Anda di halaman 1dari 15

GERAKAN NON BLOK

A. Sejarah Gerakan Non Blok


Konverensi Asia-Afrika (KAA) di Bandung pada tahun 1955 merupakan proses
awal terbentuknya Gerakan Non-Blok (GNB). KAA diselenggarakan pada tanggal
1824 April 1955 dan dihadiri oleh 29 kepala negara dan kepala pemerintah dari
benua Asia dan Afrika yang baru saja menapai kemerdekaannya. KAA ditujukan
untuk mengidentifikasi dan medalami masalah-masalah dunia waktu itu dan
berupaya untuk menformulasikan kebijakan bersama negara-negara baru tersebut
pada tataran hubungan internasional.
KAA menyepakatu “Dasa Sila Bandung”yang dirumuskan sebagai prinsip-
prinsip dasar bagi penyelanggaraan hubungan dan kerjasama antar bangsa-bangsa.
Sejak saat itu proses pendirian GNB semakin mendekati kenyataan, dan dalam
proses ini tokoh-tokoh yang memegang peran kunci sejak awal adalah presiden
Mesir Gamal Abdel Nasser, Presiden Indonesia Soekarno, dan Presiden Yugoslavia
Josip Broz Tito. Kelima tokoh dunia ini kemudian dikenal sebagai pendiri GNB.
GNB berdiri saat diselenggarakannya konferensi Tingkat Tinggi (KTT) I GNB
di Beograd, Yugoslavia 1-6 September 1961. KTT I GNB dihadiri oleh 25 negara
yakni Afghanistan, Algeria, Yeman, Myanmar, Cambodia, Srilanka, Cango, Cuba,
Cyprus, Mesir, Ethiopia, Ghana, Guinea, India , Indonesia, Iraq, Lebanon, Mali,
Maroco, Nepal, Arab Saudi, Somalia, Sudan, Suriah, Tunisia, Yugoslavia.
Dalam KTT I tersebut, negara-negara pendiri GNB ini berketepatan untuk
mendirikansuatu gerakan dan bukan suatu organisasi untuk menghindarkan diri dari
implikasi birokratik dalam membangun upaya bersama di antara mereka. Pada KTT
I juga dijelaskan bahwa di GNB tidak diarahkan pada suatu saran pasif dalam politik
Internasional, tetapi untuk memformulasikan posisi sendiri secara independen yang
merefleksikan kepentingan negara-negara anggotanya.
GNB menepati posisi khusus dalam politik luar negeri Indonesia,karena
Indonesia sejak awal memiliki peran sentral dalam pendirian GNB. KAA tahun
1955 yang diselenggarakan di Bandung dan menghasilkan Dasa Sila Bandung yang
menjadi prinsip-prinsip utama GNB, merupakan bukti peran dan kontribusi penting
Indonesia dalam mengawali pendirian GNB. Secara khusus, Presiden Soekarno juga
diketahui sebagai tokoh penggagas dan pendiri GNB. Indonesia menilai penting

1
GNB tidak sekedar dari peran yang selama ini dikontribusikan, tetapi lebih-lebih
mengingat prinsip dan tujuan GNB merupakan refleksi dari perjuangan dan tujuan
kebangsaan Indonesi sebagaimana tertuang dalam UUD 1945.

B. Tujuan GNB
Tujuan GNB yaitu sebagai berikut :
1. Mengembangkan rasa solidaritas di antara negara anggota dengan jalan
membantu perjuangan negara berkembang dalam mencapai kebersamaan,
kemerdekaan, dan kemakmuran.
2. Turut serta meredakan ketegangan dunia akibat perebutan pengaruh Amerika
Serikat melawan Uni Soviet dalam perang dingin.
3. Berusaha membendung pengaruh negatif baik blok barat maupun blok timur ke
negara-negara anggota GNB.
4. Berusaha memajukan pembangunan ekonomi, sosial, budaya, dan politik agar
tidak tertinggal dari negara maju.

