PENDAHULUAN
diberbagai bidang salah satunya pembangunan dalam aspek bidang hukum. Secara
konstitusional telah disebutkan pada pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945
“Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan atas hukum”. Untuk mencapai tujuan
Negara Republik Indonesia dalam menegakkan Negara hukum serta menegakkan taat
seiring dengan permasalahan yang terjadi dalam masyarakat. Permasalahan yang timbul
dalam masyarakat baik sosial budaya dan ekonomi. Permasalahan mengenai anak juga
merupakan sebuah urgensi dalam negara karena anak adalah salah satu sumber daya
Anak sebagai individu yang perlu dibimbing dan memiliki ketergantungan yang
sangat tinggi terhadap keluarganya. Keluarga sebagai bagian terkecil dari masyarakat
yang berperan penting dalam pertumbuhan perkembangan anak mulai dari kesehatan,
pola pikir hingga bekal untuk masa depan anak.Pada kenyataannya, masih banyak anak
yang dilanggar haknya, dan menjadi korban dari berbagai bentuk tindak kekerasan,
terhadap anak, tanpa ia dapat melindungi dirinya, dan tanpa perlindungan yang memadai
dari keluarganya, masyarakat, dan pemerintah. Berbagai bentuk kekerasan terhadap anak
seperti kekerasan fisik, psikis, ditelantarkan, kekerasan seksual, anak jalanan, pekerja
Selayaknya negara harus mengambil tindakan untuk melindungi semua anak dari bentuk
kekerasan fisik dan mental atau penganiayaan, pelantaran, perlakuan buruk maupun
eksploitasi termasuk penganiayaan seksual selama dalam pengasuhan orang tua wali atau
orang yang mengasuh anak. Hal yang paling memprihatinkan ketika orang tua yang
Bawasannya segala bentuk kekerasan terutama manusia dan kejahatan terhadap martabat
kemanusiaan serta kekerasan dalam rumah tangga kebanyakan yaitu anak dan perempuan. Maka
wajib mendapatkan perlindungan dari negara atau masyarakat agar terhindar serta terbebas dari
kekerasan, penyiksaan, atau perlakuan yang merendahkan derajat dan martabat kemanusiaan.
Bahwa dalam faktanya kasus kekerasanndalam rumah tangga banyak terjadi. Sedangkan sistem
hukum di Indonesia belum terjamin perlindungan terhadap korban kekerasan dalam rumah tangga
dan anak. Di Indonesia, tidak semua anak menikmati hak-haknya sebagai anak. Apabila
kita lihat Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 perubahan atas Undang-undang Nomor
selama ini pengaturan perlindungan korban belum menampakkan pola yang jelas, dalam
hukum pidana positif yang berlaku pada saat ini perlindungan korban lebih banyak
rumusan tindak pidana dalam peraturan perundang-undangan selama ini pada hakekatnya
telah ada perlindungan in abstracto secara langsung terhadap kepentingan hukum dan hak
asasi korban2.
1
Yenni Widiastuti, “Perlindungan Hukum Terhadap Anak Korban Tindak Pidana Kekerasan Oleh Orang Tua”, Jurnal
Hukum Univeristas Hasanuddin Tahun 2015, hlm.3
2
Ibid.