S
POST PARTUM SEKSIO SESARIA PERSENTASI BOKONG
NIFAS HARI PERTAMA DI RUANG KEBIDANAN RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH PRINGSEWU
PROVINSI LAMPUNG
OLEH :
NURFITA JUNIARTI
NIM : 144012013071
OLEH :
NURFITA JUNIARTI
NIM 144012013071
Penguji I (Institusi)
Penguji II (Nasional)
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, karena atas
rahmat dan karunia-Nya penulis telah diberikan kekuatan dan kemampuan untuk
menyelesaikan studi kasus ini sesuai waktu yang telah ditentukan. Studi kasus ini
berjudul “Asuhan Keperawatan Maternitas Pada Ny.S Post Portum Seksio Sesarea
Persentasi Bokong Nifas Hari Pertama di Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu
Kabupaten Pringsewu Tanggal 24 - 26 Mei 2016”. Penulisan studi kasus ini diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas akhir dalam menempuh pendidikan D III
Selama penulisan dan penyusunan studi kasus ini penulis banyak mendapat bantuan
baik moril maupun materil serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
Pringsewu Lampung
membantu dalam penyelesaian penulisan laporan studi kasus ini, semoga apa yang
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan dan penulisan studi kasus ini masih
banyak kekurangan baik dari segi isi maupun bahasa. Semoga studi kasus ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya serta profesi keperawatan
khususnya.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR...............................................................................................iii
DAFTAR ISI..............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................4
C. Ruang Lingkup..........................................................................................5
D. Metode Penulisan......................................................................................5
E. Sistematika Laporan..................................................................................5
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian.................................................................................................59
B. Diagnosa Keperawatan..............................................................................60
C. Intervensi...................................................................................................61
D. Implementasi.............................................................................................62
E. Evaluasi.....................................................................................................64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................66
B. Saran..........................................................................................................67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang berguna menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu bersalin dan anak.
Menurut WHO tahun 2012, sebanyak 585.000 perempuan meninggal saat hamil
atau persalinan dan 99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran
berkembang merupakan tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100.000 kelahiran
bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di 9 negara maju dan 51
negara persemakmuran.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih termasuk yang tertinggi
derajat kesehatan ibu. Jumlah kasus kematian ibu bersalin di Provinsi Lampung
sampai dengan bulan Desember tahun 2012 sebanyak 178 kasus yang disebabkan
Angka kematian ibu bersalin dan angka kematian perinatal merupakan yang
paling penting untuk menilai keberhasilan program kesehatan ibu dan anak.
diantaranya adalah presentasi bokong, kejadian hipoksia dan trauma lahir pada
perinatal sering ditemukan pada kasus persalinan dengan kelainan letak yaitu
pada presentasi bokong, dengan meningkatnya morbilitas dan mortalitas, baik ibu
untuk menghindari terjadinya kematian ibu akibat persalinan dengan bayi letak
Saat ini persalinan dengan secio secaria menjadi trend dikalangan masyarakat,
mereka yang seharusnya bisa melahirkan dengan normal atau pervagina memilih
untuk melakukan secio secaria dengan berbagai alasan antara lain agar tidak
merasakan sakit, bisa mennetukan tanggal lahir anak dan serta menjaga kerapatan
vagina. Tindakan secio secaria merupakan salah satu jalan untuk menolong
persalinan sehingga tercapai “well born baby and well health mother”. Operasi ini
Namun juga memiliki resiko terhadap bayi baru lahir yaitu kematian bayi, resiko
gangguan pernafasan bayi, resiko trauma bayi dan resiko gangguan otak
(Manuaba, 2010).
Lampung didapatkan jumlah pasien dengan post partum SC dengan jumlah pasien
dalam 5 bulan terakhir sejumlah 135 pasien dan terdapat 11 kejadian dalam 5
bulan terakhir pasien datang atas indikasi mal presentasi yaitu presentasi bokong
Lampung tanggal 24-26 Mei 2016”, sebagai salah satu syarat untuk
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
presentasi bokong
Bokong Nifas Hari Pertama Di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah
D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam laporan ini adalah deskriptif, yaitu
E. Sistematika Laporan
BAB I PENDAHULUAN
Di dalam BAB I yaitu Pendahuluan terdiri dari : Latar Belakang, Tujuan, Metode
Dalam BAB III terdiri dari 5 unsur asuhan keperawatan yang terdapat pada
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Letak
sungsang adalah janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan
bokong dibagian bawah kavum uteri. Pada letak sungsang, berturut-turut lahir
bagian-bagian yang makin lama making besar dimulai dari lahirnya bokong,
Yaitu letak sungsang dimana kedua kaki dan tangan menyilang sempurna
3. Etiologi
1) Plasenta previa
3) Panggul sempit
4) Multiparitas
2) Kehamilan kembar
3) Hidramnion
4) Prematuritas.
(Winkjosastro, 2008).
4. Patofisiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air
ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih
besar daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang
lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang lebih kecil
(Winkjosastro, 2008).
5. Manifestasi Klinis
a. Pergerakan anak terasa oleh ibu dibagian perut bawah dibawah pusat dan
b. Pada palpasi teraba bagian keras, bundar dan melenting pada fundus uteri.
c. Punggung anak dapat teraba pada salah satu sisi perut dan bagian-bagian
kecil pada arah yang berlawanan. Diatas sympisis teraba bagian yang
Yaitu janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri (cara
pertama yaitu fase lambat, fase cepat, dan fase lambat. Berikut ini
bokong lahir, bokong di cengkeram secara bracht yaitu kedua ibu jari
memegang panggul.
3) Pada waktu tali pusat lahir dan tampak teregang, segera kendorkan tali
pusat tersebut
b. Manual aid
Yaitu janin dilahirkan sebagian dengan tenaga dan kekuatan ibu dan
manual aid ada 3 tahapan yaitu : tahap pertama lahirnya bokong sampai
pusar yang dilahirkan dengan kekutan ibu sendiri, tahap kedua lahirnya
bahu dan lengan yang memakai tenaga penolong dengan cara klasik,
Berikut ini cara melahirkan bahu dan lengan pada letak sungsang dengan
cara klasik :
jalan lahir dengan jari telunjuk menelusuri bahu janin sampai pada
Berikut ini melahirkan bahu dan lengan pada letak sungsang dengan
cara mueller :
lengan di bawahnya.
b) Setelah bahu dan lengan depan lahir, maka badan janin yang
belakang lahir.
Gambar 2.3 Pengeluaran Lengan Secara Muller
(Prawirohardjo, 2013)
b) Jari tengah dimasukkan ke dalam mulut dan jari telunjuk serta jari
mencengkeram leher.
macet.
yang lain.
2) Bila satu atau dua kaki sudah berada di luar vulva, maka dipegang
dengan dua tangan operator pada betis dengan kedua ibu jari berada
paha keluar, pegangan dialihkan pada paha dengan kedua ibu jari
(ossacrum).
curam kebawah.
tangan operator yang lain dipasang pada lipat paha belakang untuk
belakang.
bokong janin dengan kedua ibu jari berada di atas sacrum dan jari-
mengikuti putaran paksi dalam bahu, salah satu bahu akan ke depan.
(Prawirohardjo, 2010).
7. Komplikasi persalinan letak sungsang
1) Perdarahan
3) Infeksi
2) Trauma persalinan
gestasi multiple
formasi.
9. Penatalaksanaan
a. Sewaktu Hamil
1) Sebagai persiapan :
perut kendor.
mudah diputar.
4) Versi : anak diputar sehingga kepala anak terdapat dibawah. Arah
tekanannya. Kalau ada pilihan putar kearah perut anak supaya tidak
lagi dan kalau tetap buruk anak diputar lagi ketempat semula.
b. Pimpinan Persalinan
1) Cara berbaring :
b) Trendelenburg
c) Melahirkan bokong :
c. Ekstraksi kaki
Ekstraksi pada kaki lebih mudah. Pada letak bokong janin dapat dilahirkan
1. Pengertian
dan fisiologis yang terjadi selama kehamilan. Puerpurium atau periode pasca
(Hutahaean, 2009).
seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas dimulai setelah partus selesai dan
2. Jenis-jenis Nifas
setelah 40 hari.
(Sarwono, 2010).
3. Periode Post Partum
melahirkan.
4. Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologis yang terjadi pada masa post partum menurut Hutahaean,
2009 yaitu :
a. Tanda-tanda vital
1) Suhu badan pasca persalinan dapat naik lebih dari 0,50C dari keadaan
normal tapi tidak lebih dari 390C. sesudah 12 jam pertama melahirkan,
umumnya suhu badan kembali normal bila lebih dari 38 0C mungkin
ada infeksi.
2) Nadi umumnya 60-80 kali permenit dan segera setelah partus dapat
terjadi takikardi bila terdapat takikardi dan badan tidak panas mungkin
ada perdarahan berlebihan atau ada penyakit jantung. Pada masa nifas
penglihatan.
b. Kandung kemih
1) Pasien dapat BAK secara spontan dalam 8-12 jam post partum
kemih biasanya cepet terisi karena dieresis post partum dan cairan IV.
c. Pencernaan
BAB.
d. Endokrin
(hpl)
penghisapan bayi.
e. Payudara
Payudara bengkak, hangat dan sakit, sel yang menghasilkan ASI mulai
f. Muskuloskeletal
h. Lochea
Lochea adalah cairan sekreet yang berasal dari kavum uteri dan vagina
Macam-macam lochea :
Berasal dari cavum uteri berisi darah segar dari sisa-sisa selaput ketuban,
pasca persalinan.
2) Lochea Sanguinolenta
3- 7 pasca persalinan.
3) Lochea Serosa
Berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 7-14 pasca
persalinan.
4) Lochea Alba
setelah lochea rubra berhenti warna darah tidak muda, bau seperti
i. Vagina
menjadi tipis
j. Serviks
Serviks melunak dan kembali memendek dalam waktu 18 jam post partum.
Bentuk servik berubah menjadi mulut ikan / mouth fish. Dalam waktu 2
minggu.
k. Otot pelvic
exertise.
l. Perineum
Bila ada episiotomy maka akan lambat pemulihannya, tanpa atau dengan
episiotomy perineum mengalami edema dan kelihatan agak memar pada early
post partum.
m. Afterpain
1) Umunya terjadi pada multipara oleh karena tonus otot yang kurang baik
atau pada hamil kembar sehingga uterus meregang pada saat hamil dan
perdarahan.
Adaptasi psikologis yang terjadi pada masa post partum menurut Hutahaean,
Suatu proses/fase setelah anak lahir dimana terjadi intiminasi kontak yang
lama antara ayah, ibu, anak, dimana fase ini tidak memerlukan hal-hal
2) orang tua
3) Menyesuaikan kembali hubungan antara keluarga
b. Fase Taking-In
tubuhnya
5) Berlangsung 10 hari.
d. Fase Letting Go
maupun bayinya.
tenaga
7) Bila klien sebagai orang tua kurang mengerti, depresi post partum
menjadi 5 yaitu :
1. Pengkajian
semua data atau informasi klien yang dibutuhkan dikumpulkan dan dianalisa
a. Data Dasar
ASI
c. Pemeriksaan diagnostic
2. Diagnosa Keperawatan
menunjukan tidak adanya nyeri. Dengan kriteria hasil: TTV dalam batas
Intervensi:
ketidaknyamanan.
4) Berikan lingkungan yang nyaman, tenang dan mengalihkan nyeri
Intervensi:
1) Pantau tanda-tanda vital setiap 4 jam, warna urine, berat badan setiap
dan teratur
3) Beri tahu dokter bila: haluran urine <30 ml/jam, haus, takikardia,
peningkatan cairan
Intervensi:
ini nadi 20/menit diatas frekuensi nadi istirahat, catat peningkatan TD,
jantung
resiko komplikasi
3) Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktifitas contoh: penurunan
ditempat tidur bila tidak pusing dan tidak ada nyeri, bangun dari tempat
terjadi dengan kriteria hasil: tidak ada tanda infeksi, luka episiotomi kering
terkena infeksi
yang benar dan mengganti PAD tiga kali perhari atau setiap kali
proses parenting tidak ada dengan kriteria hasil: ibu dapat merawat bayi
tercukupi
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama : Ny.S
Umur : 28 tahun
Suku/bangsa : Sunda
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
No Rm 572108
Nama : Tn.R
Umur 32
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tani
2. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama:Nyeri
klien mengeluh nyeri pada luka post SC, klien mengatakan nyeri
dengan, skala nyeri 7 (0-10), nyeri bertambah saat klien bergerak dan
nyeri berkurang saat di beri obat, klien mengatakan nyeri yang dirasa
Klien mengatakan pernah dirawat di rsud kota agung dengan janin tunggal
jantung.
3. Riwayat Obstetric
a. Riwayat menstruasi
Klien mengatakan menstruasi pertama kali pada usia 15 tahun, siklus haid
yang menyertai saat menstruasi yaitu nyeri pada saat haid pertama haid,
klien mengatakan haid teratur setiap bulan dengan lama 7 hari HPHT 17
b. Riwayat perkawinan
Klien mengatakan menikah usia 20 tahun dan suami pada usia 28 tahun,
1) Pemeriksaan kehamilan
2) Riwayat imunisasi
WIB pada usia kehamilan 38 minggu dengan pesalinan Seksio Sesaria atas
jalan lahir, setelah di bawa kerumah Sakit Umum Pringsewu pukul 15.00
operasi SC, dengan lama kala I adalah 11 jam kemudian dokter pun
melakukan operasi pada kala II selama 1 jam dan kala III adalah 10 menit
RR: 20x/menit.
a. Pola Nutrisi
1) sebelum masuk RS
klien mengatakan mkan 3 kali sehari dengan porsi nasi, sayur, dan
lauk. Klien mengatakan nafsu makan baik, tidak ada makanan yang
berdoa.
2) Saat ini
porsi yang disediakan dari rumah sakit. Tidak ada makanan yang tidak
b. Pola Eliminasi
1) BAK
a) sebelum masuk RS
b) Saat ini
Terpasang kateter dari jam 16.30 wib kurang lebih 1250 ml.
2) BAB
a) Sebelum masuk RS
konsistensi lembek
1) Sebelum masuk RS
1) Sebelum masuk RS
Klien mengatakan tidur 8 jam sehari, 7 jam pada malam hari 1 jam
2) Saat ini
Klien mengatakan selama di rumah sakit sulit tidur karena nyeri luka
tidur malam 5 jam, tidur siang 1 jam, kebiasaan klien sebelum tidur
1) Sebelum masuk RS
5. Riwayat Psikososial
e. Self care
1) Perawatan payudara
2) Perineal care
sayur, buah).
4) Senam nifas
5) KB
6) Menyusui
f. Peawatan Bayi
1) Memandikan
yang masih lemah , perawatan tali pusat dilakukan oleh petugas kesehatan .
6. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan umum
2) Kesadaran : Composmentis
3) BB sebelum hamil : 42 kg
4) BB saat hamil : 46 kg
5) BB sekarang :-
6) TB : 144 cm
7) Tanda-Tanda Vital
a) TD : 100/80mmhg
b) nadi : 84x/m
c) respirasi : 20/m
d) suhu : 37,0oc
b. Pemeriksaan khusus
1) Wajah
2) Mata
3) Mulut
stomatitis.
4) Leher
jugularis.
5) Daerah Dada
6) Abdomen
lebih kurang 15 cm, tanda REEDA seperti tidak ada kemerahan, tidak
ada kebiruan, tidak ada pembengkakan, tidak ada cairan sekresi yang
7) Ektermitas
Klien sudah bisa miring kanan, miring kiri. Human sign (-), reflek
9) Anus
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Hematologi
Nama : Ny.S
Usia : 27 tahun
9. Resume Keperawataan
Pada tanggal 23 Mei 2016 klien datang ke RSUD Pringsewu rujukan dari
untuk melakukan operasi SC, dokter pun melakukan operasi jam 16.00
kala I-IV 400 ml, jenis kelamin bayi perempuan dengan BB 4500 gr, PB
: 20 x/menit.
Pada tanggal 24 Mei 2016 pukul 09.00 WIB klien mengatakan nyeri pada
luka post op SC, kien mengatakan nyeri seperti diiris-iris, dengan skala
nyeri 7, klien mengatakan tidak tau nutrisi yang tepat setelah opersi SC,
setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan TD:100/80mmhg, N:85x/menit,
a. Data subjektif
abdomen
b. Data obyektif
- Skala nyeri 7
- TD : 100/70 mmhg
- Nadi : 85x/mnt
- Suhu : 37,0oc
- Respirasi : 20x/mnt
perawatan hemoroid.
DO:
- Skala nyeri 7
- Terdapat luka post op SC hari
- Klien terlihat meringis
- TD : 100/70 mmhg
- Nadi : 85x/mnt
- Suhu : 37,0oc
- Respirasi : 20x/mnt
2 DS: Resiko tinggi Insisi pembedahan
- Klien mengatakan tidak mampu melakukan infeksi
- Perawatan seperi mandi, klien mengatakan
kurang nyaman didaerah abdomen
- Klien mengatakan belum ganti balutan
DO:
o
- Suhu 37,0 c
- Lochea rubra (berwarna merah)
- terdapat luka post op sc hari pertama bagian abdomen
kuadran bawah
3 DS : Cemas Kurangnya
- Klien mengatakan cemas informasi tentang
- Klien mengatakan tidak tahu cara perawatan
perawatan hemoroid hemoroid
DO :
- Klien terlihat cemas
- Klien bertanya tentang perawatan hemoroid
B. Diagnosa Keperawatan
No
No Hari/tgl Implementasi Paraf Evaluasi
Dx
1 1 Selasa 24 1. Mengkaji karakteristik S:
Mei 2016
09.00 dan lokasi - Klien mengatakan nyeri
R: Klien mengatakan pada luka sc
nyeri pada abdomen
0:
bagian bawah
- Terdapat luka post op SC
H: Klien terlihat meringis
hari pertama pada
09.15 2. Memantau tekanan
abdomen kuadran bawah
darah R: Klien mau
- Skala nyeri 7
bekerjasama
H: TD 100/80mmhg, N: A:
09.25 85 x/m Nyeri belum teratasi
3. Mengajarkan teknik
relaksasi P:
instruksi
H: Klien melakukan tarik
nafas dalam
2 II Selasa, 24 1. Membantu klien dalam S:
Mei 2016
09.30 memenuhi kebutuhan - Klien mengatakan belum
personal hygine pernah mandi setelah
R: Klien mau diganti oprasi
pembalutnya - Klien mengatakan balutan
H: Klien merasa lebih belum diganti
nyaman
09.45 O:
2. Membantu klien
- Klien tidak rapih
mengganti gurita
- Klien sedikit bau keringat
R: Klien mau bekerjasama
- Balutan belum diganti
09.50 H : Klien merasa nyaman
3. Mengganti laken A:
pasien R : Klien mau Masalah
bekerjasama tidak
H : Klien merasa nyaman terjadi
P:
lanjutkan
intervensi
3 III Selasa 24 1. Mengkaji S:
Mei 2016 tingkat - Klien mengatakan cemas
09.50 kecemasan - Klien mengatakan tidak
R:klien mau di kaji tahu cara perawatan
10.00 H:klien terlihat cemas hemoroid
2. Memberi waktu pasien
untuk mengungkapkan O:
secara verbal - Klien terlihat cemas
kecemasanya
R: Klien mau bercerita A:
H: Klien menceritakan Masalah
10.15 kecemasannya belum
kepada perawat teratasi
3. Melibatkan keluarga
dalam memberi P:
dukungan R: Keluarga Lanjutkan
selalu intervensi
memberi dukungan
kepada klien untuk
kesembuhanya
H: Keluarga selalu
memberikan dukungan
kepada klien untuk
kesembuhanya.
4 I Rabu, 25 1. Mengkaji karakteristik S:
Mei 2016 nyeri - Klien mengatakan sudah
09.15 R: Klien koopertif tidak nyeri lagi
H: Terdapat luka post op
SC O:
09.20 2. Mengajarkan teknik - Skala nyeri 0 (0-10) :
relaksasi terdapat luka post op sc
R: Klien kooperatif pada abdomen kuadran
H: Klien mengikuti bawah
merasa lebih tenang.
A:
Masalah
teratasi
P:
Hentikan
intervensi.
5 II Rabu, 25 1. Membantu klien dalam S:
Mei 2016 memenuhi kebutuhan - Klien mengatakan dirinya
06.00 personal hygine merasa lebih nyaman
R: Klien mau diganti
pembalutnya O:
H: Klien merasa lebih - Klien terlihat regar
nyaman - Klien harum
06.30 2. Membantu klien - Klien terlihat rileks
mengganti gurita
R: Klien mau bekerjasama A:
H : Klien merasa nyaman Masalah
09.15 3. Mengganti laken tidak
pasien R : Klien mau terjadi
bekerjasama
H : Klien merasa nyaman P:
Hentikan
intervensi
6 III Rabu, 25 1. Mengkaji S:
Mei 2016 tingkat - Klien mengatakan sudah
09.20 kecemasan tidak cemas lagi
R: Klien mau di kaji
H: Klien terlihat tidak O:
09.10 cemas - Klien terlihat tenang
2. Beri waktu buat pasien
untuk mengungkapkan
secara verbal A:
kecemasanya Masalah
R: Klien mau bercerita teratasi
H: Klien menceritakan
kecemasannya P:
kepada perawat Hentikan
intervensi
09.30
3. Melibatkan keluarga
dalam memberi dukungan
R: Keluarga mengerti apa
yang disarankan oleh
perawat
H: Keluarga selalu
memberikan dukungan
kepada klien untuk
kesembuhanya.
BAB IV
PEMBAHASAN
Penulis pada bab ini akan membahas kesenjangan yang diperoleh dari
hasil perbandingan antara bab II dan bab III (antara tinjauan teori dan
A. Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan menurut teori Varney (2008), pada tinjauan kasus
telah dilakukan pada Ny.S seperti pemeriksaan tanda-tanda vital, edema pada
kaki, varises, keadaan vulva. Hal ini dilakukan penulis untuk mengetahui lebih
dini adanya masalah pada Ny.S, sedangkan yang tidak dilakukan dalam tinjaun
kasus yaitu pemeriksaan darah lengkap (Hb, Ht) dikarenakan tidak ada tanda-
tanda anemia serta tidak dilakukan pemeriksaan lochea vagina, tidak dilakukan
Pengkajian yang dilakukan pada Ny.S sudah sesuai dengan tinjauan teori yang
ada di bab II dan pengkajian dilakukan pada hari pertama post partum.
B. Diagnosa Keperawatan
Dalam konsep teori, diagnosa keperawatan post seksio sesarea terdapat diagnosa
keperawatan yaitu :
yaitu :
mual, muntah
Hal ini dikarenakan pada saat pengkajian klien sudah dapat miring kanan dan
tentang cara merawat bayi. Hal ini dikarenakan pada saat pengkajian klien
saudara kandungnya.
C. Intervensi
maternitas (Mitayani, 2011). Penulis membuat intervensi dari konsep teori dan
2. Pada diagnosa resiko tinggi infeksi b.d insisi pembedahan, intervensi yang
keluaran/dischart yang keluar: jumlah, warna, bau dari luka operasi, libatkan
intervensi yang dilakukan adalah kaji tingkat kecemasan, beri waktu untuk
D. Implementasi
penulis lakukan sesuai dengan intervensi pada teori seperti kaji karakteristik
relaksasi napas dalam, hal ini penulis lakukan untuk memenuhi standar
dan klien dapat mengontrol nyeri yang dirasakan klien dengan latihan nafas
relaksasi nafas dalam. Ada beberapa intervensi yang tidak ada dalam teori
klien.
2. Diagnosa resiko tinggi infeksi b.d insisi pembedahan. Implementasi yang ada
pada landasan teori yang perawat lakukan adalah kaji terhdap tanda-tanda
infeksi, kaji kondisi keluaran/dischart yang keluar: jumlah, warna, bau dari
klien dalam perawatan diri (vulva hygiene) dan lakukan tindakan perawatan
luka.
Pada tahap ini penulis melakukan semua intervensi pada teori, penulis hanya
suhu dan nadi sesuai indikasi, bantu klien dalam perawatan diri, melibatkan
tahap ini penulis melakukan intervensi sesuai dengan teori yaitu kaji tingkat
makanan tinggi serat dan menganjurkan klien teratur untuk memeriksa rectal
pola peningkatan bertahap dari aktifitas, hal ini dikarenakan pada saat
E. Evaluasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2 hari pada Ny.S didapatkan hasil
sebagai berikut :
1. Diagnosa 1
klien mengatakan sudah tidak merasakan nyeri lagi dan skala nyeri dalam batas
Resiko tinggi infeksi b.d insisi pembedahan bekas operasi sudah teratasi
dibuktikan dengan klien terlihat regar, klien harum dan klien terlihat rileks.
3. Diagnosa 3
teratasi dibuktikan dengan klien mengatakan sudah tidak cemas lagi dan klien
terlihat tenang.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan keperawatan selama 3 hari yang telah dilakukan pada tanggal 24-25 Mei
1. Hasil pengkajian pada Ny. S tidak semua data sama dengan pengkajian pada
teori sehingga terjadi kesenjangan antara tinjauan teori dan keadaan klien.
2. Diagnosa keperawatan yang ada dalam tinjauan teori tidak semua dapat
ditegakkan karena disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan saat ini dan
dapat muncul diagnosa baru diluar tinjauan teori. Diagnosa yang muncul pada
berbagai sumber buku dan SOP dengan tetap memperhatikan kondisi klien.
keperawatan.
B. Saran
Melihat dari kesimpulan yang didapat, maka penulis memberi saran sebagai
berikut :
1. Pasien
dirumah seperti :
2. Ruang Kebidanan
terjadinya infeksi dan perdarahan pada ibu dapat dicegah sejak dini.
3. Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu Provinsi Lampung
semaksimal mungkin.
pengadaan literatur tentang asuhan keperawatan pada post partum normal atas
atas indikasi persentasi bokong yang lebih baik dan meningkatkan kesehatan.
Dinas Provinsi Lampung, 2012. Profil Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2012.
Bandar Lampung.
Doenges, Marilynn, E., & Moorhouse, Mary, F., (2010). Rencana Perawatan
Maternal/Bayi. Edisi: 4. EGC: Jakarta.
Hidayat. S dkk, (2010). Ilmu Kebidanan: Patologi & Fisiologi Persalinan. Yayasan
Essentia Medica (YEM): Yogyakarta.
Saleha, (2009). Asuhan Patologi Kebidanan Plus Contoh Asuhan Kebidanan. Nuha
Medika: Jogjakarta.
Sukarni. (2013). Kesehatan Ibu dan Bayi. Trans Info Media : Jakarta.