Anda di halaman 1dari 25

Golongan I

Kation golongan I (Pb2+, Hg+, Ag+) membentuk endapan


dengan HCl encer.

KIMIA DASAR Endapan tersebut semuanya berwarna putih.


Untuk memastikan apakah endapan tersebut hanya
mengandung satu kation, dua kation atau tiga kation maka
(Analisis Kualitatif) dilanjutkan dengan pemisahan dan identifikasi kation
golongan I.
 Endapan mungkin mengandung PbCl2, AgCl dan Hg2Cl2
Uji Pendahuluan  Cuci endapan di atas saringan, mula-mula dengan 2 ml
HCl encer lalu 2-3 kali dengan sedikit air dingin.
 Air cucian dibuang
 Endapan dipindahkan ke dalam gelas kimia kecil
tambahkan 15 ml air dan panaskan
Drs. Saeful Amin, M.Si., Apt.
 Saring dalam keadaan panas

Kation Golongan I
 Pb2+   Sb3+   Mn2+  • Residu (A)
 Mungkin mengandung Hg2Cl2 dan AgCl
 Hg22+   Sn2+   Zn2+   Endapan dicuci beberapa kali dengan air panas sampai air
cucian tak memberi endapan dengan larutan K2CrO4, ini
 Ag+   Sn4+   Ba2+  menunjukkan Pb sudah tidak ada
 + 10-15 ml larutan NH4OH (1:1) panas pada endapan
 Hg2+   Fe2+   Sr2+  • Filtrat
 Bi3+   Fe3+   Ca2+  Mungkin mengandung PbCl2. Larutan didinginkan, biasanya PbCl2
keluar sebagai kristal kemudian filtrat dibagi menjadi 3 bagian.
 Cu2+   Al3+   Mg2+   1.+ larutan K2CrO4, terbentuk endapan PbCrO4 berwarna kuning
dan tidak larut dalam asam asetat encer
 Cd2+   Cr3+   K+  2.+ Larutan KI, terbentuk endapan kuning, larut dalam air
mendidih.
 As3+   Co2+   Na+  Larutan tidak berwarna dan ketika didinginkan keluar kristal
kuning.
 As5+(AsO43‐)   Ni2+   NH4+  3. + H2SO4 encer, terbentuk endapan putih PbSO4 yang larut
dalam larutan amonium asetat
   Pb2+ 

1
Golongan I
Dari A
• Residu

Reaksi Pengendapan
Jika hitam, terdiri dari Hg(NH2)Cl dan Hg.
Endapan dilarutkan dalam 3-4 ml air raja mendidih, encerkan,
saring jika perlu.
Lalu + larutan SnCl sehingga endapan putih Hg2Cl2 berubah
menjadi Hg

   Hg+ 
• Filtrat
Mungkin mengandung [Ag(NH3)2]Cl, dibagi menjadi 2 bagian :
1. Asamkan dengan HNO3 encer, terbentuk endapan putih AgCl
2. + beberapa tetes KI, terbentuk endapan kuning muda AgI
   Ag+ 

Pemisahan
Endapan PbCl2 larut dalam air panas tetapi
Reaksi-reaksi yang terjadi membentuk kristal seperti jarum setelah dingin.
Sedangkan AgCl larut dalam amonia encer membentuk
kation golongan I ion kompleks diamenargentat.

• Reaksi Pengendapan Endapan Hg2Cl2 oleh larutan amonia diubah


• Pemisahan menjadi campuran merkrium (II) amidoklorida
dan logam merkurium yang kedua-duanya
• Reaksi identifikasi merupakan endapan.

2
Identifikasi Timbal (Pb2+)
Reaksi identifikasi 1. Dengan asam klorida encer terbentuk
endapan putih, endapan larut dalam
NH4OH encer.
Pb2+ + 2Cl- ↔ PbCl2
Apabila ke dalam larutan yang terjadi
ditambah HNO3 encer terbentuk endapan
putih.

Identifikasi Timbal (Pb2+)


2. Dengan Hidrogen sulfida dalam
suasana netral atau asam encer
terbentuk endapan hitam timbal
sulfida.
Pb2+ + H2S ↔ PbS↓ + 2H+
3. Dengan larutan amonia terbentuk
endapan putih timbal hidroksida.
Pb2+ + 2NH3 + 2H2O → Pb(OH)2↓ + 2NH4+
Golongan I

3
Identifikasi Timbal (Pb2+) Identifikasi Timbal (Pb2+)
4. Dengan larutan NaOH terbentuk 6. Dengan Kalium Iodida terbentuk
endapan putih timbal hidroksida, endapan kuning timbal iodida
endapan larut dalam reagensia Pb2+ + 2I -→ PbI2 ↓
berlebih, yaitu terbentuk ion Endapan larut dalam air mendidih menghasilkan
tetrahidroksiplumbat (II). larutan tak berwarna, setelah dingin akan
memisah membentuk keping-keping berwarna
Pb2+ + 2OH-→ Pb(OH)2↓ kuning keemasan.
Pb(OH)2↓ + 2OH- → Pb(OH) 42-

