Anda di halaman 1dari 12

A.

KONSEP DASAR

1. Definisi/ Pengertian

Oksigenasi adalah proses penambahan O2 ke dalam sistem (kimia


atau fisika). Oksigen (O2) merupakan gas yang sangat vital dalam
kelangsungan hidup sel dan jaringan tubuh karena oksigen diperlukan
untuk proses metabolisme tubuh secara terus-menerus. Oksigen diperoleh
dari atmosfer melalui proses bernafas. Pada atmosfer, gas selain oksigen
juga terdapat karbon dioksida (CO2), nitrogen (N), dan unsur-unsur lain,
seperti argon dan helium. Kerusakan otak akan mulai setelah 4 menit tidak
mendapatkan oksigen dan diikuti oleh kematian beberapa menit kemudian.
Kurang lebih lama hidup otak tanpa oksigen hanya 4-6 menit.
Pemenuhan kebutuhan oksigen adalah bagian dari kebutuhan
fisiologis menurut hirarki Maslow. Kebutuhan oksigen diperlukan untuk
proses kehidupan. Oksigen sangat berperan dalam proses metabolisme
tubuh. Kebutuhan oksigen dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila
kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang maka akan terjadi kerusakan
pada jaringan otak dan apabila hal tersebut berlangsung lama akan terjadi
kematian. Sistem yang berperan dalam proses pemenuhan kebutuhan
adalah sistem pernafasan, persyarafan, dan kardiovaskuler (Somantri,
2008).

2. Anatomi Fisiologi
1) Sistem pernapasan atas
Sistem pernapasan atas terdiri atas mukus, hidung, faring, dan laring.
a) Hidung : Pada hidung udara yang msuk akan mengalami proses
penyaringan, hamidifikasi, dan penghangatan.
b) Faring : Faring merupakan saluran yang terbagi dua untuk udara
dan makanan. Faring terdiri atas nasofaring dan orofaring yang
kaya akan jaringan limfoid yang berfungsi menangkap dan
menghancurkan kuman patogen yang masuk bersama udara.
c) Laring : Laring merupakan struktur yang menyerupai hidung
rawan yang biasa disebut jakun. Selain berperan dalam
menghasilkan suara, laring juga berfungsi mempertahankan
kepatenan jalan napas dan melindungi jalan napas bawah dari air
dan makan yang masuk.
2) Sistem pernapasan bawah
Sistem pernapasan bawah terdiri atas trakea dan paru-paru yang
dilengkapi dengan bronkus, bronkiolus, alveolus, jaringan kapiler
paru, dan membran pleura.
a) Trakea : Trakea merupakan pipa membran yang disokong oleh
cairan-cairan kartillaga yang menghubungkan laring dengan
bronkus utama kanan dan kiri. Di dalam paru, bronkus utama
terbagi menjadi bronkus-bronkus yang lebih kecil dan berakhir di
brokiolus terminal. Keseluruhan jalan napas tersebut membentuk
pohon bronkus.
b) Paru : Paru-paru ada dua buah, terletak disebelah kanan dan kiri.
Masing-masing paru terdiri atas beberapa lobus (paru kanan tiga
lobus dan paru kiri dua) dan dipasok oleh satu bronkus. Jaringan
paru sendiri terdiri atas serangkaian jalan napas yang bercabang-
cabang, yaitu alveolus, pembuluh darah paru, dan jaringan ikat
elastis. Permukaan luar paru di lapisi oleh kantung tertutup
berdinding ganda yang disebut pleura. Pleura pariental membatasi
toraks dan permukaan diafragma, sedangkan pleura viseral
membatasi permukaan luar paru. Di antara kedua lapisan tersebut
terdapat cairan pluera yang berfungsi sebagai pelumas guna
mencegah friksi selama gerakan bernapas.
3. Etiologi
a) Faktor Fisiologis
1. Penurunan kapasitas angkut O2
2. Penurunan konsentrasi O2 inspirasi
3. Hipovolemia (penurunan volume darah) sehingga tekanan
darah menurun mengakibatkan transpor oksigen terganggu
4. Peningkatan laju metabolic
b) Status kesehatan
Pada orang yang sehat, sistem pernapasan dapat menyediakan
kadar oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Akan tetapi, pada kondisi sakit tertentu, proses oksigenasi
tersebut dapat terhambat sehingga mengganggu pemenuhan
kebutuhan oksigen tubuh. Kondisi tersebut antara lain gangguan
pada sistem pernapasan dan kardiovaskuler, penyakit kronis,
penyakit obstruksi pernapasan atas.
c) Faktor perkembangan
1. Bayi prematur
2. Bayi dan anak-anak
3. Anak usia sekolah dan remaja
4. Dewasa muda dan paruh baya
5. Lansia
d) Faktor perilaku
Perilaku keseharian individu dapat berpengaruh terhadap fungsi
pernapasannya. Status nutrisi, gaya hidup, kebiasaan berolahraga,
dan penggunaan zat-zat tertentu.
e) Faktor lingkungan
Kondisi lingkungan seperti ketinggian, suhu, serta polusi udara.
4. Manifestasi Klinis
1. Suara napas tidak normal
2. Perubahan jumlah pernapasan
3. Batuk disertai dahak
4. Penggunaan otot tambahan pernapasan
5. Dispnea.
6. Penurunan ekspansi paru
7. Takhipnea
5. Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan
transportasi. Proses ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang
masuk dan keluar diri dan ke paru-paru), apabila pada proses ini terdapat
obstruksi maka oksigen tidak dapat tersalur dengan baik dan sumbatan
tersebut akan di respon jalan napas sebagai benda asing yang
menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari
alveolus ke jaringan) yang terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan
pertukaran gas. Selain kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka
kerusakan pada transportasi seperti perubahan volume sekuncup,
afterload, preload, dan kontraktivitas miokard juga dapat mempengaruhi
pertukaran gas.
6. Pathway

