Anda di halaman 1dari 25

Jasa Konsultan Pengawasan Harwat Bangunan Gedung Kantor, Halaman dan TamanCV.

BERLIAN CEMERLANG

Uraian Pendekatan,
Metodologi dan
Program Kerja

5.1. PEMAHAMAN KAK


PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI

5.1.1. UMUM
Di dalam pelaksanaan Pengawasan Harwat Bangunan Gedung Kantor, Halaman
dan Taman ini bertujuan mendapatkan jaminan akan penyelesaian pekerjaan
konstruksi yang tepat waktu serta tepat kualitasnya berdasarkan spesifikasi
teknis yang telah ditetapkan di dalam RKS yang dibuat oleh konsultan
Perencana.

5.1.2. LINGKUP PELAYANAN KONSULTAN


Dalam melaksanakan Pekerjaannya sebagai Konsultan Pengawas maka kami
selalu bekerja sama dengan pemilik proyek Polresta Sidoarjo yang dalam hal ini
diwakili oleh Dinas PU Cipta Karya, Tata Ruang Kebersihan dan Pertamanan
Kab. Jombang.
1. Lingkup Pekerjaan Pengawasan terdiri atas :
 Pekerjaan persiapan
 Pekerjaan pelaksanaan
 Pekerjaan Monitoring dan Laporan
2. Pekerjaan Pengawasan
Konsultan Pengawas memikul tugas yang secara garis besarnya adalah
memberi masukan secara teknis dan arahan administrasi proyek, agar
pelaksanaan pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu dan mutu yang
sesuai dengan standar .
Pada pelaksanaan tugas Konsultan Pengawas harus bekerja sama
sepenuhnya dengan Institusi Teknis dalam Pengawasan pekerjaan
pelaksanaan konstruksi khusus dengan teknik yang tepat dan dapat diterima
sesuai dengan kebijakan dan prinsip yang dianut oleh Polresta Sidoarjo.

5.1.3. PENDEKATAN PERMASALAHAN


A. Pendekatan Teknis
Pendekatan teknis diperlukan sebagai suatu arahan agar dalam
pelaksanaan pekerjaan dapat dicapai tujuan pekerjaan dengan
tepat dan sesuai dengan syarat-syarat atau ketentuan yang telah
ditetapkan.
Secara garis besar pendekatan teknis disesuaiakan tahapan
pekerjaan yang meliputi :

 Tahap persiapan
 Tahap Pengawasan / Pelaksanaan
Dokumen Usulan Teknis 1
Jasa Konsultan Pengawasan Harwat Bangunan Gedung Kantor, Halaman dan TamanCV.
BERLIAN CEMERLANG

 Tahap Kegiatan setelah Pelaksanaan fisik


Uraian lebih rinci pada pendekatan teknis ini dapat dilihat pada
tabel 5.1 dan daftar kegiatan Pengawasan proyek dibawah ini.

B. Pendekatan Ekonomis
Salah satu hal penting dalam pendekatan ekonomis adalah
pemanfaatan ketersediaan pesonil secara efektif dan efisien yang
disusun berdasarkan analisis terhadap lingkup pekerjaan, jangka
waktu pelaksanaan, kebutuhan personil dan struktur organisasi
yang akan diterapkan dalam pelaksanaan pekerjaan. Personil yang
akan terlibat dalam pengawasan adalah sebagai berikut :

Pengawas Lapangan : 1 Orang


Tenaga Administrasi : 1 Orang

Daftar Kegiatan Pengawasan Proyek )

1. Pengendalian terhadap Dokumen Administrasi Proyek


 Surat Perintah Kerja
 Syarat-syarat Kontrak
 Gambar-gambar / spesifikasi
2. Pengendalian Terhadap Organisasi Proyek
 Manajemen Proyek dan Personalia
 Pendelegasian wewenang
 Penghubung dengan kontraktor dan Proyek Manager
3. Pengendalian Terhadap Prosedur Proyek
 Penugasan staff
 Cara Berkomunikasi
 Prosedur dan fasilitas testing (Pengujian )
 Laporan dan Pemantauan proyek
 Kontrol Keuangan
4. Pengendalian tterhadap pengukuran dan Mobilisasi
 Inspeksi gambar-gambar dan pengukuran-pengukuran
 Lokasi kantor proyek dan area pabrikasi
 Alat-alat penunjang
5. Pengawasan Lapangan dan Pekerjaan Fisik
 Inspeksi yang terus menerus dan pengawasan terhadap ketrampilan dan
pelaksanaan
 Laporan fotografi
 Pengawasan lapangan dan laboratotirium (dengan tindak lanjut yang
diperkuat)
 Instruksi Pekerjaan
 Masalah pada pekerjaan dan penyeimpangan dari kontrak / rencana
6. Pengukuran dan Pengesahan Pekerjaan
 Pengukuran mingguan / bulanan dari kuantitas pekerjaan yang telah
selesai
 Sertifikat Pekerjaan dan Pembayaran Kontrak
 Perintah mengenai kerja tambah dan kerja ulang
7. Laporan dan Pemantauan Proyek
 Catatan Harian
 Pelaksanaan dan Kemajuan Proyek

Dokumen Usulan Teknis 2


Jasa Konsultan Pengawasan Harwat Bangunan Gedung Kantor, Halaman dan TamanCV.
BERLIAN CEMERLANG

 Catatan pengeluaran anggran biaya dan tinjauan anggaran terhadap


biaya yang sebenarnya
 Analisa kegiatan utama dan analisa jalur kriti
8. Penyelesaian Proyek
 Pengukuran keuangan
 Inspeksi Akhir
 Sertifikat Penyelesaian
 Pembesihan Lapangan
 Pemeliharaan

5.1.4. METODOLOGI
Metodologi Pekerjaan Pengawasan menyangkut beberapa tahapan
yang berkaitan satu dengan lainnya.
Langkah-langkah tersebut adalah :
a) Mempelajari dan memahami aspek peraturan perundangan bangunan
gedung
b) mempelajari dan mamahami maksud, tujuan, dan sasaran pekerjaan ini
yaitu pembangunan Penataan Stadion Kabupaten Jombang.
c) Mempelajari dan memahami aspek manajemen program termasuk
organisasi dalam perencanaan dan proyek pembangunan fisik.
d) Mempelajari dan memahami masterplan pembangunan Penataan
Stadion Kabupaten Jombang dan aspek teknis pembangunannya seperti
yang telah dihasilkan oleh konsultan perencana.
e) Dalam melengkapi pemahaman mengenai, konsultan pengawasan juga
harus mempelajari berbagai peraturan perundangan yang melandasi
pembangunan baik dalam skala nasional maupun lokal.
f) Selanjutnya konsultan merumuskan suatu form pengawasan berdasarkan
item dasar pengawasan yaitu penjagaan kuantitas, kualitas, waktu, serta
prosedur pelaksanaan pekerjaan. Form-form dan kurva “S” merupakan
alat utama bagi tim pengawas dalam mengawasi pekerjaan konsultan.
Selanjutnya konsultan melakukan pengawasan pekerjaan kontraktor
yang dimulai dari tahap harian dengan dokumen berupa BHL (Buku
harian Lapangan). Buku harian lapangan ini kemudian selama satu
minggu akan dirangkum menjadi Laporan Minguan. Laporan Mingguan
ini juga kemudian dirangkum kembali menjadi laporan Bulanan. Laporan
Mingguan dan Bulanan digunakan sebagai dasar penilaian mengenai :
 Deviasi pelaksanaan pekerjaan
 Volume pekerjaan yang telah dicapai oleh kontraktor serta tingkat
kemajuan pekerjaan.
 Perubahan-perubahan desain pelaksanaan pembangunan
Perubahan-perubahan desain harus didasari pertimbangan-pertimbangan
yang cukup kuat yang dapat mengalahkan desain awalnya.
g) Selanjutnya dilakukan suatu rapat koordinasi baik mingguan dan bulanan
dalam menindaklajuti temuan pada point di atas. Rapat koordinasi
dituangkan dalam Berita Acara yang berisikan :
 Koreksi /perbaikan pekerjaan baik dari segi mutu (kuantitas, kualitas)
dan juga waktu pelaksanaan.
 Revisi, usulan, dan persetujuan terhadap perubahan desain
 Volume pekerjaan yang telah dilakukan kontraktor sebagai dasar
pembayaran dan juga pada saat penyerahan sementara hasil
pekerjaan dan finalisasi hasil akhir pembangunan fisik oleh kontraktor
(serah terima pekerjaan).

Dokumen Usulan Teknis 3


Jasa Konsultan Pengawasan Harwat Bangunan Gedung Kantor, Halaman dan TamanCV.
BERLIAN CEMERLANG

A. Dokumen Kontrak
Dokumen Kontrak antara pemberi/pemilik pekerjaan dengan pihak
kontraktor pelaksana merupakan dokumen pertama yang harus
diperhatikan oleh konsultan pengawas. Berbagai aspek startegis
yang menjadi dasar pengawasan ada dalam dokumen kontrak
tersebut,. Aspek-aspek tersebut antara lain adalah :
1. Gambar Kerja : Merupakan pejelasan grafis ruang lingkup
proyek secara mendetail. Inti gambar ini terletak pada dimensi
yang ada padanya yang berperan pada pengawasan kualitas
pelaksanaan pembangunan.
2. Spesifikasi : Terdiri atas Spesifikasi umum, mengenai definisi
pengertian maupun interprestasi yang ada dalam kontrak.
Spesifikasi Administrasi, mengatur segala tata hubungan
kontrak, syarat-syarat hubungan kerja cara/proses pelaksanaan
pembangunan.
Spesifikasi Teknis, memuat antara lain :
- Lingkup pekerjaan
- Referensi yang harus dipakai
- Syarat kualitas bahan
- Cara pemasangan/pengerjaan
- Cara pengujian bahan dan hasil pekerjaan.
Spesifikasi merupakan penggambaran tertulis dari proyek dan
merupakan alat ukur utama dalam pelaksanaan pengawasan
kualitas pelaksanaan pekerjaan pembangunan / proyek.
3. Rencana Anggaran Biaya : Merupakan keterangan/penjelasan
tentang deviasi harga proyek dan pada umumnya memuat :
a) Volume pekerjaan
b) Rencana penyediaan bahan
c) Rencana penyediaan peralatan
d) Rencana penempatan bahan dan peralatan
e) Rencana pembiayaan.
Hal tersebut diatas merupakan rencana kerja pemborong untuk
melengkapi jadwal kerja yang akan dilakukan.

B. Proses dan Standard


 Proses Pengawasan
Pengawasan merupakan suatu proses manajemen yang
merupakan satu kesatuan mulai dari Tahap Perencanaan, Tahap
Pelaksanaan, dan Tahap Pemeliharaan dalam upaya mencapai
tujuan dan sasaran yang dikehendaki. Pengawasan lapangan pada
hakekatnya adalah mengawasi keseluruhan pekerjaan agar sesuai
dengan keinginan pemberi/pemilik pekerjaan berdasarkan rencana
yang telah disepakati yaitu mengawasi dan memberikan advice
pada, kontraktor agar pelaksanaan dapat berlangsung tepat mutu
dan waktu termasuk pertimbangan teknis apabila teladi perubahan-
perubahan akibat berbagai kondisi pelaksanaan yang
mengakibatkan penyesuaian desain dari rencana semula.

Penyusunan Rencana Kerja ini dilaksanakan dengan berpegang


kepada tiga hal yakni:

Dokumen Usulan Teknis 4


Jasa Konsultan Pengawasan Harwat Bangunan Gedung Kantor, Halaman dan TamanCV.
BERLIAN CEMERLANG

1. Kontrak Pelaksanaan Pekerjaan (Surat Perjanjian Kerja) antara


Kepala Satuan Kerja dengan Pihak Kontraktor yang telah
ditunjuk sebagai pemenang lelang.
2. Ketentuan-ketentuan Administrasi/Keuangan Negara.
3. Ketentuan-ketentuan Teknis Teknologis yang berlaku dalam
penyelenggaran Konstruksi.
Berdasarkan ketiga pedoman tersebut diatas, dapatlah diuraikan
langkah dan urutan-urutan kegiatan yang akan dilakukan dalam
tugas Pengawasan sebagai berikut :
1. Mengadakan Pengawasan Harian
a) Mengadakan pengawasan umum setiap hari, berupa
pengawasan pekerjaan di lapangan, mengkoordinir dan
menginspeksi kegiatan-kegiatan pembangunan, balk secara
teknis teknologis maupun secara terus menerus (kontinyu)
sampai pekerjaan selesai dan dapat diserah terimakan
untuk kedua kalinya (penyerahan akhir).
b) Melakukan konsultasi dengan Kepala Satuan Kerja atas
setiap masalah dan persoalan yang timbul selama masa
penyelenggaran pekerjaan
2. Mengadakan Rapat Koordinasi/Pertemuan Berkala
a) Setiap hari senin membahas pekerjaan-pekerjaan yang
akan dilaksanakan oleh kontraktor setiap minggunya, agar
dapat diberi pengarahan dan saling koreksi akan pekerjaan
yang akan dilaksanakan dan mudah mengontrolnya.
b) Mengadakan rapat atau pertemuan berkala, sedikitnya
sekali dalam sebulan dengan dan Kuasa Pengguna
Anggaran, Team. Pengelola Teknis serta dengan
Perencana, Pelaksana yang terlibat dalam mengingatkan
kontraktor agar memperhatikan ketentuan-ketentuan yang
tercantum dalam bestek seperti peraturan-peraturan dan
sebagainya. Dengan membuat risalah hasil pertemuan/rapat
tersebut dan menyampaikan kepada semua pihak yang
bersangkuatan mengenai hat sebagai berikut :
 Membuat petunjuk, perintah-perintah teknis kepada pihak
pelaksana/kontraktor sesuai dengan situasi dan kondisi
yang dihadapi
 Setiap adanya perubahan pekerjaan dilaporkan kepada
Kepala Satuan Kerja
 Memberi penjelasan kepada pihak-pihak yang
bersangkutan mengenai penafsiran atas hal-hal yang
terdapat dalam kontrak.
 Memberi bantuan dan petunjuk kepada pihak
Pelaksana/Kontraktor dalam hal menyangkut dengan
penyelenggaran pekerjaan di lapangan
3 . Menyusun Pelaporan Kegiatan Pengawasan bagi
Pemberi/Pemilik Pekerjaan
a) Memberikan laporan dan saran kepada Kepala Satuan Kerja
melalui Pengelola Teknis, mengenai volume prosentase dan
nilai bobot pekerjaan, baik secara bagian per bagian maupun
seluruh pekerjaan yang telah diselesaikan serta
mempertim-bangkan dengan apa yang tercantum dalam
kontrak.
Dokumen Usulan Teknis 5
Jasa Konsultan Pengawasan Harwat Bangunan Gedung Kantor, Halaman dan TamanCV.
BERLIAN CEMERLANG