Identifikasi Timbal (Pb2+) Identifikasi Merkurium (I) (Hg22+)

5. Dengan asam sulfat encer 1. Dengan asam klorida encer atau


terbentuk endapan putih timbal sulfat. klorida–klorida yang larut terbentuk
Pb2+ + SO42- → Pb SO4↓ endapan putih kalomel.
Pb SO4↓ + H2SO4 → Pb2+ + HSO4-↓ Hg22+ + 2Cl- → Hg2Cl2↓
2. Dengan hidrogen sulfida dalam
suasana netral atau asam encer
terbentuk endapan hitam.
Hg22+ + H2S ↔ Hg + HgS↓ + 2H+

4
Identifikasi Merkurium (I) (Hg22+) Identifikasi Perak (Ag+)
3. Dengan larutan amonia terbentuk 1. Dengan asam klorida encer atau
endapan hitam yang merupakan klorida-klorida yang larut terbentuk
campuran merkurium (I) dan merkurium endapan perak klorida.
(II) amidonitrat basa. Endapan larut dalam amonia encer dan
Hg22++ NO3-+4NH3+H2O → dengan asam nitrat encer akan
HgOHg–NH2↓ + 2Hg↓ + 3NH4+NO3 menetralkan kelebihan amonia sehingga
4. Dengan larutan NaOH terbentuk akan terbentuk endapan lagi.
endapan hitam Merkurium (I) oksida Ag+ + 2Cl- → AgCl↓
Hg22+ + 2OH- → Hg2O↓ + H2O Ag+ + 2NH3- → [Ag (NH3)2]+ + Cl-

Identifikasi Merkurium (I) (Hg22+) Identifikasi Perak (Ag+)


5. Dengan Kalium Iodida terbentuk 2. Dengan hidrogen sulfida dalam suasana
endapan hijau merkurium(I) iodida, jika netral atau asam encer terbentuk endapan
ditambah reagensia berlebihan terbentuk hitam perak sulfida.
ion tetraiodomerkurat (II) yang larut dan 2Ag + H2S ↔ Ag2S↓ + 2H+
+

merkurium hitam yang berbutir halus. 3. Dengan larutan amonia terbentuk endapan
coklat perak oksida.
Hg22+ + 2I -→ Hg2I2 ↓
2Ag + 2NH3 + H2O → Ag2O↓ + 2NH4+
+
Hg2I2 ↓ + 2I- -→ HgI42- ↓ + Hg↓
4. Dengan larutan NaOH terbentuk endapan
coklat perak oksida
2Ag+ + 2OH- → Ag2O↓ + H2O

5
Pemisahan dan Identifikasi Kation Golongan I-V
Identifikasi Perak (Ag+) Berdasarkan metode H2S

4. Dengan Kalium Iodida terbentuk


endapan kuning perak iodida, jika
ditambah reagensia amonia encer/pekat
endapan tidak larut. Endapan mudah larut
dalam kalium sianida dan natrium
tiosulfat.
Ag+ + I - → AgI ↓
AgI ↓+ 2CN -→ [Ag(CN)2]- + I -
AgI ↓+ 2S2O32 -→ Ag(S2O3)2 3- + I –

Golongan II
Kation golongan II (Hg2+, Pb2+, Bi3+, Cu2+,
KIMIA DASAR Cd2+, As3+, As5+, Sb3+, Sb5+, Sn2+, Sn4+)
membentuk endapan dengan hidrogen
(Analisis Kualitatif) sulfida dalam suasana asam mineral
encer.
Analisis dan Reaksi Identifikasi Endapan yang terbentuk adalah HgS
Golongan II (hitam), PbS (hitam), CuS (hitam), CdS
(kuning), Bi2S3 (coklat), As2S3 (kuning),
As2S5 (kuning), Sb2S3 (jingga), Sb2S2
(jingga), SnS (coklat) SnS2 (kuning).
Drs. Saeful Amin, M.Si., Apt.

6
Golongan II Golongan II
Kation golongan II dibagi lagi menjadi lagi dua sub
golongan berdasarkan kelarutan endapan tersebut Kation-kation golongan II dan kation-kation
dalam amonium polisulfida, yaitu subgolongan
tembaga (Golongan IIA) dan subgolongan arsenik golongan III sama-sama membentuk endapan
(Golongan IIB). sulfida namun mengapa kation-kation golongan
Sulfida dari sub golongan tembaga (ion Hg2+, Pb2+, III tidak mengendap pada pengendapan kation
Bi3+, Cu2+, Cd2+) tidak larut dalam amonium golongan II ?
polisulfida, sedangkan sulfida sub golongan arsenik Pengendapan kation golongan II dan III
(As3+, As5+, Sb3+, Sb5+, Sn2+, Sn4+) larut membentuk dibedakan atas dasar pengaturan keasaman.
garam-garam kation.
Ion-ion golongan IIB ini bersifat amfoter (oksidanya
membentuk garam baik dengan asam maupun dengan
basa).
Semua sulfida dari golongan IIB larut dalam (NH4)2S
tidak berwarna kecuali SnS.

Hasil kali kelarutan beberapa endapan Diketahui bahwa larutan jenuh H2S mempunyai konsentrasi
sulfida dan hidroksida kira-kira 0,1 M dan tetapan ionisasi asam sulfida (Ka) adalah
6,8 x 10–23 maka:

7
Golongan II Golongan II
Jika konsentrasi kation golongan II dan III Dengan diperhitungkan seperti ini untuk
masing-masing 0,1 M dapat dihitung garam keasaman HCl 0,2M dengan larutan jenuh
sulfida mana yang mengendap. H2S diperoleh bahwa sulfida golongan III
Dari daftar hasil kali kelarutan yang terdapat yang paling mudah mengendap
pada tabel sebelumnya dapat dilihat bahwa sedangkan (ZnS) belum mengendap.
endapan yang mempunyai hasil kali kelarutan
paling besar pada golongan II adalah CdS yaitu Apabila konsentrasi HCl lebih kecil dari
8,0 x 10-27 sedangkan yang mempunyai hasil 0,2M maka ZnS akan ikut mengendap
kali kelatutan paling rendah pada golongan III pada pengendapan golongan II.
adalah ZnS yaitu 1,6 x 10-23.

Identifikasi Merkurium (II)


Bila dihitung hasil kali antara konsentrasi ion
Cd2+, Zn2+ dan S2- adalah :
1. Dengan Hidrogen sulfida (gas/larutan
jenuh): dengan adanya asam klorida encer,
mula-mula akan terbentuk endapan putih
merkurium (II) klorosulfida yang terurai bila
ditambahkan hidrogen sulfida lebih lanjut
Bila dibandingkan dengan harga Ksp maka: dan akhirnya terbentuk endapan hitam
merkuri (II) sulfida.
3Hg2+ + 2Cl- + 2H2S ↔ Hg3S2Cl2↓ + 4H+ + 2Cl-

8
Identifikasi Merkurium (II) Identifikasi Bismut (Bi3+)
2. Dengan larutan amonia terbentuk endapan putih 1. Dengan Hidrogen sulfida (gas/larutan jenuh):
yang merupakan campuran merkurium (II) oksida terbentuk endapan hitam bismut sulfida.
dan merkurium (II) amidonitrat. Endapan larut dalam asam klorida pekat yang
2Hg2+ + NO3- + 4NH3 +H2O → mendidih, yaitu pada saat gas hidrogen sulfida
HgO↓ + Hg (NH2)NO3↓ + 2Hg + 3NH4+ dibebaskan.
3. Dengan larutan NaOH dalam jumlah sedikit 2Bi3+ + 3H2S ↔ Bi2S3↓ + 6H+
terbentuk endapan merah kecoklatan, bila Bi2S3↓ + 6HCl → 2Bi3+ + 6Cl- + 3H2S↑
ditambahkan dalam jumlah yang stoikiometris
endapan berubah menjadi kuning terbentuk
Merkurium (II) oksida
Hg + 2OH-
2+ → HgO↓ + H2O

Identifikasi Merkurium (II) Identifikasi Bismut (Bi3+)


4. Dengan Kalium Iodida bila ditambahkan 2. Dengan larutan amonia terbentuk endapan
perlahan-lahan pada larutan terbentuk endapan putih
merah merkurium(II) iodida, jika ditambah Bi + NO3- + 2NH3 +2H2O →
3+
reagensia berlebihan terbentuk ion tetra- Bi(OH)2NO3↓ + 2Hg↓ + 2NH4+
iodomerkurat (II) yang larut
Hg2+ + 2I -→ HgI2 ↓
3. Dengan larutan NaOH terbentuk endapan
HgI2 ↓ + 2I- -→ [HgI4]2- (Aq) putih bismut hidroksida.
5. Dengan kalium sianida tidak terjadi Bi3++ 3OH- → Bi (OH)3↓
perubahan apa-apa.

9
Identifikasi Bismut (Bi3+) Identifikasi Tembaga (Cu2+)
4. Dengan Kalium Iodida bila ditambahkan 3. Dengan larutan NaOH dalam larutan dingin
perlahan-lahan pada larutan terbentuk endapan terbentuk endapan biru tembaga (II)
hitam bismut (II) iodida, jika ditambah hidroksida.
reagensia berlebihan terbentuk ion tetra- Cu + 2OH- → Cu (OH)2↓
2+
iodobismutat (II) yang berwarna jingga. 4. Dengan Kalium Iodida terbentuk endapan
Bi3+ + I- → BiI3↓ putih tembaga (II) iodida, tetapi larutannya
BiI3↓ + I- ↔ BiI4- berwarna coklat tua karena terbentuk ion-ion
5. Dengan kalium sianida terbentuk endapan triiodida (iod)
putih bismut hidroksida 2Cu + 5I- → 2CuI↓ + I3-
2+

Bi3++ 3H2O + 3CN -→ Bi(OH)3↓ + 3HCN↑

Identifikasi Tembaga (Cu2+) Identifikasi Tembaga (Cu2+)


1. Dengan Hidrogen sulfida (gas/ larutan 5. Dengan kalium sianida terbentuk endapan
jenuh): terbentuk endapan hitam tembaga(II) kuning tembaga(II) sianida
sulfida. Cu2+ CN -→ Cu(CN)2↓
Cu2+ + H2S ↔ CuS↓ + 2H+
2. Dengan larutan amonia dalam jumlah yang
sangat sedikit terbentuk endapan biru.
2Cu2++ SO4- + 2NH3 +2H2O →
Cu(OH)2CuSO4↓ + 2NH4+

10
Identifikasi Kadmium (Cd2+) Identifikasi Arsenik (As3+)
1. Dengan Hidrogen sulfida (gas/larutan 1. Dengan Hidrogen sulfida (gas/larutan
jenuh) terbentuk endapan kuning jenuh) terbentuk endapan kuning arsenik
kadmium sulfida. (III) sulfida.
Cd2+ + H2S ↔ CdS↓ + 2H+ 2As3+ + 3H2S → As2O3↓ + 6H+
2. Dengan larutan amonia bila ditam- 2. Dengan larutan perak nitrat dalam
bahkan tetes demi tetes terbentuk larutan netral terbentuk endapan kuning
endapan putih AsO33- + 3Ag+→ AsO33- + Ag2AsO3↓
Cd2++ 2NH3 +2H2O ↔ Cd( OH)2↓ + 2NH4+

Identifikasi Kadmium (Cd2+) Identifikasi Arsenik (As3+)


3. Dengan larutan NaOH dalam larutan 3. Dengan campuran magnesia (larutan
dingin terbentuk endapan putih kadmium yang mengandung MgCl2, NH4Cl dan
(II) hidroksida. sedikit NH3 tidak terbentuk endapan.
Cd2++ 2OH- ↔ Cd (OH)2↓ 4. Dengan larutan tembaga sulfat
4. Dengan kalium sianida terbentuk terbentuk endapan hijau tembaga arsenit
endapan putih kadmium(II) sianida 5. Dengan kalium tri-iodida larutan iod
Cd2++ 2 CN -→ Cd(CN)2↓ dalam kalium iodida mengoksidasikan ion
arsenit sehingga warna luntur.
5. Dengan Kalium Iodida tidak terbentuk
endapan AsO33- + I3- + H2O → AsO43- +3 I- + 2H+

11
Identifikasi Arsenik (As5+) Identifikasi Arsenik (As5+)
4. Dengan larutan amonium molybdat dan
1. Dengan Hidrogen sulfida (gas/larutan
asam nitrat berlebihan terbentuk endapan
jenuh): tidak terbentuk. Jika aliran udara
kristalin berwarna kuning.
diteruskan,campuran Arsenik (III) sulfida,
As2S3 dan belerang mengendap dengan AsO43-+ 12MoO42- + 3NH4+ + 2H+ →
lambat. Pengendapan akan lebih cepat (NH4)As Mo12O40↓ + 12H2O
dalam larutan panas. 5. Dengan larutan kalium iodida dan asam
AsO43-+ H2S → AsO33- + S↓+ H2O klorida pekat maka ion iod akan
diendapkan..
2AsO33- + 3H2S + 6H+ → As2S3 ↓ + 6H2O
AsO43- +2H+ + 2I- ↔ + H2O →
AsO33- + I2↓ + H2O

Identifikasi Arsenik (As5+) Identifikasi Stibium (Sb3+)


2. Dengan larutan perak nitrat dalam 1. Dengan Hidrogen sulfida (gas/larutan
larutan netral terbentuk endapan merah jenuh) terbentuk endapan merah stibium
kecoklatan. trisulfida.
AsO43-+ 3Ag2+ → Ag3AsO4↓ 2Sb3+ + 3H2S → Sb2S3 + 6H+
2. Dengan air terbentuk endapan putih
3. Dengan campuran magnesia (larutan
antimonil klorida SbOCl.
yang mengandung MgCl2, NH4Cl dan
sedikit NH3) endapan kristalin putih.
AsO43-+ 3Mg2+ + NH4+ → MgNH4AsO4↓

12
Identifikasi Stibium (Sb3+) Identifikasi Stibium (Sb5+)
3. Dengan natrium hdroksida atau amonia 4. Dengan kalium iodide dalam larutan yang
terbentuk endapan putih stibium (III)oksida yang bersifat asam,iod memisah.
larut dalam larutan basa yang pekat membentuk
antimonit. Sb5+ + 2I- → Sb3+ + I2(g)
2Sb +6OH → Sb2O3↓ + 3H2O
3+ - 5. Dengan zink atau timah membentuk
Sb2O3↓ + 2OH-→ 2SbO2-↓ + H2O endapan hitam yaitu stibium dengan adanya
4. Dengan Zink membentuk endapan hitam yaitu asam klorida.
stibium. 2Sb5+ + 5Zn ↓→ 2Sb↓ + 5Zn2+
2Sb + 3Zn ↓→ 2Sb↓ + 3Zn2+
3+
2Sb5+ + 5Sn ↓→ 2Sb↓ + 5Sn2+
5. Dengan kawat besi terbentuk endapan hitam
stibium.
2Sb + 3Fe→ 2Sb↓ + 3Fe2+
3+

