gambar-gambar mudah
ditempelkan; b) efisiensi waktu dan tenaga; c) menarik perhatian peserta
didik; d) memudahkan guru menjelaskan materi pelajaran. Adapun
kelemahan menggunakan papan flannel yaitu diantara lain: a) memerlukan
waktu lama untuk mempersiapkan materi; b) memerlukan biaya yang mahal
untuk memeprsiapkannya; c) sukar menampilkan pada jarak yang jauh; dan
d) flannel/laken mempunyai daya rekay yang kurang kuat.
Papan Bulletin
Papan buletin adalah papan yang khusus digunakan untuk mempertunjukkan
contoh-contoh pekerjaan siswam gambar, bagan, poster dan objek dalam
bentuk tiga dimensi. Papan buletin seringkali ditempatkan di aula, cafeteria,
dan kantor tetapi tempat utamanya adalah di dalam kelas (Arief S. Sadiman,
dkk., 2005:49).
Kelebihan menggunakan papan buletin, yaitu: a) meningkatkan minat
belajar dan berkarya pada diri siswa; b) menyatukan semangat kelas; c)
mendorong siswa untuk berkarya dan menciptakan produk, berinisatif
memecahkan masalah; dan d) sarana berkompetensi. Adapun kelemahan
menggunakan papan bulerin, yaitu antara lain: a) memerlukan waktu yang
lama untuk mempersiapkan metei; b) memerlukan biaya yang mahal untuk
mempersiapkannya; dan c) sukar menampilkan pada jarak yang jauh.
g. Media Kartun
Kartun adalah suatu gambar interpretative yang menggunakan symbol-simbol
untuk menyampaikan sesuatu pesan tepat dan ringkas untuk suatu sikap terhadap
orang, situasi, atau kejadian-kejadian tertentu (Arief S. Sadiman, 2006:45).
Sebagaimana media poster, kartun sebagai salah satu media pembelajaran juga
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Beberapa kelebihannya adalah:
a. Penggunaan simbolisme yang singkat dan langsung mengena pada sasaran.
b. Mengemukakan suatu ide atau pesan, peristiwa secara estetis,
menggembirakan, lucu, menyindir dan mengejek.
c. Mengemukakan ide atau pesan, peristiwa secara stereitipe mudah dikenal
umum
d. Tidak memerlukan banyak penjelasan atau kata-kata.
7
c. Mungkin juga peserta didik memperoleh gambaran tentang distribusi
penduduk, tumbuh-tumbuhan, kehidupan hewan, serta bentuk bumi yang
sebenarnya.
d. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, peta dan globe sangat penting
untuk mengkonkretkankan pesan-pesan yang abstrak.
a. Terkadang tidak semua sekolah menyediakan peta yang besar. Peta yang
digunakan peta-peta yang kecil, sehingga tidak efektif bila jumlah kelas
cukup besar.
b. Globe yang dimiliki sekolah-sekolah biasanya kecil, sehingga tidak bisa
menjangkau semua peserta didik seluruh kelas.
c. Gambar di peta ataupun di globe kecil sehingga tidak bisa terlihat oleh
semua siswa yang ada di kelas tersebut.
d. Peta yang secara khusus berkaitan dengan pembelajaran pendidikan agama
Islam masih cukup sedikit, sehingga guru harus kreatif untuk membuat
sendiri.
2. Media OHT/OHP
Media transparansi atau overhead transparency (OHT) seringkali disebut dengan
nama perangkat kerasnya yaitu overhead projector (OHP). Media transparansi adalah
media visual proyeksi yang dibuat atas bahan transparan, biasanya film acetate atau
plastic berukuran 81/2” x 11”, yang digunakan oleh guru untuk memvisualisasikan
konsep, proses, fakta, statitik, kerangka outline, atau ringkasan didepan kelompok
kecil/besar (Arief S. Sadiman,dkk., 2006:61).
Sebagai media pendidikan, media transparansi mempunyai beberapa kelebihan antara
lain:
a. Gambar yang diproyeksikan lebih jelas disbanding gambar di papan. Ruangan
tak perlu digelapkan sehingga siswa dapat melihatnya sambil mecatat.
b. Guru mengajar sambil berhadapan dengan siswa.
c. Benda-benda kecil dapat diproyeksikan hanya dengan meletakkannya diatas
OHP, walaupun hasilnya berupa bayang-bayang.
d. Memungkinkan penyajian diskriminasi warna dan menarik minat siswa
e. Tidak memerlukan tenagabantuan operator dalam menggunakan OHP karena
mudah dioperasikan.
f. Praktis dapat dipergunakan untuk semua ukuran kelas ruangan.
g. Mempunyai variasi teknik penyajian yang menarik dan tidak membosankan,
terutama untuk proses yang kompleks dan bertahap.
h. Menghemat tenaga dan waktu karena dapat dipakai berulang-ulang.
8
a. Pemakaiannya terbatas hanya sebagai alat bantu pembelajaran baik bagi guru
maupun peserta didik jarang dapat digunakan sebagai medium instrksional.
b. Pendistribusiannya rumit (baik pendistribusian lembar demi lembar maupun
pendistribusian dalam set), tidak seperti film bingkai atau film rangkai yang
lebih ringkas. Transparansi multiwarna, baik yang diproduksi secara lokal
maupun komersial, mungkin malah lebih mahal dari produksi film bingkai.
c. Kalau sedang menggunakan OHP, sewaktu mengganti transparanso, ada
kekosongan yang menyilaukan di layar.
d. Karena didesain untuk dipergunakan dalam proyeksi di depan layar, jarang
digunakan untuk proyeksi dari belang, kecuali dalam keadaan luar biasa.
e. Dibutuhkan layar dengan kemiringan tertentu, supaya tidak terjadi efek gambar
berbentuk trapesium, yang menyebabkan terjadinya distorsi gambar.
f. Kalau diperlukan banyak sekali visual akan menyebabkan kerepotan dan
menyusahkan untuk dibawa ke mana-mana.
3. Media modul
Istilah modul dipinjam dari dunia teknologi. Modul adalah alat ukur yang lengkap.
Modul adalah satu kesatuan program yang dapat mengukur tujuan. Modul dipandang
sebagai paket program yang disusun dalam bentuk satuan tertentu guna keperluan
belajar. Melalui sistem pengajaran modul sangat dimungkinkan: 1) adanya
peningkatab motivasi belajar secara maksimal; 2) adanya peningkatan kreativitas
guru dalam mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan dan pelayanan individual
yang lebih mantap; 3) dapatnya mewujudkan prinsip maju berkelanjutan secara tidak
terbatas; dan 4) dapatnya mewujudkan belajar yang lebih berkonsentrasi.
9
6. Hindari visual yang tidak berimbang.
7. Tekankan kejelasan dan ketepatan dalam semua visual.
8. Visual yang diproyeksikan harus dapat terbaca dan mudah dipahami.
9. Visual, khususnya diagram, amat membantu untuk mempelajari materi yang agak
kompleks.
10. Visual yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan gagasan khusus akan efektif,
apabila (1) jumlah objek dalam visual yang akan ditafsirkan dengan benar dijaga agar
terbatas, (2) jumlah aksi terpisah yang penting pesan-pesannya yang harus ditafsrikan
dengan benar sebaiknya terbatas, (3) semua objek dan aksi dimaksudkan dilukiskan
secara realistik sehingga tidak terjadi penafsiran ganda.
11. Unsur-unsur pesan dalam visual itu harus ditonjolkan dan dengan mudah dibedakan
dari unsur-unsur latar belakang untuk mempermudah pengolahan informasi.
12. Caption (keterangan gambar) harus disiapkan terutama untuk (a) menambah
informasi yang sulit dilukiskan secara visual, misalnya tanah, kumpulan orang
banyak, dan lain-lain. (b) member nama orang, tempat, atau objek, (3)
menghubungkan kejadian atau aksi dalam lukisan dengan visual sebelum atau
sesudahnya, (4) menyatakan apa yang orang dalam gambar itu sedang kerjakan,
pikirkan atau katakan.
13. Warna harus digunakan secara realistik.
14. Warna dan pemberian bayangan digunakan untuk mengarahkan perhatian dan
membedakan komponen-komponen.
Jadi, prinsip media visual adalah gunakanlah media visual yang sederhana tetapi tepat,
jelas sesuai.
1. Kesederhanaan
Secara umum kesederhanaan itu mengacu kepada elemen yang terkandung dalam
suatu visual. Jumlah elemen yang lebih sedikit memudahkan siswa menangkap dan
memahami pesan yang disajikan visual itu. Pesan atau informasi yang panjang atau
rumit harus dibagi-bagi ke dalam beberapa bahan visual yang mudah dibaca dan
mudah dipahami, demikian pula teks yang menyertai bahan visual harus dibatasi
(misalnya antara 15 sampai dengan 20 kata). Kata-kata harus memakai huruf yang
sederhana dengan gaya huruf yang mudah terbaca dan tidak terlalu beragam dalam
satu tampilan ataupun serangkaian tampilan visual. Kalimat-kalimatnya juga harus
ringkas tetapi padat, dan mudah dimengerti.