b) Melaporkan kepada Kepala Satuan Kerja tentang kemajuan


pekerjaan menurut keadaan yang sebenarnya dan meneliti
apakah sudah sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
dalam kontrak.
c) Melaporkan kepada Kepala Satuan Kerja mengenai bahan--
bahan yang dipakai, jumlah tenaga kerja dan alat yang
dipergunakan.
4. Inspeksi Lapangan
Mengadakan Inspeksi di lapangan selama pekerjaan
berjalan, terhadap pekerjaan Kontraktor yang menyangkut
hal-hal sebagai berikut :
a) Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan (bar chart) yang
diajukan oleh pihak pelaksana/kontraktor dan selanjutnya
menyampaikan kepada Kepala Satuan Kerja untuk disetujui.
b) Kemajuan pekerjaan fisik di lapangan, dan mengambil
tindakan yang cepat dan tepat agar batas waktu dan
kondisi-kondisi yang tercantum dalam kontrak dapat
dipenuhi.
c) Kebenaran dari ukuran-ukuran, kualitas dan kuantitas dari
bahan atau komponen bangunan, perlengkapan/peralatan
yang dipergunakan selama masa penyeleng-garaan
pekerjaan di lapangan.
d) Gambar-gambar perubahan pekerjaan yang dibuat oleh
pelaksana/kontraktor, terutama yang
menyangkut/mengakibatkan terjadinya penambahan atau
pengurangan pekerjaan, memeriksa dan meneliti gambar--
gambar konstruksi dan perhitungan-perhitungan
sehubungan dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
5. Cost Control
Melaksanakan pemeriksaan terhadap biaya pembangunan
(cost control) dengan menyiapkan daftar volume dan nilai
bobot pekerjaan, serta melakukan hal-hal sebagai berikut :
a) Memonitor lajunya pembangunan dan mengendalikan
kemajuan pekerjaan di lapangan sesuai dengan jadwal
waktu dan biaya pembangunan untuk tahapan dan kegiatan
setiap proses pembangunan di lapangan.
b) Memeriksa bobot pekerjaan tambahan atau pengurangan
pekerjaan atau keperluan pembangunan.
c) Mencatat dan mengetahui jumlah bahan bangunan dan
tenaga yang masuk serta keadaan iklim setiap hari kerja
6. Menyusun Berita Acara
Memeriksa, dan menyiapkan berita acara pembangunan,
balk untuk keperluan pernbayaran angsuran, maupun untuk
keperluan penyerahan pertama dan penyerahan akhir,
dengan mengadakan:
a) Formulir untuk Laporan Harian, Mingguan dan Laporan
Kemajuan Pekerjaan
b) Formulir-formulir untuk keperluan pemeriksaan (cheking
list) dan Formulir-formulir yang dianggap perlu untuk
penyusunan dokumen pembangunan.
7. Penelitian Mutu Bahan dan Hasil Pekerjaan
Dokumen Usulan Teknis 6
Jasa Konsultan Pengawasan Harwat Bangunan Gedung Kantor, Halaman dan TamanCV.
BERLIAN CEMERLANG

Dalam penelitian mutu bahan dan hasil pekerjaan


perlu diperhatikan kriteria pengawasan pada tahap
pelaksanaan pembangunan maupun hal-hal yang tercantum
dalam dokumen kontrak

 Peraturan dan Normallisasi Pembangunan Gedung


Pengawasan memerlukan suatu ukuran-ukuran untuk menetapkan
keadaan yang seharusnya, untuk dibandingkan dengan keadaan
yang terjadi. Secara umum ukuran ini ada pada peraturan,
ketentuan dan normalisasi/standard, yang digunakan sebagai
pedoman pembangunan. Secara khusus hal ini dimuat dalam
spesifikasi yang merupakan bagian dari kontrak dan merupakan
penjelasan Secara tertulis tentang ketentuan yang disyaratkan.
1. Peraturan Pemerintah
Katentuan/peraturan yang harus diperhatikan dalam
pengawasan pelaksanaan pembangunan gedung beserta
sarana dan prasarananya yaitu:
- Keputusan Menteri PU mengenai Pedoman Tata Cara
Penyelenggaran Pembangunan Bangunan Negara.
- Keputusan bersama Menteri Keuangan, Bappenas dan
Menteri PU tentang standard tugas dan harga.
- Peraturan umum tentang pelaksanaan pembangunan
gedung-gedung negara dan tambahan lembaran negara
nomor 14571.
- Surat Keputusan Menteri Sekretaris Negara selaku Tim
Pengendali nomor : 12.2625/TppBPP/X/85.
- Peraturan Menteri Departemen Tenaga Kerja mengenai
keamanan kerja dan kesehatan kerja.
- Keputusan Presiden nomor 80 tahun 2003 beserta
lampirannya.
- Peraturan umum mengenai hubungan kerja ahli dan
pemberi tugas.
- Peraturan bangunan pemerintah setempat,
- Peraturan bangunan nasional.
- Dan lain-lain
2. Normalisasi/Standard
Normalisasi menetapkan bagaimana seharusnya suatu terjadi.
Standarisasi adalah usaha kearah pengamanan/penyatuan dan
penyederhanaan. Dengan demikian adanya normalisasi dan
standarisasi berarti mengusahakan:
- Biaya pengujian diberikan
- Keamanan pemakai terjamin
- Kemampuan pengguna ditingkatkan
- Kemampuan pemasaran ditingkatkan
- Ketetapan bertambah
- Fleksibitas naik dan lain-lain

