ada 4 poin
1. Melalui gerakan revolusi mental maka kita bisa mengambil peluang pada era revolusi
industri 4.0
2. Kita bisa beradaptasi pada covid 19 sehingga kita memiliki daya kekuatan
3. Sebagai mahasiswa kita dituntut untuk berkarakter demi memperssiapkan diri diera revolusi
industri 4.0 dengan cara revolusi mental
4. Sebagai mahasiswa kita juga dituntut untuk disiplin dan membudayakan gotong royong.
Melakukan pembatasan bepergian ke daerah dengan kasus tinggi atau zona merah. Peningkatan
tracing, testing pada semua wilayah di Lampung dan lebih intensif pada wilayah yang ada
peningkatan seperti Pesisir Barat, Way Kanan. Upaya pendisiplinan pelaksanaan protokol kesehatan
perlu ditingkatkan, terutama pengawasan di pintu masuk baik darat, laut dan udara. Eksekusi
anggaran kesehatan secara cepat dan tepat, khususnya untuk pembelian alat kesehatan,
perlindungan tenaga kesehatan dan peningkatan kapasitas rumah sakit rujukan. Sebagai garda
terdepan dalam penanganan Covid-19.
Pada saat kita memutuskan atau bercita-cita menjadi salah satunya, ternyata baik kampus maupun
pasca kampus menyediakan fasilitas untuk meningkatkan kompetensi kita dan memperluas jaringan
di bidang itu, yaitu melalui organisasi. Pada saat kita memutuskan untuk menjadi kalangan
professional, entrepreneur, ilmuwan/birokrat serta tokoh dalam masyarakat, di Kampus ada
organisasi yang sesuai. Misalnya di kampus terdapat:
1) Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) atau Organisasi Profesi Mahasiswa untuk professional;
2) Organisasi bisnis mahasiswa seperti Research & Bussiness (R’nB) untuk entrepreneur;
3) Kelompok Studi Fakultas dan Universitas seperti Forum Sudi Teknik (FST), Research Incubator
Center (RIC) MIPA, atau Research and Bussiness (R’nB) untuk ilmuwan;
4) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas atau BEM KM Undip untuk tokoh dalam masyarakat.
Jadi untuk menentukan ingin jadi apa kita dan kita harus rencanakan jenjang karier serata sarana
pengembangan sejak mahasiswa jangan hanyak sekedar ikut-ikutan tapi sesuai dengan visi dan cita-
cita kita.
Peran gerakan pemuda tidak habis oleh waktu. Sejak tahun 1908, 1928 hingga 1945, pemuda tetap
berkobar dengan pemikirannya yang berani dan kritis untuk memperjuangkan hak-hak bangsa
Indonesia. Memang waktu yang panjang untuk menemukan sebuah kemerdekaan, namun dengan
strategi gerakan yang tepat bangsa ini telah menemukan nasibnya sendiri. Ditangan gerakan
pemudalah nasib bangsa ini berubah, dan ditangan pemuda jugalah perubahan terjadi.
Era reformasi mahasiswa mengambil peran sangat besar, sejak awal terjadinya perubahan, hingga
pengawalan terhadap perubahan dalam masyarakat akibat reformasi. Gerakan mahasiswa masih
tetap berpikir kritis dan memberikan pernyataan sikap terhadap kinerja pemerintah, serta kebijakan-
kebijakan. Saat ini peran mahasiswa untuk terus mengawal reformasi masih berjalan.
Telah diungkapkan diatas, bahwa mahasiswa merupakan pelopor perubahan. Dari gerakan
mahasiswalah perubahan tercipta. Mahasiswa merupakan tokoh intelektual dalam masyarakat dan
pro pada rakyat. Seluruh bentuk gerakan dan aksi mahasiswa untuk menuju pada cita-cita bangsa,
demi kesejateraan rakyat. Sebagai tokoh intelektual, mahasiswa dalam pergerakannya tidak lah
melepaskan karakter kritis dan ilmiah. Seluruh gerakan mahasiswa diawali dengan diskusi-diskusi
mendalam tentang suatu kondisi dan situasi yang terjadi dalam masyarakat. Forum-forum diskusi
inilah yang merupakan pusat studi dan riset mahasiswa, sebelum direncanakan strategi aksi dan
pergerakan. Dengan demikian, ketika gerakan dan aksi dilakukan, maka akan mendapat dukungan
dari masyarakat secara penuh.
1. Berdasarkan teori dan tujuan negara. Alasan ini sangat erat kaitannya dengan tujuan akhir
negara yaitu untuk menciptakan kebahagiaan bagi rakyatnya (bonum publicum, common
good, common weal). Dengan kata lain negara didirikan untuk menyejahterakan warganya.
Jadi sudah seharusnya demi untuk mewujudkan cita-cita bersama dalam bernegara setiap
warga negara bersedia membela negaranya karena untuk kepentingan dirinya dan
sesamanya.
2. Berdasarkan pada pemikiran rasional. Aspek pertahanan merupakan faktor penting dalam
menjamin kelangsungan hidup Negara. Tanpa kemampuan mempertahankan diri, suatu
negara tidak akan dapat mempertahankan keberadaan atau eksistensinya.
Adapun unsur-unsur bela negara dan penjelasannya antara lain sebagai berikut:
1. Cinta Tanah Air
Kesadaran bela negara pada setiap warga negara didasarkan pada kecintaannya kepada
tanah air. Contoh: mengetahui sejarah negara kita melestarikan budaya, serta menjaga
lingkungan dan nama baik bangsa dan negara. Cinta tanah air berarti bangga menjadi
bagian dan bertempat tinggal di negaranya.
2. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap yang sesuai dengan kepribadian
bangsa. Hal ini dikaitkan dengan cita-cita bangsanya. Contoh: Mencegah perselisihan antar
orang perorangan atau antar kelompok. Selain itu juga menjadi anak bangsa yang
berprestasi.
3. Keyakinan Pancasila sebagai Ideologi
Ideologi merupakan warisan dan hasil perjuangan para pahlawan yang dijadikan sebagai
identitas nasional. Contoh: Pancasila bukan hanya sebagai ikrar yang diucapkan sewaktu
upacara bendera. Namun juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara
Rela berkorban untuk bangsa dan negara adalah bersedia dengan ikhlas dan sepenuh hati
memberikan dan melakukan apa yang kita bisa untuk kemajuan, kemakmuran dan
kesejahteraan negara kita. Contoh: Rela berkorban bukan berarti ikut serta dalam
berperang melawan musuh layaknya pahlawan yang melawan penjajah. Rela berkorban
berarti melakukan apa yang kita bisa dan kita punya diberikan baik tenaga, uang dan waktu.
5. Memiliki Kemampuan Bela Negara Secara Fisik dan Psikis
Salah satu unsur bela negara yang lain adalah memiliki kemampuan bela negara itu sendiri.
Kemampuan bela negara setiap orang berbeda-beda. Seperti yang kita tahu bahwa,
masyarakat merupakan komponen pendukung pertahanan dan keamanan negara.
Contoh: Masyarakat bisa melakukan bela negara sesuai dengan profesi yang ditekunianya
dengan bekerja disiplin, ulet dan kerja keras