Pengertian Tharah
Thaharah menurut bahasa artinya “bersih” Sedangkan menurut istilah syara’ thaharah adalah
bersih dari hadas dan najis. Selain itu thaharah dapat juga diartikan mengerjakan pekerjaan yang
membolehkan shalat, berupa wudhu, mandi, tayamum dan menghilangkan najis. 1
1) Membersihkan lahir dari hadas, najis, dan kelebihan-kelebihan yang ada dalam badan.
Cara yang harus dipakai dalam membersihkan kotoran hadas dan najis tergantung kepada kuat
dan lemahnya najis atau hadas pada tubuh seseorang. Bila najis atau hadas itu tergolong ringan atau kecil
maka cukup dengan membersihkan dirinya dengan berwudhu. Tetapi jika hadas atau najis itu tergolong
besar atau berat maka ia harus membersihkannya dengan cara mandi janabat, atau bahkan harus
membersihkannya dengan tujuh kali dan satu di antaranya dengan debu. Kebersihan dan kesucian
merupakan kunci penting untuk beribadah, karena kesucian atau kebersihan lahiriah merupakan wasilah
(sarana) untuk meraih kesucian batin.
Dalam karangan buku Dr. Majalah Amir dijelaskan bahwa Tharah kegiatan membersihkan
kotoran yang tampak. Secara istilah, tharah adalah menghilangkan segala sesuatu yang menghalangi
sahnya shalat, seperti hadast (kotoran yang tidak tampak) dan najis (kotoran yang tampak) dengan
menggunakan air, dan berfungsi sama atau sama dengan debu.
Mengingat air adalah alat untuk bersuci, maka mushamif menyisipkan pembahasan macam-
macam air yang dapat digunakan untuk bersuci ada tujuh yakni air hujan, air bu (air asin), air sungai (air
tawar), air sumur, air sumber, air salju dan air embun.
Taharah terbagi menjadi dua bagian yaitu lahir dan batin. Taharah lahir adalah taharah/suci dari
najis dan hadas yang dapat hilang dicuci dengan air mutlak (suci menyucikan) dengan wudu, mandi, dan
tayamun. Taharah batin adalah membersihkan jiwa dari pengaruh-pengaruh dosa dan maksiat, seperti
dengki, iri, penipu, sombong, ujub, dan ria.Sedangkan berdasarkan cara melakukan thaharah, ada
beberapa macam bentuk yaitu : wudhu, tayamum, mandi wajib dan istinja’.
1) Wudhu
Wudu menurut bahasa berarti bersih. Menurut istilah syara’ berarti membasuh anggota badan tertentu
dengan air suci yang menyucikan (air mutlak) dengan tujuan menghilangkan hadas kecil sesuai syarat dan
rukunnya. Firman Allah SWT dalam surat Al Maidah ayat 6.
1
H. Moch. Anwar, Fiqih Islam Tarjamah Matan Taqrib, (Bandung: PT Alma’arif, 1987), hal. 9
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan solat, maka basuhlah
mukamu, kedua tanganmu sampai siku, dan sapulah kepalamu dan basuhlah kakimu sampai mata
kaki.”(QS Al maidah :6)
a) Syarat Wudhu
1. Beragama Islam.
2. Sudah mumayiz.
5. Tidak ada sesuatu yang menghalangi sampainya air ke anggota wudu, seperti cat, getah dsb.
b) Rukun Wudu:
Wudu seseorang dikatakan batal apabila yang bersangkutan telah melakukan hal-hal seperti berikut.
1. Keluar sesuatu dari kubul (kemaluan tempat keluarnya air seni) atau dubur (anus), baik berupa
angin maupun cairan keculai mani.
5. Hilang akal
2) Tayamum
Tayamum secara bahasa adalah berwudu dengan debu (pasir, tanah) yang suci karena tidak ada air
atau adanya halangan memakai air. Tayamum menurut istilah adalah menyapukan tanah atau debu yang
suci ke muka dan kedua tangan sampai siku dengan memenuhi syarat da rukunnya sebagai pengganti dari
wudu atau mandi wajib karena tidak adanya air atau dilarang menggunakan air disebabkan sakit.
a. Syarat Tayamum:
1. Ada sebab yang membolehkan mengganti wudu atau mandi wajib dengan tayamum.
b. Rukun Tayamum:
1. Niat
4. Tertib
3) Mandi Wajib
Mandi wajib disebut juga mandi besar, mandi junub, atau mandi janabat. Mandi wajib adalah
menyiram air ke seluruh tubuh mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan disertai niat mandi
wajib di dalam hati.
نويت غسل الجنابة لرفع الحدث الكبر فرضا هلل تعا لى
Artinya : “Aku niat mandi wajib untuk menghilangkan hadast besar karena
Ada beberapa hal yang menjadi rukun dalam melaksanakan mandi wajib, diantaranya sebagai berikut
:
Berikut ini adalah hal-hal yang menjadi penyebab diwajibkannya mandi wajib:
3. Selesai melahirkan.
4) Istinja’
Pengertian istinja’ Menurut bahasa, istinja’ berarti terlepas atau bebas. Sedangkan menurut istilah,
ialah membersihkan kedua pintu alat kelamin manusia yaitu dubur dan qubul(anus dan penis) dari kotoran
dan cairan (selain mani) yang keluar dari keduanya. Istinja’ hukumnya wajib.
1. Air
2. Sekurang-kurangnya dengan 3 buah batu atau 3 sisi sebuah batu. Jika tidak ada batu dapat
digunakan benda-benda lain asal keset atau keras.