Contoh : jika menggunakan metode persentasi dengan slide, gunakanlah jenis huruf
yang tidak terlalu berlebihan, sajikan kata kuncinya saja di dalam slidenya.
10
2. Keterpaduan
Keterpaduan mengacu kepada hubungan yang terdapat diantara elemen-elemen
visual yang ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama. Elemen-elemen itu
harus saling terkait dan menyatu sebagai suatu keseluruhan sehingga visual itu
merupakan suatu bentuk menyeluruh yang dapat dikenal yang dapat dibantu
pembantu pemahaman pesan dan informasi yang dikandungnya.
3. Penekanan
Meskipun penyajian visual dirancang sederhana mungkin, seringkali konsep yang
ingin disajikan memerlukan penekanan terhadap salah satu unsur yang akan menjadi
pusat perhatian siswa. Dengan menggunakan ukuran, hubungan-hubungan,
perspektif, warna, atau ruang penekanan dapat diberikan kepada unsure terpenting.
Contoh: pada saat belajar tentang “tempat sekitar” walaupun tempat sekitar itu
banyak macamnya, misalnya masjid, taman, kampus, rumah sakit, warung, bank,
toko, pasar, dan sebagainya. Tetapi pada intinya semua itu termasuk “tempat
sekitar”.
4. Keseimbangan
Bentuk atau pola yang dipilih sebaiknya menempati ruang penayangan yang
memberikan presepsi keseimbangan meskipun tidak seluruhnya simetris.
Keseimbangan yang keseluruhannya simetris disebut keseimbangan formal.
Keseimbangan seperti ini menampakkan dua bayangan visual yang sama dan
sebangun. Oleh karena itu, keseimbaanga formal cenderung tampak statis.
Sebaliknya, keseimbangan informal tidak keseluruhannya simetris memberikan
kesan dinamis dan dapat menarik perhatian.
Pengembangan visual dengan keseimbangan informal memerlukan daya imajinasi
lebih tinggi dan keinginan bereksperimen dari perancang visual.
5. Bentuk
Bentuk yang aneh dan asing bagi siswa dapat membangkitkan. Oleh karena itu,
pemilihan bentuk sebaagai unsur visual dalam penyajian pesan, informasi atau isi
pelajaran perlu diperhatikan.
6. Garis
Garis digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur sehingga dapat menuntun
perhatian siswa untuk mempelajari suatu urutan-urutan khusus.
7. Tekstur
Tekstur adalah unsur visual yang dapat menimbulkan kesan kasar atau halus. Tekstur
dapat digunakan untuk penekana suatu unsur seperti halnya warna.
Contoh: pada materi inti atau pokok bisa diberi tekstur yang tebal atau dibuat
berbeda dengan yang lain.
11
8. Warna
Warna merupakan unsure visual yang penting, tetapi ia harus digunakan dengan hati-
hati untuk memperoleh dampak yang baik. Warna digunakan untuk memberi kesan
pemisahan atau penekanan, atau untuk membangun keterpaduan.
Disamping itu, warna dapat mempertinggi tingkat realisme objek atau situasi yang
digambarkan, menunjukkan persamaan dan perbedaan, dan menciptakan respons
emosional tertentu. Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan ketika
menggunakan warna, yaitu
a. pemilihan warna khusus (merah, biru, kuning, dan sebagainya),
b. nilai warna (tingkat unsure llain dalam visual tersebut), dan
c. intensitas atau kekuatan warna itu untuk memberikan dampak yang
dinginkan. (Arsyad, 2007: 107-113).
1. Pengaturan
Pertama-tama, kita harus tentukan unsur-unsur apa saja yang disertakan dalam visual
kita. Kemudian kita dapat mempertimbangkan “tampilan” keseluruhannya.
Gagasannya adalah menentukan sebuah pola dasar untuk menentukan bagaimana
mata sang pemirsa akan mengikuti disepanjang tampilan Anda itu.
2. Keseimbangan
12
3. Warna
Ketika memilih sebuah skema warna untuk sebuah visual, perhatikan keharmonisan
warna. Roda warna bermanfaat dalam membantu kita memahami hubungan diantara
warna-warna spektrum yang tampak. Dua warna apapun yang terletak langsung
berhadapan pada roda warna disebut warna pelengkap sebagai misal, merah dan hijau
atau kuning dan violet. Warna-warna pelengkap sering kali sangat cocok satu sama
lain sebagai sebuah skema warna secara keseluruhan. Tetapi, usahakan untuk tidak
langsung mendekatkan dua warna pelengkap (misalnya, menempatkan huruf
berwarna hijau dengan latar belakang berwarna merah). Ada dua alasan untuk hal
tersebut. Pertama, jika warna-warna tersebut memiliki nilai-nilai yang sama, atau
kegelapan yang sama, huruf tersebut tidak akan memiliki kontras sosok latar yang
baik. Yang kedua, ketika warna-warna pelengkap yang jenuh (terlalu tua) diletakkan
langsung berdekatan satu sama lain mata tidak bisa fokus pada keduanya pada waktu
bersamaan, sehingga Anda mendapatkan efek yang tidak menyenangkan.
4. Kemudahan dibaca
Sebuah visual tidak bisa dipahami kecuali kalau seluruh pemirsa bisa melihat kata-
kata dan gambar. Sangat mengejutkan mendapati aturan ini sering kali dilanggar.
Ingat lagi berapa banyak Anda mendengar seorang presenter menyatakan “Anda
mungkin tidak akan bisa melihat apa yang ada di sisn, biar saya jelaskan atau
bacakan untuk Anda”. Agar hal ini tidak terjadi, pastikan visual Anda cukup besar
agar terlihat oleh seluruh hadirin Anda. Ini berlaku bgi materi cetakan, visual
terproyeksi, dan tampilan.
Untuk memeriksa sebuah visual, letakanlah di atas sebuah kuda-kuda atau
proyeksikan pada sebuah layar. Kemudian ambil posisi di pemirsa terjauh Anda
biasanya dibagian belakang kelas dan lihat apakah bisa terbaca. Jika tidak jangan
dahulu gunakan sebelum Anda memperbaikinya.
Kemudian untuk dibaca bisa diperbaiki dengan meningkatkan ukuran, jenis ukuran
huruf, dan kontras di antara benda-benda dalam sebuah visual. Seperti kontras yang
telah kita bahas terkait dengan warna, kontras juga berlaku untuk fisik secara visual
secara keseluruhan. Pastikan benda-benda dalam visual Anda tidak mengabur
bersamaan. Tujuan dari perancangan visual yang baik adalah menghilangkan
halangan sebanyak mungkin yang menghambat penafsiran atas pesan Anda.
5. Menarik
Visual Anda tidak bisa menampilkan sebuah efek kecuali kalau visual itu menarik
dan mempertahankan perhatian para pemirsanya. Terdapat beberapa teknik untuk
menghasilkan daya tarik : gaya, kejutan, tekstur, dan interaksi. (Smaldino, 2014: 78).
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Media Visual merupakan media yang paling familiar dan paling sering dipakai oleh
seorang guru dalam pembelajaran. Media berbasis visual (image atau perumpamaan)
memegang peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Media jenis ini
berkaitan dengan indea penglihatan. Media visual dapat memperlancar pemahaman dan
memperkuat ingatan. Media visual pula menumbuhkan minat siswa dan dapat
memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.
Ada beberapa prinsip umum yang perlu diketahui untuk penggunaan media berbasis
visual, yaitu: media visual itu sederhana dan realistis serta menekankan informasi
sasaran. Selain itu dalam menggunakan media visual harus memperhatikan unsur-unsur
yang meliputi: keserderhanaan, keterpaduan, penekanan, keseimbangan, bentuk, garis,
tekstur dan warna.
Media Visual terbagi menjadi 3 bagian yaitu; media grafis, media OHT/OHP, dan
media modul
B. Saran
Sebelum seorang pendidik mengajarkan pokok bahasan pembelajaran maka terlebih
dahulu harus menyiapkan dan menghitungkan alat bantu atau media apa saja yang
digunakan untuk membantu proses belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif dan
efesien.
14
DAFTAR PUSTAKA
20.pdf (ums.ac.id)
Dr. Sukiman, M. Pd. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: PT. Pustaka
Insan Madani.
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/LIK/article/download/524/481
https://journal.uir.ac.id/index.php/alhikmah/article/download/1170/730
15