Cara sitasi: Setiawati M, Dairun S, Suprayudi MA, Utomo NBP. 2017. Pemanfaatan daun kayu manis dan
tepung kepala udang sebagai peningkat kualitas daging ikan patin. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan
Indonesia. 20(1): 1-9.
Abstrak
Ikan patin (Pangasianodon hypophthalmus) merupakan ikan air tawar yang banyak diproduksi
dalam bentuk filet. Masalah dalam menghasilkan filet patin yang baik salah satunya adalah kekompakan
dan kecerahan daging ikan patin hasil budidaya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi
pakan ikan sebagai peningkat kualitas daging ikan patin melalui pemanfaatan daun kayu manis (DKM)
dan penggunaan tepung kepala udang (TKU). Ikan patin yang digunakan dengan bobot 208,98±25,76 g/
ekor, dipelihara di hapa sebanyak 12 unit berukuran 2 x 1 x 1,5 m3 dengan kepadatan 15 ekor/hapa selama
60 hari pemeliharaan. Ikan diberi 4 pakan perlakuan yaitu mengandung 1% DKM, 45% sumber protein
TKU, campuran DKM+TKU, dan sebagai pakan kontrol yaitu tanpa DKM+TKU. Pakan diberikan 2
kali sehari dengan feeding rate 3,5% dari bobot biomassa ikan. Parameter uji yang diamati yaitu uji fisik,
kimia dan organoleptik daging ikan patin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan DKM+TKU
dapat menurunkan lemak tubuh ikan patin 14,7% dibanding kontrol (p<0,05). Tekstur fillet daging
patin semakin kompak, padat, elastis dan rasa daging lebih disukai, serta warna filet patin lebih putih.
Kata kunci: Cinnamomum burmannii, filet, kepala udang, pakan, Pangasianodon hypophthalmus
Abstract
Catfish (Pangasianodon hypophthalmus) is a freshwater fish that has been produced in the form of a
filet. One of the problems in producing good catfish fillet is compactness and brightness of catfish farmed
meat. This research aimed to get feed formulation as enhancer meat quality of striped catfish with added
Cinnamon leaves flour (Cinnamomum burmannii) and used shrimp head meal. A Fish with a weight of
208.98±25.76 g reared in 12 floating nets cage (2x1x1.5 m3) with density of 15 fish/nets for 60 days. As
treatment, fish were fed with feed contains 1% cinnamon leaves, 45% shrimp head meal, and combined
of cinnamon leaves and shrimp head meal, and as control used feed were formulated without cinnamon
leaves and shrimp head meal. Fish were fed 2 times a daily with feeding rate 3.5% of average body weight of
fish. The test parameters observed were physical, chemical and organoleptic test of catfish meat. The results
showed feed with contains cinnamon leaves and shrimp head meal could decrease level of body fat 14.7%
compared than control (p<0.05). Feed with used cinnamon leaves and shrimp head meal gave a texture of
fillet fish more compact, elastic and color of fillet fish white.
(Fall et al. 2012). Melati et al. (2012) kemudian ikan ditimbang untuk mengetahui
menyatakan tepung kepala udang dapat bobot awal, proksimat tubuh, daging, kimia
digunakan untuk mensubtitusi protein tepung darah, indeks hati, karkas dan lemak perut.
ikan hingga 45% dalam pakan pembenihan Pemeliharaan dilakukan penimbangan
ikan patin. bobot ikan dan pengukuran kualitas air.
Formulasi pakan ikan menggunakan Kualitas air pada media pemeliharaan ikan
tepung daun kayu manis dan tepung kepala selama penelitian yaitu suhu 28,5-30,2oC,
udang perlu dilakukan sebagai upaya oksigen 2,4-5,1 mg/L, pH 7,1-7,5 dan amoniak
aplikasi dan pengujian dari hasil penelitian 0,081-0,258 mg/L. Ikan ditimbang dan diambil
sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk secara acak pada setiap perlakuan diakhir
mendapatkan formulasi pakan ikan sebagai pemeliharaan untuk analisis proksimat tubuh,
peningkat kualitas daging ikan patin melalui daging, karkas, lemak perut tekstur daging,
pemanfaatan daun kayu manis (DKM) dan warna daging dan uji organoleptik.