Identifikasi Stibium (Sb5+) Identifikasi Timah (II)/(Sn2+)


1. Dengan Hidrogen sulfida (gas/larutan jenuh) 1. Dengan Hidrogen sulfida (gas/ larutan
terbentuk endapan merah jingga stibium jenuh) terbentuk endapan coklat timah
pentasulfida. (II) sulfida.
2Sb + 5H2S → Sb2S5↓ + 10H+
5+
Sn2+ + H2S → SnS↓ + 2H+
2. Dengan air (aquades) terbentuk endapan
putih dengan komposisi macam-macam 2. Dengan natrium hidroksida terbentuk
akhirnya akan terbentuk asam antimonat. endapan putih timah (II) hidroksida yang
2Sb5+ + 4H2O → H3SbO4↓ + 5H+ larut dalam alkali berlebihan.
Sn2++2OH- → Sn(OH)2↓
Sn(OH)2↓ +2OH- → Sn(OH)42-↓

13
Identifikasi Timah (II)/(Sn2+) Identifikasi Timah (IV)/(Sn4+)
3. Dengan larutan merkurium (II) klorida
terbentuk endapan putih merkurium (I) 4. Dengan logam besi terjadi reduksi
klorida, jika sejumlah besar reagensia ion timah (IV) menjadi timah(II).
ditambahkan dengan cepat. Sn4++ Fe → Fe2+ + Sn2+
4. Dengan larutan bismut nitrat dan 5. Dengan larutan merkurium (II)
natrium hidroksida terbentuk endapan
klorida tidak terbentuk endapan.
hitam logam bismut.
Bi3++ 3OH-→ Bi (OH)3↓
Bi(OH)3↓ + Sn(OH)42- → 2Bi↓ + 3Sn(OH)62-

Identifikasi Timah (IV)/(Sn4+)


1. Dengan Hidrogen sulfida (gas/larutan
jenuh) terbentuk endapan kuning timah (IV)
sulfida. Endapan larut dalam asam klorida KIMIA DASAR
pekat.
Sn + 2H2S → SnS2↓ + 4H+
4+
(Analisis Kualitatif)
2. Dengan natrium hidroksida terbentuk Analisis dan Reaksi Identifikasi
endapan putih seperti gelatin yaitu timah Golongan III
(IV) hidroksida.
Sn4++2OH- → Sn(OH)4↓
Sn(OH)42-↓+2OH-→Sn(OH)62↓ Drs. Saeful Amin, M.Si., Apt.

14
Pada pengendapan kation golongan III ditambahkan buffer
Golongan III NH4OH dan NH4Cl (pH basa lemah), misalnya pH = 9, maka
[H+] = 10-9 dan [OH-] = 10-5.
Pada konsentrasi ion hidrogen basa lemah (± 10-9) maka :
Sebelum pengendapan golongan
III dilakukan, terlebih dahulu
diperiksa adanya ionion
pengganggu (fosfat, oksalat dan
borat). Ini menunjukkan bhw hasil kali kelarutan semua sulfida golongan III
sudah dilampaui.
Bila ion-ion tersebut ada maka Dalam tabel hasil kali kelarutan beberapa endapan sulfida dan
hidroksida dapat dilihat bahwa Ksp [M][S2-] < Ksp [M][OH-].
harus dihilangkan dahulu. Dengan demikian untuk kation yang sama akan mengendap sebagai
sulfida dahulu.

Hasil kali kelarutan beberapa endapan


sulfida dan hidroksida
Kation golongan III (Co2+, Ni2+, Fe2+,
Zn2+, Mn2+, Cr3+, Al3+) membentuk
endapan dengan amonium sulfida
dalam suasana netral atau amoniak.
Endapan yang terbentuk adalah FeS
(hitam), Al(OH)3 (putih), Cr(OH)3
(hijau) NiS (hitam), MnS (merah
jambu) dan ZnS (putih).

15
Kation golongan III membentuk sulfida yang lebih Identifikasi Besi (II)/Fe2+
larut dibandingkan kation golongan II.
Karena itu, untuk mengendapkan kation gol III 2. Dengan larutan amonia terjadi
sebagai garam sulfida konsentrasi ion H+ dikurangi pengendapan besi (II) hidroksida.
menjadi sekitar 10-9 M atau pH 9.
Hal ini dapat dilakukan dengan penambahan Fe2+ + 2OH- → Fe(OH)2↓
amonium hidroksida dan amonium klorida.
Kemudian dijenuhkan dengan H2S.
Dalam kondisi ini kesetimbangan : 3. Dengan hidrogen sulfida tidak terjadi
pengendapan dalam larutan asam.
Reaksi akan bergeser ke kanan. Dengan demikian
konsentrasi S2- akan meningkat dan cukup untuk
mengendapkan kation golongan III.
H2S dapat juga diganti dengan (NH4)2S.