Udara di atmosfer

Udara masuk melalui


hidung terdapat infeksi
patogen

Sumbatan Bronkus

Terjebaknya udara di paru

Udara diserap oleh aliran darah

Susunan gas dalam darah


udara terjebak

Oksigen lebih cepat diserap


dari nitrogen dan helium

Terjadi dengan
Gangguan
cepat dan luas
pengeluaran
mukus

dispnea
Akumulasi mucus
pada bronkus

Pola nafas cepat


KETIDAKEFEKTIFAN dan dangkal
BERSIHAN JALAN NAFAS

KETIDAKEFEKTIFAN
POLA NAFAS
A. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
 Pengkajian

1. Pengkajian Keperawatan
a. Riwayat keperawatan
1) Pernah mengalami perubahan pola pernafasan;
2) Pernah mengalami batuk dengan sputum;
3) Pernah mengalami nyeri dada;
4) Aktivitas apa saja yang menyebabkan terjadinya gejala-gejala di
atas.
b. Riwayat penyakit pernapasan:
1) Apakah sering mengalami ISPA, alergi, batuk, asma, TB, dan lain-
lain?
2) Bagaimana frekuensi setiap kejadian?
c. Gaya hidup:
1) Merokok, keluarga perokok, atau lingkungan kerja dengan perokok;
2) Penggunaan obat-obatan dan minuman keras;
3) Konsumsi tinggi kolesterol
2. Keluhan saat ini.
a. Adanya batuk.
b. Adanya sputum.
c. Sesak nafas, kesulitan bernapas.
d. Intoleransi aktivitas.
e. Perubahan pola pernapasan.
3. Pemeriksaan fisik.
a. Mata.
1) Konjungtiva pucat (karena anemia),
2) Konjungtiva sionosis (karena hipoksia),
3) Konjungtiva terdapat pethechial (karena emboli lemak atau
endokarditis).
b. Kulit
1) Sianosis perifer (vasokontruksi dan menurunnya aliran darah
perifer).
2) Sianosis secara umum (hipoksemia).
3) Penurunan turgor (dehidrasi).
4) Edema
5) Edema periorbital
c. Jari dan kuku.
1) Sianosis
2) Jari tabuh (clubbing finger)
d. Mulut dan bibir.
1) Membran mukosa siaonis.
2) Benapas dengan mengerutkan mulut.
e. Hidung
Pernapasan dengan cuping hidung
f. Leher
1) Adanya distensi/bendungan vena jugularis
2) Pemasangan trakeostomi.
g. Dada
1) Retraksi otot harus bantu pernapasan (karena peningkatan aktivitas
pernapasan, dispnea, atau obstruksi jalan pernapasan).
2) Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada kanan.
3) Taktil fremitus, thrill (getaran pada dada karena udara/suara
melewati saluran/rongga pernapasan)
4) Suara napas normal (vesikuler, bronkovensikular, bronkial).
5) Suara napas tidak normal (crecklesl rales, ronkhi, wheezing, friction
rubl pleural friction)
6) Bunyi perkusi (resonan, hiperesonan, dullness)
h. Pola pernafasan
1) Pernapasan normal (eupnea) : 12-20 x/menit
2) Pernapasan cepat (takipnea) : >24 x/menit
3) Pernapasan lambat (bradipnea) : <16 x/menit
4) Pernapasan biot.
5) Pernapasan Kussmaul
6) Pernapasan Chyne-Stokes
4. Pemeriksaan penunjang.
1.      EKG
2.      Pemeriksaan stres latihan
3.      Pemeriksaan fungsi paru, analisis gas darah (AGD).
 Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
Diagnosis keperawatan yang berhubungan dengan masalah kebutuhan
oksigenasi di antaranya adalah sebagai berikut
1. Tidak efektifnya bersihan jalan napas (NANDA, 2012-2014).
Definisi: Kondisi di mana pasien tidak mampu membersihkan sekret
slem sehingga menimbulkan obtruksi saluran pernapasan dengan tujuan
mempertahankan saluran pernapasan (NANDA, 2012).
Kemungkinan berhubungan dengan hal-hal ini
a. Menurunnya energi dan kelelahan.
b. Infeksi trakeobronkial
c. Gangguan kognitif dan persepsi
d. Trauma
e. Bedah toraks
f. Penurunan kesadaran
Kemungkinan data yang ditemukan adalah sebagai berikut
a. Udara napas tidak normal
b. Perubahan jumlah pernapasan
c. Batuk
d. Sianosis
e. Demam
f. Kesulitan bernapasan (Dispnea)
g. Kesulitan mengeluarkan sekret
h. Slem banyak
i. Tidak ada refleks batuk
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada keadaan-keadaan berikut ini
a. Sindrom gagal napas akut, cytic fibrosis
b. Pneumonia, cedera dada
c. Kanker paru, gangguan neuromuskular
d. Penyakit obstruksi pernapasan kronis
e. Pemasangan trakeostomi.
Tujuan yang diharapkan adalah sebagai berikut
a. Saluran pernapasan pasien menjadi bersih
b. Pasien dapat mengeluarkan sekret.
c. Suara napas dan keadaan kulit menjadi normal.
Intervensi Rasional
1. Kaji pola dan frekuensi 1. Manifestasi adanya jalan napas
pernapasan pasien yang tidak efektif adalah
perubahan pola dan frekuensi
2. Kaji kemampuan refleks batuk 2. Kemampuan batuk dapat
pasien mengeluarkan sekret
3. Kaji keadaan sekret, warna, 3. Menentukan rencana tindakan
dan produktivitasnya. yang dilakukan
4. Anjurkan pasien untuk minum 4. Mengencerkan sekret
air hangat jika memungkinkan
5. Ajarkan teknik batuk efektif 5. Membantu mengeluarkan sekret