penggunaan tepung kepala udang (TKU) yang
dipelihara pada skala lapang dengan periode Pembuatan tepung daun kayu manis
waktu dua bulan sebagai upaya peningkatkan dan tepung kepala udang
kualitas daging ikan patin. Daun kayu manis berasal dari Provinsi
Jambi, jenis Cinnamomum burmannii. Daun
BAHAN DAN METODE tersebut dikeringkan pada oven suhu 40ºC,
Bahan dan Alat dihaluskan menggunakan mesin penggiling,
Ikan patin (Pangasianodon hypopthalmus) lalu diayak hingga menghasilkan tepung
yang dipelihara sebagai ikan uji pada penelitian daun kayu manis. Kepala udang diperoleh
ini berasal dari BPPI (Balai Penelitian dari limbah pengolahan udang dibersihkan
Pemuliaan Ikan) Sukamandi. Bahan baku kemudian dikeringkan pada oven suhu
utama penyusun pakan uji yang digunakan 40ºC. Kepala udang kering dihaluskan
yaitu tepung daun kayu manis (Cinnamomum menggunakan mesin penggiling, lalu diayak
burmannii) berasal dari Jambi dan tepung hingga menghasilkan tepung kepala udang.
kepala udang merupakan limbah industri Tepung kepala udang dilakukan analisis
pengolahan ikan dari Lampung. Alat pembuat proksimat dan fitokimia.
pakan yang digunakan yaitu mesin penggiling Bobot kering tepung daun kayu manis
(SMJIMO FFC-45), mixer (SYMBO 820), yang digunakan mengandung protein 9,89%;
mesin cetak pakan (BEJE UP.TK 08), dan lemak 2,44%; serat kasar 38,94%; abu 4,43%
oven (MEMMERT U50). Alat uji tekstur dan dan BETN; 44,29%. Tepung daun kayu
warna daging ikan yaitu Texture Analyzer (TA. manis yang sudah mengandung flavonoid
XT2i Surrey, England), Chromameter CR-200 1,80%; tannin 2,74%; saponin 2,32%; dan
(Minolta, Osaka, Jepang). sinameldehid 59,46%. Tepung kepala udang
tersebut pada bobot kering mengandung
Prosedur Penelitian protein 50,13%; lemak 7,00%; serat kasar
Pemeliharaan ikan menggunakan hapa 16,33%; abu 20,71%; dan BETN 5,82%.
dengan ukuran 2x1x1,5 m sebanyak 12 buah.
Padat penebaran ikan 15 ekor/waring feeding Pembuatan pakan uji
rate 3,5% dari rata-rata biomassa ikan setiap Pakan uji yang digunakan pada penelitian
hapa dengan frekuensi pemberian pakan 2 ini adalah 4 macam formulasi pakan isoprotein
kali sehari pada pukul 09.00 dan 17.00 WIB, dan isoenergi yang terdiri dari penggunaan
pemeliharaan selama 60 hari. Ikan patin yang feed additive 1% tepung daun kayu manis
digunakan dalam penelitian ini sebanyak 180 (DKM), substitusi 45% tepung kepala udang
ekor dengan berat rata-rata 207,04±2,70 g/ sebagai sumber protein pengganti tepung ikan
ekor. Masa adaptasi ikan dilakukan selama (TKU), campuran DKM+TKU, dan pakan
seminggu serta diberi pakan dua kali sehari, kontrol tanpa DKM+TKU. Perlakuan diulang
yaitu pakan tanpa daun kayu manis dan tepung 3 kali. Pakan dicetak bentuk pelet diameter 3
kepala udang. Ikan dipuasakan selama 24 jam, mm, kemudian dilakukan analisis proksimat.
Tabel 2 Hasil uji proksimat tubuh, proksimat daging dan glikogen daging ikan patin selama 60
hari pemeliharaan
Perlakuan Pakan Penelitian
Parameter Uji Ikan Awal
Kontrol DKM TKU DKM+TKU
Tubuh
Kadar Air (%) 74,15±0,00 64,75±2,26a 68,08±1,85ab 69,11±1,80b 66,01±1,09ab
Protein (%) 13,91±0,00 19,12±1,48ab 18,50±1,16a 18,25±1,17a 20,90±0,92b
Lemak (%) 4,81±0,00 11,17±0,10c 10,31±0,42b 9,53±0,39a 9,60±0,09a
Daging
Kadar Air (%) 79,93±0,00 77,66±0,44a 76,20±3,23a 75,88±0,37a 78,29±0,18a
Protein (%) 14,06±0,00 17,39±0,47a 18,87±2,95a 19,30±0,46a 17,50±0,20a
Lemak (%) 0,51±0,00 2,40±0,33a 2,47±0,13a 2,66±0,29a 2,74±0,03a
Glikogen
0,06±0,00 0,11±0,01a 0,12±0,06a 0,10±0,06a 0,08±0,1a
(mg 100ml)
Keterangan: Nilai yang tertera merupakan nilai rata-rata dan simpangan baku. Huruf yang berbeda pada
baris yang sama menunjukan pengaruh perlakuan yang berbeda nyata (p<0,05)
Tabel 3 Uji tekstur (kekerasan), karkas, lemak perut ikan patin selama 60 hari pemeliharaan
Parameter Komposisi Pakan Perlakuan
Uji Kontrol DKM TKU DKM+TKU
Tekstur (gf) 8631,46±1253,11 15234,30±1298,05 13406,72±2896,51 12703,44±1569,50b
a b b
DKM 47,2-55,3% lebih tinggi dibandingkan yang bisa dimakan yang berupa daging. Nilai
perlakuan uji lainnya dan 76,5% lebih tinggi karkas ikan patin pada penelitian ini berkisar
dibandingkan Kontrol (p<0,05). Hasil uji antara 1,8-5,7% lebih tinggi dibanding
menunjukkan bahwa dengan nilai tekstur kontrol (p<0,05). Nilai karkas tertinggi pada
daging yang tinggi maka daging ikan makin perlakuan DKM+TKU yaitu 47,17% (Tabel 3).
kompak. Kekompakan daging ikan patin Suryaningrum et al. (2010) menyatakan nilai
berhubungan dengan lemak yang terkandung karkas beberapa spesies ikan patin ukuran
dalam daging ikan, walaupun pada perlakuan filet berkisar antara 44-49%. Hasil tersebut
DKM kandungan lemaknya 3% lebih tinggi menunjukkan bahwa bahan aktif yang ada
dari Kontrol namun secara statistik tidak pada daun kayu manis mampu meningkatkan
berbeda nyata (p>0,05). Suryaningrum et al. kecernaan pakan, penyerapan glukosa dan
(2010) menyatakan berdasarkan penilaian asam lemak sehingga protein yang masuk dapat
panelis, patin siam memiliki angka tekstur fillet diretensi untuk menjadi sel dan jaringan baru.
berkisar antara 3,45-3,50. Nilai tersebut jauh Gruenwald et al. 2010 menyatakan senyawa
lebih rendah dibandingkan hasil penelitian bioaktif kayu manis mampu meningkatkan
ini, yaitu dengan perlakuan daun kayu manis, penyerapan glukosa, pemanfaatan asam
panelis sebagai responden memberikan angka lemak dalam tubuh, dan sintesis glikogen.
6 untuk fillet ikan patin. Poernomo (2015) Takasao et al. (2012) menyatakan bahwa
menyatakan perbedaan tingkat kekenyalan kandungan sinamaldehid kayu manis juga
dapat disebabkan beberapa hal, antara lain: mampu mengaktifasi insulin-like growth factor
kandungan protein, kadar air dan lemak (IGF-1) yang meningkatkan biosintesis
pakan. Tekstur daging dapat menentukan protein dan kolagen dalam jaringan tubuh
keempukan daging, kadar kolagen sebagai sehingga meningkatkan deposisi protein
penyusun jaringan ikat otot mempengaruhi dalam tubuh untuk membentuk otot, organ
kealotan atau keempukan daging, otot tendon, dan ligamen. Kandungan flavonoid
yang aktif akan menghasilkan daging yang pada daun kayu manis diduga juga dapat
lebih alot daripada otot yang kurang aktif meningkatkan metabolisme glukosa dan
(Shackelford et al. 1995). mengubah glukosa menjadi energi sehingga
Karkas merupakan bagian tubuh ikan meningkatkan sensitifitas insulin.
Tabel 4 Hasil pengujian organoleptik filet ikan patin kukus setelah 60 hari pemeliharaan
Parameter Uji Perlakuan Pakan Penelitian
Organoleptik Kontrol TDKM TKU DKM+TKU
Tekstur 6b
6 b
5 a
6ab
Warna 6ab 6b 5a 6ab
Rasa 6c 6bc 5a 5ab
Keterangan: Nilai yang tertera merupakan nilai rata-rata dan simpangan baku. Huruf yang berbeda pada
baris yang sama menunjukan pengaruh perlakuan yang berbeda nyata (p<0,05)
Tabel 5 Hasil pengujian warna daging ikan patin selama 60 hari pemeliharaan
Parameter Uji Komposisi Pakan Perlakuan
Warna Kontrol TDKM TKU DKM+TKU
L* 54,59±2,34b
49,85±0,75 a
55,10±0,78b
51,65±3,48ab
a* 18,25±1,55b 16,86±2,55b 12,05±1,28a 14,94±1,42ab
b* 12,02±1,96a 10,25±1,27a 11,30±2,08a 10,42±2,63a
Keterangan: Nilai yang tertera merupakan nilai rata-rata dan simpangan baku. Huruf yang berbeda pada
baris yang sama menunjukan pengaruh perlakuan yang berbeda nyata (p<0,05).
L* kecerahan, a*= kemerahan, b*= kekuningan
Lemak perut (belly) merupakan timbunan kecerahan (Lightness) daging ikan patin
lemak yang terdapat pada rongga perut ikan berkisar antara 49,85-55,10, antar perlakuan
lemak perut ikan patin 14-17% lebih rendah berbeda (p<0,05). Nilai L* menunjukan
dari pada kontrol (p<0,05). Kandungan lemak kecerahan atau kegelapan fillet ikan patin. Nilai
pada perut ikan rendah disebabkan karena L* pada penelitian ini hampir sama dengan
lemak yang dikonsumsi dari pakan langsung Suryaningrum et al. (2010) yaitu 55,53
dibawa ke otot dan digunakan sebagai sumber dan lebih rendah dari Laheng et al. (2016)
energi oleh ikan sehingga hanya sedikit yang yaitu 57,45. Hasil tersebut diduga selain
tersimpan pada rongga perut. Kandungan dipengaruhi oleh jenis ikan dan umur, juga
lemak tertinggi pada ikan patin terutama dipengaruhi oleh kualitas pakan dan kondisi
berasal dari bagian perut (belly) yaitu 54,43% oksigen (Li et al. 2009), tingkat stres dan
(berat kering) (Thammapat et al. 2010). pH (Purbowati et al. 2005). Hasil penelitian
Hasil uji tekstur daging dan penilaian nilai a* dan b* yang menunjukan warna
panelis (Tabel 4) menunjukan bahwa kemerahan dan kekuningan pada fillet ikan
perlakuan yang menggunakan daun kayu patin. Tingginya nilai b* pada daging ikan
manis dalam pakan merupakan yang terbaik. Kontrol dan TKU disebabkan karena jumlah
Hal ini disebabkan karena penggunaan lemak pakan pada kedua perlakuan tersebut
1% DKM pada pakan sebagai feed additive lebih banyak, dan pada perlakuan TKU
dengan kandungan tannin, saponin, mengandung karotenoid, dan warna daging
flavonoid dan sinamaldehid yang terkandung juga dipengaruhi oleh konsentrasi pigmen
didalamnya mampu meningkatkan myoglobin (Purbowati et al. 2005). Perlakuan
metabolisme lemak dan protein. Penilaian DKM dan DKM+TKU yang memiliki nilai
panelis terhadap rasa fillet matang antar a* dan b* lebih rendah, hal ini menunjukkan
perlakuan menunjukan perbedaan (p<0,05), warna fillet daging pada ikan patin yang diberi
dengan nilai yang diberikan 6 (agak suka). pakan mengandung DKM tampak lebih putih.
Hasil tersebut diduga akibat ikan patin siam
mengandung asam glutamat paling rendah KESIMPULAN
bila dibandingkan dengan jenis patin lainnya. Formulasi pakan ikan patin dengan
Suryaningrum et al. (2010) menyatakan lebih menggunakan bahan tepung daun kayu manis
lanjut bahwa asam glutamat merupakan dan tepung kepala udang dapat menurunkan
asam amino yang dapat menimbulkan rasa kadar lemak tubuh ikan patin 14,7% dan
umami (gurih). Perlakuan pakan dengan tekstur filet daging patin semakin kompak,
penambahan tepung daun kayu manis, padat, elastis dan rasa daging lebih disukai,
panelis memberikan nilai yang lebih baik dari serta warna filet patin lebih putih.
perlakuan lainnya. Nilai kandungan lemak
pada fillet patin masih tinggi, namun masih UCAPAN TERIMA KASIH
dalam batas yang disaratkan oleh Uni Eropa Penulis menyampaikan terima kasih
yaitu 1,1-3% (bb) (Orban et al. 2008). kepada kementrian Riset, Teknologi dan
Hasil uji warna daging dengan Pendidikan Tinggi yang memberi dana
chromameter (Tabel 5) menunjukan nilai hibah Peneltian Strategis Unggul (PSU)