Dany Hilmanto
Subbagian Nefrologi, Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran,
RS Dr.Hasan Sadikin, Bandung
Glomerulonefritis merupakan penyakit yang diduga melibatkan mekanisme imunologis, dapat menimbulkan
reaksi peradangan berat serta pembentukan jaringan fibrosis pada glomerulus. Pengobatan terbaru
glomerulonefritis mempunyai dua tujuan yaitu menekan proses peradangan dan menghambat progresifitas
fibrosis glomerulus, sehingga gagal ginjal terminal dapat dicegah. Obat yang digunakan untuk menekan
proses peradangan adalah mikofenolat mofetil, rapamycin, anti-molekul adhesi, anti-sitokin inflamasi,
antibodi monoklonal anti-CD20, dan anti-siklooksigenase-2. Obat yang dapat menghambat progresivitas
fibrosis glomerulus adalah antagonis angiotensin II dan pirfenidone. Pengembangan obat baru untuk
mengatasi peradangan dan mencegah fibrosis pada glomerulonefritis, diharapkan dapat mencegah terjadinya
gagal ginjal terminal pada anak (Sari Pediatri 2007; 9(10):1-6).
G
lomerulonefritis merupakan suatu istilah Mekanisme imunologis tersebut dapat mengakibatkan
umum yang digunakan untuk berbagai reaksi peradangan akut yang berat, serta meningkatkan
penyakit dan kelainan histopatologis yang terbentuknya jaringan fibrosis.3,4,5
menunjukkan adanya peradangan pada Pengobatan glomerulonefritis yang ideal se-
kapiler glomerulus. Glomerulonefritis, terutama yogyanya mempunyai dua tujuan, yaitu untuk
bentuk kronik, merupakan penyebab utama gagal mengatasi peradangan akut dan menghambat
ginjal terminal pada anak, sehingga penanganannya progresifitas pembentukan fibrosis. Berbagai peng-
memerlukan perhatian yang mendalam.1 Meskipun obatan telah dilakukan untuk mengatasi proses
penyebab glomerulonefritis belum jelas, tetapi penyakit peradangan pada fase akut, termasuk penggunaan obat
ini diduga melibatkan mekanisme imunologis. 2 yang sering digunakan pada transplantasi organ seperti
mikofenolat mofetil (MMF), rapamycin, anti-adhesi
imun dan anti-molekul ko-stimulasi.3,6 Obat lain yang
Alamat korespondensi dipakai sebagai anti-inflamasi adalah anti-siklo-
DR. Dr. Dany Hilmanto, Sp.A(K)
oksigenase-2. Obat yang banyak dipakai sebagai
Subbagian Nefrologi, Bagian Ilmu Kesehatan Anak, RS Dr.Hasan Sadikin/
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung, Jl. Pasteur 38 Bandung.
penghambat fibrosis pada glomerulus adalah antagonis
Telepon: 022-2035957, Fax.: 022-2035957. angiotensin II, serta aktivator pada mekanisme anti-
E-mail: danyhilmanto@yahoo.com inflamasi endogen.3
Patogenesis glomerulonefritis yang diperantarai kerusakan ginjal. Hal ini bukan hanya menyebabkan
sistem imun hipertensi glomerulus dan hiperfiltrasi, akan tetapi
angiotensin juga berperan sebagai faktor transkripsi
Beberapa bukti yang mendukung glomerulonefritis untuk kemokin seperti MCP-1, RANTES, dan IL8.
disebabkan oleh kelainan imunologis adalah:1 Selain itu, angiotensin II meningkatkan kerja PDGF
1. Adanya kemiripan gambaran morfologis dan dan TGF-β sebagai faktor pertumbuhan sel mesangeal,
imunopatologis penyakit ini dengan glomerulo- membantu proliferasi matriks ekstraselular yang
nefritis buatan yang diperantarai oleh sistem imun. menyebabkan sklerosis.3,8
2. Didapatkan reaktan imun (imunoglobulin dan
komponen komplemen) pada glomeruli.
3. Terdapat kelainan komplemen serum dan di- Pengobatan glomerulonefritis yang diperantai
temukan autoantibodi pada glomerulonefritis. sistem imun
Masuknya sel peradangan ke dalam glomerulus
menyebabkan glomerulus menjadi aktif, sehingga Seperti telah dikemukakan, pengobatan penyakit
merangsang pelepasan mediator peradangan dan glomerulus saat ini lebih dititikberatkan pada anti
terbentuk sklerosis. 3 Reaksi peradangan pada peradangan untuk melawan reaksi sistem imun, serta
glomerulus tersebut terjadi akibat deposit kom- obat antisklerogenik untuk menghambat progresifitas
pleks imun yang berasal dari sirkulasi mencetuskan fibrosis ginjal.3
pelepasan mediator yang menyebabkan pe- Obat anti peradangan pada fase aktif glomerulo-
radangan dan sklerosis. 3,4,6 Sistem komplemen nefritis.
turut teraktivasi. Komplemen C3 konvertase
(C4b2a) akan memecah C3 dengan melepaskan 1. Mikofenolat mofetil
fragmen C3a anafilaktosin, selanjutnya akan
menyebabkan C5 pecah dengan melepaskan C5a Mikofenolat mofetil (MMF) merupakan obat yang
anafilaktosin lain, yang dapat mengaktifkan dipakai secara luas pada transplantasi, bekerja pada
komplemen C6-C9. 3,4,7 sintesis purin dan limfosit T, serta B.3,6
Pada permukaan sel mesangeal terdapat reseptor Mekanisme kerja MMF menghambat enzim inosine
komplemen (CR1), reseptor imunoglobulin (reseptor monophosphate dehydrogenase (IMPDH) secara reversibel.
Fcã), sitokin dan kemokin. Deposit kompleks imun Enzim IMPDH membatasi sintesis purin dengan
pada glomerulus dan aktivasi sistem komplemen akan mengkatalisasi perubahan inosin menjadi santin
mengaktifkan sel mesangeal, terjadi proliferasi sel dan monofosfat sehingga replikasi DNA dan proliferasi sel
pelepasan mediator, yaitu IL-1, IL-6, platelet derived dihambat (Gambar 1). 3,4,6 Preparat MMF bekerja lebih
growth factor/PDGF, tumor necrosis factor-α/TNF-α, efisien pada IMPDH limfosit aktif, karena itu MMF
transforming growth factor-β/TGF-β; kemokin merupakan inhibitor spesifik pada proliferasi limfosit aktif
(macrophagechemoattractant protein /MCP1, IL-8, tanpa menekan sumsum tulang.3,6
RANTES), eikosanoid asam arakidonat, oksigen Telah dibuktikan MMF dapat mencegah atau
reaktif molekul pro-trombotik dan pro-sklerotik memperbaiki beberapa jenis glomerulonefritis pada
(endotelin, platelet anggregating factor/PAF, inhibitor hewan. Obat MMF juga meningkatkan efek
of plasminogen activator/PAI, dan nitrat oksida). Zat perlindungan ginjal terhadap angiotensin converting
mediator bersama komplemen akan meningkatkan enzyme-I/ACE-I. Selain itu MMF dapat menurunkan
limfomonosit masuk ke dalam glomerulus yang hiperselularitas glomerulus 9 dan efektif pada
merangsang pelepasan zat mediator peradangan dan pengobatan lupus eritematosus sistemik (LES)
jaringan sklerotik.2,3 dewasa.10
Ketidakseimbangan antara proses degradasi dan
sintesis matriks mengakibatkan pembentukan matriks 2. Rapamycin
yang berlebihan, dapat menyebabkan sklerosis pada
glomerulus. Peradangan tubulointerstisial, akan Rapamycin (sirolimus, everolimus) adalah obat yang
memperhebat terbentuknya fibrosis interstisial. Di bekerja dengan mengikat filin sitoplasma dan
samping itu terdapat angiotensin II yang memperberat kemudian menonaktifkan kompleks target of
apoptosis. Di pihak lain molekul yang homolog dengan autoimun, pemberian IL-4 atau IL-10 dapat mengurangi
CD28, yang disebut CTL-4, berkompetisi dengan proteinuria, infiltrasi makrofag dan pembentukan kresen.
CD28 untuk mengikat ligan sehingga menghambat Pengaruh sitokin anti-inflamasi pada hewan percobaan
respons sel T (Gambar 4).12 adalah dengan menonaktifkan sel T, makrofag dan sel
Pengobatan dengan anti-ko-stimulasi Ig CTLA- mesangeal, serta membatasi pembentukan kresen,
4 dimaksudkan untuk mencegah efek interaksi B7 mengurangi proteinuria dan sklerosis.15
dengan CD28, sehingga dihasilkan efek imuno-
supresif. Pada percobaan hewan menunjukkan hasil 6. Obat penurun sel B
yang baik, maka pengobatan dengan anti-ko-
stimulasi dipertimbangkan sebagai pengobatan pada Antibodi monoklonal anti-CD20 (rituximab) bersifat
vaskulitis sistemik dan LES.13 Meskipun demikian, sitotoksik terhadap limfosit B, sehingga menghambat
penggunaan anti ko-stimulasi pada manusia belum produksi antibodi. Sejak diketahui adanya produksi
dipublikasikan. autoantibodi aberans yang menyebabkan pem-
bentukan kompleks imun di dalam sirkulasi, serta
5. Anti-sitokin inflamasi dan sitokin alamiah terjadinya nefritis yang berhubungan dengan penyakit
autoimun, anti CD-20 dapat dipertimbangkan
Untuk menghambat pengaruh langsung sitokin sebagai obat baru pada penderita yang menunjukkan
terhadap inflamasi, digunakan antibodi monoklonal resistensi terhadap pengobatan kortikosteroid.
antagonis peptida. Termasuk golongan anti sitokin Namun penggunaan obat ini pada manusia masih
inflamasi adalah anti-TNF, anti-PDGF-β, anti-TGF- memerlukan penelitian.3
β, dan antagonis reseptor sitokin.14 Dalam percobaan
terhadap glomerulonefritis, obat ini menghambat 7. Obat anti-siklooksigenase (COX) selektif
pembentukan kresen pada nefritis anti-GBM. Ikatan
reseptor TNF dengan larutan TNF mencetuskan Saat ini telah diketahui obat baru yang dapat
peristiwa intraselular yang memodulasi proliferasi sel menghambat jalur inflamasi secara selektif, yaitu anti-
dan jalur apoptosis dengan melalui c-Jun, NFkB dan siklooksigenase 2/COX-2.3 Seperti diketahui eikosanoid
caspases (Gambar 5).3 yang menyebabkan peradangan adalah prostaglandin
Pengobatan lain yang mungkin diberikan berupa dan derivat asam arakidonat lainnya yang diproduksi
molekul rekombinan dari sitokin anti-inflamasi alamiah, oleh fosfolipid membran dengan bantuan enzim
termasuk IL-4, IL-10, IL-13 atau TGF-β dosis rendah. siklooksigenase. Obat anti-siklooksigenase-2 merupakan
Pada hewan percobaan yang menderita nefritis anti-GBM molekul anti-inflamasi spesifik yang dapat menghambat
Aktivator metalloproteinase
Salah satu zat yang bekerja pada mekanisme Gambar 8. Mekanisme peroxisome proliferator activated
receptor dari anti-inflamasi endogen
Dikutip dari Coppo R, dkk, 20043
procollagenase collagenase
Metalloproteinases
TIMPs
plasminogen plasmin
fibronectin
PAI-1 laminin
collagen Extracellular
matrix
collagens
tPA
Gambar 6. Jalur siklooksigenase, rangkaian generasi asam
arakidonat dari fosfolipid membran karena fosfolipase Gambar 7. Jalur modulasi kolagen matriks ekstraselular
Dikutip dari Coppo R, dkk, 20043 Dikutip dari Coppo R, dkk, 20043