2. Tidak efektifnya pola pernapasan (NANDA, 2012-2014).


Definisi: kondisi di mana pasien tidak mampu mempertahankan pola
inhalasi dan ekshalasi karena adanya gangguan fungsi paru (NANDA,
2012).
Kemungkinan berhubungan dengan:
a. Obtruksi trakea
b. Perdarahan aktif
c. Menurunnya ekpansi paru
d. Infeksi paru
e. Depresi pusat pernapasan
Kemungkinan data yang ditemukan:
a. Perubahan irama pernapasan dan jumlah pernapasan
b. Dispnea; perubahan pola napas
c. Suara pernapasan tidak normal;
d. Batuk disertai dahak
e. Pemasangan ventilator
f. Sianosis
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada:
a. Penyakit kanker, infeksi pada dada
b. Penggunaan obat dan keracunan alkohol
c. Trauma dada

Tujuan yang diharapkan adalah sebagai berikut


a. Pasien dapat mendemonstrasikan pola pernapasan yang efektif
b. Data objektif menunjukaan pola pernapasan yang efektif
c. Pasien merasa lebih nyaman dalam bernapas
Intervensi Rasional
1. Kaji pola dan frekuensi 1. Manifestasi pola napas yang
pernapasan pasien tidak efektif adalah perubahan
pola dan frekuensi pernapasan
2. Pastikan jalan napas pasien 2. Jalan napas merupakan pintu
paten masuk oksigen ke paru,
terhambatnya aliran udara
akan menghambat difusi
oksigen
3. Atur posisi pasien dengan 3. Melonggarkan rongga dada
semifowler atau duduk dan mengurangi tekanan
diafragma karena tekanan
abdomen
4. Monitor tanda vital 4. Peningkatan suhu tubuh
berpengaruh dalam
peningkatan metabolisme dan
berkontribusi terhadap
perubahan pola napas, nadi
akan meningkatkan pada
kondisi takipnea
5. Atur posisi pasien dengan 5. Melonggarkan rongga dada
semifowler atau duduk dan mengurangi tekanan
diafragma karena tindakan
abdomen

DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, Wahit Iqbal. 2014. BUKU AJAR KEBUTUHAN DASAR
MANUSIA : TEORI DAN APLIKASI DALAM PRAKTIK.
Jakarta: EGC
Tarwoto dan Watonah. 2015. KEBUTUHAN DASAR MANUSIA DAN
PROSES KEPERAWATAN : EDISI 5. Jakarta : Salemba
Medika
Tarwoto 2015, NANDA 2015, LYNDA JUALL 2012 , SYLVIA 2005

Wilkinson, J., & Ahern, n. R. (2013). Buku Saku Diagnosis


keperawatan edisi 9 Diagnosis NANDA, Intervensi NIC,
Kriteria hasil NOC. Jakarta: EGC.
Nanda. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-
2017 Edisi 10 editor T Heather Herdman, Shigemi
Kamitsuru. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai