Anda di halaman 1dari 8

PAPER PENDIDIKAN PANCASILA

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN


BERBANGSA DAN BERNEGARA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampu : SUDARMAN, DRS,MM

Disusun Oleh :

Karyn Ariana Wiyadi

( 141200087 )

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTA EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

2021
ANALISIS PASAL-PASAL DALAM UUD 1945 SEBAGAI WUJUD PENJABARAN
SILA-SILA PANCASILA

Seperti yang kita ketahui, keberadaan dasar negara bagi tiap negara sangat penting
selain sebagai identitas suatu negara, dasar negara juga merupakan sebuah pedoman atau
patokan kita dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, hal tersebut terbukti dengan
adanya keterkaitan antara Undang-Undang Dasar 1945 dengan Pancasila. Berikut penjabaran
pancasila kedalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945 :

1.1 Penjabaran Sila Pertama

Penjabaran yang akan dibahas pertama adalah Sila pertama pancasila yang berbunyi
“Ketuhanan Yang Maha Esa”. Terdapat pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945 yang
merupakan penjabaran dari sila pertama ini yakni sebagai berikut :

 Pasal 28E yang berbunyi “kebebasan memeluk agama, meyakini kepercayaan,


memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal, kebebasan berserikat,
berkumpul, dan berpendapat”
 Pasal 29 ayat 1 yang berbunyi “Negara berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa”
 Pasal 29 ayat 2 yang berbunyi “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamnya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya itu”

1.2 Analisis Dari Pasal-Pasal UUD 1945

Pasal diatas merupakan bukti bahwa Indonesia ini adalah negara yang bergama,
negara yang mempercayai Allah, dengan mengakui lima agama yang berbeda ini
menunjukkan bahwa Indonesia juga negara yang majemuk atau heterogen. Tetapi terlepas
dari sila tersebut apakah pasal-pasal dari Undang-Undang Dasar 1945 sudah berjalan seperti
semestinya? Apakah sesuai dengan realita yang terjadi pada bangsa Indonesia saat ini?
Berikut saya paparkan berita terbaru mengenai aksi terorisme
Sumber : https://news.detik.com/berita/d-5517428/ternyata-ada-peran-belasan-terduga-
teroris-di-balik-aksi-bomber-gereja/2

Kasus Aksi Bomber Gereja

Makassar - Pasangan suami istri (pasutri) inisial L dan YSF pelaku bom bunuh diri di
depan Gereja Katedral, Makassar ternyata tidak menjalankan aksinya sendiri. Ada peran 16
terduga teroris yang mendukung aksi mereka.

Hal ini terungkap usai tim dari Densus 88 Mabes Polri melakukan penyelidikan dan mengejar
sejumlah terduga teroris di Makassar usai pasutri bomber melaksanakan aksinya pada
Minggu (28/3) lalu. Belum dirincikan lebih lanjut terkait peran masing-masing dari 16 orang
tersebut, sampai saat ini mereka hanya dipastikan turut membantu pasutri bomber.

"Sebanyak 16 orang ini masih dalam pemeriksaan. Perannya sudah ketahuan tapi kita masih
akan terus mendalami," ujar Kabid Humas Polda Sulsel Kombes E Zulpan kepada detikcom,
Kamis (2/4/2021).

Di antara 16 orang yang ditangkap di Makassar ini ada yang bertugas merakit bom, hingga
ada yang melakukan observasi tempat yang menjadi sasaran tempat bom bunuh diri.

Diketahui, 16 orang terduga teroris ini ditangkap di waktu yang berbeda di wilayah
Makassar. Penangkapan pertama dilakukan pada Senin (29/3) atau sehari setelah aksi teror
bom bunuh diri di Makassar. Di hari itu 4 orang ditangkap dengan masing-masing inisial AS,
SAS, MR, dan AA.

Kemudian pada Selasa (30/3) Densus 88 kembali menangkap 3 orang terduga teroris. Mereka
ialah wanita berinisial MM, M, dan MAN......

Berita diatas menceritakan mengenai aksi teroris bom bunuh diri di Gereja Katedral,
Makassar dan menunjukkan bahwa tersangka tersebut bersikap sangat intoleran dan
mengganggu kedamaian masyarakat setempat serta masyarakat yang akan beribadah. Padahal
menurut pasal 28 E, 29 ayat 1, dan 29 ayat 2 menyatakan bahwa masyarakat bebas dalam
memilih agamanya masing” dan menjalankan ibadahnya masing-masing, seharusnya pasal
tersebut menjadi pengingat sekaligus batasan bagi setiap orang agar tidak melakukan sesuatu
hal melebihi batas. Kejadian diatas juga menunjukkan pasal-pasal tersebut belum terlaksana
dengan baik. Terdapat banyak faktor yang mungkin saja membuat pasal-pasal tersebut tidak
terlaksanakan dengan baik seperti, merasa golongannya adalah yang paling benar dan
superior sehingga dapat menindas yang lain, kelalaian pihak berwajib, kurangnya
pemahaman mengenai pancasila, bela negara, rasa cinta tanah air dan rasa kecintaan terhadap
sesama. Kita dapat memperbaikinya dengan memberikan tersangka dengan hukuman yang
setimpal karena membahayakan nyawa orang lain sekaligus memberikan mereka pemahaman
mengenai pancasila lebih mendalam lagi, kita juga dapat lebih memperketat pengawasan
tempat peribadahan, serta membuat tempat pengamanan anti bom (shelther) di tempat yang
rawan terkena bom untuk mengurangi korban dan bentuk langkah pencegahan, selain itu kita
juga dapat memberikan pemahaman mengenai pasal-pasal dan hukumannya kepada
masyarakat awam agar mereka lebih berhati-hati dalam bertindak pemahaman tersebut dapat
diberikan secara luring maupun daring.

2.1 Penjabaran Sila Kedua

Sila kedua yang berbunyi “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab” mengandung pasal-
pasal dari Undang-Undang Dasar 1945 yang adalah sebagai berikut :

Pasal 26 ayat 1 yang menyatakan “Warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara”

Pasal 27 ayat 1 yang menyatakan bahwa “Segala warga negara bersamaan kedudukannya
didalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya”

Pasal 28A yang berbunyi “Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan
hidup dan kehidupannya”

Pasal 28F yang berbunyi “Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh
informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk
mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi
dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia”

Pasal 26 ayat 2 yang menyatakan bahwa penduduk ialah warga negara Indoensia dan orang
asing yang bertempat tinggal di Indonesia
Pasal 27 ayat 2 yang menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan

Pasal 28J yang berbunyi “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang wajib
tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk
menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk memenuhi
tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan
ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.”

2.2 Analisi Dari Pasal-Pasal UUD 1945

Menurut saya, beberapa pasal diatas sudah berjalan dengan baik seperti pasal 26 ayat
1, pasal 27 ayat 1, pasal 28A, pasal 26 ayat 2, dan 28J. Tetapi, menurut saya masih terdapat
juga pasal yang masih belum terlaksana dengan cukup baik seperti pasal 27 ayat 2, mengapa
saya berkata demikian karena menurut saya tingkat pengangguran di Indonesia masih
terbilang cukup banyak, tidak sedikit orang Indonesia yang bekerja di luar negeri sebagai TKI
dengan perlakuan yang buruk, serta masih terdapat orang yang mempunyai profesi yang
kurang layak seperti pemulung, pengemis, dan lain-lain. Padahal pada pasal 27 ayat 2
menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan. Tetapi, pada kenyataannya kita masih sering menjumpai kasus-kasus
seperti diatas dikehidupan kita sehari-hari, menurut saya hal yang harus diperbaiki
pemerintah adalah memperluas lapangan pekerjaan, hal ini dapat dilakukan dengan menarik
investor untuk membangun pabrik ataupun lahan pekerjaan lainnya atau mendorong
masyarakat untuk berwirausaha, selain itu pemerintah juga dapat memberikan pelatihan-
pelatihan kerja bagi orang yang putus pendidikan ataupun orang-orang yang tidak memiliki
skill dengan begitu mereka akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, dan terakhir
menurut saya pemerintah harus menaikan upah buruh, karena apabila upah buruh naik maka
mereka akan memiliki perekonomian yang lebih baik lagi.
3.1 Penjabaran Sila Ketiga

Dalam sila ketiga yang berbunyi “Persatuan Indonesia” terdapat pasal-pasal dari
Undang-Undang Dasar 1945 yang merupakan penjabaran dari sila kedua adalah sebagai
berikut :

Pasal 27 ayat 3 yang berbunyi “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara”

Pasal 30 ayat 1 yang berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara”

Pasal 30 ayat 2 yang berbunyi “Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui
sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama dan rakyat, sebagai kekuatan
pendukung”.

Pasal 30 ayat 3 yang berbunyi “Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan darat,
Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sebagai alat Negara bertugas mempertahankan,
melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan Negara.”

Pasal 30 ayat 4 yang berbunyi “Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara
yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi,
melayani masyarakat, serta menegakkan hukum”.

Pasal 30 ayat 5 yang berbunyi “Susunan dan kedudukan TNI, POLRI, hubungan kewenangan
TNI dan POLRI, syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara, serta hal-hal yang terkait dengan pertahanan dan keamanan diatur dengan
undang-undang”

3.2 Analisis Dari Pasal-Pasal UUD 1945

Menurut saya, pasal yang terbilang belum terlaksana dengan baik adalah pasal 30 ayat
4 yang menyatakan bahwa “Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang
menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani
masyarakat, serta menegakkan hukum”. Tugas kepolisian dalam melindungi, mengayomi,
dan melayani masyarakat sudah baik tetapi masih ada juga sedikit kelalaian yang terjadi
seperti contoh kasus diatas mengenai rencana pengeboman gereja katedral, menurut saya
polisi masih kurang siaga dan siap dalam menghadapi aksi terorisme tetapi tidak menutup
kemungkinan bahwa kepolisian juga cakap dalam mengatasi kasus yang lainnya.

4.1 Penjabaran Sila Keempat dan Sila Kelima

Sila keempat pancasila yang berbunyi “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawatan/ perwakilan” dan sila kelima yang berbunyi “Keadilan
Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Dalam sila tersebut terdapat pasal-pasal dari Undang-
Undang Dasar 1945 yang merupakan penjabaran dari sila-sila tersebut yakni sebagai berikut :

Sila Keempat :

Pasal 1 ayat 2 yang berbunyi “Kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya
oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat".

Sila Kelima :

Pasal 31 ayat 2 yang berbunyi “Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya”.

Pasal 31 ayat 3 yang berbunyi “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu


sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang- undang”.

Pasal 31 ayat 4 yang berbunyi “Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-


kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran
pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan
nasional”.

4.2 Analisis dari Pasal-Pasal UUD 1945


Menurut saya pasal-pasal UUD 1945 diatas sudah terlaksana dengan baik terbukti
dengan pada saat pandemi ini, pemerintah khususnya kemendikbud telah mengalokasikan
sekurang-kurangnya 20 persen dari APBN untuk membantu memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan pendidikan nasional seperti dengan menyediakan kuota gratis untuk para
pelajar baik dari kalangan sd, smp, sma hingga mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai