Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Pembangkit listrik tenaga air adalah salah satu sumber energi listrik yang

memanfaatkan air sebagai sumber listrik. Pembangkit ini merupakan salah satu

sumber energi listrik utama yang ada di Indonesia. Keberadaannya diharapkan

mampu memenuhi pasokan listrik bagi masyarakat Indonesia, selain yang berasal dari

bahan bakar batu bara. Pembangkit listrik tenaga air di Indonesia banyak

dikembangkan. Hal ini karena persediaan air di Indonesia cukup melimpah.

Keberadaan beberapa waduk besar di Indonesia, selain digunakan untuk

penampungan air juga dimanfaatkan untuk menjadi energi penghasil listrik. Pilihan

mengembangkan pembangkit listrik tenaga air ini salah satunya disebabkan potensi

air yang ada di Indonesia. Jumlah air yang melimpah, dikembangkan untuk

menciptakan energi yang diubah menjadi sebuah arus listrik. Hal ini ditujukan untuk

menciptakan biaya produksi yang murah pada listrik di Indonesia. Pembangkit listrik

tenaga air termasuk salah satu sumber pembangkit listrik tertua yang pernah

ditemukan. Selain pembangkit ini, masih ada pula beberapa jenis pembangkit listrik

yang ada di dunia. Seperti pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik tenaga

diesel, dan juga pembangkit listrik tenaga nuklir. Pembangkit tinggi tenaga air

(PLTA) bekerja dengan cara merubah energi potensial (dari dam atau a i r t e r j u n )

menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari


e n e r g y mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator). Kapasitas

PLTA diseluruh dunia ada sekitar 675.000 MW ,setara dengan 3,6 milyar

barrel minyak atau samadengan 24 % kebutuhan listrik dunia yang digunakan

oleh lebih 1 milyar orang. PLTA termasuk jenis pembangkitan hidro. Karena

pembangkitan ini menggunakan air untuk kerjanya. Saat ini pengetahuan tentang

PLTA perlu untuk diketahui oleh para mahasiswa sebagai modal awal untuk

kedepannya.

PLTA mulai dikembangkan di Indonesia secara bertahap pada tahun 1900.

Masa itu merupakan era dimana penggunaan bahan bakar minyak merupakan sumber

energi utama di dunia. Pengembangan PLTA tidak terlalu diprioritaskan oleh karena

itu progresnya berjalan lambat. Sedangkan sekarang, pengembangan PLTA mulai di

tinjau ulang karena penggunaan bahan bakar minyak mengahasilkan banyak polusi

lingkungan dan persediaan bahan bakar minyak mulai menipis.

Beberapa alasan tambahan bahwa PLTA lebih menguntungkan dibandingkan

tipe generator lain adalah :

1.    Persediaan air cenderung tidak habis dan dapat diperbaharui.

2.    Ramah Lingkungan.

3.    Tidak memerlukan bahan bakar.

4.    Periode mulainya terjadi secara terus menerus.

5.    Pengoperasiannya sederhana dan biaya perawatannya murah.

6.    Hampir tidak ada resiko meledak.


B.   Rumusan Masalah

Adapun hal yang akan dibahas mengenai PLTA pada makalah ini adalah:

1.    Apa yang dimaksud dengan PLTA?

2.    Bagaimana sebuah PLTA bisa beroperasi?

3.    Bagaimana prinsip kerja PLTA?

4.    Siapa sasaran dari pembangunan PLTA?

5.    Apa saja yang dibutuhkan untuk membangun PLTA?

6.    Apakah dampak dari pembangunan PLTA?

C.   Tujuan Pembahasan

Tujuan dari pembahasan mengenai PLTA pada makalah ini adalah:

1.    Mahasiswa dapat menjelaskan tentang pembangkitan listrik, khususnya PLTA.

2.    Mahasiswa mengetahui bagaimana prinsip kerja dari sebuah PLTA.

3.    Dengan membahas PLTA, kita bisa mengetahui faktor penting dalam pembangunan

PLTA dan dampak bagi masyarakat sekitar.


BAB II

ISI

A.   Landasan Teori

Tenaga air merupakan sumber daya terpenting. Tenaga air memiliki

beberapa keuntungan yang tidak dapat dipisahkan. Bahan bakar untuk PLTU

adakah batubara. Berdasarkan pengertian yang sama, kita dapat mengatakan

bahwa bahan bakr untuk PLTA adalah air. Nyatanya suatu jurnal teknis

mengenai tenag air menamakannya sebagi batubara putih. Tetapi keunggulan

untuk bahan bakar PLTA ini sama sekali tidak akan habis terpakai ataupun

berubah menjadi yang lain.

PLTA tidak menghadapi masalah pembuangan limbah. PLTA

meruapkan suatu sumber energy yang abadi. Air melintas melalaui turbin

tanpa kehilangan kemampuan pelayanan untuk wilayah di hilirnya. Biaya

pengoperasian dan pemeliharaan PLTA sangat rendah.

Pada PLTA, transportasi batubara putih berlangsung secara alamiah.

Turbin-turbin pada PLTA bisa dioperasikan setiap saat dan cukup sederhana

untuk dimengerti. Peralatan PLTA yang mutakhir, umumnya memiliki

peluang yang besar untuk bisa dioperasikan selama 50 tahun. PLTA bisa
diamnfaatkan untuk cadangan yang bisa diandalakn pada sistem kelistrikan

terpadu.

1.    Pengertian PLTA

Pengertian pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah

energi potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan

turbinair) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator)

Pembangkit listrik tenaga air konvensional bekerja dengan cara mengalirkan air dari

dam ke turbin setelah itu air dibuang. Pada saat beban puncak air dalam lower

reservoir akan di pompa ke upper reservoir sehingga cadangan air pada waduk utama

tetap stabil.

Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi

potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin

air) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator).

PLTA dapat beroperasi sesuai dengan perancangan sebelumnya, bila mempunyai

Daerah Aliran Sungai (DAS) yang potensial sebagai sumber air untuk

memenuhkebutuhan dalam pengoperasian PLTA tersebut. Pada operasi PLTA

tersebut, perhitungan keadaan air yang masuk pada waduk / dam tempat

penampungan air, beserta besar air yang tersedia dalam waduk / dam dan perhitungan

besar air yang akan dialirkan melalui pintu saluran air untuk menggerakkan turbin

sebagai penggerak sumber listrik tersebut, merupakan suatu keharusan untuk dimiliki,

dengan demikian kontrol terhadap air yang masuk maupun yang didistribusikan ke
pintu saluran air untuk menggerakkan turbin harus dilakukan dengan baik, sehingga

dalam operasi PLTA tersebut, dapat dijadikan sebagai dasar tindakan pengaturan

efisiensi penggunaan air maupun pengamanan seluruh sistem, sehingga PLTA

tersebut, dapat beroperasi sepanjang tahun, walaupun pada musim kemarau panjang.

Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada sekitar 675.000 MW ,setara dengan 3,6

milyar barrel minyak atau sama dengan 24 % kebutuhan listrik dunia yang digunakan

oleh lebih 1 milyar orang.

Dalam penentuan pemanfaatan suatu potensi sumber tenaga air bagi

pembangkitan tanaga listrik ditentukan oleh tiga faktor yaitu:

a.    Jumlah air yang tersedia, yang merupakan fungsi dari jatuh hujan dan atau salju.

b.    Tinggi terjun yang dapat dimanfaatkan, hal mana tergantung dari topografi daerah

tersebut.

c.    Jarak lokasi yang dapat dimanfaatkan terhadap adanya pusat-pusat beban atau

jaringan transmisi.

2.    Prinsip PLTA dan konversi energi

Pada prinsipnya PLTA mengolah energi potensial air diubah menjadi energi

kinetis dengan adanya head, lalu energi kinetis ini berubah menjadi energi mekanis

dengan adanya aliran air yang menggerakkan turbin, lalu energi mekanis ini berubah

menjadi energi listrik melalui perputaran rotor pada generator. Jumlah energi listrik

yang bisa dibangkitkan dengan sumber daya air tergantung pada dua hal, yaitu jarak

tinggi air (head) dan berapa besar jumlah air yang mengalir (debit).
Untuk bisa menghasilkan energi listrik dari air, harus melalui beberapa tahapan

perubahan energi, yaitu:

a.       Energi Potensial

Energi potensial yaitu energi yang terjadi akibat adanya beda potensial, yaitu

akibat adanya perbedaan ketinggian. Besarnya energi potensial yaitu:

Ep = m . g . h

Dimana:

Ep : Energi Potensial

m : massa (kg)

g : gravitasi (9.8 kg/m2)

h : head (m)

b.      Energi Kinetis

Energi kinetis yaitu energi yang dihasilkan akibat adanya aliran air sehingga

timbul air dengan kecepatan tertentu, yang dirumuskan.

Ek = 0,5 m . v . v

Dimana:

Ek : Energi kinetis

m : massa (kg)

v : kecepatan (m/s)

c.       Energi Mekanis


Energi mekanis yaitu energi yang timbul akibat adanya pergerakan turbin.

Besarnya energi mekanis tergantung dari besarnya energi potensial dan energi kinetis.

Besarnya energi mekanis.

dirumuskan: Em = T . ω . t

Dimana:

Em : Energi mekanis

T : torsi

ω : sudut putar

t : waktu (s)

d.      Energi Listrik

Ketika turbin berputar maka rotor juga berputar sehingga menghasilkan energi

listrik sesuai persamaan:

El = V . I . t

Dimana:

El : Energi Listrik

V : tegangan (Volt)

I : Arus (Ampere)

t : waktu (s)

3.    Komponen Dasar PLTA

Komponen – komponen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan transmisi.

Dam berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin memerlukan
pasokan air yang cukup dan stabil. Selain itu dam juga berfungsi untuk pengendalian

banjir.

a.    Turbin

Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik. Air

akan memukul sudu – sudu dari turbin sehingga turbin berputar. Perputaran turbin ini

di hubungkan ke generator.

Turbin merupakan peralatan yang tersusun dan terdiri dari beberapa peralatan

suplai air masuk turbin, diantaranya sudu (runner), pipa pesat (penstock), rumah

turbin (spiral chasing), katup utama (inlet valve), pipa lepas (draft tube), alat

pengaman, poros, bantalan (bearing), dan distributor listrik. Menurut momentum air

turbin dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin reaksi dan turbin impuls. Turbin

reaksi bekerja karena adanya tekanan air, sedangkan turbin impuls bekerja karena

kecepatan air yang menghantam sudu.

Prinsip Kerja Turbin Reaksi yaitu Sudu-sudu (runner) pada turbin francis dan

propeller berfungsi sebagai sudu-sudu jalan, posisi sudunya tetap (tidak bisa

digerakkan). Sedangkan sudu-sudu pada turbin kaplan berfungsi sebagai sudu-sudu

jalan, posisi sudunya bisa digerakkan (pada sumbunya) yang diatur oleh servomotor

dengan cara manual atau otomatis sesuai dengan pembukaan sudu atur. Proses

penurunan tekanan air terjadi baik pada sudu-sudu atur maupun pada sudu-sudu jalan

(runner blade). Prinsip Terja Turbin Pelton berbeda dengan turbin rekasi Sudu-sudu

yang berbentuk mangkok berfungsi sebagai sudu-sudu jalan, posisinya tetap (tidak

bisa digerakkan).
Dalam hal ini proses penurunan tekanan air terutama terjadi didalam sudu-sudu

aturnya saja (nosel) dan sedikit sekali (dapat diabaikan) terjadi pada sudu-sudu jalan

(mangkok-mangkok runner).Air yang digunakan untuk membangkitkan listrik bisa

berasal dari bendungan yang dibangun diatas gunung yang tinggi, atau dari aliran

sungai bawah tanah. Karena sumber air yang bervariasi, maka turbin air didesain

sesuai dengan karakteristik dan jumlah aliran airnya. Berikut ini merupakan berbagai

jenis turbin yang biasa digunakan untuk PLTA.

b.    Generator

Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox.

Memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet didalam generator

sehingga terjadi pergerakan elektron yang membangkitkan arus AC.

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber

energi mekanis. Generator terdiri dari dua bagian utama, yaitu rotor dan stator. Rotor

terdiri dari 18 buah besi yang dililit oleh kawat dan dipasang secara melingkar

sehingga membentuk 9 pasang kutub utara dan selatan. Jika kutub ini dialiri arus

eksitasi dari Automatic Voltage Regulator (AVR), maka akan timbul magnet. Rotor

terletak satu poros dengan turbin, sehingga jika turbin berputar maka rotor juga ikut

berputar. Magnet yang berputar memproduksi tegangan di kawat setiap kali sebuah

kutub melewati “coil” yang terletak di stator. Lalu tegangan inilah yang kemudian

menjadi listrik. Agar generator bisa menghasilkan listrik, ada tiga hal yang harus

diperhatikan, yaitu:

                                                      i.        Putaran


Putaran rotor dipengaruhi oleh frekuensi dan jumlah pasang kutub pada rotor,

sesuai dengan persamaan:

η = 60 . f / P

dimana:

η : putaran

f : frekuensi

P : jumlah pasang kutub

Jumlah kutub pada rotor di PLTA Saguling sebanyak 9 pasang, dengan

frekuensi system sebesar 50 Hertz, maka didapat nilai putaran rotor sebesar 333 rpm.

                                                     ii.        Kumparan

Banyak dan besarnya jumlah kumparan pada stator mempengaruhi besarnya

daya listrik yang bisa dihasilkan oleh pembangkit

                                                    iii.        Magnet

Magnet yang ada pada generator bukan magnet permanen, melainkan

dihasilkan dari besi yang dililit kawat. Jika lilitan tersebut dialiri arus eksitasi dari

AVR maka akan timbul magnet dari rotor.

Sehingga didapat persamaan:

E=B.V.L

Dimana:

E : Gaya elektromagnet

B : Kuat medan magnet

V : Kecepatan putar
L : Panjang penghantar

Dari ketiga hal tersebut, yang bernilai tetap adalah putaran rotor dan kumparan,

sehingga agar beban yang dihasilkan sesuai, maka yang bisa diatur adalah sifat

kemagnetannya, yaitu dengan mengatur jumlah arus yang masuk. Makin besar arus

yang masuk, makin besar pula nilai kemagnetannya, sedangkan makin kecil arus yang

masuk, makin kecil pula nilai kemagnetannya.

Menurut jenis penempatan thrust bearingnya, generator dibedakan menjadi empat,

yaitu:

·         Jenis biasa thrust bearing diletakkan diatas generator dengan dua guide bearing.

·         Jenis Payung (Umbrella Generator) thrust bearing dan satu guide bearing

diletakkan dibawah rotor.

·         Jenis setengah payung (Semi Umbrella Generator) kombinasi guide dan thrust

bearing diletakkan dibawah rotor dan second guide bearing diletakkan diatas rotor.

·         Jenis Penunjang Bawah thrust bearing diletakkan dibawah coupling. Generator

yang digunakan di Saguling adalah jenis Setengah Payung.

c.    Travo

Travo digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik (AC) agar listrik

tidak banyak terbuang saat dialirkan melalui transmisi. Travo yang digunakan adalah

travo step up. Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke rumah –

rumah atau industri. Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan lagi dengan

travo step down. Pembangkit listrik tenaga air konvensional bekerja dengan cara
mengalirkan air dari dam ke turbin setelah itu air dibuang. Saat ini ada teknologi baru

yang dikenal dengan pumped-storage plant.

d.    Bendungan

Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air

menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Bendungan juga digunakan untuk

mengalirkan air ke sebuah Pusat Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki

bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara

bertahap atau berkelanjutan. Jenis bendungan antara lain:

i.              Bendungan Beton

·         Bendungan Gravitasi

·         Bendungan Busur

·         Bendungan Rongga

ii.             Bendungan Urugan

·         Bendungan Urugan Batu

·         Bendungan Tanah

iii.            Bendungan Kerangka Baja

iv.           Bendungan Kayu

4.    Jenis PLTA

a.       PLTA jenis terusan air (water way)

Adalah pusat listrik yang mempunyai tempat ambil air (intake) di hulu sungai

dan mengalirkan air ke hilir melalui terusan air dengan kemiringan (gradient) yang
agak kecil.Tenaga listrik dibangkitkan dengan cara memanfaatkan tinggi terjun dan

kemiringan sungai.

b.      PLTA jenis DAM /bendungan

Adalah pembangkit listrik dengan bendungan yang melintang

disungai, pembuatan bendungan ini dimaksudkan untuk menaikkan permukaan air

dibagian hulu sungai guna membangkitkan energi potensial yang lebih besar

sebagai pembangkit listrik.

c.       PLTA jenis terusan dan DAM (campuran)

Adalah pusat listrik yang menggunakan gabungan dari dua jenis sebelumnya,

jadi energi potensial yang diperoleh dari bendungan dan terusan.

5.    Waduk

Waduk adalah kolam besar tempat menyimpan air sediaan untuk berbagai

kebutuhan. Waduk dapat terjadi secara alami maupun dibuat manusia.Sesuai dengan

kondisi alam, pengembangan PLTA dapat dibagi atas 2 jenis yaitu : tipe waduk dan

tipe aliran langsung. Tipe waduk dapat berupa bendungan(reservoir) dan keluaran

danau (lake outlet), sedangkan tipe aliran langsung dapat berupa aliran langsung

sungai (run-off river) dan aliran langsung dengan bendungan pendek (run-off river

with low head dam). Contohnya adalah bendungan Scrivener, Canberra Australia,

dibangun untuk mengatasi banjir 5000-tahunan.

Waduk buatan dibangun dengan cara membuat bendungan yang lalu dialiri air

sampai waduk tersebut penuh, dan dapat diklasifikasikan menurut struktur, tujuan

atau ketinggian.
a.       Berdasarkan struktur dan bahan yang digunakan, bendungan dapat diklasifikasikan

sebagai: Dam kayu, "embankment dam" atau "masonry dam".

b.      Berdasarkan tujuan dibuatnya, yaitu: untuk menyediakan air untuk irigasi atau

penyediaan air di perkotaan meningkatkan navigasi, menghasilkan tenaga

hidroelektrik, menciptakan tempat rekreasi atau habitat untuk ikan dan hewan

lainnya. Pencegahan banjir dan menahan pembuangan dari tempat industri seperti

pertambangan  atau pabrik.

c.       Berdasarkan ketinggian, yaitu: dam besar lebih tinggi dari 15 meter dan dam utama

lebih dari 150 m.-dam rendah kurang dari 30 m, dam ketinggian-medium antara 30

-100 m, dan dam tinggi lebih dari 100 m.Beberapa bendungan lainnya yaitu

bendungan Sadel sebenarnya adalah sebuah dike,yaitu tembok yang dibangun

sepanjang sisi danau untuk melindungi tanah disekelilingnya dari banjir. Ini mirip

dengan tanggul, yaitu tembok yang dibuatsepanjang sisi sungai atau air terjun untuk

melindungi tanah di sekitarnya darikebanjiran. Sebuah bendungan Pengukur overflow

dam didisain untuk dilewati air. Weir adalah sebuah tipe bendungan pengukur kecil

yang digunakan untuk mengukur input air. Bendungan Pengecek check dam adalah

bendungan kecil yang didisain untuk mengurangi dan mengontrol arus soil erosion.

Pumped-storage plant memiliki dua penampungan yaitu:

i.        Waduk Utama (upper reservoir) seperti dam pada PLTA konvensional. Air

dialirkan langsung ke turbin untuk menghasilkan listrik.

ii.        Waduk cadangan (lower reservoir). Air yang keluar dari turbin ditampung di

lower reservoir sebelum dibuang disungai.


6.    Parameter yang mempengaruhi pengoperasian PLTA

a.    Keberadaan Air

Untuk dapat mengoptimalkan pengoperasian PLTA, baik dalam keadaan

musim penghujan. Maupun musim kemaraupanjang, diperlukan perhitungan besar

volume air yang tersedia dalam waduk / dam, guna perhitungan berapa besar debit

air yang harus dialirkan melalui pintu air yang dialirkan ke turbin. Bila terjadi banjir,

berapa besar volume air yang harus dibuang keluar dari waduk / dam melalui pintu

pembungan air, sehingga tetap terjadi keseimbangan air dalam waduk / dam, dengan

demikian dapat dihindari kerusakan bangunan waduk / dam maupun perangkat keras

pendukung lainnya. Untuk kebutuhan perhitungan keadaan air baik yang akan masuk

maupun yang berada dalam waduk / dam, dilakukan pengukuran terhadap parameter

yang mempengaruhi keadaan air yang akan masuk maupun yang ada dalam

waduk/dam. Pengukuran tersebut dilakukan pada berbagai stasiun ukur yang tersebar

pada DAS dalam waduk / dam tersebut.

b.    Konstruksi Saluran Air ke Turbin

Kecepatan gerakan turbin, dipengaruhi oleh besar tekanan aliran air yang

dialirkan ke turbin. Besar tekanan aliran air yang dialirkan tersebut, dipengaruhi debit

air yang dialirkan beserta konstruksi dan penempatan saluran air yang mengalirkan

air tersebut. Semakin lebar diameter dan semakin tinggi pintu saluran air dibuka,

semakin besar debit air yang dialirkan, semakin tinggi tekanan air yang terjadi masuk

ke turbin. Selain hal tersebut diatas, rancangan dan peletakan saluran air tersebut,

juga mempengaruhi tekanan air yang dialirkan ke turbin.


Pada prinsipnya ada beberapa parameter yang mempengaruhi operasi PLTA,

disebabkan oleh :

i.        Keberadaan Air

Untuk dapat mengoptimalkan pengoperasian PLTA, baik dalam keadaan musim

penghujan maupun musim kemarau panjang, diperlukan perhitungan besar volume air

yang tersedia dalam waduk / dam, guna perhitungan berapa besar debit air yang harus

dialirkan melalui pintu air yang dialirkan ke turbin.

Bila terjadi banjir, berapa besar volume air yang harus dibuang keluar dari

waduk / dam melalui pintu pembungan air, sehingga tetap terjadi keseimbangan air

dalam waduk / dam, dengan demikian dapat dihindari kerusakan bangunan waduk /

dam maupun perangkat keras pendukung lainnya. Untuk kebutuhan perhitungan

keadaan air baik yang akan masuk maupun yang berada dalam waduk / dam,

dilakukan pengukuran terhadap parameter yang mempengaruhi keadaan air yang akan

masuk maupun yang ada dalam waduk/dam.

Pengukuran tersebut dilakukan pada berbagai stasiun ukur yang tersebar pada

DAS dalam waduk / dam tersebut. Data hasil pengukuran yang diperoleh pada stasiun

pengukuran, ditransmisikan melalui media komunikasi yang digunakan ke pusat

kontrol operasi PLTA untuk diproses sesuai fungsinya dalam sistem kontrol tersebut.

Pada perhitungan keberadaan air tersebut, ada beberapa parameter yang harus

diperhatikan antara lain:

ii.        Aliran permukaan ( surface flow)


Aliran permukaan dan aliran dasar dipengaruhi intensitas curah hujan dan lama

turunnya hujan. Semakin tinggi intensitas curah hujan dan semakin lama waktu

turunnya hujan, semakin besar aliran permukaan dan aliran dasar sungai. Tinggi

permukaan dipengaruhi aliran permukaan dan aliran dasar. Semakin besar aliran

permukaan dan aliran dasar, semakin tinggi muka air yang terjadi, sehingga semakin

besar volume air yang mengalir ke dalam waduk / dam.

iii.        Aliran dasar ( Base flow)

iv.        Tinggi muka air

v.        Kehilangan air karena keadaan lingkungan

Parameter kehilangan air yang disebabkan keadaan lingkungan, dipengaruhi antara

lain:

·         Suhu udara semakin tinggi suhu udara, semakin besar kehilangan air.

·         Kelembaban semakin kecil kelembaban (humidity), semakin besar kehilangan air.

