Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI NY.

“ N ”
BBL FISIOLOGIS CUKUP BULAN USIA 21 JAM
DI PKM SEMEN KECAMATAN SEMEN
KABUPATEN KEDIRI

OLEH

LOURENTCIA MIRANDA PUTRI

NIM.30718017

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN

FAKULTAS KESEHATAN

INATITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

2021
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL KASUS

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI NY. “ N ”


BBL FISIOLOGIS CUKUP BULAN USIA 21 JAM
DI PKM SEMEN KECAMATAN SEMEN
KABUPATEN KEDIRI

TANGGAL PENGAMBILAN KASUS

12 MARET 2021

MAHASISWA

LOURENTCIA MIRANDA PUTRI

NIM. 30718017

PEMBIMBING INSTITUSI PEMBIMBING KLINIK/CI

(ASRIYA NARO, SST) ( ERNI EKAWATI, S.ST)

NIP: 19720103 199102 2 001


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehidupan diluar rahim terjadi segera setelah kelahiran. Pada waktu kelahiran,
sejumlah adaptasi psikologik mulai terjadi pada tubuh bayi baru lahir, karena perubahan
dramatis ini, bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan bagaimanaia membuat
suatu transisi yang baik terhadap kehidupannya diluar uterus. Bayi baru lahir juga
membutuhkan perawatan yang dapat meningkatkan kesempatan menjalani masa transisi
dengan berhasil. Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) merupakan proses penyesuaian
fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar uterus (Rahardjo
dan Marmi, 2015).
Kemampuan adaptasi pada bayi baru lahir meliputi adaptasi dalam sikulasi
kardiopulmunal dan penyesuaian fisiologis lain untuk menggantikan fungsi plasentadan
mempertahankan homeostatis. Kelahiran juga merupakan permulaan awal hubungan orang
tua/bayi dan, setelah ibu dan bayi dipastikan sehat, privasi orang tua untuk berbicara,
menyentuh, dan berkumpul berdua saja dengan bayinya merupakan hal penting (Fraser dan
Cooper, 2012). Penelitian menunjukkan bahwa 50% kematian bayi terjadi dalam periode
neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupankurang baiknya penanganan bayi baru lahir
yang sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang mengakibatkan cacat seumur
hidup,bahkan kematian. Pencegahan merupakan hal yang terbaik yang harus dilakukan
dalam penanganan neonatal sehingga neonatus sebagai organisme yang harus menyesuaikan
diri dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin dapat bertahan dengan baik karena periode
neonatal merupakan periode yang paling kritis dalam fase pertumbuhan dan perkembangan
bayi (Indrayani, 2013).
Berbagai upaya yang aman dan efektif untuk mencegah dan mengatasi penyebab
utama kematian bayi baru lahir (BBL) adalah pelayanan antenatal yang berkualitas asuhan
persalinan normal atau dasar pelayanan kesehatan neonatal oleh tenaga professional (Depkes
RI, 2013). Selain itu, dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, United
Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF) dan WHO merekomendasikan
sebaiknyaanak disusui hanyaair susu ibu (ASI) selama paling sedikit enam bulan (Survei
Demografi dan kesehatan Indonesia, 2012)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengembangkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan asuhan
kebidanan dan agar mahasiswa dapat secara nyata dalam memberikan asuhan kebidanan
antenatal care dengan pendekatan 7 langkah varney.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian bayi baru lahir fisiologis pada bayi Ny. “ N ” usia 21 jam.
b. Menyusun diagnosa kebidanan sesuai dengan prioritas bayi baru lahir fisiologis pada
bayi Ny. “ N ” usia 21 jam.
c. Merencanakan asuhan kebidanan bayi baru lahir fisiologis pada bayi Ny. “ N ” usia
21 jam.
d. Melaksanakan asuhan kebidanan bayi baru lahir fisiologis pada bayi Ny. “ N ” usia
21 jam.
e. Melakukan evaluasi asuhan kebidanan bayi baru normal fisiologis yang telah
dilakukan pada bayi Ny. “ N ” usia 21 jam
f. Mendokumentasikan asuhan kebidanan bayi baru lahir normal yang telah dilakukan
pada bayi Ny. “ N ” usia 21 jam

C. Teknik Pengumpulan Data


Teknik yang digunakan dalam pengumpulan diperoh melalui :
1. Studi dokumentasi
Metode pengumpulan data dengan cara mengambil data yang berasal dari dokumentasi
asli
2. Studi perpustakaan
Pengumpulan data dengan jalan literature dari buku
3. Observasi
Merupakan pengumpulan data dengan prngamatan klien
4. Wawancara
Metode pengumpulan data dengan cara mengambil data yang berasal dari dokumentasi
asli.
D. Sistematika Penulisan
 Bab I Pendahuluan
 Bab II Tinjauan Pustaka
 Bab III Tinjauan Kasus
 Bab IV Pembahasan
 Bab V Penutup
 Daftar Pustaka
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir Normal


1. Pengertian Bayi Baru Lahir Normal
Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37- 42
mingguatau 294 hari dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram, bayi
baru lahir (newborn atau neonatus) adalah bayi yang baru di lahirkan sampai dengan
usia empat minggu (Wahyuni, 2012).

2. Ciri – ciri Bayi Normal


Menurut Saleha (2012), bayi baru lahir normal memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
a. Berat badan 25004000 gram.
b. Panjang badan lahir 48 - 52 cm.
c. Lingkar dada 30 - 38 cm.
d. Lingkar kepala 33 - 35 cm.
e. Bunyi jantung dalam menit-menit pertama kira-kira 180×/menit, kemudian menurun
sampai 120-140×/menit.
f. Pernafasan pada menit-menit pertama kira-kira 80x/menit, kemudian menurun
setelah tenang kira-kira 40 x/menit.
g. Kulit kemerahmerahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup terbentuk dan
diliputi vernix caseosa,Kuku panjang.
h. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna.
i. Genitalia : labia mayora sudah menutupi labia minora (pada perempuan), Testis
sudah turun (pada laki-laki).
j. Refleks isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
k. Refleks moro sudah baik: bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan seperti
memeluk.
l. Refleks grasping sudah baik: apabila diletakkan suatu benda diatas telapak tangan,
bayi akan menggengam / adanya gerakan refleks.
m. Refleks rooting/mencari puting susu dengan rangsangan tektil pada pipi dan daerah
mulut Sudah terbentuk dengan baik.
n. Eliminasi baik: urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama,mekonium
berwarna hitam kecoklatan
(Saleha, 2012)

3. Adaptasi Fisiologis
Adaptasi fisiologi pada neonatus perlu diketahui dengan lebih baik oleh tenaga
kesehatan.Saat lahir, bayi harus beradaptasi dengan keadaan yang sangat bergantung
sampai menjadi mandiri.Banyak perubahan yang dialami oleh bayi yang semula berada
dalam lingkungan rahim ke lingkungan luar rahim.Kemampuan adaptasi fisiologi bayi
baru lahir disebut juga homeostasis. Homeostasis neonatus ditentukan oleh
keseimbangan antara maturitas dan status gizi (Tando, 2016). Adaptasi di luar uterus
yang terjadi secara cepat yaitu :
a. Adaptasi sistem pernapasan
Sistem pernapasan adalah sistem yang paling tertentang ketika terjadi perubahan
dari lingkungan di dalam uteri maupun di luar uteri.
b. Adaptasi sistem sirkulasi
Aliran darah dari plasenta berhenti pada saat tali pusat diklem.Tindakan ini
meniadakan suplai oksigen plasenta dan menyebabkan terjadinya reaksi dalam paru
sebagai respons terhadap tarikan napas pertama.
c. Adaptasi suhu
Neonatus memiliki kecenderungan cepat stress karena perubahan lingkungan dan
bayi harus beradaptasi dengan suhu lingkungan yang cenderung dingin di luar
(Tando, 2016).

4. Kebutuhan Neonatus
Kebutuhan neonatus menurut Wahyuni (2011) dibagi menjadi beberapa hal,yakni :
a. Kebutuhan Nutrisi
ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi.ASI diketahui mengandung zat gizi
yang paling banyak sesuai kualitas dan kuantitasnya untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi. Menyusui secara dini antara lain, bayi harus disusui sesegera
mungkin setelah lahir (terutama dalam 1 jam pertama) dan dilanjutkan selama 6
bulan pertama kehidupan, colostrum harus diberikan, tidak boleh dibuang karena
untuk menambah kekebalan tubuh bayi,dan bayi harus disusui kapan saja ia mau (on
demand), siang atau malam yang akan merangsang payudara memproduksi ASI
secara adekuat.
b. Kebutuhan Eliminasi
Bayi BAK sebanyak minimal 6 kali sehari.Semakin banyak cairan yang masuk
maka semakin sering bayi miksi. Defekasi pertama berwarna hijau kehitaman.Pada
hari ke 3–5 kotoran berubah warna menjadi kuning kecokelatan. 4–6 hari kotoran
bayi yang biasanya minum susu biasanya cair. Bayi yang mendapat ASI kotorannya
kuning dan agak cair dan berbiji. Bayi yang minum susu botol, kotorannya cokelat
muda, lebih padat dan berbau.
c. Kebutuhan Istirahat
Dalam dua minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur, Neonatus
sampai usia 3 bulan rata–rata tidur sekitar 16 jam sehari. Sediakan selimut dan
ruangan yang hangat pastikan bayi tidak terlalu panas atau terlalu dingin. Jumlah
total tidur bayi akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia bayi
5. Tanda – Tanda Bahaya Pada Bayi Baru Lahir
a. BBL/Neonatus tidak mau menyusu
b. Bergerak hanya jika dirangsang
c. Frekuensi napas < 30 kali permenit/ > 60 kali permenit
d. Suhu tubuh < 35,30C dan > 37,50C
e. Riwayat kejang
f. Merintih
g. Keluar nanah pada bagian mata
h. Tali pusat kemerahan, berbau busuk dan bengkak
i. Mata cekung dan cubitan kulit perut kembali sangat lambat
j. Kulit kuning atau tinja berwarna pucat
k. Berat badan menurut umur rendah
(Maryunani, 2014).

6. Pencegahan Infeksi Pada BBL


Pencegahan infeksi merupakan suatu bagian terpenting dari setiap komponen
perawatan bayi baru lahir yang masih sangat rentan terhadap infeksi, hal ini diakibatkan
oleh keadaan kurang sempurnanya sistem imunitas pada BBL. Beberapa asuhan yang
diberikan pada bayi segera setelah lahir adalah dengan :
a. Perawatan tali pusat
Upaya yang dilakukan untuk melakukan perawatan pada tali pusar yaitu :
1) Mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih mengalir sebelum
dan sesudah merawat tali pusat.
2) Menjaga agar tali pusat tetap kering dan bersih, serta terkena udara maupun
dibungkus longgar dengan kassa steril.
3) Membersihkan tali pusat dengan sabun dan juga air bersih mengalir jika
tercemar oleh urine dan kotoran.
4) Menghindari sering menyentuh tali pusar dengan tangan tidak bersih, dan
membersihkan tali pusat dengan alcohol (Armini dkk, 2017).
b. Perawatan Mata
Upaya yang dilakukan adalah :
1) Membersihkan mata segera setelah lahir.
2) Mengoleskan salep mata atau obat tetes mata tetracycline atau eritromysin dalam
jam-jam pertama setelah bayi lahir.
3) Penyebab umum dari kegagalan profilaksis adalah memberi profilaksis setelah
jam pertama, dan membilas mata setelah pemakaian obat tetes mata (Armini
dkk, 2017).
c. Imunisasi
Imunisasi merupakan suatu cara dalam memproduksi imunitas aktif buatan guna
untuk melindungi diri dalam melawan penyakit tertentu dengan cara memasukkan zat
dalam tubuh melalui penyuntikan maupun secara oral (Sinta dkk,2019).
1) Vaksin BCG (Bacille Calmette-Guerin) diberikan sedini mungkin.
2) Dosis tunggal untuk OPV (Oral Polio Vaccine) atau dalam 2 minggu setelah
kelahiran.
3) Vaksinasi Hepatitis B sesegera mungkin (Sinta dkk, 2019).
7. Mencegah Kehilangan Panas
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kehilangan
panas dari tubuh bayi adalah Keringkan bayi secara seksama, Selimuti bayi dengan
selimut atau kain bersih, kering dan hangat, Tutup bagian kepala bayi, Anjurkan ibu
untuk memeluk dan menyusui bayinya, menimbang bayi dengan menggunakan alas
kain yang kering dan bersih, tunda memandikan bayi baru lahir hingga 6 jam setelah
lahir, jika usia bayi sudah berusia lebih dari 6 jam sudah bisa dimandikan, suhu yang
digunakan yakni suhu hangat kuku.
8. Pemberian Suntik Vit.K
Semua bayi baru lahir harus segera diberikan vitamin K1 injeksi 1 mg
intramuskuler di paha kiri sesegera mungkin untuk mencegah perdarahan pada bayi
baru lahir akibatdefesiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian bayi baru lahir

B. Konsep Dasar Manajemen Kebidanan


Manajemen kebidanan adalah suatu pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam
memecahkan masalah secara sistematis, mulai dari pengkajian data, interpretasi data,
identifikasi diagnosa dan masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera, intervensi,
implementasi, dan evaluasi. Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi peran dan kegiatan
yang menjadi tanggung jawab bidan dalam memberikan pelayanan kepada klien yang
memiliki kebutuhan atau masalah di bidang kesehatan ibu dan anak meliputi masa
kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, neonates, keluarga berencana, serta kesehatan
reproduksi (Yuliani, 2017).
1. Pengkajian
Pengkajian adalah pengumpulan data dasar untuk mengevaluasi keadaan pasien,
data ini termasuk riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik. Data yang dikumpulkan
meliputi data subjektif dan objektif serta data penunjang.
2. Interpretasi data dasar
Mengidentifikasi diagnosa kebidanan dan masalah interpretasi yang benar atas data
yang telah dikumpulkan, dalam langkah ini data yang telah di interpretasikan menjadi
diagnosa kebidanan dan masalah. Keduanya digunakan karena beberapa masalah tidak
dapat diselesaikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan penanganan yang dituangkan
dalam asuhan terhadap pasien.
3. Diagnosa potensial
Mengidentifikasikan masalah atau diagnosa potensial yang mungkin akan terjadi
langkah ini memberikan antisipasi bila kemungkinan dilakukan pencegahan sambil
mengamati.
4. Antisipasi masalah dan rencana tindakan
Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera yang dilakukan secara mandiri, secara
kolaborasi atau bersifat rujukan.
5. Intervensi
Pada langkah ini direncanakan yang untuk dilakukan oleh langkah sebelumnya,
langkah ini merupakan kebijakan terhadap diagnosa atau masalah yang telah
diidentifikasikan serta antisipasi.
6. Implementasi
Rencana asuhan yang menyeluruh dilaksanakan dengan efisien dan aman. Pelaksaan
atau implementasi ini dapat sepenuhnya dilakukan oleh bidan atau sebagian lagi oleh
tenaga kesehatan lain atau klien dan keluarga. Jika bidan tidak melakukannya sendiri,
bidan tetap bertanggung jawab penuh untuk mengarahkan pelaksanaan dan memastikan
langkah – langkah tersebut benar – benar terlaksana. Implementasi mengacu pada
intervensi.
7. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang diberikan. Ada
kemungkinan sebagian rencana lebih efektif, sebagian yang lain belum efektif.
Manajemen asuhan kebidanan merupakan hasil pola pikir bidan yang
berkesinambungan, sehingga jika ada proses manajemen yang kurang efektif atau tidak
efektif, proses manajemen dapat diulang lagi dari awal. Evaluasi mengacu pada
implementasi dan kriteria hasil (Yuliani, 2017).
BAB III

TINJAUAN KASUS

FORMAT ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR

Nama Mahasiswa : LOURENTCIA MIRANDA PUTRI

NIM : 30718017

Tempat Praktek : PKM SEMEN

Tanggal / Jam Pengkajian : 12,Maret 2021/ 11.20 WIB

I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBYEKTIF
1. Biodata
a. Bayi
Nama Bayi : Bayi Ny. “ N ”
Umur : 0 hari (21 jam)
Agama : Islam
Ruangan : PONED PKM Semen
Tanggal MRS : 12, Maret 2021
Tanggal KRS : 12,Maret 2021
Dx Medis : BBL Fisiologis
Tanggal / Jam Lahir : 12, Maret 2021 / pukul 12.30 WIB
Jenis Kelamin : Perempuan
b. Ibu
Nama : Ny. “ N ”
Umur : 27 Tahun
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Penghasilan :-
Alamat Kantor :-
Alamat Rumah : Dsn. Petuk 02/07, Kecamatan Semen,
Kabupaten Kediri
c. Bapak
Nama : Tn.”Y”
Umur : 36 Tahun
Suku / Bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan
Penghasilan : 2.000.000
Alamat Kantor :-
Alamat Rumah : Dsn. Petuk 02/07, Kecamatan Semen,
Kabupaten Kediri

2. Anamnesa
Sumber informasi : (V) Keluarga ( ) Lain – lain
Keluhan utama : Tidak ada
Riw. Penyakit sekarang : Tidak ada
Jenis persalinan : Normal
APGAR SCORE : 1 Menit Menangis Kuat (skor 10) 5 Menit skor 10
Berat badan : 3500 Gram
Panjang badan : 48 Cm
Usia kehamilan : 38 – 39 Minggu
Ketuban :
( ) Pecah Dini Jam : Warna :
(V ) Tidak Pecah Dini
( ) Lain – lain
Riwayat kehamilan dan kelahiran :
ANTENATAL :
(V ) Dokter (V) Bidan (V) Puskesmas
( ) Rumah sakit ( ) Lain – lain
Berapa kali :7 x
Tempat kelahiran
( ) Dokter ( ) Bidan (V) Puskesmas
( ) Rumah sakit ( ) Lain – lain
NATAL : Bayi lahir spontan, tgl 12/3/2021 pukul 12.30. Jenis
kelamin perempuan, BB: 3500 Kg, TB:48 cm, menangis kuat, kulit
kemerahan, reflek aktif, denyut jantung 128x/menit
POST NATAL : Reflek bayi normal, TTV normal (TD:90/60 mmHg,
N:122x/mnt, RR: 40x/mnt, S:36,70C) Bayi sudah diberikan salep mata, suntik
Vit.K.
Imunisasi : Hb-0 (8,Maret 2021)
Riwayat kesehatan keluarga (contreng di kolom yang sesuai)

YA TIDAK YA TIDAK SEBUTKAN


DM V HIPERTENSI V Lain

lain
TBC V HEPATITIS V

B. DATA SUBYEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : cukup / baik / lemah
Suhu : suhu axilar 36,7 0C
Nadi : 110x/menit
Pernapasan : 48 x/menit
Berat badan : 3500 gram
Panjang badan : 48 cm
Lingkar kepala : 33 cm
Lingkar lengan : 11 cm
Lingkar perut : Tidak Dikaji
Lingkar dada : 34 cm
b. Kesadaran
( ) Gerak aktif (V) Menangis kuat ( ) Lethargi ( ) Merintih
( ) Coma ( ) Lain – lain
c. Kepala
I. Rambut
Tipis : Ya / Tidak Kering : Ya / Tidak
Kotor : Ya / Tidak Jarang : Ya / Tidak
II. Mata
Konjungtiva anemis : Ya / Tidak
Konjungtiva merah : Ya / Tidak
Sklera icterus : Ya / Tidak
Lain – lain : Ya / Tidak
III. Wajah
Icterus : Ya / Tidak Grimace : Ya / Tidak
Pucat : Ya / Tidak Cyanosis : Ya / Tidak
IV. Telinga
Simetris : Ya / Tidak Radang : Ya / Tidak
Sekret : Ada / Tidak Perdarahan : Ya / Tidak
Tulang rawan : + Lain – lain : Ya / Tidak
V. Hidung
Pernapasan cuping hidung : Ya / Tidak
Lain – lain : Tidak ada
VI. Mulut
Bibir kering : Ya / Tidak Trismus : Ya / Tidak
Lidah kotor : Ya / Tidak Lain – lain : Tidak Ada
VII. Leher
Pembesaran vena : Ada / Tidak
Kaku kuduk : Ada / Tidak
d. Thorak
Gerak nafas : Relaksasi otot dada : Normal / Tidak
Bentuk : (V) Normal chest ( ) Barel chest
Irama nafas : (V) Reguler ( ) Irreguler ( ) Stidor
Payudara : Ronchi : Ada / Tidak Whezing : Ada / Tidak
Jantung : (V) Reguler ( ) Irreguler
( ) Murmur ( ) Irama galop
e. Abdomen
Inspeksi : Bentuk : Buncit / Tegang / Normal
Acites : Ada / Tidak
Tali pusar : Kering, Belum terputus
Palpasi : Massa : Ada / Tidak
Felacit : Ada / Tidak
Distensi : Ada / Tidak
Pembesaran hepar : Ada / Tidak
Perkusi : ( ) Thyampany ( ) Hypertimpany
( ) Dulnes ( ) Lain – lain
Perkusi : Peristaltik usus 7 x/menit
f. Genetalia
Labia : Oedema : Ya / Tidak
Perdarahan : Ya / Tidak
Labia mayor menutup labia minor / Tidak
Scrotum : Oedema : Ya / Tidak
Sudah turun / Belum
g. Anus
Berlubang / Tidak
Perdarahan : Ya / Tidak
Lain – lain : Tidak Ada
h. Ekstremitas
Atas : Polidactili : Ya / Tidak
Syndactili : Ya / Tidak
Gerak aktif : Ya / Tidak
Fraktur : Ya / Tidak
Bawah : Polidactili : Ya / Tidak
Syndactili : Ya / Tidak
CTEV : Ya / Tidak
Genovalgus : Ya / Tidak
i. Neurologi

YA TIDAK YA TIDAK
Kaku kuduk V Kejang V
Muntah V Panas V

j. Reflek Bayi
Moro reflek : Ya / Tidak
Rooting reflek : Ya / Tidak
Sucking reflek : Ya / Tidak
Babynski reflek : Ya / Tidak
Grappe reflek : Ya / Tidak
Swallowwing reflek : Ya / Tidak
k. Pemeriksaan Penunjang
Laborat : Tidak dilakukan
Foto : Tidak dilakukan
Lain – lain : Tidak dilakukan
II. INTERPRETASI DATA DASAR (08, Maret 2021, Pukul 11.30 WIB)

Data Dasar Diagnosa


Ds : Bayi Ny. “ N ” BBL Fisiologis Cukup
 Ibu mengatakan bayi belum memiliki Bulan Usia 21 Jam
nama
 Ibu mengatakan tidak ada keluhan
pada bayinya
 Ibu mengatakan bayinya menyusu
kuat
 Ibu mengatakan bayinya lahir
kemarin 12 Maret 2021 pukul 12.30
WIB
Do :
 Suhu : 36,5 0C
 Nadi :
120x/menit
 Pernapasan : 48
x/menit
 Berat badan : 3500
gram
 Panjang badan : 48 cm
 Lingkar kepala : 33 cm
 Lingkar lengan : 11 cm
 Lingkar perut :Tidak
dikaji
 Lingkar dada : 34 cm
 Mata :
Konjungtiva anemis : tidak ada
Konjungtiva merah : tidak ada
Sklera icterus : tidak ada
 Wajah
Tidak Icterus, Tidak Pucat
 Telinga : tulang rawan sudah
terbentuk, tidak ada perdarahan
 Hidung : Tidak ada pernafasan
cuping hidung
 Dada : Normal chest, tidak ada
rongki wizing, buni jantung
reguller
 Genetalia : Labia mayora sudah
menutup labia minora
 Anus : berlubang
 Reflek bayi normal semua
III. INTERVENSI (12 Maret 2021/Pukul 11.33)
Diagnosa : Bayi Ny. “ N ” BBL Fisiologis Cukup Bulan Usia 21 Jam
Tujuan : 1) Bayi tetap dalam keadaan normal
2) Bayi tidak mengalami infeksi dan hipotermi
Kriteria Hasil :
 Keadaan umum baik
 TTV dalam batas normal

 Berat badan : 2.500-4.000

Panjang badan : 45-52 cm

Lingkar dada : 30-38 cm

Lingkar lengan atas : 9,5 – 11 cm

Lingkar kepala : 32 - 33 cm

 Reflek pada bayi positif


Intervensi :
1. Lakukan komunikasi terapeutik pada ibu dan berikan informt consent
Rasional : Komunikasi terapeutik dapat membangun kepercayaan antara bidan
dan orangtua pasien sehingga asuhan dapat dilakukan dengan baik dan
orangtua pasien lebih kooperatif. Dan dengan diberikannya inform
consent sebelum tindakan maka akan memberikan rasa aman bagi
petugas dalam melakukan tindakan
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Rasional : Tangan yang kotor dapat menjadi tempat berkembangbiaknya
mikroorganisme dimana apabila menyentuh pasien dapat membuat
kontaminasi silang
3. Beritahu ibu hasil pemeriksaannya yang telah dilakukan pada bayinya
Rasional : Penjelasan kepada ibu dapat memberi pengertian tentang bagaimana
keadaan bayinya saat ini, sehingga dapat mengurasi rasa cemas
terhadap bayinya.
4. Anjurkan ibu untuk mengjaga kehangatan bayinya
Rasional : Hipotermi merupakan tanda bahaya bayi baru lahir yang disebabkan
karena hilangnya panas tubuh bayi baru lahir ke lingkungannya yang
dapat menyebabkan kematian apabila tidak segera ditangani, sehingga
dengan membedong bayi dapat mencegah hipotermi
5. Anjurkan ibu untuk memberi ASI eksklusif dan diberikan sesuai kebutuhan bayi
(on demand)
Rasional : ASI mengandung zat gizi yang sangat lengkap, antara lain
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, factor pertumbuhan,
hormone, enzim, dan zat kekebalan. semua zat ini terdapat secara
6. Ajari ibu cara merawat tali pusat dengan baik dan benar
Rasional : Tali pusat adalah sisi terbuka yang rentan terhadap infeksi sehingga
harus dibalut dengan kasa steril tanpa diberi tambahan lain seperti
alkohol atau bedak dan cara itu juga dapat mempercepat proses
pengeringan dan putusnya tali pusat
7. Beritahu ibu tentang tanda bahaya yang dapat terjadi pada bayi baru lahir
Rasional : Tanda bahaya neonatus merupakan tanda yang mengindikasikan
adanya bahaya yang terjadi selama masa neonatus , yang apabila tidak
dilaporkan atau terdeteksi dapat menyebabkan kematian bayi
8. KIE Ibu dan keluarga tentang pola eliminasi bayi
Rasional : Pola eliminasi pada bayi yakni BAK dan BAB, mampu BAK
mengindikasikan bahwa saluran kemih pada bayi tidak terdapat
gangguan/kelainan, dan bayi mampu BAB menandakan bahwa tidak
ada gangguan pada anus dan saluran pencernaan.
IV. IMPLEMENTASI (12 Maret 2021/ Pukul 11.35 WIB)
Diagnosis : Bayi Ny. “ N ” BBL Fisiologis Cukup Bulan Usia 21 Jam
Implementasi :
1. Melakukan informed consent dengan ibu dan keluarga merupakan langkah awal
bagi bidan dalam melakukan tindakan, sehingga dapat membuat rasa aman dalam
melakukan tindakan medis pada pasien
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan merupakan langkah
untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang antara bidan dan pasien
3. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayinya saat ini :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV
S : 36,5 oC
RR : 48 x/menit
Nadi : 120 x/menit
Berat badan : 3500 gram
Panjang badan : 48 cm
Lingkar dada : 34 cm
Lingkar kepala : 33 cm
Lingkar lengan: 11 cm
Refleks pada BBL:
Reflek Moro : Positif
Reflek Rooting : Positif
Reflek Sucking : Positif
Reflek Swallowing : Positif
Reflek Babynski : Positif
Reflek grape : Positif
4. Menganjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayinya dengan memakaikan baju
kering dan bersih, membedong, mengenakan tutup kepala pada bayinya jika baju
bayi basah segera menggantinya
5. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif on demand, yaitu diberikan
ASI saja tanpa makanan pendamping ataupun susu formula sampai bayi berusia 6
bulan dan diberikan sesuai kebutuhan bayi (on demand) untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi bayi dan mencegah bayi dehidrasi
6. Mengajari ibu cara merawat tali pusat dengan benar yaitu dengan cara dibungkus
dengan kasa steril tanpa diberi apapun dan apabila tali pusat kotor, cuci tali pusat
dengan sabun dan air bersih (hangat), segera keringkan dengan kain kasa kering
dan bungkus dengan kasa yang steril
7. Memberitahu ibu mengenai tanda bahaya yang dapat terjadi pada bayi baru lahir.
Tanda bahaya pada bayi baru lahir seperti pernafasan sulit atau lebih dari
60x/menit, bayi rewel, tali pusat berbau, bengkak dan berwarna merah, bayi
kuning, tidak mau menyusu dan suhu tubuh bayi di atas 37,5 oC atau di bawah
36,5 oC. Jika terjadi tanda tersebut segera menghubungi petugas kesehatan.
8. Memberikan konseling kepada ibu tentang pola eliminasi pada bayinya, yakni
bayi harus sudah bisa BAK dan BAB dalam 24 jam pertama, yakni BAK dalam
satu hari sebanyak 4 – 6 kali dalam sehari, BAB minimal 3x dalam sehari dan
konsistensi cair dan berwarna hitam yakni kandungannya meconium.

V. EVALUASI
(12 Maret 2021/ pukul 13.00)
1. Ibu dan keluarga telah menyetujui dan menanda tangani lembar persetujuan untuk
dilakukan tindakan medis pada bayinya
2. Petugas sudah mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3. Ibu mengatakan mengerti dan paham dengan penjelasan bidan mengenai hasil
pemeriksaan bayinya
4. Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan bidan mengenai cara pencegahan
hipotermi pada bayinya dan bersedia melakukan nasihat yang telah diberikan
bidan
5. Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan bidan dan bersedia memberikan ASI
eksklusif dan memberikan sesuai kebutuhan bayi (on demand)
6. Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan bidan mengenai cara perawatan tali
pusat yang benar dan bersedia melakukan nasihat yang diberikan oleh bidan
7. Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan akan segera
memanggil petugas jika terdapat tanda bahaya yang telah disebutkan.
8. Ibu mengatakan bahwa bayinya telah BAK, yakni pada pukul 12.25 dan BAB
pada pukul 12.50 WIB
BAB IV
PEMBAHASAN

Asuhan kebidanan pada bayi Ny. “ N ” BBL Fisiologis cukup bulan usia 21 jam, yang
dilakukan pada tanggal 12 Maret 2021 di Puskesmas Semenn telah dilakukan pengkajian (data
subyektif dan data obyektif) sesuai dengan manajemen kebidanan 7 langkah varney melalui
anamnesa langsung pada pasien dan beberapa pemeriksaan.
1. Pengkajian
Pada data obyektif, Pemeriksaan umum didapatkan hasil keadaan umum baik,
kesadaran composmentis, suhu : 36,5°C, nadi : 120 x/m, respirasi : 48 x/m, BB :3500
gram, TB : 48 cm, Lingkar kepala :33 cm, Lingkar lengan: 11 cm, lingkar dada: 34
cm. dan pada pemeriksaan fisik didapatka hasil bahwa semua normal. Pada tahap ini
penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek yang ada dilapangan.
2. Interpretasi data dasar
Dari data yang diperoleh saat melakukan pengkajian dapat ditegakkan diagnosa
kebidanan yaitu bayi Ny. “ N ” BBL fisiologis cukup bulan usia 21 jam. tidak
ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek
3. Identifikasi diagnosa potensial
Dapat diketahui bahwa pada pengkajian data dasar dan interpretasi data dasar
tidak terdapat keluhan yang dialami bayi. Pada tahap ini penulis tidak menemukan
kesenjangan antara teori dan praktek yang ada dilapangan.
4. Identifikasi tindakan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai
dengan kondisi klien. Dapat diketahui pada kasus bayi Ny.” N ” tidak terdapat
diagnosa potensial, maka tidak diperlukan tindakan segera. Pada tahap ini penulis
tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek yang ada dilapangan.
5. Intervensi
Perencanaan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek.
6. Implementasi
Pada pelaksanaan didapatkan hasil semua rencana telah disusun sesuai asuhan
kebidanan. dan pada pelaksanaan sudah semua dilakukan sesuai SOP dengan hasil
tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
7. Evaluasi
Evaluasi dilakukan secara sistematis untuk melihat keefektifan dari asuhan dan tidak
ditemukan kesenjangan
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asuhan kebidanan BBL pada bayi Ny. “ N ” BBL Fisiologis cukup bulan usia 21 jam, yang
telah dilakukan pada hari Jumat, 12 Maret 2021 pukul 11.20 – 12.30 WIB di PKM Semen,
sebagai berikut :
1. Pelaksanaan pengkajian pada bayi Ny. “ N ” BBL Fisiologis cukup bulan usia 21 jam tidak
terdapat kesenjangan antara kasus/fakta di lahan praktik dan teori.
2. Pelaksanaan analisa keluhan/masalah pada bayi Ny. “ N ” BBL Fisiologis cukup bulan usia
21 jam, tidak terdapat kesenjangan antara kasus/fakta di lahan praktik dan teori.
3. Pelaksanaan penyusunan diagnosa kebidanan pada bayi Ny. “ N ” BBL Fisiologis cukup
bulan usia 21 jam, tidak terdapat kesenjangan antara kasus/fakta di lahan praktik dan teori.
4. Pelaksanaan intervensi pada bayi Ny. “ N ” BBL Fisiologis cukup bulan usia 21 jam, tidak
terdapat kesenjangan antara kasus/fakta di lahan praktik dan teori.
5. Pelaksanaan implementasi pada bayi Ny. “ N ” BBL Fisiologis cukup bulan usia 21 jam,
tidak terdapat kesenjangan antara kasus/fakta di lahan praktik dan teori.
6. Pelaksanaan evaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada bayi Ny. “ N ” BBL
Fisiologis cukup bulan usia 21 jam, tidak terdapat kesenjangan antara kasus/fakta di lahan
praktik dan teori.

B. Saran
Diharapkan penulis mampu mengkaji masalah dengan cermat dan membuat intrvensi , evaluasi
sesuai asuhan kebidanan dan kebutuhan dari klien.
DAFTAR PUSTAKA

Rahardjo, K dan Marmi. 2015. Asuhan Neonatus Bayi, Balita Dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta: PustakaPelajar.
Fraser, DM dan Cooper, MA. 2012. Buku Saku Praktik Klinik Kebidanan. Jakarta :Buku
Kedokteran EGC.
Indrayani, D. 2013. Asuhan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: Trans Info Media.
Kemenkes, RI. 2013. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012. Badan Pusat
Statistik, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Kemenkes RI. Jakarta.
Wahyuni,S. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi Dan Balita: Penuntun Belajar Praktik Klinik. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.
Saleha, S. 2012. Asuhan Kebidanan Neonates, Bayi Dan Balita. Makassar: Alauddin University
Press.
Tando, Naomy Marie. 2016. ASUHAN KEBIDANAN Neonatus, Bayi dan Anak Balita.Jakarta :
EGC.
Wahyuni, Sari. 2011. Asuhan Neonatus, Bayi & Balita.Jakarta : EGC
Maryunani, Anik. 2014. ASUHAN NEONATUS, BAYI, BALITA dan ANAK PRA–SEKOLAH.
Jakarta : EGC
Armini, N. W., Sriasih, N. G. K., & Marhaeni, G. A. 2017. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi,
Balita & Anak Prasekolah. Yogyakarta : CV Andi Offset
Sinta, L. E., dkk. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi dan Balita.
Sidoarjo : Indomedia Pustaka

Anda mungkin juga menyukai