Anda di halaman 1dari 7

PAPER PENDIDIKAN PANCASILA

RISALAH TENTANG LAHIRNYA PANCASILA SERTA PRO DAN KONTRANYA


DALAM MASYARAKAT

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampu : SUDARMAN, DRS,MM

Disusun Oleh :

Karyn Ariana Wiyadi

( 141200087 )

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTA EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

2021
1.1. Latar
Belakang Sikap Masyarakat Yang Menolak Pancasila

Seperti yang telah kita ketahui dasar negara Indonesia adalah Pancasila yang berasal
dari bahasa sansekerta “Panca” yang berarti lima dan “Sila” yang berarti prinsip atau asas.
Sesuai dengan namanya Pancasila memiliki lima prinsip dasar bagi bangsa Indonesia, prinsip
tersebut juga tercantum dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam
bernegara kita tentunya harus mempunyai dasar negara yang mana merupakan basis atau
fundamen negara yang menentukan tujuan atau arah suatu negara dalam berbangsa dan
bernegara serta menjadi pedoman yang menentukan cara bagaimana negara itu menjalankan
fungsi-fungsinya dalam mencapai tujuan itu.

Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki banyak suku bangsa dan lima
agama serta kepercayaan yang mengahasilkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Pada saat
memperjuangkan kemerdekaan, pahlawan yang gugur membela bangsa juga berasal dari
berbagai macam suku bangsa dan agama dan tidak didominasi oleh salah satu agama saja,
sehingga semboyan Bhinneka Tunggal Ika menjadi kekuatan bangsa kita sejak jaman
penjajahan, merebut kemerdekaan, sampai sekarang. Untuk itulah maka para pendiri bangsa
mengakui lima agama dan kepercayaan yang sah dan termuat di UUD 1945. Setelah
Indonesia merdeka sistem pemerintahannya menganut demokrasi Pancasila dimana dalam
Pancasila itu dalam pasalnya sudah termuat arti Bhinneka Tunggal Ika dan menghormati
kelima agama dan kepercayaan yang sudah ada sejak jaman dulu.

Awal mula terbentuknya Pancasila berasal dari diskusi panjang yang di laksanakan
oleh BPUPKI dan dilanjutkan oleh Panitia Sembilan yang menghasilkan Piagam Jakarta yang
mana merupakan rumusan awal Pancasila, bunyinya adalah sebagai berikut :

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kontra pertama terjadi tidak lama setelah Piagam Jakarta diselesaikan, tepat pada saat
itu rakyat Indonesia bagian timur khususnya yang beragama non-islam menyatakan
keberatannya pada Sila Pertama Piagam Jakarta yang berbunyi “Ketuhanan dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” karena pada Sila tersebut
hanya mengacu pada masyarakat yang beragama Islam saja, padahal sejatinya pada saat itu
masyarakat Indonesia mempunyai agama dan kepercayaan yang beragam, tidak hanya agama
Islam saja sehingga Bung Hatta meminta untuk mengganti Sila pertama menjadi “Ketuhanan
Yang Maha Esa”.

Tidak berhenti disitu, sikap kontra masyarakat Indonesia masih berlangsung sampai
saat ini, seperti yang kita tahu masyarakat Indonesia sangat beragam dan majemuk sehingga
menghasilkan perspektif dan pemikiran yang berbeda-beda, selain itu sikap kontra
masyarakat disebabkan beberapa pihak tidak puas dengan dasar negara Pancasila mereka
menganggap sistem hukum yang termuat dalam Badan Pancasila tidak sempurna hal ini
dibuktikan dengan semakin banyaknya badan kepemerintahan yang berlaku tidak adil kepada
masyarakat. Terlihat bahwa orang yang kaya semakin kaya dan orang yang miskin semakin
miskin akibat sistem kapitalis yang diterapkan oleh Indonesia. Sehingga ada beberapa
pihak/ormas yang bermaksud mengubah sistem yang sudah ada di Indonesia menjadi sitem
berbasis syariat agama islam atau Khilafah, yang mana seperti yang kita tahu bahwa dalam
sistem ini unsur kapitalis dan ketidakadilan dapat ditekan seminimal mungkin. Mereka
menganggap jika mengubah bangsa Indonesia menjadi negara Khilafah, maka akan
membawa kebaikan yang lebih karena menerapkan aturan yang termuat dalam Al – Quran
secara keseluruhan, tidak hanya setengah – setengah seperti yang termuat dalam Pancasila.
1.2. CONTOH KASUS

Mendagri Sebut Ada Ormas yang Terang-terangan Tak Akui Pancasila

Foto 1.1 : Mendagri sebut terdapat ormas yang tidak mengakui Pancasila
Sumber : Suara.com, 2019

Suara.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menyinggung ada


organisasi masyarakat (ormas) yang enggan mencantumkan pancasila sebagai ideologi dalam
AD/ART-nya. Hal tersebut menurut Tjahjo menjadi tugas untuk Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik (Kesbangpol) mencermati ormas di setiap daerahnya.

Tjahjo mengatakan, kalau Pancasila, NKRI, dan UUD 1945 seharusnya sudah tidak perlu
menjadi pembahasan karena sepatutnya sudah melekat di dalam pemikiran dan penerapan
warga negara dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi menurutnya, justru Pancasila menjadi
poin penting untuk terus dibahas karena masih ada yang enggan mengakui keberadaan
Pancasila sebagai ideologi negara.