·         Kecepatan angin semakin cepat kecepatan angin berhembus, semakin besar

kehilangan air.

·         Penyinaran matahari semakin panas dan semakin lama penyinaran matahari,

semakin besar kehilangan air.

vi.        Keadaan DAS

Parameter keadaan DAS dipengaruhi beberapa parameter, antara lain :

·         Vagitasi semakin rapat tumbuhnya tumbuh-tumbuhan (pohon) dalam DAS,

semakin besar aliran dasar sungai.


·         Penduduk semakin padat / ramai penduduk yang bermukim dalam DAS, semakin

besar kehilangan air.

·         Industri semakin banyak industri yang beroperasi dalam DAS, semakin besar

kehilangan air

7.    Klasifikasi PLTA

Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Air berdasarkan:

a.    Berdasarkan tujuan

Hal ini disebabkan karena fungsi yang berbeda-beda misalnya untuk

mensuplai air, irigasi, kontrol banjir dan lain sebagainya disamping produksi

utamanya yaitu tenaga listrik.

b.    Berdasarkan keadaan hidraulik

Suatu dasar klasifikasi pada pembangkit listrik tenaga air adalah

memperhatikan prinsip dasar hidraulika saat perencanaannya. Ada empat jenis

pembangkit yang menggunakan prinsip ini. Yaitu:

i.              Pembangkit listrik tenaga air konvensional yaitu pembangkit yang menggunakan

kekuatan air secara wajar yang diperoleh dari pengaliran air dan sungai.

ii.             Pembangkit listrik dengan pemompaan kembali air ke kolam penampungan yaitu

pembangkitan menggunakan konsep perputaran kembali air yang sama denagn

mempergunakan pompa, yang dilakukan saat pembangkit melayani permintaan

tenaga listrik yang tidak begitu berat.

iii.            Pembangkit listrik tenaga air pasang surut yaitu gerak naik dan turun air laut

menunjukkan adanya sumber tenaga yang tidak terbatas. Gambaran siklus air pasang
adalah perbedaan naiknya permukaan air pada waktu air pasang dan pada waktu air

surut. Air pada waktu pasang berada pada tingkatan yang tinggi dan dapat disalurkan

ke dalam kolam untuk disimpan pada tingkatan tinggi tersebut. Air akan dialirkan

kelaut pada waktu surut melalui turbin-turbin.

iv.           Pembangkit listrik tenaga air yang ditekan yaitu dengan mengalihkan sebuah

sumber air yang besar seperti air laut yang masuk ke sebuah penurunan topografis

yang alamiah, yang didistribusikan dalam pengoperasian ketinggian tekanan air untuk

membangkitkan tenaga listrik.

c.    Berdasarkan Sistem Pengoperasian

Pengoperasian bekerja dalam hubungan penyediaan tenaga listrik sesuai

dengan permintaan, atau pengoperasian dapat berbentuk suatu kesatuan sistem kisi-

kisi yang mempunyai banyak unit.

d.    Berdasarkan Lokasi Kolam Penyimpanan dan Pengatur.

Kolam yang dilengkapi dengan konstruksi bendungan/tanggul. Kolam tersbut

diperlukan ketika terjadi pengaliran tidak sama untuk kurun waktu lebih dari satu

tahun. Tanpa kolam penyimpanan, pembangkit/instalasi dipergunakan dalam

pengaliran keadaan normal.

e.    Berdasarkan Lokasi dan Topografi

Instalasi pembangkit dapat berlokasi didaerah pegunungan atau dataran.

Pembangkit di pegunungan biasanya bangunan utamanya berupa bendungan dan di

daerah dataran berupa tanggul.

f.     Berdasarkan Kapasitas PLTA


Menurut Mesonyi:

i. Pembangkit listrik yang paling kecil sampai dengan : 100 kW

ii.             Kapasitas PLTA yang terendah sampai dengan : 1000 kW

iii.            Kapasitas menengah PLTA sampai dengan : 10000 kW

iv.           Kapasitas tertinggi diatas : 10000 kW

g.    Berdasarkan ketinggian tekanan air

i.              PLTA dengan tekanan air rendah kurang dari :dibawah 15 m

ii.             PLTA dengan tekan air menengah berkisar :15 m – 70 m

iii.            PLTA dengan tekanan air tinggi berkisar :71 m – 250 m

iv.           PLTA dengaan tekanan air yang sangat tinggi :diatas 250 m

h.    Berdasarkan bangunan/konstruksi utama

Berdasarkan bangunan / konstruksi utama dibagi atas:

·         Pembangkit listrik pada aliran sungai, pemiliahn lokasi harus menjamin bahwa

pengalirannya tetap normal dan tidak mengganggu bahan-bahn konstruksi

pembangkit listrik. Dengan demikian pembangkit listrik walaupun mempunyai kolam

cadangan untuk penyimpanan air yang besar, juga mempunyai sebuah saluran

pengatur jalannya air dari kolam penyimpanan itu.

·         Pembangkit listrik dengan bendungan yang terletak di lembah, maka bendungan

itu merupakan lokasi utama dalam menciptakan sebauh kolam penampung cadangan

air, dan konstruksi bangunan terletak pada sisi tanggul.

·         Pembangkit listrik tenaga air dengan pengalihan terusan, aliran air yang dialirkan

melalui sebauh terusan ke konstruksi bangunan yang lokasinya cukup jauh dari kolam
penyimpanan. Air dari lokasi bangunan dikeringkan ke dalam sungai semula denagn

suatu pengalihan aliran air. Pembangkt listrik tenaga air dengan pengalihan

ketinggian, tekanan air dialirkan melalui sebuah sitem terowongan dan terusan yang

menuju kolam cadangan diatas, atau aliran lain melalui lokasi bangunan ini.

8.    Jenis Turbin Air

a.    Turbin Kaplan

Turbin Kaplan digunakan untuk tinggi terjun yang rendah, yaitu di bawah20

meter. Teknik mengkonversikan energi potensial air menjadi energi mekanik roda air

turbin dilakukan melalui pemanfaatan kecepatan air. Roda air turbin Kaplan

menyerupai baling-baling dari kipas angin.

b.    Turbin Francis

Turbin Francis paling banyak digunakan di Indonesia. Turbin ini digunakan

untuk tinggi terjun sedang, yaitu antara 20-400 meter. Teknik mengkonversikan

energi potensial air menjadi energi mekanik pada roda air turbin dilakukan melalui

proses reaksi sehingga turbin Francis jugadisebut sebagai turbin reaksi.

c.    Turbin Pelton

Turbin Pelton adalah turbin untuk tinggi terjun yang tinggi, yaitu di atas 300

meter. Teknik mengkonversikan energi potensial air menjadi energi mekanik pada

roda air turbin dilakukan melalui proses impuls sehingga turbin Pelton juga disebut

sebagai turbin impuls.


Untuk semua macam turbin air tersebut di atas, ada katup pengatur yang mengatur

banyaknya air yang akan dialirkan ke roda air. Dengan pengaturan air ini, daya turbin

dapat diatur. Di depan katup pengatur terdapat katup utama yang harus ditutup

apabila turbin air dihentikan untuk melaksanakan pekerjaan pemeliharaan atau

perbaikan pada turbin. Apabila terjadi gangguan listrik yang menyebabkan PMT

generator trip, maka untuk mencegah turbin berputar terlalu cepat karena hilangnya

beban generator yang diputar oleh turbin, katup pengatur air yang menuju ke turbin

harus ditutup. Penutupan katup pengatur ini akan menimbulkan gelombang air

membalik yang dalam bahasa Inggris disebut water hammer (palu air). Water

hammer ini menimbulkan pukulan mekanis kepada pipa pesat ke arah atas (hulu)

yang akhirnya diredam dalam tabung peredam (surge tank).

Kecepatan spesifik (specffic speed) turbin air didefinisikan sebagai jumlah putaran

per menit [rpm] (rotation per minute [rpm] dari turbin untuk menghasilkan satu daya

kuda pada tinggi terjun H = I meter.

Saluran air dari dam atau kolam tando sampai pada. tabung peredam, panjangnya

dapat mencapai beberapa kilometer. Apabila saluran ini tidak rata, jalannya naik

turun, maka di bagian-bagian cekungan yang rendah, harus ada katup untuk

membuang endapan pasir atau lumpur yang terjadi di cekungan rendah tersebut. Di

sisi lain, yaitu di bagian-bagian lengkungan yang tinggi juga harus ada katup, tetapi

dalam hal ini untuk membuang udara yang terperangkap dalam lengkungan yang

tinggi ini. Secara periodik, katup-katup tersebut di atas harus dibuka untuk

membuang endapan yang terjadi maupun untuk membuang udara yang terperangkap.
B.   Metode Pembahasan

Dalam pembuatan makalah ini kami menggunakan metode studi literatur yang

bersumber dari referensi – referensi jurnal yang bahasannya meliputi tentang

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), tidak hanya itu kamipun menggunakan

metode searching melalui internet. Sehingga materi – materi yang kami dapat tidak

hanya dari 1 sumber saja, melainkan kumpulan dari point – point penting dari setiap

setiap jurnal dan artikel.

C.   Pembahasan

EBTKE—Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata merupakan PLTA

terbesar di Asia Tenggara.  PLTA ini memiliki konstruksi power house di bawah

tanah dengan kapasitas 8x126 Megawatt (MW) sehingga total kapasitas terpasang

1.008 Megawatt (MW) dengan produksi energi listrik rata-rata 1.428 Giga Watthour

(GWh) pertahun.

Kapasitas 1008 MW tersebut terdiri dari Cirata I  yang memiliki empat unit

masing-masing operasi dengan daya terpasang 126 MW yang mulai dioperasikan

tahun 1988 dengan daya terpasang 504 MW, selain itu Cirata II juga dengan empat

unit masing-masing 126 MW, yang mulai dioperasikan sejak tahun 1997 dengan daya

terpasang 504 MW. Cirata I dan II mampu memproduksi  energi listrik rata-rata 1.428

GWh pertahun yang kemudian dislaurkan melalui jaringan transmisi tegangan ekstra

tinggi 500 kV ke sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali (Jamali).

Guna menghasilkan energi listrik sebesar 1.428 Gwh, dioperasikan delapan

buah turbin dengan kapasitas masing-masing 129.000 KW dengan putaran 187,5


RPM. Adapun tinggi air jatuh efektif untuk memutar turbin 112,5 meter dengan debit

air maksimum 135 m3 perdetik.

PLTA Cirata dibangun dengan komposisi bangunan power house empat lantai

di bawah tanah yang menpengoperasiannya dikendalikan dari ruang control

switchyard berjarak sekitar 2 kilometer (km) dari mesin-mesin pembangkit yang

terletak di power house. PLTA tersebut merupakan pembangkit yang dioperasikan

oleh anak perusahaan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN persero) yaitu PT

Pembangkitan Jawa Bali (PJB) yang disalurkan melalui saluran transmisi tenaga

listrik 500 kilo volt (KV) ke sistem Jawa Bali yang diatur oleh dispatcher PLN Pusat

Pengatur Beban (P3B).

Kontribusi utama Cirata terhadap sistem Jawa Bali yaitu memikul

beban puncak dan beroperasi pada pukul 17.00-22.00, dengan moda operasi

LFC (Load Frequency Control), dimana memiliki fasilitas line charging bila

sistem Jawa Bali mengalami Black Out dan Start up operasi/ sinkron ke

jaringan 500 KV yang relatif cepat yaitu kurang lebih lima menit.

PLTA Cirata terletak di daerah aliran sungai (DAS) Citarum di Desa

Tegal Waru, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Latar

belakang pendirian PLTA ini, dengan letak sungai Citarum yang subur,

bergunung-gunung dan dianugerahi curah hujan yang tinggi. Pembangunan

proyek PLTA Cirata merupakan salah satu cara pemanfaatan potensi tenaga
air di Sungai Citarum yang letaknya di wilayah kabupaten Bandung, kurang

lebih 60 km sebelah barat laut kota Bandung atau 100 km dari Jakarta melalui

jalan Purwakarta. (ferial).


BAB III

PENUTUP

A.      Kesimpulan

Komponen – kompnen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan

transmisi.

Dam berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin memerlukan

pasokan air yang cukup dan stabil. Selain itu dam juga berfungsi untuk pengendalian

banjir. contoh waduk Jatiluhur yang berkapasitas 3 miliar kubik air dengan volume

efektif sebesar 2,6 miliar kubik.

Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik.

gaya jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar. Turbin

air kebanyakan seperti kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin untuk

memutar baling-baling digantikan air untuk memutar turbin. Perputaran turbin ini di

hubungkan ke generator. Turbin terdiri dari berbagai jenis seperti turbin Francis,

Kaplan, Pelton, dll.

Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox.

Memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet didalam generator

sehingga terjadi pergerakan elektron yang membangkitkan arus AC.


Travo digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik (AC) agar listrik

tidak banyak terbuang saat dialirkan melalui transmisi. Travo yang digunakan adalah

travo step up.

Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke rumah – rumah

atau industri. Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan lagi dengan travo

step down.
DAFTAR PUSTAKA

M. M Dandekar dan K. N Sharma Penerjemah, D. Bambang Setyadi, Sutanto.

Pembangkit Listrik Tenaga Air, 1991. Cet 1. -, Jakarta: Penerbit Universitas

Indonesia ( UI-Press).

Kadir, Abdul, 1995. Energi; Sumber daya, inovasi, tenaga listrik, potensi

ekonomi. Cet 1. Edisi Kedua/ Revisi- Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia ( UI-

Press).

Kadir, Abdul, 1996, Pembangkit Tenaga Listrik, Jakarta: Universitas Indonesia

(UI-Press). Rancangan Sistem Kontrol Operasi Pembangkit Listrik Tenaga Air.

http://tumoutou.net/3_sem1_012/b_nababan.htm

http://rafflesia.wwf.or.id/library/admin/attachment/clips/2006-08-02-006-

00C4-001-04-0904.pdf

http://berita-iptek.blogspot.com/2008/04/pembangkit-listrik-tenaga-air.html

http://anekasurya.indonetwork.co.id/profile/aneka-surya-com-perakitan-

penjualan-dan-penyedia-pembangkit.html

http://www.surya.co.id/web/index2.php?

option=com_content&do_pdf=1&id=52156

http://www.fab.utm.my/download/ConferenceSemiar/ICCI2006S2PP14.pdf

Anda mungkin juga menyukai