C. Prinsip-prinsip Gerakan Non Blok


Adapun prinsip-prinsip GNB yaitu :
1. Berpihak terhadap perjuangan anti kolonialisme;
2. Menolak untuk ikut serta dalam berbagai aliansi militer;
3. Menolak aliansi bilateral terhadap negara berkekuatan suore (super power
country);
4. Tidak memihak terhadap blok barat maupun blok timur;
5. Menolak pembangunan pangkalan militer oleh negara adidaya di wilayahnya
masing-masing.
Pelaksanaan KAA I Bandung dipandang sebagai pendahulu untuk berdirinya
GNB. Konferensi itu telah mampu menghasilkan prinsip-prinsip Perdamaian dalam
bentuk kerjasama internasional, kebebasan atau kemerdekaan, serta hubungan antar
bangsa dan negara yang diperlukan untuk kesejahteraan hidup manusia.
GNB didirikan berdasarkan prinsip-prinsip dasar Dasa Sila Bandung. Substansi
Dasa Sila Bandung berisi tentang “pernyataan mengenai dukungan bagi kedamaian

2
dan kerjasama dunia”. Dasa Sila Bandung memasukkan prinsip-prinsip dalam
piagam PBB dan prinsip Nehru, yaitu sebagai berikut:
1. Menghormati hak-hak dasar manusia (HAM) dan tujuan serta asas-asas dalam
piagam PBB.
2. Menghargai kedaulatan dan integritas territorial semua bangsa.
3. Mengakui persamaan ras dan semua suku bangsa.
4. Tidak melakukan intervensi atau campur tangan masalah pribadi negara lain.
5. Menghormati hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri secara individual
atau kolektif sesuai dengan piagam PBB.
6. Tidak menggunakan peraturan diri pertahanan kolektif untuk bertidak dalam
kepentingan salah satu negara besar.
7. Tidak melakukan tekanan terhadap orang lain.
8. Tidak melakukan tindakan atau ancaman agresi atau penggunaan kekerasan
terhadap integritas territorial atas kemerdekaan politik suatu Negara.
9. Menyelesaikan segala konflik internasional dengan jalan damai, seperti
perundingan, persetujuan, arbitrase atau penyelesaian hukum dengan cara damai
lain menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan piagam PBB.
10. Memajukan kepentingan bersama dengan kerjasama Internasional.
11. Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban Internasional.

D. Tokoh Pemrakarsa Pendiri GNB


Tokoh yang dianggap sebagai pendiri GNB lebih dikenal dengan The Initiative
Of Fiveyaitu:
1. Presiden Soekarno (Indonesia);
2. Presiden Yosep Broz Tito (Yugoslavia);
3. Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir);
4. Perdana Mentri Pandit Jawaharlal Nehru (India); dan
5. Perdana Menteri Kwame Nkrumah (Ghana).

3
E. Kegiatan GNB dan KTT
Kegiatan GNB dan KTT yaitu :
1. KTT I GNB (1-6 September 1961) di Beograd, Yugoslavia, pelaksanaan KTT I
ini didorong oleh keadaan krisis Kuba. Konferensi ini dihadiri oleh 25 negara
dan menghasilkan deklarasi Beograd yang intinya menyerukan untuk
menghentikan perang dingin dan mendamaikan antara Amerika Serikat dan Uni
Soviet. Keputusan KTT I GNB melalui Presiden Soekarno dan Presiden Menibo
Keita (Mali) disampaikan kepada Presiden F.Kennedy (Amerika Serikat)
sedangkan PM Nehru (India) dan Presiden Kuame Nkrumah (Ghana)
menyampaikan kepada PM Kruschev (Perdana Menteri Uni Soviet).
2. KTT II GNB (5-10 Oktober 1964) di Kairo, Mesir. Pada KTT II GNB ini diikuti
oleh 47 negara serta 10 peninjau lainnya antara lain sekretaris jendral organisasi
persatuan Afrika dan Liga Arab. Masalah perkembangan dan masalah ekonomi
juga mendapat perhatian pada KTT II GNB.
3. KTT III GNB (8-10 September 1970) di Lusaka, Zambia. Negara peserta yang
hadir adalah 53 negara. Hasil terpenting KTT kali ini adalah perlunya upaya
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran negara berkembang.
4. KTT IV GNB (5-9 September 1973) di Algiers, Aljazair. KTT IV GNB ini
membahas tentang peningkatan kerjasama dan saling pengertian antara negara-
negara yang sedang berkembang serta berusaha meredakan ketegangan di Timur
Tengah pergolakkan di Rhodesia, dan bagian-bagian afrika lainnya.
5. KTT V GNB (16-19 September 1976) di Kolombo, Srilanka pada KTT V GNB
ini membahas tentang penyelamatan dunia dari ancaman perang nuklir dan
berusaha memajukan negara-negara non blok.
6. KTT VI GNB (3-9 September 1979) di Havana, Kuba. KTT ini bertujuan untuk
memperjuangkan bantuan ekonomi bagi negara-negara non blok dan
menggiatkan perang PBB dalam tata ekonomi dunia baru.
7. KTT VII GNB (7-12 Maret 1983) di New Delhi, India. KTT ini menghasilkan
seruan dilaksanaknnya demokrasi tahta ekonomi yakni dihapuskan
proteksonisme oleh negara maju.

4
8. KTT VIII GNB (1-6 September 1968) di Harane, Zimbabwe. KTT kali ini
menghasilkan seruan dihapuskannya politik Apartheid di Afrika Selatan serta
membahas sengketa Irak Iran.
9. KTT IX GNB (1-6 September 1989) di Beograd, Yugoslavia. KTT yang dihadiri
oleh 102 negara ini berhasil membahas kerjasama Selatan-selatan (antar negara
berkembang).
10. KTT X GNB (1-6 September 1992) di Jakarta, Indonesia. KTT yang dihadiri
oleh 108 negara ini berhasil merumuskan “Pesan Jakarta” (Jakarta Messege)
antara lain berhasil menggalang kerjasama Selatan-Selatan dan Utara Selatan.
11. KTT XI GNB (16-22 Oktober 1995) di Cartagena, Kolombia. KTT ini dihadiri
oleh 113 negara yang bertujuan memperjuangkan demokratisasi di PBB.
12. KTT XII GNB (1-6 September 1998) di Durban, Afrika Selatan. KTT XII GNB
ini dihadiri oleh 113 negara yang bertujuan memperjuangkan demokratisasi di
dalam hubungan Internasional.
13. KTT XIII GNB (20-25 Pebruari 2003) di Kuala Lumpur, Malaysia. Resolusi
KTT GNB Kuala Lumpur antara lain berisi penolakan tiga negara Iran, Irak, dan
Korea Utara, atas sebutan sebagai proses kejahatan oleh Washington.
14. KTT XIV (11-16 September 2006) di Havana, Kuba. Menghasilkan deklarasi
yang mengutuk serangan Israel atas Lebanon, mendukung program nuklir Iran,
mengkritik kebijakan Negara Amerika Serikat, dan menyerukan kepada PBB
agar lebih berpihak kepada negara kecil dan brkembang.
15. KTT GNB XV (11-16 Juli 2009) di Sharm El-Sheikh, Mesir. Menghadirkan
sebuah final dokumen yang merupakan sikap, pandangan dan posisi GNB
tentang semua isu dan permasalahan Internasional dewasa ini. KTT ini
menegaskan oerhatian GNB atas krisis ekonomi dan moneter global, perlunya
komunitas Internasional kembali pada komitmen menjunjung prinsip-prinsip
pada piagam PBB, hukum Internasional, peningkatan kerjasama antar negara
maju dan berkembang untuk mengatasi berbagai krisis.
16. KTT GNB  XVI berakhir pada 31 Agustus 2012 dan menghasilkan berbagai
kesepakatan dalam sebuah deklarasi final, diantaranya : dukungan terhadap
program nuklir sipil Iran, penolakan sanksi sepihak Amerika Serikat anti Iran,

5
dukungan terhadap perjuangan bangsa Palestina, memerangi Islamphobia,
rasisme, dan permusuhan senjata nuklir.

F. Dampak GNB terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Politik Negara


Berkembang
Dalam KTT GNB mencari perdamaian yang berkelanjutan melalui pemerintah
global dan mewujudkan adanya rasa optimisme bahwa GNB dapat memainkan
peran yang sangat penting dalam mempromosikan perdamaian dan stabilitas.
Pentingnya GNB terletak pada kenyataan bahwa GNB merupakan gerakan
Internasional terbesar kedua, setelah Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB)
1. Dampak GNB terhadap Kehidupan Sosial Negara Berkembang
GNB dapat mewujudkan eratnya hubungan kerjasama antara negara satu
dengan negara yang lain. GNB juga berupaya untuk melestarikan lingkungan
hidup, yaitu mengurangi pencemaran terhadap air, udara dan tanah dan
perusakan hutan. Sehingga meningkatkan kesejahteraan bagi negara
berkembang.
2. Dampak GNB terhadap Kehidupan Ekonomi Negara Berkembang
Kerjasama antara anggota-anggota GNB dapat memiliki dampak positif
pada situasi ekonomi dunia. Dengan menciptakan tata hubungan ekonomi
Internasional yang masih seimbang, dan memperluas partisipasi negara-negara
berkembang dalam proses pengambilan keputusan mengenai masalah-masalah
ekonomi dunia. GNB membuat negara-negara anggota Non-Blok berjalan lancar
tanpa hambatan. Jadi GNB ini meningkatkan program kearah tata ekonomi
dunia.
3. Dampak GNB terhadap Kehidupan Politik Negara Berkembang
KTT GNB I mencetuskan prinsip politik bersama, yaitu bahwa politik
berdasarkan koeksistensi damai, bebas blok, tidak menjadi anggota pasukan
militer dan bercita-cita melenyapkan kolonialisme dalam segala bentuk dan
manifestasi. GNB juga membantu Afrika Selatan dalam menghapus politik
Apartheid.