Dokumen Usulan Teknis 7


Jasa Konsultan Pengawasan Harwat Bangunan Gedung Kantor, Halaman dan TamanCV.
BERLIAN CEMERLANG

C. Proses Pengawasan
 Pengawasan dan Pengendalian Mutu
A. Pengawasan Mutu Material
Dalam hal ini merupakan pemeriksaan apakah keadaan yang
ada sesuai atau tidak dengan keadaan yang direncanakan
sebelumnya, kemudian mengusahakan agar keadaan yang
direncanakan dapat terlaksana tanpa mengalami keadaan
penyimpangan. Pengawasan mutu bahan dan hasil pekerjaan
meliputi :
1) Pengawasan kualitas
bahan
Pengawasan dilakukan pada saat bahan tiba di lapangan dan
saat melakukan pemasangan/ pengerjaan dilakukan
pemeriksaan secara visual kesesuaian bahan dengan seperti
dimaksud pada RKS, dapat pula dilakukan pengujian
seperlunya.
2) Pengawasan terhadap cara memperlakukan bahan
Bahan-bahan yang telah diterima di lapangan harus diawasi
cara perlakuannya sesuai dengan peraturan berlaku dalam
normallsasi dan spesifikasi teknik
3) Pengawasan terhadap cara pengolahan bahan.
Cara-cara pengelolaan ditetapkan dalam spesifikasi teknis,
proses pelaksanaan pengerjaannya harus diawasi sebagai
tindakan preventif untuk menghindari kesalahan yang mungkin
terjadi.
4) Pengawasan terhadap cara pelaksanaan
pembangunan/proses pekerjaan
Pengawasan terhadap cara pelaksanaan pemasangan
merupakan tindakan preventif karena saat pemasangannya
dibatasi oleh waktu, yaitu hanya dapat dikerjakan selama
kegiatan bagian pekerjaan tersebut berlangsung. Pengawasan
disini terutama berupa observasi visualdan di dokumentasikan
dalam bentuk photo-photo, sketsa-sketsa maupun catatan-
catatan.
5) Pengawasan terhadap cara pengujian hasil pekerjaan
Pengujian terhadap hasil pekerjaan, yang dapat langsung
dilakukan di lapangan maupun di laboratorium atas benda uji
atau benda contoh dari pekerjaan tersebut. Pengujian yang
dilakukan meliputi :
1) Pengujian Pengukuran
Merupakan proses percobaan, dalam hal ini besaran
fisiknya dinyatalkan dalam nilai satuan.
2) Pengujian perhitungan
Merupakan suatu bentuk khusus dari pengukuran, yang
merupakan pernyataan dari jumlah unsur-unsur atau
kejadian-kejadian yang sama dari segala aspek yang
muncul dalarn proses.

3) Pengujian penilaian
Dalam hal ini jika pengujian pengukuran tidak
memungkinkan, maka dilakukan pengujian penilaian,
Dokumen Usulan Teknis 8
Jasa Konsultan Pengawasan Harwat Bangunan Gedung Kantor, Halaman dan TamanCV.
BERLIAN CEMERLANG

diadakan perbandingan kualitas dari suatu hal terhadap nilai


batas.

B. Pengendalian Mutu
Secara umum pengendalian mutu untuk setiap kegiatan
pekerjaan dilakukan untuk menjamin pekerjaan yang telah
diselesaikan, akurat dan mempunyai hasil yang baik, seragam,
kuat dan lain-lain.
1) Proses Dari Pengendalian Mutu
Untuk maksud agar pelaksanaan pekerjaan dapat berhasil
dengan baik, beberapa pertimbangan akan dibuat dan
dilaksanakan seperti :
 Menentukan batas-batas setiap kualitas material
termasuk batasan-batasan standar dari kualitas material
ditentukan dari beberapa sifat untuk mengevaluasi
material.
· Membakukan standar kualitas dari material termasuk
batasan-batasan standar dari kualitas material berarti
tingkat dari kualitas yang dihasilkan material tersebut,
oleh karenannya jika penentuan produk sesuai
persyaratan spesifikasi tanda, maka hanya material
yang mempunyai tingkatan mutu yang diminta yang
akan diproduksi.
· Menetapkan seluruh bagian kegiatan yang
berhubungan dengan pekerjaan tentang standar-
standar kerja yang diminta.
· Menetapkan seluruh bagian kegiatan yang
berhubungan dengan pekerjaan tentang standar-
standar kerja yang diminta.
· Melakukan pengawasan pelaksanaan pekerjaan secara
terus-menerus.
· Memonitor keadaan cuaca dalam hubungannya dengan
standar pekerjaan.
· Melakukan pemeriksaan ukuran-ukuran.
2) Teknis Pengendalian Mutu
Pengertian pengendalian mutu / kwalitas disini bukan
hanya dalam segi bahan/ material yang dipakai harus
sesuai dengan persyaratan - persyaratan dalam
Kontrak, tetapi juga meliputi mutu dan kwalitas
pelaksanaan harus baik. Kedua hal tersebut ( kwalitas
material dan kwalitas pelaksanaan ) sangat terkait satu
dengan lainnya dan tak dapat dipisahkan dalam
mencapai hasil pekerjaan yang dikatakan baik.

3) Pengendalian Kwalitas Bahan


Untuk dapat menyatakan bahwa bahan / material tersebut
dapat dipakai atau ditolak, Pengawas harus mempunyai
kemampuan / pengalaman dan tolak ukur dalam
menentukan keputusan tersebut. Tolak ukur yang harus
dipakai oleh Pengawas adalah :
1. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
2. Berita Acara aanwijzing.
Dokumen Usulan Teknis 9
Jasa Konsultan Pengawasan Harwat Bangunan Gedung Kantor, Halaman dan TamanCV.
BERLIAN CEMERLANG

3. Kontrak pekerjaan.
4. Peraturan Pemerintah, Kepres, dll.
5. Peraturan/Standarisasi yang berlaku.
6. Gambar pelaksanaan.
7. Hasil test laboratorium.