"Dari 428 ribu sekian ormas itu ada yang terang-terangan tidak mau merubah AD/ART-nya
dan tidak mencantumkan Pancasila sebagai ideologi sebagai bagian. Terang-terangan," kata
Tjahjo saat berpidato di acara Rapat Koordinasi Nasional Simpul Strategis Pembumian
Pancasila di Meryln Park Hotel, Jakarta Pusat, Rabu (16/10/2019).
Tjahjo kemudian menarik contoh soal ormas Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang kurang
diawasi. Terdaftar sebagai organisasi sosial, nyatanya pergerakan Gafatar tidak pernah
terpantau.

"Rekrutmen tertutupnya kita tidak pernah memonitor. Rekrutmen terbukanya didiamkan,"


katanya.

Sampai akhirnya terbukalah kalau Gafatar itu merupakan sebuah gerakan yang mengajarkan
ajaran Millah Abraham. Ajaran itu diketahui mencampuradukkan agama Islam, Nasrani, dan
Yahudi. Selain itu, Gafatar pun disebutkannya memiliki agenda di luar ideologi negara.

"Setelah sampai tahap hijrah luar Jawa baru kaget kita, oh sudah kumpulkan dana beli senjata
untuk melawan pemerintah yang sah," kata Tjahjo.

Melihat Indonesia sebagai negara ormas, Tjahjo meminta kepada Kesbangpol untuk terus
mencermati perkembangan dari ormas-ormas yang berdiri di Indonesia. Karena tidak
mungkin dari kebanyakan ormas itu ada yang memiliki agenda tersendiri.

"Jadi tugas Kesbangpol mencermati perkembangan ormas dan kelompok yang ada di daerah
masing-masing yang punya agenda strategis," tandasnya.

2.1. Alasan Beberapa Pihak Mempertahankan Pancasila Sebagai Dasar Negara

Keberadaan dasar negara sangat penting bagi suatu negara selain menjadi syarat
sahnya berdirinya negara, dasar negara juga menjadi pedoman dalam mengatur
penyelenggaraan negara, sebagai sumber inspirasi, sumber hukum, dan cita-cita moral suatu
negara, serta menjadi sumber bagi penyusunan konstitusi dalam suatu negara. Dasar Negara
kita sendiri berasal dari nilai-nilai masyarakat indonesia yang telah ada sejak jaman dulu, itu
sebabnya Pancasila merupakan dasar negara yang sangat cocok untuk masyarakat Indonesia,
selain itu juga Pancasila adalah jati diri bangsa Indonesia.
Setiap hal pasti mempunyai pro dan kontra didalamnya termasuk Dasar Negara kita
(Pancasila). Hal tersebut terjadi karena pemahaman yang berbeda terhadap esensi dari dasar
negara. Bagi kaum nasionalis adanya Pancasila sangat berarti bagi Indonesia karena Pancasila
merupakan alat pemersatu bangsa hal ini sejalan dengan sila ketiga yang berbunyi “Persatuan
Indonesia”, selain itu Pancasila adalah hasil dari nilai-nilai luhur yang sesuai dengan
kepribadian Indonesia, Pancasila juga dapat menjadi acuan dalam memecahkan perbedaan
pendapat serta pertentangan politik diantara golongan yang ada. Bagi sebagian masyarakat
yang pro dengan Pancasila menganggap bahwa Pancasila sangatlah lengkap dan berisika sila-
sila sesuai kebutuhan bangsa indonesia seperti kebutuhan beragama, rasa persatan,
kerakyatan, dan keadilan sosial. Sehingga sebagian dari mereka yang pro dengan Pancasila
memiliki pemahaman yang sama dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

3.1. Pendapat Dan Penilaian Tentang Perbedaan Pandangan Diatas

Menurut saya, Pancasila adalah dasar negara yang baik dan tepat untuk Indonesia
mengingat Indonesia ini penuh dengan keberagaman budaya hal ini sejalan dengan Pancasila
yang memuat nilai-nilai luhur bangsa indonesia sendiri sehingga tidak timpang sebelah. Dan
mau tidak mau pihak yang kontra terhadap Pancasila seharusnya lebih bisa menerimanya
karena Pancasila selain berisi nilai-nilai luhur juga mengandung cita-cita para pendiri bangsa,
kita sebagai generasi selanjutnya seharusnya bisa menghormati apa yang telah ditinggalkan
para pendiri bangsa, apabila ada oknum atau ormas yang ingin mengganti dasar negara kita
maka artinya itu juga akan mengubah tatanan hidup bangsa indonesia dan hal tersebut adalah
hal yang akan berakibat buruk dimasa depan.

4.1. Sikap Menghadapi Perbedaan Tersebut

Sebagai mahasiswa yang berintelektual kita tentunya sudah bisa membedakan mana
yang baik dan benar maupun hal-hal apa yang nantinya akan membawa kebajikan pada
negara dan yang membawa resiko yang buruk bagi negara, untuk itu kita sebagai mahasiswa
bisa melakukan pencegahan dengan memberikan pemahaman kepada orang-orang yang
notabenya awam dan membantu mereka untuk membangun karakter dengan nasionalisme
yang tinggi, contohnya seperti melakukan seminar, memperkenalkan keanekaragaman
budaya Indonesia, dll.

Anda mungkin juga menyukai