Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Pemasaran Sosial Iklan Layanan Masyarakat “Program Road Safety Bahaya Penggunaan
Handphone Saat Berkendara”

Disusun untuk memenuhi tugas Pemasaran Sosial

Disusun oleh:

1. Deni Agung P 044119110


2. Ari Yunai 044118043
3. Muhammad Rafli Syihabuddin 044119199
4. Felsi Yucky Rhamades 044119491
5. Farhandya Iqbal Azura 044117211
6. Muhammad Prayoga 044119260

Dosen Pengampu:
Diana Amaliasari, S.S, M.Si

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN BUDAYA ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS PAKUAN

1
ABSTRAK

Belakangan ini televisi marak dengan kehadiran berbagai Iklan Layanan Masyarakat
maupun iklan yang sengaja dibuat oleh departemen pemerintah untuk menyampaikan
pesannya (biasanya ini dikenal dengan institutional ad). Persoalan-persoalan
kemasyarakatan di Indonesia adalah sebuah kerumitan yang unik. Misalnya,
penggunan handphone saat berkendara. Angka kecelakaan di Indonesia masih
terbilang tinggi, hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran dari masyarakat itu
sendiri untuk lebih berhati-hari saat berkendara. Dampak negatif dari kecelakaan lalu
lintas adalah menyebabkan kerugian ekonomi nasional sebesar 2,9% dari pendapatan
Bruto Domestik. Salah satu faktor penyebab terjadinya kecelakaan adalah hilangnya
konsentrasi saat berkendara. Hilangnya konsentrasi diakibatkan karena adanya
pengalihan perhatian yaitu menggunakan telepon seluler saat berkendara. Oleh karena
itu perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat agar lebih berhati-hati dalam
berkendara melalui media iklan. Pemilihan iklan layanan masyrakat cukup efektif
karena memiliki definisi dan tujuan yaitu iklan nonkomersil yang memilliki tujuan
untuk mempengaruhi khalayak agar bertingkah laku sesuai dengan pesan iklan
tersebut. Berdasarkan hasil pengujian terhadap 50 responden, sebanyak 29 responden
memiliki tanggapan positif atas iklan layanan masyarakat yang sudah dibuat.

2
Daftar Isi

Cover    …………………………………………………………………………....………1

Abstrak ………...………………………………………………………….........…………2

Daftar Isi ……………………………………………………………………….........….....3

Kata Pengantar ………………………………………………………….........…………… 4

I Pendahuluan

I.I Latar Belakang …………………………………………………........…………5

I.II Rumusan Masalah ……………………………………........…………………..6

I.III Tujuan Pembahasan ………………………………......……………………...6

I.IV Manfaat Pembahasan…………………………………………………………6

II. Isi

II.I Penegakan hukum terhadap pelaku tindak pidana pengguna Handphone saat
berkendara……………………………………………. ………...……………….7

II.II kendala yang dialami Aparat Penegak Hukum Terhadap Pelaku Tindak Pidana
Pengguna Handphone Saat Berkendara ………………………………....………9

III. Kesimpulan ……………………………………………………...…….......…….…10

IV. Saran………………………………………………………………………………..11

V. Daftar Pustaka ………………………………………………………........…………12

3
Kata pengantar

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

4
I. Pendahuluan

I.I Latar belakang

Menurut salah satu penelitian, penggunaan telepon seluler saat mengemudi meningkatkan risiko


mengalami kecelakaan empat kali lipat. Studi lain menemukan bahwa memiliki telepon selular di
dalam kendaraan meningkatkan risiko yang terlibat dalam kecelakaan sebesar 34%. Berkendara
sambil bermain ponsel itu pasti mengurangi konsentrasi, sehingga bisa menyebabkan kecelakaan
lalu lintas.

Dikutip dari website resmi PT Astra Honda Motor, penelitian yang dilakukan oleh GHSA
(Governors Highway Safety Association), Amerika Serikat, menemukan bahwa menelpon atau
ber-SMS pada saat mengemudi, merupakan penyebab terbesar terjadinya kecelakaan di jalan
raya. Penggunaan HP ini berbahaya bukan pada cara menggunakannya, namun lebih pada topik
pembicaraan atau apa yang sedang dibicarakan saat itu.