6
G. Peran Indonesia dalam GNB
Indonesia sangat berperan penting dalam GNB, beberapa peran penting yang
dilakukan Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Presiden Soekarno adalah satu dari lima pemimpin dunia yang mendirikan
GNB;
2. Indonesia menjadi pemimpin GNB pada tahun 1991. Saat itu, Presiden Soeharto
terpilih menjadi ketua GNB. Sebagai pemimpin GNB, Indonesia sukses
menggelar KTT X GNB di Jakarta;
3. Indonesia juga berperan penting dalam meredakan ketegangan di kawasan bekas
Yugoslavia pada tahun 1991.
GNB mempunyai arti yang khusus bagi bangsa Indonesia yang dapat dikatakan
lahir sebagai negara netral yang tidak memihak. Hal tersebut tercermin dalam
pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa “kemerdekaan adalah hak segala
bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena
tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.
Selain itu, diamanatkan pula bahwa Indonesia ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Sesuai dengan politik
luar negeri yang bebas aktif, Indonesia memilih untuk menentukan jalannya sendiri
dalam upaya membantu tercapainya perdamaian dunia dengan mengadakan
persahabatan dengan seluruh bangsa.
Sebagai implementasi dari politik luar negeri yang bebas aktif itu, selain sebagai
salah satu negara pendiri GNB, Indonesia juga senantiasa setia dan komitmen pada
prinsip-prinsip dan aspirasi GNB. Pada masa itu, Indonesia telah berhasil membawa
GNB untuk mampu menentukan arah dan secara dinamis menyesuaikan diri pada
setiap perubahan yang terjadi.

H. Upaya Mengatasi Masalah pada Negara Berkembang


Meskipun negara-negara anggota GNB sendiri berupaya memegang teguh
prinsip-prinsip dan cita-cita yang dianut oleh GNB sebagaimana tertuang dalam
Dasa Sila Bandung, namun bukan berarti bahwa selama ini tidak ada masalah-
masalah internal dalam GNB.Masalah-masalah yang menonjol adalah adanya
berbagai perselisihan yang terjadi diantara negara-negara anggota GNB sendiri.

7
Perselisihan itu, selain mengganggu suasana kerjasama internal GNB, adakalanya
menghambat jalannya sidang-sidang GNB. Disadari pula adanya kesulitan dalam
mencapai kesepakatan untuk hal-hal tertentu yang disebabkan oleh penerapan
prinsip konsensus secar kaku.
Visi GNB untuk berperan dalam mendorong dunia yang lebih damai, stabil dan
makmur sebagaimana telah ditetapkan di Bali. Peran GNB dalam menciptakan tata
kelola global yang efektif dalam menciptakan perdamaian dan keamanan dunia.
GNB harus mendukung peran dan kapasitas Dewan Keamanan PBB dalam
menyelesaikan konflik, menciptakan perdamaian dan mencegah potensi konflik.
GNB harus dapat mendorong terbangunnya institusi demokrasi, kebebasan,
perdamaian, moderasi serta kemakmuran dapat berjalan dan tumbuh berkembang
secara bersama.
Pentingnya GNB untuk membangun institusi demokrasi yang memungkinkan
dibangunnya pembangunan politik yang sesuai dengan aspirasi dan kehendak
rakyat. Pembangunan global harus adil, tidak boleh ada satu negarapun yang
tertinggal. Kemakmuran harus menjadi milik semua negara dan masyarakat di
seluruh penjuru dunia.
Dalam bidang ekonomi, selama menjadi ketua GNB, Indonesia juga secara
konsisten telah mengupayakan pemecahan masalah hutang luar negeri negara-
negara miskin dan pembangunan mengenai penyelesaian hutang luar negeri.

8
BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
1.    KAA menyepakatu “Dasa Sila Bandung”yang dirumuskan sebagai prinsip-prinsip
dasar bagi penyelanggaraan hubungan dan kerjasama antar bangsa-bangsa. Sejak saat
itu proses pendirian GNB semakin mendekati kenyataan, dan dalam proses ini tokoh-
tokoh yang memegang peran kunci sejak awal adalah presiden Mesir Gamal Abdel
Nasser, Presiden Indonesia Soekarno, dan Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito. Kelima
tokoh dunia ini kemudian dikenal sebagai pendiri GNB.
2.    Dampak Gerakan Non-Blok Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Politik Negara
Berkembang :
a.       Meningkatkan kesejahteraan bagi negara berkembang.
b.      Meningkatkan program kearah tata ekonomi dunia.
c.       Membantu Afrika Selatan dalam menghapus politik Aparthied.
3.    Indonesia sangat berperan penting dalam GNB, beberapa peran penting yang
dilakukan Indonesia adalah sebagai berikut:
a.       Presiden Soekarno adalah satu dari lima pemimpin dunia yang mendirikan GNB;
b.      Indonesia menjadi pemimpin GNB pada tahun 1991. Saat itu, Presiden Soeharto
terpilih menjadi ketua GNB. Sebagai pemimpin GNB, Indonesia sukses mengglar KTT
X GNB di Jakarta;
c.       Indonesia juga berperan penting dalam meredakan ketegangan di kawasan bekas
Yugoslavia pada tahun 1991.
4.    Dalam bidang ekonomi, selama menjadi ketua GNB, Indonesia juga secara konsisten
telah mengupayakan pemecahan masalah hutang luar negeri negara-negara miskin dan
pembangunan mengenai penyelesaian hutang luar negeri.

DAFTAR PUSTAKA

9
Mustopo, M. Habib, dkk.2007.Sejarah.Jakarta:Yudhistira.
Mustopo, M. Habib, dkk.2011.Sejarah 3.Jakarta:Yudhistira.
Riskiani,L.I.2013.Prespektif Global-GNB. (http://eazt-
widhianien.blogspot.com/2014/02/perspektif-global-gnb.html). Diakses pada tanggal
5Maret 2016.
Kementrian,Luar Negeri.2014. KTT NON-BLOK(GNB).
(http://www.kemlu.go.id/Pages/IFPDisplay.aspx?
Name=MultilateralCooperation&IDP=3&P=Multilateral&l=id). Diakses pada tanggal
5 Maret 2016.
Respati,Dian.2013.GERAKAN NON BLOK. (http://ssbelajar.blogspot.com/2015/01/gerakan-
non-blok.html). Diakses pada tanggal 5 Maret 2016.
Thpardede.2013.Gerakan Non Blok Dan Indonesia(1).
(https://thpardede.wordpress.com/2013/07/28/gebrakan-non-blok-dan-indonesia-
1/).Diakses pada tanggal 5 Maret 2016.
Shadily, Hasan.2014.KTT Non-Blok. (http://id.wikipedia.org/wiki/KTT_Non-Blok). Diakses
pada tanggal 5 Maret 2016.

MAKALAH
GERAKAN NON BLOK DAN DAMPAKNYA
TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL, EKONOMI DAN POLITIK
NEGARA BERKEMBANG

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perspektif Global yang dibina oleh
BapakProf.Dr.M.Sulthon,M.pd dan Fajar Surya Hutama, S.Pd, M.Pd.

Oleh    :
Kelompok 9
Kelas A

Ani Riskiana                           (150210204027)

10
Halida Nuril Arofah                (150210204052)
Rofiatul Isabella                      (150210204135)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca .
            Makalah ini membahas tentang gerakan non blok dan dampaknya terhadap
kehidupan sosial,ekonomi dan politik begara berkembang. Untuk lebih jauh, penulis
akan jabarkan di dalam makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harap kan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

11
Jember , 6 Maret 2016

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................    i
DAFTAR ISI ......................................................................................................   ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................   1
A.    Latar Belakang..........................................................................................   1
B.     Rumusan  Masalah....................................................................................   2
C.     Tujuan Pembahasan...................................................................................   2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................   3
A.    Gerakan Non Blok ...................................................................................   3
1.    Sejarah Gerakan Non Blok...................................................................   3
2.    Tujuan Gerakan Non Blok....................................................................  4
3.    Prinsip Gerakan Non Blok....................................................................   4
4.    Tokoh Pemrakarsa Pendiri GNB..........................................................   5
5.    Kegiatan GNB dan KTT......................................................................... 6
B.     Dampak GNB terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi,dan Politik
Negara Berkembang          8
1.      Dampak GNB terhadap Kehidupan Ekonomi Negara berkembang...   8

12
2.      Dampak GNB terhadap Kehidupan Sosial Negara berkembang........   8
3.      Dampak GNB terhadap Kehidupan Politik Negara berkembang.......   9
C.     Peran Bangsa Indonesia dalam GNB........................................................   9
D.    Upaya Mengatasi Masalah Negara Berkembang....................................... 10
BAB III PENUTUP............................................................................................ 12
A.    Kesimpulan................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 13

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Benih perang dingin mulai tumbuh pada masa Perang Dunia II (PD II).
Keberhasilan pasukan sekutu membebaskan negara-negara di Eropa dari pendudukan
Jerman. tampaknya, Uni Soviet harus berpacu dengan Sekutu agar memperoleh daerah
pengaruh apabila PD II berakhir. Masalah inilah yang menjadi pemicu keretakan antar

13
negara-negara Eropa di bawah pengaruh Amerika Serikat dan dibawah hegemoni Uni
Soviet. Ketegangan semakin berkembang setelah Uni Soviet menduduki negara-negara
Baltik seperti Latvia, Estonia, dan Lithuania, yang merupakan wilayah Polandia.
Meskipun diantara sejarawan belum mencapai kesepakatan tentang kapan
dimulainya perang dingin, namun kebanyakan berpendapat bahwa pertemuan para
pemimpin Sekuti dan Uni Soviet pada bulan Pebruari 1945 di konferensi Yalta adalah
awal dari perang dingin. Perang dingin adalah istilah yang merujuk pada
persaingan yang berkembang setelah PD II, antara negara kelompok komunis dan
nonkomunis. Dalam konteks pengertian tersebut, negara komunis seperti Uni
Soviet beserta sekutunya disebut Blok Timur dan kelompok negara demokrasi seperti
Amerika Serikat dan aliansinya disebut Blok Barat. Pergulatan antara dua kelompok
itulah yang dinamakan perang dingin,karena tidak sampai menjadi “perang panas”
dalam skala yang luas. Seorang kolumnis bernama Walter Lipman mempopulerkan
pergulatan itu dengan istilah Cold War (Perang Dingin) dalam bukunya Cold War. 
Perang dingin ditandai oleh sikap saling ketidakpercayaan, keurigaan dan
kesalahpahaman antara Blok Barat dan Blok Timur. Keadaan tersebut mendorong
ketegangan kian bertambah dan menjurus terjadinya Perang Dunia III. Amerika Serikat
dituduh melakukan politik imperialisme untuk memengaruhi dunia, sementara Uni
Soviet dianggap melakukan perluasan hegemoni atas negara-negara demokrasi melalui
ideologi komunis.
Negara yang baru merdeka atau berkembang khawatir akan situasi seperti ini,
untuk itu mereka membentuk suatu kelompok yang tidak memihak pada Blok Barar
maupun Blok Timur yang disebut dengan Gerakan Non Blok (GNB).Maka dari itu,
kami memilih judul “Gerakan Non Blok dan Dampaknya terhadap Kehidupan Sosial,
Ekonomi, dan Politik Negara berkembang”.

B.  Rumusan Masalah
          Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang dirumuskan
adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimanakah terjadinya peristiwa GNB?
2.      Bagaimanakah dampak GNB pada negara berkembang terhadap kehidupan di bidang
sosial, ekonomi, dan politik?

14
3.      Bagaimanakah peran bangsa Indonesia dalam GNB?
4.      Bagaimana upaya mengatasi masalah di negara berkembang?

C.  Tujuan Pembahasan
          Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan ini adalah sebagai
berikut :
1.      Menjelaskan tentang peristiwa GNB
2.      Menjelaskan dampak dari peristiwa GNB terhadap kehidupan sosial, ekonomi, dan
politik di negara berkembang.
3.      Menjelaskan peran yang dilakukan bangsa Indonesia dalam peristiwa GNB
4.      menjelaskan upaya mengatasi masalah di negara berkembang.

15

Anda mungkin juga menyukai