Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN

KEPERAWATAN JIWA

KEPERAWATAN JIWA PROFESI

Oleh :
MAULANA RISKY SETYAWAN
40220018

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
TAHUN 2021
A. KONSEP HALUSINASI
1. Definisi
Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori dari suatu obyek tanpa adanya
rangsangan dari luar, gangguan persepsi sensori ini meliputi seluruh pancaindra.
Halusinasi merupakansalah satu gejala gangguan jiwa yang pasien mengalami
perubahan sensori persepsi, serta merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan perabaan, atau penciuman. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya
tidak ada (Munthi, 2015).
Pasien gangguan jiwa mengalami perubahan dalam hal orientasi realitas. Salah
satu manifestasi yang muncul adalah halusinasi yang membuat pasien tidak dapat
menjalankan pemenuhan dalam kehidupan sehari-hari (Yusuf dkk, 2015).

2. Rentang Respon Neurobiologi


Halusinasi merupakan gangguan dari persepsi sensori, waham merupakan
gangguan pada isi pikiran. Keduanya merupakan gangguan dari respons neorobiologi.
Oleh karenanya secara keseluruhan, rentang respons halusinasi mengikuti kaidah
rentang respons neorobiologi.
Rentang respons neorobiologi yang paling adaptif adalah adanya pikiran logis dan
terciptanya hubungan sosial yang harmonis. Rentang respons yang paling maladaptif
adalah adanya waham, halusinasi, termasuk isolasi sosial menarik diri. Berikut adalah
gambaran rentang respons neorobiologi (Stuard, 2011).

Adaptif Maladaptif

- Pikiran logis - Kadang proses - Gangguan proses


- Persepsi akurat pikir terganggu pikir (waham)
- Emosi - Ilusi - Halusinasi
konsisten - Emosi - RPK
dengan - Perilaku tidak - Perilaku tidak
perasaan biasa terorganisir
- Perilaku sesuai - Menarik diri - Isolasis sosial
3. Tanda Dan Gelaja
a. Tahap 1: halusinasi bersifat tidak menyenangkan gejala klinis:
1) Menyeriangai/tertawa tidak sesuai
2) Menggerakkan bibir tanpa bicara
3) Gerakan mata cepat
4) Bicara lambat
5) Diam dan pikiran dipenuhi sesuatu yang mengasikkan
b. Tahap 2: halusinasi bersifat menjijikkan
1) Cemas
2) Konsentrasi menurun
3) Ketidakmampuan membedakan nyata dan tidak nyata
c. Tahap 3: halusinasi bersifat mengendalikan gejala klinis:
1) Cenderung mengikuti halusinasi
2) Kesulitan berhubungan dengan orang lain
3) Perhatian atau konsentrasi menurun dan cepat berubah
4) Kecemasan berat (berkeringat, gemetar, tidak mampu mengikuti petunjuk)
d. Tahap 4: halusinasi bersifat menaklukkan Gejala klinis:
1) Klien mengikuti halusinasi
2) Tidak mampu mengendalikan diri
3) Tidak mamapu mengikuti perintah nyata
4) Beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
4. Klasifikasi

Jenis Halusinasi Data Objektif Data Subjektif


Halusinasi dengar/suara • Bicara atau tertawa • Mendengar suara-
sendiri. suara atau
• Marah-marah Tanpa kegaduhan.
sebab. • Mendengar suara
• Mengarahkan telinga Yang mengajak
ke arah tertentu. bercakap-cakap.
• Menutup telinga • Mendengar suara
menyuruh
melakukan sesuatu
yang berbahaya
Halusinasi penglihatan • Menunjuk-nunjuk ke • Melihat bayangan,
arah tertentu. sinar, bentuk
• Ketakutan Pada geometris, bentuk
sesuatu yang Tidak kartun, melihat
jelas. hantu, atau monster
Halusinasi penciuman • Mencium Seperti • Membaui bau-bauan
sedang Membaui seperti bau
bau-bauan tertentu. darah, urine, feses,
• Menutup hidung. Dan kadang
kadang bau itu
menyenangkan
Halusinasi pengecapan • Sering meludah • Merasakan rasa
• Muntah seperti darah, urin,

5. Pohon Masalah

Resiko perilaku kekerasan

Gangguan persespi sensori :


halusinasi

Isolasi sosial

Harga diri rendah

6. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan persepsi sensori : halusinasi
b. Isolasi sosial
c. Resiko perilaku kekerasan
d. Harga diri rendah
7. Intervensi Keperawatan
PERENCANAAN
TUJUAN KERITERIA HASIL INTERVENSI
TUM Ekspresi wajah 1. Bina hubungan
Klien tidak bersahabat saling percaya
mencederai orang menunjukkan rasa dengan
lain senang, ada kontak mengungkapkan
mata, mau berjabat prinsip
TUK 1 tangan, mau komunikasi
Klien dapat nyebutkan nana, mau terapeutik
membina hubungan menjawab salam, 2. Sapa klien
saling percaya klien mau duduk dengan ramah
berdampingan dengan baik verbal
perawat, mau maupun non
mengutarakan verbal
masalah yang 3. Perkenalkan diri
dihadapinya dengan sopan
tanyakan nama
lengkap klien
dan nama
panggilan yang
disukai klien
4. Jelaskan tujuan
pertemuan
Tunjukkan sikap
empati dan
menerima klien
apa adanya
5. Beri perhatian
kepada klien dan
perhatikan
kebutuhan dasar
klien
Klien dapat Klien dapat 1. Adakan kontak
mengenal halusinas menyebutkan waktu, sering dan singkat
isi, dan frekuensi secara bertahap
timbulnya halusinasi 2. Obsevasi tingkah
laku klien yang
terkait
halusinasinya :
bicara dengan
tertawa tanpa
stimulus dan
memandang ke kiri
atau ke kanan/
kedepan seolah ada
teman bicara
3. Bantu klien
mengenal
halusinasnya
4. Jika menemukan
klien yang sedang
berhalusinasi
tanyakan apakah ada
suara yang
didengarnya
5. Jika klien menjawab
ada, lanjutkan : apa
yang dikatakan suara
itu
6. Katakana bahwa
perawat percaya
klien mendengar
suara itu. Namun
perawat sendiri tidak
mendengarnya
( dengan nada
bersahabat tanpa
menuduh/menghakii)
7. Katakana juga
bahawa ad klien lain
yang seperti klien
sendiri.
Klien dapat Klien dapat 1. Identifikasi
mengontrol menyebutkan tindakan Bersama klien
halusinasinya yang biasa dilakukan tidakan yang
untuk mengendalikan dilakukan saat
halusinasinya terjadi hausinasi
(tidur, marah,
menyibukkan diri,
dll)
2. Diskusikan
manfaat dari cara
yang digunakan
klien, jika
bermanfaat beri
pujian kepada
klien.
Klien mendapat Keluarga dapat 1. Diskusikan dengan
dukungan dari menyebutkan keluarga (pada saat
keluarga dalam pengertian, tanda, dan keluarga berkunjung/
mengontrol tindakan untuk pada saat kunjungan
halusinasinya mengendalikan kerumah)
halusinasi 2. Gejala halusinasi
yang dialami klien
cara yang dapat
dilakukan dan
keluarga untuk
memutuskan
halusinasi (saa
seperti yang
diajarkan kepada
klien)
3. Cara merawat
anggota keluarga
yang berhausinasi di
rumah : beri
kegiatan, jangan
biarkan sendiri,
makan Bersama,
bepergian Bersama,
jika kien dirumaha
maka jangan lupa
untuk sering kontak
via telfon
4. Beri informasi
tentang waktu tindak
lanjut (follow-
up)atau kapan perlu
mendapat bantuan :
halusinasi tidak
terkontrol dan resiko
mencederai orang
lain

8. Implementasi Keperawatan
Pasien Keluarga
SP 1 SP 1
1. Mengidentifikasi jenis halusinasi 1. Mendiskusikan masalah yg
pasien dirasakan keluarga dalam
2. Mengidentifikasi isi halusinasi merawat pasien
pasien 2. Menjelaskan pengertian,
3. Mengidentifikasi waktu halusinasi tanda dan gejala halusinasi
pasien dan jenis halusinasi yg
4. Mengidentifikasi frekuensi dialami pasien beserta proses
halusinasi pasien terjadinya Menjelaskan cara-
5. Mengidentifikasi situasi yang cara merawat pasien
menimbulkan halusinasi Halusinasi
6. Mengidentifikasi respons pasien
terhadap halusinasi
7. Mengajarkan pasien menghardik
halusinasi
8. Menganjurkan pasien memasukkan
cara menghardik halusinasi dalam
jadwal kegiatan harian
SP 2 SP 2
1. Mengevaluasikan jadwal 1. Melatih keluarga
kegiatan harian pasien mempraktekkan cara
2. Melatih pasien merawat pasien dg
mengendalikan halusinasi halusinasi
dengan cara bercakap- cakap 2. Melatih keluarga
dengan orang lain melakukan cara
3. Menganjurkan pasien merawat langsung
memasukkan dalam jadwal kepada pasien
kegiatan harian halusinasi
SP 3 SP 3
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan 1. Membantu keluarga
harian pasien membuat jadwal aktivitas
2. Melatih pasien mengendalikan di rumah termasuk minum
halusinasi dg melakukan obat (discharge planning)
kegiatan (kegiatan yg biasa 2. Menjelaskan follow up
dilakukan pasien) pasien setelah Pulang
3. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
SP 4
1. Mengevaluasikan jadwal
kegiatan harian pasien
2. Memberikan pendidikan
kesehatan ttg penggunaan obat
secara teratur
3. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian

Anda mungkin juga menyukai