Tingginya risiko kecelakaan berkendara akibat penggunaan ponsel ini membuat hampir setiap
negara mengeluarkan undang-undang lalu lintas yang melarang penggunaan ponsel saat
mengemudi. Di Indonesia sendiri, sanksi mengenai penggunaan HP saat berkendara telah diatur
dalam Undang-Undang No. 22 tahun 2009 Tentang Lalu-Lintas Dan Angkutan Jalan Pada Pasal
283 yang berbunyi:

UU No 22 tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan pada Pasal 283
menyebutkan :“Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor dijalan secara tidak
wajar dan melakukan kegiatan lain atau dipengaruhi oleh suatu keadaan yang mengakibatkan
gangguan konsentrasi dalam mengemudi dijalan sebagaimana dimaksud dalam pasal 106 ayat
(1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp
750.000,00 ( tujuh ratus lima puluh ribu rupiah )

Bahaya Menggunakan HP Saat Berkendara:

1. Menggunakan HP saat berkendara ternyata jauh lebih berbahaya dari pada berkendara dalam
keadaan mabuk

5
2. Ber SMS saat berkendada 6 ( enam ) kali lebih memungkinkan menyebabkan kecelakaan
dibandingkan berkendara saat mabuk

3. Hampir 23 % kecelakaan disebabkan oleh menelfon saat berkendara

4. Berkendara sambil menelpon bisa membuat otak bereaksi ( meski masih remaja ) seperti otak
para manula yang berusia 70 tahun

I.II Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian permasalahan yang telah dijelaskan, maka penulis merumuskan rumusan
masalah yaitu:

1. Bagaimanakah Penegakan Hukum Terhadap Pelaku Tindak Pidana Pengguna Handphone


Saat Berkendara?
2. Apa saja kendala yang dialami Aparat Penegak Hukum Terhadap Pelaku Tindak Pidana
Pengguna Handphone Saat Berkendara?

I.III Tujuan Pembahasan

Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk:

1. Untuk mengetahui Penegakan Hukum Terhadap Pelaku Tindak Pidana Pengguna


Telepon Genggam Saat Berkendara.
2. Untuk mengetahui kendala yang dialami Aparat Penegak Hukum Terhadap Pelaku
Tindak Pidana Pengguna Telepon Genggam Saat Berkendara.

I.IV Manfaat Pembahasan

Pembahasan ini bermanfaat dari segi teoritis dan praktis.

6
1. Manfaat Teoritis Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan
tambahan dalam bidang ilmu hukum yang berkaitan penegakan hukum terhadap pelaku
tindak pidana pengguna telepon genggam saat berkendara.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Penulis
Diharapkan dapat memberikan hal yang berguna bagi pengembangan dan penelitian
terhadap cara mengendarai kendaraan bermotor dengan baik.
b. Bagi Masyarakat
Agar dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pentingnya
mengendarai kendaraan bermotor di jalan secara wajar dan dengan penuh konsentrasi.
c. Bagi Aparat
Penegak Hukum Agar dapat membantu aparat penegak hukum dalam
mensosialisasikan berlalu lintas secara tertib kepada masyarakat umum

II. Isi

II.I Penegakan hukum terhadap pelaku tindak pidana pengguna Handphone saat berkendara.

Penegakan Hukum ialah upaya ditegakannya keadilan yang diterbitkan melalui norma- norma
hukum yang dijadikan sebagai pedoman berkehidupan dan bermasyarakat yang oleh aparat
penegak hukum diciptakan demi mencapainya tujuan keamanan dan ketentraman. Penegakan
hukum adalah proses di lakukannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya norma-norma
hukum secara nyata sebagai pedoman prilaku dalam hubungan-hubungan hukum dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Penegakan hukum dilakukan dengan penindakan
hukum menurut urutan berikut (Mertokusumo, 1986).

1. Penganjuran peneguran terhadap setiap terjadinya insiden lalu lintas ringan.

2. Terhadap kesalahan yang diperbuat terdapat tanggung jawab tertentu yang wajib dipatuhi
seperti ganti rugi pidana denda.

7
3. Jika kesalahan tersebut merupakan pelanggaran hukum atas adat setempat maka sanksi atas
tindakan itu adalah pengucilan maupun hukuman-hukuman yang berada dalam hukum
setempat.

4. Dikenai sanksi fisik yaitu sanksi pidana penjara sanksi pidana mati.

Pelaksanaan hukum dapat terjadi karena pelanggaran hukum, yaitu dengan menegakan
hukum tersebut dengan bantuan aparat penegak hukum dalam meminimalisir dampak
kecelakaan yang terjadi akibat pelanggaran yang dilakukan oleh sipelanggar. Norma-norma
hukum dalam penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan telah diatur dan ditegaskan dalam
UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menentukan bahwa semua
orang yang mengendarai kendaraan bermotor di jalan harus mengendarai kendaraannya dengan
hati-hati dan penuh konsentrasi. Dari pengertian diatas mengaplikasikan ketentuan sanksi
pidana dalam kasus kealpaan untuk pengendara kendaraan yang berakibat terjadinya insiden
lalu lintas dimana terdapat pada pasal-pasal yang berkaitan dengan kealpaan.

Di setiap pelanggaran yang dilakukan baik pelanggaran berat maupun ringan pasti
memiliki sanksi yang tegas sesuai dengan pelanggarannya. Sanksi adalah tindakan-tindakan
hukum yang memaksa seseorang untuk menaati ketentuan undang-undang apabila terjadi
sebuah pelanggaran yang dibuat oleh si pelaku kejahatan. Sanksi bersifat memaksa dan tidak
pandang balu. Sanksi Pidana adalah sebuah ganjaran dari sebab akibat sebab yaitu perkaranya
dan akibat merupakan sanksinya mereka ikut serta akan mendapatkan hukuman dipenjara
maupun dikenai sanksi lain dari aparat polisi (Andrisman, 2009).

Banyak pengendara yang bermain telepon selular sembari berkendara, sehingga


dampaknya bisa terjadi hilangnya konsentrasi jika terdapat pengendaran lain mengalami
kelalaian dalam berkendara (out of control) dan kita yang sedang mengendarai sepeda motor
sembari bermain telepon selular mengalami kecelakaan dan menambrak pengendara lainnya.
Inilah yang dimaksud dalam pasal 106 ayat 1 UU Nomor 22 Tahun 2009 yakni setiap orang
yang berkendara menggunakan kendaraan dijalan raya diharuskan agar mengendarai
kendaraannya dengan hati-hati dan penuh konsentrasi serta ditegaskan pula dalam UU Lalu

8
Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 234 menentukan dimana pengandara yang terutama
mempunyai kendaraan wajib bertanggung jawab atas keselamatannya.

II.II Faktor kendala yang dialami Aparat Penegak Hukum Terhadap Pelaku Tindak Pidana
Pengguna Handphone Saat Berkendara.

Faktor kendala yang dialami aparat penegak hukum terhadap pelaku tindak pidana penggunaan
Handphone saat berkendara yaitu :

A. Faktor Masyarakat
Masyarakat tidak menaati larangan penggunaan ponsel saat berkendara disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu:
1. Faktor ketidakpatuhan masyarakat.
2. Faktor ketidakisiplinan masyarakat.

Sepanjang yang diketahui penulis belum ada juklak yang dikeluarkan oleh pihak Kepolisian
sebagai petunjuk pelaksana Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, sehingga polisi lalu lintas belum melaksanakan penindakan dengan tilang
sampai saat ini.

B. Faktor Penegak Hukum


Polisi lalu lintas sebagai aparat penegak hukum yang tidak tegas dalam melakukan
penegakan hukum yang sesuai dengan undang-undang lalu lintas dan angkutan jalan.

9
III. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari hasil pembahasan iklan layanan masyarakat kepatuhan masyarakat
terhadap pelarangan penggunaan HP saat berkendaraan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Bahwa kesadaran masyarakat sudah tinggi, tetapi dalam kenyataannya masih banyak
masyarakat yang melanggar peraturan tersebut dengan menerima telepon saat sedang
mengendarai kendaraan dijalan raya, tetapi tidak mendapatkan sanksi surat tilang/ denda
dari pihak yang berwajib. Untuk itu harus diprioritaskan agar petugas harus bersikap
lebih tegas lagi.
2. Bahwa pada bagian ini masyarakat setuju dengan UU No.22 tahun 2009 dan mau menaati
serta mengetahui jika menggunakan HP saat berkendara dapat menyebabkan kecelakaan,
merusak konsentrasi, mengganggu aktifitas pengguna jalan yang lain, dan jika tidak
menggunakan HP dapat mengurangi resiko kecelakaan. Untuk itu mereka juga setuju
untuk menggunakan HP saat berkendaraan sebaiknya berhenti sejenak dipinggir jalan.
3. Bahwa kesadaran masyarakat masih sangat rendah, buktinya masyarakat tidak takut
ditilang jika kedapatan menggunakan HP, menerima telpon dengan kecepatan yang agak
tinggi, menyisipkan HP didalam helm, menggunakan HP jika ada SMS atau telpon yang
sangat penting, menerima telepon dan membalas SMS dengan satu tangan, membalas
SMS saat sedang mengemudi, menggunakan handsfree padahal semuanya dapat
mengganggu konsentrasi pengendara saat berkendaraan. Jadi bisa disimpulkan karena
kesadarannya yang masih rendah masyarakat seakan-akan tidak peduli dengan aturan
yang ada.
4. Tidak terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan masyarakat terhadap
pelarangan penggunaan HP saat berkendaraan.

10
IV. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, maka Penulis mengajukan saran sebagai berikut :

1. Polisi seharusnya berani menindak karena sudah mempunyai dasar hukum yang
terdapat pada Penjelasan atas Undang-undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lalintas dan Angkutan Jalan pasal 106 ayat (1) Jo Penjelasan Pasal 106 ayat (1).
Larangan menggunakan ponsel saat berkendara hendaknya diterapkan secara efektif
dalam hal ini dengan cara melakukan penindakan dengan tilang yang dilakukan oleh
Polantas kepada pengendara yang melanggar aturan tersebut, sehingga memberi efek
jera kepada pelanggar agar tidak 41 mengulangi perbuatan itu lagi dan agar
pelanggaran lalu lintas seperti ini terminimalisir ditengah masyarakat dan mencegah
terjadinya kecelakaan lalu lintas.

2. Setiap pengendara, apabila ingin menerima telepon atau membalas pesan singkat
Short Message Service (SMS), menggunakan whatsapp, line, transportasi online,
sebaiknya berhenti dan menepilah ke pinggir jalan atau matikan ringtone ponsel pada
saat mengemudi sehingga tidak mengganggu konsentrasi saat mengemudi, hal ini
dilakukan demi keselamatan diri sendiri maupun pengguna jalan lainnya.
3. Perlu adanya tanda peringatan seperti rambu-rambu yang menjelaskan bahaya
menggunakan HP saat berkendaraan di jalan raya.

4. Pihak kepolisian juga perlu bertindak tegas jika mendapat pengendara yang
melanggar aturan tersebut, seperti menerima telepon, membalas SMS saat
berkendaraan karena ini semata-mata untuk menghindari terjadinya kecelakaan dan
demi keselamatan pengguna jalan di jalan raya.

11
5. Diharapkan pihak kepolisian dan pemerintah bertindak tegas terhadap aturan tersebut,
demi keselamatan pengguna jalan dan demi menyukseskan program safety rider.

V. Daftar Pustaka
1. https://satlantaspolman.wordpress.com/2016/10/07/iklan-layanan-larangan-
menggunakan-hand-phone-saat-berkendara/
2. https://www.prosyd.co.id
3. https://www.ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/juprehum/article/download/2168/1558/
4. http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4814/1/ARMANSYAH-
FSH.pdf
5. http://e-journal.uajy.ac.id/21353/2/HK120841.pdf
6. http://e-journal.uajy.ac.id/923/7/6TS12857.pdf

12
13

Anda mungkin juga menyukai