Identifikasi Besi (II)/Fe2+ Identifikasi Besi (II)/Fe2+


1. Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk 4. Dengan larutan amonium sulfida terbentuk endapan
endapan putih bila tidak terdapat udara sama hitam besi (II) sulfida yang larut dengan mudah dalam
sekali. Bila terkena udara akan teroksidasi larutan asam
menjadi besi (III) hidroksida yang berupa Fe2++ S2- → FeS↓
endapan coklat kemerahan. FeS↓+ 2H+ → Fe2+ +H2S↑
Fe2+ + 2OH- → Fe(OH)2↓ FeS↓+ 9O2 → 2Fe2O(SO4)2↑
5. Dengan larutan kalium sianida terbentuk
4Fe(OH)2↓ + 2H2O + O2 → 4Fe(OH)3↓
endapan coklat kekuningan yang larut dalam
2Fe(OH)2↓ + H2O2 → 2Fe(OH)3↓ reagensia berlebihan.
Fe2++ 2CN- → Fe(CN)2↓
Fe(CN)2↓+4CN- → Fe(CN)64-

16
Identifikasi Besi (III)/Fe3+ Identifikasi Besi (III)/Fe3+
1. Dengan larutan amonia terjadi endapan 5. Dengan larutan kalium sianida bila
coklat merah seperti gelatin dari besi (III) ditambahkan perlahan-lahan menghasilkan
hidroksida yang tidak larut dalam reagensia endapan coklat kemerahan dari besi (III)
berlebihan tetapi larut dalam asam. sianida.
Fe + 3NH3 + 3H2O → Fe(OH)3↓ + 3NH4+
3+
Fe3++ 3CN- → Fe(CN)3↓
2. Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk
endapan coklat kemerahan besi (III) hidroksida
Fe3+ + 3OH- → Fe(OH)3↓

Identifikasi Besi (III)/Fe3+ Identifikasi Aluminium (Al3+)


3. Dengan hidrogen sulfida dalam larutan asam
mereduksi ion-ion besi (III) menjadi besi (II) dan 1. Dengan larutan amonia terjadi endapan putih
terbentuk belerang sebagai endapan putih susu. seperti gelatin dari aluminium hidroksida yang
2Fe3++ +H2S → FeS↓ larut sedikit dalam reagensia berlebihan.

FeS↓+ 2H+ → 2Fe2++2H+ + S↓ Al3+ + 3NH3 + 3H2O → Al(OH)3↓ + 3NH4+


4. Dengan larutan amonium sulfida terbentuk 2. Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk
endapan hitam yang terdiri dari besi (II) sulfida endapan putih dari aluminium hidroksida
dan belerang. Al3+ + 3OH- → Al(OH)3↓
2Fe3++ 3S2- → 2FeS↓+ S↓

17
Identifikasi Aluminium (Al3+) Identifikasi Kromium (Cr3+)
3. Dengan larutan amonium sulfida terbentuk 3. Dengan larutan natrium karbonat terbentuk
endapan putih yang terdiri dari aluminium endapan abu-abu hijau dari kromium hidroksida
hidroksida 2Cr3+ + 3CO32-+ 3H2O → 2Cr(OH)3↓ +3CO2↑
Al3+ + 2S2- + 6H2O → 2Al(OH)3↓+3H2S↑
4. Dengan larutan amonium sulfida terbentuk
4. Dengan larutan natrium asetat tidak endapan abu-abu hijau dari kromium hidroksida
terbentuk endapan dalam larutan netral dingin
2Cr3+ + 3S2- + 6H2O → 2Cr(OH)3↓+3H2S↑
tetapi dengan mendidihkan dengan reagensia
berlebihan terbentuk endapan. 5. Dengan larutan natrium asetat tidak
Al3+ + 3CH3COO- + 2H2O → terbentuk endapan dalam larutan netral dingin
Al(OH)2CH3COO↓+CH3COOH walaupun dengan mendidihkan

Identifikasi Kromium (Cr3+) Identifikasi Kobalt (Co2+)


1. Dengan larutan amonia terjadi endapan abu- 1. Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk
abu hijau sampai abu-abu biru seperti gelatin endapan biru
dari kromium hidroksida yang larut sedikit Co2+ + OH- + NO3- → Co(OH) NO3 ↓
dalam reagensia berlebihan.
2. Dengan larutan amonia terjadi endapan biru
Cr3+ + 3NH3 + 3H2O → Cr(OH)3↓ + 3NH4+
Cr(OH)3↓+ 6NH3 → Cr(NH3)6 3+↓ + 3OH- Co2+ + NH3 + H2O + NO3- →
2. Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk Co(OH) NO3 ↓+ NH4+
endapan abu-abu hijau dari kromium hidroksida
Cr3+ + 3OH- → Cr(OH)3↓

18
Identifikasi Kobalt (Co2+) Identifikasi Nikel (Ni2+)
3. Dengan larutan amonium sulfida 3. Dengan larutan amonium sulfida
terbentuk endapan hitam kobalt sulfida terbentuk endapan hitam nikel sulfida.
Co2+ + S2- → CoS↓ Ni2+ + S2- → NiS↓
4. Dengan larutan kalium sianida bila 4. Dengan larutan kalium sianida
ditambahkan perlahan-lahan endapan hijau nikel (II) sianida.
menghasilkan endapan coklat kemerahan Ni2++ 2CN- → Ni (CN)2↓
besi (III) sianida.
Co + 2CN- → Co(CN)2↓
2+

Identifikasi Nikel (Ni2+) Identifikasi Mangan (Mn2+)


1. Dengan larutan natrium hidroksida 1. Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk
terbentuk endapan hijau endapan putih. Endapan dengan cepat
teroksidasi bila terkena udara menjadi coklat.
Ni2+ + 2OH- → Ni(OH)2↓
Mn2+ + 2OH- → Mn(OH)2↓
2. Dengan larutan amonia terjadi 2. Dengan larutan amonia terbentuk endapan
endapan hijau putih. Endapan dengan cepat teroksidasi bila
Ni2+ + 2NH3 + 2H2O → Ni(OH)2↓ + 2NH4+ terkena udara menjadi coklat
Mn + 2NH3 + 2H2O →Mn(OH)2↓ + 2NH4+
2+

19
Identifikasi Mangan (Mn2+) Identifikasi Zink (Zn2+)
3. Dengan larutan amonium sulfida 3. Dengan larutan amonium sulfida
terbentuk endapan merah jambu dari terbentuk endapan putih
mangan sulfida. Zn2+ + S2- → MnS↓
Mn2+ + S2- → MnS↓ 4. Dengan larutan dinatrium hidrogen
4. Dengan larutan natrium fosfat fosfat terbentuk endapan putih
terbentuk endapan merah jambu dari Zn2+ + HPO42- → Zn(PO4)2 ↓ + 2H+
mangan amonium fosfat.
Mn2+ + 2NH3 + HPO42- → Mn(NH4)PO4↓

Identifikasi Zink (Zn2+)


1. Dengan larutan natrium hidroksida
terbentuk endapan seperti gelatin yang
putih. Endapan larut dalam asam.
KIMIA DASAR
Zn2+ + 2OH- → Zn(OH)2↓ (Analisis Kualitatif)
Zn(OH)2↓ + 2H+ → Zn2++ 2H2O
Analisis dan Reaksi Identifikasi
2. Dengan larutan amonia terbentuk Golongan IV dan V
endapan putih.
Zn2+ + 2NH3 + 2H2O →
Zn(OH)2↓ + 2NH4+ Drs. Saeful Amin, M.Si., Apt.

20
Golongan IV Identifikasi Barium (Ba2+)
Kation golongan ini (Ca2+, Sr2+dan Ba2+) 1. Dengan larutan amonia tidak
mengendap sebagai karbonatnya dalam terbentuk endapan.
suasana netral atau sedikit asam dengan
adanya amonium klorida. 2. Dengan larutan amonium karbonat
Endapan yang terbentuk adalah BaCO3, terbentuk endapan putih
CaCO3 dan SrCO3 yang semuanya Ba2+ + CO32- → Ba CO3↓
berwarna putih.
3. Dengan larutan amonium oksalat
Garam logam alkali tanah yang digunakan
untuk pemisahan satu sama lain ialah
terbentuk endapan putih
kromat, karbonat, sulfat dan oksalat. Ba2+ + (COO)22-→ Ba(COO)2↓

Hasil kali kalarutan garam logam alkali tanah


Identifikasi Barium (Ba2+)
4. Dengan asam sulfat terbentuk
endapan putih
Ba2+ + SO42-→ BaSO4↓
BaCrO4 hampir tidak larut dalam suasana asetat encer, 5. Dengan kalium kromat terbentuk
sedangkan SrCrO4 dan CaCrO4 larut, maka keduanya tidak
diendapkan dalam suasana asam asetat encer. endapan kuning
Ba2+ + CrO42-→ Ba CrO4↓
Dengan menambahakan larutan amonium sulfat jenuh dan memanaskannya
maka sebagian besar SrCrO4 mengendap setelah didiamkan.
Sedangkan ion Ca2+ mudah diidentifikasi dengan mengendapkannya sebagai
CaCrO4 disusul dengan uji nyala.

21
Identifikasi Calsium (Ca2+) Identifikasi Stronsium (Sr2+)
1. Dengan larutan amonia tidak 1. Dengan larutan amonia tidak
terbentuk endapan. terbentuk endapan.
2. Dengan larutan amonium karbonat 2. Dengan larutan amonium karbonat
terbentuk endapan putih terbentuk endapan putih
Ca2+ + CO32- → CaCO3↓ Sr2+ + CO32- → SrCO3↓
3. Dengan larutan amonium oksalat 3. Dengan larutan amonium oksalat
terbentuk endapan putih terbentuk endapan putih
Ca2+ + (COO)22-→ Ca (COO)2↓ Sr2++ (COO)22-→ Sr (COO)2↓

Identifikasi Calsium (Ca2+) Identifikasi Stronsium (Sr2+)


4. Dengan asam sulfat terbentuk 4. Dengan asam sulfat terbentuk
endapan putih endapan putih
Ca2+ + SO42-→ CaSO4↓ Sr2++ SO42-→ SrSO4↓
5. Dengan kalium kromat tidak 5. Dengan kalium kromat terbentuk
terbentuk endapan. endapan kuning
Ca2+ + CrO42-→ CaCrO4↓ Sr2+ + CrO42-→ SrCrO4↓
6. Dengan uji nyala terjadi warna
nyala merah karmin

22
Identifikasi Kalium (K+)
Golongan V (Golongan Sisa) 3. Dengan larutan asam perklorat
terbentuk endapan putih
Kation golongan V
K+ + ClO4 - → KClO4↓
(Mg2+, Na+, K+ dan NH4+). 4. Dengan larutan asam heksa-
Untuk identifikasi ion-ion ini dapat kloroplatinat terbentuk endapan kuning
dilakukan dengan reaksi-reaksi khusus K+ + PtCl62- → KPtCl62-↓
atau uji nyala, tetapi ion amonium 5. Dengan uji nyala terjadi warna nyala
tidak dapat diperiksa dari filtrat IV. ungu

Identifikasi Kalium (K+) Identifikasi Natrium (Na+)


1. Dengan larutan Natrium hek- 1. Dengan larutan uranil magnesium asetat
sanitritokobaltat terbentuk endapan terbentuk endapan kristalin kuning.
kuning. Na++Mg2++3UO22++9CH3COO- →
3K+ + Co(NO2)63- → K3Co(NO2)6↓ NaMg(3UO2)3(CH3COO)9
2. Dengan larutan asam kloroplatinat tidak
2. Dengan larutan asam tartrat
membentuk endapan
membentuk endapan kristalin putih
3. Dengan larutan asam tartrat tidak
K+ + H2C4H4O6 → KH2C4H4O6↓ + H+ membentuk endapan
4. Dengan uji nyala terjadi warna nyala kuning

23
Identifikasi Amonium (NH4+) Identifikasi Magnesium (Mg2+)
1. Dengan larutan natrium hidroksida dan 1. Dengan larutan amonia terbentuk
dipanaskan keluar gas amonia.
endapan putih seperti gelatin.
NH4+ + OH-→ NH3+↑ + H2O
Mg2++ 2NH3 + 2H2O → Mg(OH)2↓ +2NH4+
2. Dengan reagen Nessler membentuk
endapan coklat 2. Dengan larutan natrium hidroksida
NH4 + 2(HgI4)2- + 4OH- →
+
membentuk endapan putih
HgO.Hg(NH2)I↓ + 7I- + 3H2O
Mg2+ + 2OH- → Mg(OH)2↓
3. Dengan larutan Natrium heksanitritokobaltat
terbentuk endapan kuning.
3NH4+ + Co(NO2)63- → (NH4+) 3Co(NO2)6↓

Identifikasi Amonium (NH4+) Identifikasi Magnesium (Mg2+)


3. Dengan larutan amonium karbonat
4. Dengan larutan asam heksa-
terbentuk endapan putih
kloroplatinat terbentuk endapan kuning
5Mg2+ + 6CO32- + 7H2O →
2NH4+ + PtCl62- → (NH4 )2(PtCl6)2↓
4MgCO3 Mg(OH)2.5H2O + 2HCO3-
5. Dengan larutan natrium hidrogen
4. Dengan larutan natrium karbonat
tartrat membentuk endapan putih
terbentuk endapan putih
NH4+ + HC4H4O6- → NH4HC4H4O6 ↓ Mg2+ + HPO42- → Mg(PO4)2↓ + 2H+
6. Dengan larutan asam perklorat tidak 5. Dengan larutan natrium hidroksida dan
terbentuk endapan reagensia difenilkarbazida terbentuk
endapan lembayung merah.

24
Kation
 Pb2+   Sb3+   Mn2+ 
 Hg22+   Sn2+   Zn2+ 
 Ag+   Sn4+   Ba2+ 
 Hg2+   Fe2+   Sr2+ 
 Bi3+   Fe3+   Ca2+ 
 Cu2+   Al3+   Mg2+  
 Cd2+   Cr3+   K+ 
 As3+   Co2+   Na+ 
 As5+(AsO43‐)   Ni2+   NH4+ 

25

Anda mungkin juga menyukai