Perihal yang harus diperhatikan dalam melakukan


pengendalian kwalitas bahan oleh seorang Pengawas /
Supervisor meliputi :

a. Persyaratan bahan
Persyaratan bahan yang harus dipenuhi sesuai dengan
ketentuan yang ada untuk mencapai kualitas bahan
yang baik.
b. Penyimpanan
Faktor penyimpanan yang kurang baik akan
mempengaruhi kwalitas bahan tersebut.
4) Pengendalian Kwantitas
Lingkup pekerjaan ini mencakup lokasi dimana
bangunan tersebut akan didirikan, letak - letak titik juga
dari pengambilan elevasi yang dipakai, kebenaran-
kebenaran ukuran panjang, lebar dan tingginya,
semuanya harus sesuai dengan gambar pelaksanaan
yang ada dalam Kontrak. Pada pekerjaan pengukuran
khususnya pada bangunan gedung beberapa kriteria
disini bisa dipakai dalam mengendalikan kuantitas
pekerjaan, antara lain :
a. Pada penentuan awal Uitzet yaitu menentukan letak
titik-titik koordinat bangunan, pengambilan titik nol
bangunan harus disaksikan / diketahui oleh pihak
pihak terkait dan hasil kesepakatan tersebut
dituangkan dalam berita acara uitzet lapangan.
b. Selama proses pelaksanaan konstruksi dan
menjamin agar patok-patok yang telah ditentukan
tidak mengalami perubahan, maka patok-patok
tersebut harus dibuat permanen dengan dicor. Untuk
selanjutnya selama bangunan gedung belum berdiri
titik pada patok tersebut dipakai sebagai acuan
pengukuran.
c. Pada setiap kolom bangunan yang telah dicor, supaya
diberi tanda elevasi nol bangunan begitu pula pada
lantai bangunan yang telah dicor, As-As kolom harus
diberi tanda dengan cat, hal ini dilakukan dengan
maksud agar pengontrolan terhadap kuantitas
pekerjaan dapat dilakukan setiap tempat.
d. Untuk mempermudah pengecekan terhadap pekerjaan
bekisting lantai, As-As balok dan elevasi pinjaman
harus tertera pada setiap kolom yang sudah dicor
dengan cat.

Dokumen Usulan Teknis 10


Jasa Konsultan Pengawasan Harwat Bangunan Gedung Kantor, Halaman dan TamanCV.
BERLIAN CEMERLANG

5) Pengendalian Dana
Dalam proses pelaksanaan, dapat terjadi perubahan -
perubahan yang berakibat adanya pekerjaan tambah /
kurang. Pekerjaan tambah / kurang baru dapat
dilaksanakan, setelah ada surat resmi dari Pimpro.
Tahapan / prosedur pekerjaan tambah adalah sebagai
berikut :
1. Berhubung dengan adanya sesuatu penyesuaian di
lapangan, setelah dipertimbangkan dengan sungguh-
sungguh oleh pihak-pihak yang terkait, terpaksa ada
pekerjaan tambah. Untuk ini Pimpro memberitahukan
dengan surat resmi kepada pemborong dengan
tembusan kepada pihak pihak terkait tentang adanya
pekerjaan tambah tersebut, sekaligus minta kepada
Pemborong untuk segera mengajukan penawaran biaya
pekerjaan tambah tersebut.
2. Pemborong kemudian menjawab dengan surat resmi
dengan tembusan pada pihak pihak terkait, sekaligus
mengajukan biaya tambahnya.
3. Konsultan Pengawas berkewajiban untuk ikut meneliti
pekerjaan tambah tersebut , antara lain :
- Volumenya
- Harga satuannya ( harga satuan pekerjaan tambah
yang jenisnya sama dengan pekerjaan sebelumnya
harus sama ), jika lain perlu dicheck.
4. Setelah disepakati harga pekerjaan tambah tersebut,
Pimpro memberi perintah resmi untuk dilaksanakan.
5. Pelaksanaan pekerjaan tambah oleh Pemborong
sebelum surat perintah tertulis dari Pimpro, tidak dapat
dibenarkan.
6. Pekerjaan tambah disini harus diperhatikan nilainya
terhadap kontrak awal, bila nilai pekerjaan tambah
melampaui 10 % dari nilai Kontrak, maka harus dibuat
Kontrak baru bukan Addendum. Sebaliknya bila nilai
pekerjaan tambah kurang dari 10 % , maka cukup dibuat
Addendum.

7) Pengendalian Waktu
Untuk pengendalian waktu ini diperlukan pembuatan
rencana kerja, yang biasa disebut dengan Time
Schedule. Sedang dalam Time Schedule yang dibuat
dalam memonitor pekerjaan masih diperjelas lagi
dengan Weekly Schedule. Adapun pemahaman yang
harus diperhatikan dalam pembuatan Time Schedule
dan Weekly Schedule adalah :
a. Time Schedule
Kebenaran / ketelitian pembuatan Time Schedule
mengenai :
- Item - item pekerjaan yang dilaksanakan.
- Kapan mulai dan berakhirnya tiap-tiap item
pekerjaan dan waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan.
- Pencantuman bobot fisik pada tiap item pekerjaan.
- Keterkaitan pekerjaan satu dengan lainnya.
Dokumen Usulan Teknis 11
Jasa Konsultan Pengawasan Harwat Bangunan Gedung Kantor, Halaman dan TamanCV.
BERLIAN CEMERLANG

Adalah hal yang penting untuk memonitor kemajuan fisik


tiap saat. Apabila pembuatan Time Schedule salah,
maka kelalaian dalam pelaksanaan akan terjadi.

b. Weekly Schedule
Sering terjadi dalam proses pelaksanaan, suatu saat
bobot fisik realisasi lebih kecil dari bobot fisik rencana.
Konsultan Pengawas harus segera mengambil langkah
pengejaran terhadap keterlambatan tersebut, yaitu
meminta Kontraktor untuk membuat Weekly Schedule
dengan cara sebagai berikut :
1. Berapa % bobot fisik yang tersisa, dan tinggal
berapa minggu sisa waktu pelaksanaan. Misal sisa
bobot fisik a% sedang sisa waktu = b minggu.
2. Berarti rata-rata per minggu bobot fisik yang harus
dicapai = a/b % per minggu.
3. Untuk mendapatkan bobot fisik dengan target a/b %
per minggu ini, perlu dibuat Weekly Schedule,
dimana bobot fiisik yang dicapai harus
menghasilkan minimal ≥ a/b %
4. Lalu dipelajari, untuk mencapai weekly progress
tersebut, pekerjaan apa saja yang perlu ditingkatkan.
Baik tenaganya, material, peralatan dan lain-lainnya,
sehingga mencapai bobot fisik perminggu ≥ a/b%.
Setelah seminggu berjalan diadakan evaluasi,
bagaimana kondisi fisik yang dicapai terhadap
yang direncanakan, bila OK, berarti langkah yang
diambil sudah sesuai. Tetapi bila belum, diteliti,
bagian mana yang kurang dari 5 M tersebut. Dengan
begitu dalam membuat Weekly Schedule berikutnya,
kekurangan-kekurangan yang ada tersebut
disempurnakan lagi. Weekly Schedule dibuat juga
dengan maksud untuk lebih menjabarkan item - item
pekerjaan yang ada, agar kegiatan pekerjaan lebih
terarah.

 Prosedural Administrasi
A. Prosedural Administrasi Perpanjangan Waktu Pelaksanaan
Bilamana, menurut Pemborong berdasar alasan tertentu
pekerjaan tidak dapat selesai pada waktunya, Pemborong
berhak mengajukan perpanjangan waktu pelaksanaan.
Proseduralnya sebagai berikut :
1. Pemborong dengan segala alasannya, mengirim surat
kepada Pimpro dengan tembusan kesemua pihak terkait
termasuk ke Konsultan Pengawas, mengenai permintaan
perpanjangan waktu pelaksanaan. Surat permintaan
perpanjangan waktu pelaksanaan tersebut, paling lambat
harus dikirim 2 minggu sebelum Penyerahan Ke 1 (satu).
2. Konsultan Pengawas sebagai ujung tombak di lapangan ,
memberi saran tertulis ke Pimpro dan pihak lain yang terkait
yang tembusannya juga ke Pemborong , tentang kelayakan
perpanjangan waktu yang dapat diberikan oleh Pimpro, bila
perpanjangan waktu tersebut memang pantas diberikan.

Dokumen Usulan Teknis 12


Jasa Konsultan Pengawasan Harwat Bangunan Gedung Kantor, Halaman dan TamanCV.
BERLIAN CEMERLANG

3. Selanjutnya atas saran dari Konsultan Pengawas tersebut,


yang mungkin dengan koreksi sedikit disana-sini, Pimpro
memberi jawaban keputusan dari permintaan perpanjangan
waktu tersebut.Yang penting tanggal putusan tersebut harus
sebelum batas penyerahan ke - 1.
4. Sebagai kelanjutannya, dibuat apa yang disebut Addendum
Kontrak.

B. Teguran / peringatan kepada Pemborong


Apabila dipandang perlu, dimana Pemborong melakukan
kesalahan / pelanggaran dalam pelaksanaan, atau diperkirakan
oleh Konsultan Pengawas, bahwa keterlambatan fisik yang
terjadi saat itu dapat menyebabkan terlambatnya waktu
pelaksanaan, Konsultan Pengawas secara prosedural dapat
segera mengirim surat teguran / peringatan kepada Pemborong.
Tembusannya kepada Pimpro dan semua pihak yang terkait.
Tentu dapat juga tergantung permasalahannya, sebelumnya
dimulai dengan teguran lisan, meningkat ke buku harian, baru
surat.

C. Prosedural Penyerahan I dan II


1. Bila Pemborong merasa penyerahan ke I dapat tepat waktu,
paling lambat dua minggu sebelum tanggal penyerahan ke I,
harus sudah menyampaikan surat ke Pimpro dengan
tembusan ke semua pihak terkait, termasuk ke Konsultan
Pengawas.
2. Berdasar surat tersebut, Konsultan Pengawas pertama-tama
mencheck apakah memang sudah memenuhi syarat untuk
dilakukan P-I. Persyaratan P-I adalah, pekerjaan harus 100
% selesai, walau disana-sini ada yang kurang sempurna.
Dibuat check list, apa dan mana saja yang kurang
sempurna.
3. Selanjutnya bila telah memenuhi syarat, Konsultan
Pengawas resmi mengundang pihak terkait, untuk
mengadakan pemeriksaan bersama. Bila disepakati , dibuat
Berita Acara Pemeriksaan ke I beserta check list perbaikan
yang harus sudah diperbaiki dengan sempurna sewaktu
pemeliharaan , sebelum P-II dilaksanakan.
4. Prosedural administrasi penyerahan ke II hampir sama
dengan P-I dengan syarat pada P-II, selain pekerjaan
selesai 100 %, juga semua kekurang sempurnaan yang
terjadi pada saat PI harus sudah diperbaiki dengan baik.
Juga kerusakan atau kekurang sempurnaan yang terjadi
selama masa pemeliharaan.

D. Prosedural Perubahan Merk.


Sering terjadi dalam pelaksanaan, bahwa bahan / peralatan
dengan merk / spesifikasi seperti terebut dalam RKS tidak ada
di pasaran. Kemudian Pemborong mengajukan perubahan merk
yang lain. Proseduralnya sebagai berikut :
1. Mengenai hal ini dapat diajukan Pemborong pada rapat
koordinasi saat Site Meeting atau dengan surat resmi.
2. Sebelum masalah tersebut ditindak lanjuti, sebaiknya
Konsultan Pengawas menyarankan ke pemborong agar
Dokumen Usulan Teknis 13
Jasa Konsultan Pengawasan Harwat Bangunan Gedung Kantor, Halaman dan TamanCV.
BERLIAN CEMERLANG

dalam suratnya tersebut dilengkapi dengan surat dari


suppliernya yang bersangkutan. Kebenaran bahwa barang
tersebut saat ini tidak ada. ( Sudah tidak berproduksi lagi
atau persediaan terbatas, sehingga sangat sulit mencari
dipasaran ).
3. Apabila ternyata betul dipasaran tidak ada, baru
dipertimbangkan kemungkinan penggantian dengan bahan /
merk lain yang setara. Dalam hal ini Konsultan Pengawas
perlu mencheck harganya dan juga spesifikasinya. Jika
ternyata harga lebih rendah, perubahan ini berakibat juga
pekerjaan kurang, yang dapat diperhitungkan pada akhir
pelaksanaan, dengan pekerjaan-pekerjaan tambah / kurang
lainnya.

E. Peralatan dan Metode Kerja


Pemakaian peralatan dan type peralatan yang dibutuhkan
pada suatu pekerjaan tidak terlepas dari beberapa faktor
pertimbangan, antara lain :
1. Lokasi pekerjaan yang ada
2. Waktu yang tersedia untuk menyelesaikan pekerjaan
3. Faktor kesulitan yang ada.
4. Sistem / metode kerja yang akan dipakai.
5. Biaya.
Pada pekerjaan Pengawasan Pembangunan Penataan
Stadiun Kabupaten Jombang peralatan yang perlu
dipersiapkan, adalah sebagai berikut :

1. Genzet
Peralatan genset ini sangat diperlukan dan mempunyai arti yang
sangat penting sebagai sumber daya listrik yang digunakan
untuk pemakaian peralatan yang ada .
2. Concrete pump
3. Selain peralatan berat tersebut, peralatan peralatan lain
yang diperlukan dalam menunjang pekerjaan beton misalnya
perlu :
 Vibrator
 Bar bender
 Mesin potong besi
 Mesin las
 Mesin bor
 Mesin gergaji dll
4. Molen / Concrete Mixer
Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Penataan Stadiun
Kabupaten Jombang juga termasuk pekerjaan pekerjaan
finishing. Peralatan molen sangat dibutuhkan untuk membuat
spesi, misalnya untuk plesteran, pasangan bata, dll.

F. KESELAMATAN DAN KEAMANAN KERJA


Dalam suatau proyek yang melibatkan banyak pihak terkait
serta tenaga kerja yang banyak seringkali terjadi masalah-
masalah keselamatan dan keamanan kerja perlu mendapat
perhatian. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kondisi kerja

Dokumen Usulan Teknis 14


Jasa Konsultan Pengawasan Harwat Bangunan Gedung Kantor, Halaman dan TamanCV.
BERLIAN CEMERLANG

yang mempengaruhi prestasi kerja dan pada akhirnya


berdampak pada biaya proyek.
Keamanan tersebut meliputi :
1. Keamanan terhadap kebakaran.
Kebakaran yang sering terjadi di proyek adalah kebakaran yang
disebabkan adanya masalah dengan listrik. Masalah tersebut
antara lain :
 Penggunaan penerangan listrik di waktu lembur yang tidak
dipasang berdasar bersyaratan minimal yang harus
dipenuhi.
 Penggunaan kabel seadanya yang tidak sesuai dengan
standard yang ada atau cacat fisik pada kabel yang
digunakan ( kabel lecet ).
 Penggunaan penyangga kabel yang dipasang seenaknya
yang mudah jatuh bila kena gangguan sedikit saja.
Hal hal tersebut diatas akan mudah mengakibatkan adanya
kortsluiting yang dapat meningkat pada bahaya kebakaran.
Selain itu puntung rokok dan api pengelasan juga rawan
mengakibatkan bahaya kebakaran.

2. Keamanan terhadap kecelakaan


Kecelakaan yang sering terjadi selama ini lebih sering akibat
kecerobohan para korban sendiri walaupun tidak jarang akibat
perlengkapan kerja yang kurang memadai.
Kecelakaan kecelakaan yang sering terjadi dalam pelaksanaan
proyek antara lain :
 Pada pekerjaan gedung bertingkat yang memiliki ketinggian
tertentu sering kecelakaan terjadi akibat kontraktor tidak
menyediakan sabuk pengaman ( safety belt ) bagi para
pekerjanya. Akan tetapi pada kasus lain sering terjadi pula
bahwa pekerja enggan memakai sabuk pengaman karena
dianggap menghambat gerak kerjanya.
 Penggunaan scaffolding yang sudah tidak layak pakai
(berkarat) yang mengakibatkan pada saat pembetonan
scaffolding tidak bisa menahan beban sehingga menjadi
bengkok bahkan patah. Hal ini mengakibatkan
keseimbangan konstruksi bekisting terganggu bahkan roboh
yang bisa mengakibatkan kecelakaan fatal.
 Tidak ditutupnya lubang-lubang untuk shaft yang mudah
mengakibatkan terperosoknya pekerja apalagi tidak
ditunjang penerangan pada saat lembur.
 Kecerobohan pekerja yang menggunakan lift barang untuk
turun naik gedung. Padahal sering terjadi handle lift tidak
berfungsi baik (lepas) sehingga lift jatuh bebas dengan
kecepatan tinggi.
 Kecelakaan akibat sambaran petir yang diakibatkan oleh
terlambatnya pemasangan penangkal petir.
Dokumen Usulan Teknis 15
Jasa Konsultan Pengawasan Harwat Bangunan Gedung Kantor, Halaman dan TamanCV.
BERLIAN CEMERLANG

3. Keamanan terhadap pencurian


Melihat situasi proyek yang masih pada area gedung existing
yang masih melakukan aktivitas seperti biasa maka pencurian
rawan terjadi baik didalam lingkungan proyek maupun diluar
proyek.
Untuk itu sebagai Konsultan Pengawas kita berusaha
meminimalisir pencurian tersebut dengan cara antara lain:
 Pagar Pengaman
Keliling proyek harus dibuat pagar pemisah antara site
proyek dengan gedung existing sekitarnya dan lalulintas
proyek dibuat pada satu pintu sehingga memudahkan
pengawasan terhadap pekerja dan material yang keluar
masuk proyek. Bila perlu dibuat pos satpam pada pintu
tersebut.
 Penerangan
Pada sekeliling pagar proyek dibuat penerangan yang cukup
sehingga mudah mendeteksi sesuatu yang mencurigakan.
 Tanda Pengenal
Untuk memudahkan pengawasan terhadap para pekerja
sebaiknya dibuat tanda pengenal sehingga tidak semua
orang bisa leluasa masuk lokasi proyek. Untuk lebih
amannya para pekerja dibuatkan barak terpisah dari gedung
utnuk tidur sehingga tidak ada pekerja yang tidur
sembarangan didalam gedung yang sedang dibangun.
 Kolusi
Kehilangan / pencurian juga sering terjadi akibat adanya
kolusi antara penjaga dengan orang diluar proyek. Untuk itu
pemilihan Satpam harus berdasarkan referensi kejujuran
dan kedisiplinannya.

G. Koordinasi Pekerjaan
Masalah koordinasi pekerjaan disini tidak kalah
pentingnya dengan masalah teknis dan administratif.
Apalagi bila bangunan yang didirikan cukup besar dan
sangat kompleks.
Untuk masalah koordinasi disini, dapat kami bagi dalam
2 bagian, yaitu :
1. Koordinasi Lapangan/Pelaksanaan

Dokumen Usulan Teknis 16


Jasa Konsultan Pengawasan Harwat Bangunan Gedung Kantor, Halaman dan TamanCV.
BERLIAN CEMERLANG

Kompleksitas pada Pengawasan Pembangunan Penataan


Stadiun Kabupaten Jombang, terutama keterkaitan antara
lingkup pekerjaan yang ada dan terbatasnya waktu.
Akibat meningkatnya kompleksitas pekerjaan, maka fungsi dan
peran dari Konsultan Pengawas makin meningkat pula,
terutama mengkoordinasikan pada pekerjaan-pekerjaan satu
dengan yang lainnya yang saling terkait antara pekerjaan
struktur, arsitektur dan mekanikal elektrikal. Dengan demikian
diharapkan tidak terjadi adanya pekerjaan bongkar pasang yang
pasti berakibat kurang baik dari segi waktu juga dari segi biaya,
misalnya pada pekerjaan plafond yang dibongkar akibat
pekerjaan yang ada diatasnya belum terpasang seperti kabel,
pipa-pipa dll. Disamping itu ,koordinasi pekerjaan disini sangat
penting artinya agar interpretasi dari Pengawas dan Kontraktor
dapat sejalan/sehaluan. Koordinasi tersebut dapat dilakukan
dengan Site Meeting minimal dua minggu sekali atau sewaktu-
waktu tergantung dari permasalahan yang ada.

2. Koordinasi Keluar
Yaitu Koordinasi pekerjaan yang menyangkut hubungan
Konsultan Pengawas, Kontraktor dan pihak pihak terkait
lainnya harus jelas, agar informasi yang diterima baik oleh
Kontraktor maupun Konsultan Pengawas tidak tumpang tindih.

H. Pengawasan Sistem dan Prosedur Pengadaan


Terdapat dua bagian dari sistem dan prosedur pengadaan ini,
yaitu:
a. Pengadaan material
1. Perhitungan kebutuhan
2. Cara pemesanan/pengajuan dan cara pengesahannya
3. Cara pembelian : Langsung / Penunjukan/Kontrak
4. Cara penerimaan/pengecekan: Mutu bahan, Volume
5. Cara pembayaran : Kontrol, Administrasi/pendapatan
b. Pengawasan terhadap sistem atau tata cara / prosedur
pengadaan tenaga kerja
1. Perhitungan / perencanaan jumlah tenaga kerja
2. Pemilihan / seleksi terhadap keahlian sesuai dengan
bidang / bagian pekerjaan
3. Cara pengupahan :
· Langsung / harian / mingguan
· Penunjukan kepada koordinator tenaga kerja
(mandor)
· Penunjukan sub-kontraktor tenaga kerja

I. Pengawasan Sistem Lainnya


a. Pengawasan terhadap sistem / tata cara / prosedur
pengadaan sub kontraktor
b. Pengawasan terhadap sistem tata cara / prosedur
pengamanan proyek
c. Pengawasan terhadap sistem / tata cara / prosedur
pengamanan proyek
d. Pengadaan pengawasan khusus terhadap Manajemen

Dokumen Usulan Teknis 17


Jasa Konsultan Pengawasan Harwat Bangunan Gedung Kantor, Halaman dan TamanCV.
BERLIAN CEMERLANG

Lapangan Kontraktor, Manajemen lapangan/proyek


merupakan kunci pokok keberhasilan pelaksanaan

J. Revisi Desain
Pekerjaan review design akan dilakukan oleh Team Leader/ Ahli
Sipil Struktur dan Tenaga Ahli lainnya, dimana data-data
lapangan akan dikumpulkan dan di proses di kantor. Pekerjaan
ini akan dilakukan dengan berpedoman pada buku panduan
yang dikeluarkan oleh Dinas Permukiman dan Prasarana
Wilayah dan peraturan-peraturan yang berlaku.

D. Analisa Volume Pekerjaan


Data untuk perencanaan, hasilperencanaan, perkiraan volume dan
biaya serta gambar teknis yang telah dilaksanakan oleh Satuan
Kerja akan di analisa berdasarkan pada buku panduan
perencanaan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perumahan
dan Permukiman Departemen Pekerjaan Umum. Program ini akan
menghasilkan catatan mengenai seluruh pekerjaan, antara lain :
· Catatan kuantitas tiap item pekerjaan
· Biaya nota pembayaran yang besar
· Total dari kuantitas kontrak dan biaya setiap mata pembayaran
· Total dari kuantitas
· Schedule dari kuantitas
· Schedule pelaksanaan
Disamping hal-hal di atas, data-data lain yang diperlukan dan akan
diperhatikan adalah :
1. Bahwa kualitas dari pekerjaan yang akan dilaksanakan selalu
diperiksa secara terus menerus, meliputi
· Pelaksanaan inspeksi harian pekerjaan yang dilaksanakan
untuk menjamin bahwa material, tenaga kerja dan
pelaksanaan pekerjaannya tidak menyimpang dari dokumen
kontrak (bestek) dan peraturan-peraturan yang berlaku.
· Bahwa instruksi-instruksi tertulis dikeluarkan kepada
kontraktor dengar menerangkan gambaran secara detail yang
lebih baik mengenai titik-titik yang berhubungan dengan lokasi
pekerjaan dan bertujuan agar pelaksanaan pekerjaan menjadi
lebih balk dan meningkatkan efisiensi tenaga kerja.
· Bahwa seluruh material yang tiba di lapangan sesuai dengan
persyaratan spesifikasi teknis dan secara keseluruhan test
terhadap material diiakukan secara teliti.
· Bahwa jika diperlukan instruksi-instruksi tertulis akan
dikeluarkan memo instruksi untuk kontraktor guna
memperbaiki seluruh kerusakan-kerusakan dalam pekerjaan
dan melengkapi kekurangan-kekurangan yang masih belum
diselesaikan.
· Membantu dengan melakukan inspeksi akhir dari pekerjaan
sebelum serah terima pekerjaan Kontraktor.
2. Bahwa besar kuantitas pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang ada serta diukur secara cermat dan benar.
3. Bahwa seluruh laporan yang diminta dikirimkan dalam waktu
yang tepat serta isi laporan mengenai progres dan
Dokumen Usulan Teknis 18
Jasa Konsultan Pengawasan Harwat Bangunan Gedung Kantor, Halaman dan TamanCV.
BERLIAN CEMERLANG

permasalahan di proyek secara cermat dan baik. Pekerjaan ini


termasuk :
· Menyusun dan mengirimkan laporan mingguan dalam waktu
yang tepat secara cermat
· Menyusun dan mengirimkan laporan bulanan dalam waktu
yang tepat secara cermat
· Melaporkan secepatnya dengan tertulis tanpa ditunda setiap
mendapat kesulitan dalam pelaksanaan pekerjaan yang tidak
terduga
· Laporan ini akan termasuk usulan Cara penanganan untuk
menyelesaikan kesulitan tersebut.
· Melaporkan secara tertulis dengan usulan yang sesuai, antara
lain untuk memperbaiki kekurangan waktu, adanya hambatan
pekerjaan atau keterlambatan kritis, yang akan menghambat
target waktu penyelesaian pekerjaan yang telah ditetapkan.
· Membuat dan menyimpan laporan akhir proyek, mencatat
keadaan lapangan dengan lengkap, seperti pemakaian
material, cuaca dan keadaan khusus.
· Menyimpan catatan-catatan hasil pekerjaan konstruksi
termasuk arsip dari hasil-hasil test material, sertifikat
pembayaran, pengukuran volume lapangan dan perhitungan
pendukung serta gambar yang sesuai dengan pelaksanaan.
· Menyimpan arsip surat-menyurat dengan Kontraktor Team
Proyek, Team Supervises dan instansi lainnya.
· Membuat laporan hasil-hasil pemriksaan prefinal, mencatat
setiap kekurangan dari seluruh pekerjaan yang belum selesai
dengan sempurna.
· Menyajikan laporan akhir dengan segala permasalahannya
dalam bentuk Executive Sumary, serta Dokumentasi foto
pelaksanaan 0% - 50% - 100%, