AGAMA Makalah
AGAMA Makalah
berdiriberperan sebagai garam penahan kerusakan dan pelita menerangi kegelapan. Inilah peran
Gereja yang ditetapkan oleh Kepala Gereja yaitu Tuhan Yesus Kristus. Garam diperlukan untuk
mencegah pembusukan, dan gereja harus menjadi teladan mulia bagi dunia,melawan kebobrokan
moral dan kecurangan nyata dalam masyarakat.
Jika Gereja menjadi suam dan membiarkan kuasa Roh Kudus tidak bekerja maka Gereja tidak
berdaya dan tidak memiliki hasratmelawan situasi dan kondisi buruk yang melingkupinya. Pada
posisi inilah gereja akan dibuang dan diinjak orang bahkan akan terjepit oleh cara hidup dan
moral buruk dunia.
Gereja adalah setiap orang yang telah mengakui dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan
Juru Selamat secara pribadi dan telah dibabtiskan. Setiap pengikut Kristustelah ditetapkan
memiliki posisi dan peran sebagai garam dan terang dunia, dimanapun dia berada, apapun yang
dia kerjakan. Terutama jika dia adalah abdi Negarayang melayani banyak orang.
Jika seseorang menyatakan dirinya pengikut Kristus mendapat kesempatan diangkat, berjanji dan
bersumpah untuk mengabdi kepada rakyat maka tubuh jiwa dan rohnya seharusnya berperan dan
berfungsi seturut kebenaran Kristus (Galatia 2:19-20). Perjuangan menegakkan keadilan,
kebenaran dan kejujuran menjadi determinasi kuat tak tergoyahkan oleh karena Kristus yang
hidup di dalamnya.
Sebaliknya jika seorang abdi Negara pengikut Kristus melakukan kebijakan dan keputusan
public menyengsarakan rakyat, mendatangkan pertengkaran,perkelahian, adu domba sesama
anak bangsa, dan menghancurkan nilai nilai demokrasi yang sudah dibangun maka dia adalah
garam yang sudah menjadi tawar, akan dibuang dan diinjak orang. Dia tidak meletakkan pelita
itu bersinar diatas kaki dian, melainkanmeletakkannya dibawah gantang. Dia tidak menjadi
terang dunia, akan tetapi justru membawa kegelapan bagi dunia.
Kesempatan atau peluang mulia yang seharusnya diperankan DENGAN BERBUAT ADIL,
JUJUR DAN BENAR dihadapan banyak orang agar nama Bapa di Sorga dimuliakan – TIDAK
TERJADI.
Jikalau kondisi tawar dan gelap ini terus diperankan para actor politik dan pejabat Negara yang
saat dilantik berjanji dengan meletakkan tangan diatas Alkitab, disisi lain Gereja sebagai Istitusi
suam dan tidak menyuarakan suara kenabian, maka Tuhan akan “memuntahkannya” (Wahyu 3 :
15-16). Alkitab mencatat sejakjaman raja raja Israel, para nabi Tuhan secara keras dan tegas
mengoreksi jalannya pemerintahan lalim, kondisi negeri yang menyimpang dari kebenaran
Allah. Demikian dijaman Perjanjian Baru para rasul konsisten menegur ketidak adilan dan
ketidak benaran. Kiranya Tuhan menolong bangsa ini.
Gereja sebagai umat Allah
Kata ‘jemaat’ dalam bahasa Yunani adalah εκκλεσια (ekklesia , ek = keluar, kaleo =dipanggil),
yang memiliki makna himpunan orang-orang.
Kata ekklesia juga merujuk kepada kumpulan orang yang tidak percaya, misalnya kumpulan
massa di Efesus yang berhuru hara dan hendak menganiaya Paulus (Kisah Rasul 19:32). Itu
sebabnya penambahan kata “Allah” setelah ekklesia menegaskan perbedan dengan jenis
perkumpulan lain; “kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan dalam
Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus, dengan semua orang di segala
tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan
kita.” ( I Korintus 1:2).
Secara sederhana, kata ‘jemaat Allah”, ‘gereja’adalah kumpulan orang yang telah dipanggil
keluar dari kegelapan kepada terang Tuhan yang ajaib,dengan suatu tugas yang mulia. Kata
‘gereja’ atau ‘jemaat’ tidak menunjuk kepada sebuah gedung,namun himpunan umat Tuhan.
Baik secara universal (am), yaitu himpunan semua orang percaya di seluruh muka bumi; maupun
secara lokal, himpunan orang percaya di dalam wilayah tertentu. Dan kita sebagai orang Kristen
tidak hanya berkomitmen kepada Kristus, namun kita juga berkomitmen kepada tubuh Kristus,
yaitu gereja. Orang Kristen yang tak bergereja adalah anomali aneh, karena gereja berada pada
pusat rencana kekal Allah. Gereja bukanlah rencana ilahi tambahan, namun gereja adalah
komunitas baru milik Allah. Salah satu gambaran gereja yaitu Tubuh Kristus Mungkin gambaran
paling popular mengenai gereja adalah tubuh Kristus, dimana Tuhan kita sebagai Kepala (Roma.
12:5; 1 Korintus.12:12; Efesus. 1:22-23; Kolose. 1:24). Dengan analogi ini Paulus menekankan
baik kesatuan tubuh dan individuality setiap anggota, bahwa Kristus sebagai Kepala tubuh
menyatakan bahwa Tuhan kita yang mengarahkan dan membimbing tubuh, dan kesatuan datang
dari Kepala tubuh, yang mengkoordinasi dan mengarahkan setiap bagian.
Tubuh Kristus yang rapi tersusun dan terikat satu dengan yang lain
‘Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, --yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan
semua bagiannya’ – Efesus 4:16. Tubuh Kristus memiliki tangan, kaki, telinga, mata dan seluruh
kelengkapannya. Namun, antara anggota tubuh satu dengan yang lainnya harus bisa bekerjasama
dan saling melengkapi. Anggota tubuh tidak dapat meremehkan anggota tubuh yang lain yang
sepertinya tidak terlihat. Tubuh Kristus bukanlah suatu kumpulan dari individu-individu,
melainkan suatu kesatuan dari para anggotanya.Tempat yang efektif untuk mempraktekkan
saling menghormati dan bekerjasama sebagai anggota tubuh Kristus adalah kelompok kecil
Sama seperti tubuh manusia yang memiliki banyak sel dan sel-sel tersebut harus berfungsi,
demikian juga dengan tubuh Kristus, semua sel harus berfungsi secara aktif. “Tetapi Allah telah
memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti
yang dikehendaki-Nya.’ – I Korintus 12:18. Setiap anggota tubuh memiliki fungsi tertentu, dan
juga tempat yang khusus dalam tubuh Kristus menurut kehendak Tuhan. Fungsi kaki berbeda
dengan fungsi mulut, namun kedua-duanya sama-sama diperlukan. Sebagai anggota tubuh
Kristus yang sehat, dia harus berfungsi sesuai fungsinya dan dengan demikian dia dapat
bertumbuh di dalam Kristus.Sebagai anggota tubuh Kristus, secara pribadi kita harus berfungsi
sesuai desain Tuhan, namun secara bersamaan kita bersinergi dengan anggota tubuh Kristus
lainnya. Kita dapat membayangkan seperti anggota tubuh manusia, justru kalau ada anggota
tubuh yang bergerak sendiri tanpa terkoordinasi dengan yang lain, hal itu dapat menunjukkan
sebuah kelainan. Semisal tangan yang bergerak terus, sementara otak tidak sedang
memerintahkan,kemungkinan besar ada syaraf yang bermasalah. Untuk itu, temukan panggilan
dan tempat Anda dalam tubuh Kristus, dan berfungsilah, serta bangun kerjasama dengan anggota
tubuh Kristus lainnya.
Gereja sebagai mempelai wanita
Perbandingan dan penandaan pernikahan dikenakan pada Kristus dan lembaga jemaat yang dikenal
sebagai gereja. Mereka adalah yang mempercayai Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan mereka
menerima kehidupan kekal. Di dalam Perjanjian Baru, Kristus, Sang Pengantin Pria, telah dalam
pengorbanan dan kasih memilih gereja menjadi mempelai perempuanNya (Efesus 5:25-27). Sama-halnya
ada waktu tunangan di dalam waktu Alkitab dituliskan dimana kedua mempelai dipisahkan sampai
pernikahan, demikian juga pengantin perempuan Kristus dipisahkan dari Pengantin Prianya di jaman
gerejawi. Tanggung-jawabnya di kala masa tunangan ialah berlaku setia kepadaNya (2 Korintus 11:2;
Efesus 5:24). Pada Kedatangan Kristus Kedua, gereja akan dipersatukan dengan Pengantinnya, "pesta
pernikahan" resmi akan berlangsung, dan bersamanya, persatuan kekal antara Kristus dan PengantinNya
Pada waktu itu, semua orang percaya akan mendiami kota surgawi yang dikenal sebagai Yerusalem Baru,
atau "kota suci" di dalam Wahyu 21:2 dan 10. Yerusalem Baru bukanlah gereja, tetapi mempunyai
beberapa sifat gereja. Dalam penglihatannya akan akhir jaman, Rasul Yohanes melihat kota yang turun
dari surga dihias "bak pengantin," yang bermakna penduduk kota itu, mereka yang telah ditebus Tuhan,
akanlah kudus dan murni, mengenakan baju putih kekudusan dan kebenaran. Ada yang salah
menginterpretasi ayat 9 dalam mengartikan kota kudus tersebut sebagai pengantin Kristus, hal itu tidak
bisa terjadi karena Kristus mati bagi umatNya, bukan bagi kota. Kota itu dikenal sebagai pengantin
karena ia meliputi semua manusia secara kolektif yang menjadi pengantin, sama-halnya jika semua
Sebagai orang percaya dalam Yesus Kristus, kita yang merupakan pengantin Kristus menanti akan hari
dimana kita akan dipersatukan dengan Pengantin kita. Sampai di waktu itu, kita berlanjut setia padaNya
dan berucap kata bersamaan dengan semua yang telah ditebus Tuhan