Anda di halaman 1dari 4

PENYIMPANAN VAKSIN DAN

PELARUT

No. Dokumen : 006/SOP-12/2016


No. Revisi : 01
SOP Tanggal Terbit : 01 Februari 2016
Halaman : 1 dari 4
PUSKESMAS dr. PRANINGTYAS
WIDYANING
DONOROJO NIP. 19731226 200212 2 004

1. PENGERTIA Penyimpanan vaksin adalah suatu prosedur yang digunakan dalam


N rangka menjaga agar vaksin tetap mempunyai potensi yang baik
sewaktu diberikan kepada sasaran.
2. TUJUAN Sebagai acuan petugas dalam proses penyimpanan vaksin dan
pelarut vaksin sehingga dapat menjamin kualitas dan mutu vaksin
dan pelarut vaksin.
3. KEBIJAKAN Keputusan Kepala Puskesmas Donorojo Nomor
440/254.B/408.36.3/2019 tentang Pelayanan Klinis Puskesmas
Donorojo.
4. REFERENSI Modul Pelatihan Pengelolaan Rantai Vaksin Program Imunisasi, 2005.

5. PROSEDUR 1. Alat :
a. Alat pemantau paparan suhu beku
b. Alat pemantau paparan suhu panas
c. Coolpack atau kotak dingin cair
d. Grafik catatan suhu
e. Lemari Es
f. Petunjuk pembacaan VVM
g. termometer
6. LANGKAH- 1. Pastikan lemari es buka atas dalam kondisi baik dengan
LANGKAH ketentuan sebaagai berikut:
a. Lemari es dalam posisi datar
b. Terlindung dari sinar matahari langsung
c. Terdapat stabilisator pada setiap lemari es
d. Satu srop kontak untuk setiap lemari es
e. Jarak antara lemari es dengan dinding 15-20 cm
f. Jarak antara lemari es dengan yang lain 15-20 cm
g. Tidak terdapat bunga es yang tebal pada envaporator
2. Letakkan grafik catatan suhu pada bagisn atas lemari es
3. Letakkan coolpack pada bagian dasar lemari es
4. Patikan bahwa semua vaksin berada dalam dus vaksin
5. Letakkan vaksin sesuai dengan sensitifitasnya:
a. Sensitif panas (BCG, Campak/MR dan polio) dekat
SOP Penyimpanan Vaksin dan Pelarut 1 | 2
evaporator
b. Sensitif beku (Hepatitis B, DPT-Hb-Hib, TT, DT dan Td) jauh
evaporator
6. Pelarut disimpan pada suhu ruang terlindng dari sinar matahari
langsung
7. Vaksin dengaan masa kadaluarsa pendek atau VVM B
diletakkan bagian atas
8. Beri jarak antar dus vaksin 1-2 cm untuk sirkulasi udara
9. Letakkan 1 buah termometer pada bagian tengah diantara
vaksin
10. Letakkan 1 buah alat pemantau paparan beku diantara vaksin
yang sensitif beku
11. Periksa suhu lemari es 2 kali sehari pagi dan sore kemudian
catat pada grafik suhu Sensitif panas (BCG,
12. Jangan ada barang lain selain Campak/MR
vaksin di dalamdanlemari es, vaksin
Polio)
Letakkan vaksin
yang rusak atau kadaluarsa jangan disimpan dalam lemari es
sesuai dengan
7. DIAGRAM sensitifitasnya: Lemari es dalam
Sensitif beku (Hepatitis B, posisi
datar
ALIR Pastikan lemari es buka DPT-HB-Hib, TT, DT dan
atas dalam kondisi Td) jauh dari evaporator
Pelarut disimpan padabaik Terlindung dari sinar
dengan ketentuan
suhu ruang terlindung dari matahari
sebagailangsung
sinar matahari berikut:
Terdapat stabilisator
pada setiap lemari es
VaksinLetakkan
dengan grafik
masa
catatan suhu pada Satu stop kontak untuk
kadaluarsa pendek/VVM setiap lemari es
bagian atas lemari es
B diletakkan bagian atas
Jarak antara lemari es
dengan dinding 15-20cm
Letakkan coolpack
Beripada
jarakbagian
antardasar
dus Jarak antara lemari es
lemari es
vaksin 1-2 cm untuk dengan yg lain 15-20cm
sirkulasi udara Tidak terdapat bunga es
Pastikan bahwa yang tebal pada
semua vaksin berada evaporator
Letakkan
dalam dus1 buah
vaksin
termometer pada bagian
tengan diantara vaksin

Letakkan 1 buah alat pemantau


paparan beku diantara vaksin
yang sensitif beku

Periksa suhu lemari es 2 kali


sehari pagi dan sore kemudian
catat pada grafik suhu

Jangan ada barang lain SOP Penyimpanan Vaksin dan Pelarut 2 | 2


selain vaksin di dalam
lemari es, vaksin yang
rusak atau kadaluarsa
jangan disimpan dalam
lemari es
8. UNIT 1. Unit imunisasi
TERKAIT 2. Ruang vaksin
9. DOKUMEN 1. Buku grafik pencatatan suhu
TERKAIT

10. REKAMAN HISTORI PERUBAHAN


Tgl.mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
SOP Penyimpanan Vaksin dan Pelarut 3 | 2
1 Kebijakan Kapus Nomor SK dan Tahun 13 November 2019

SOP Penyimpanan Vaksin dan Pelarut 4 | 2

Anda mungkin juga menyukai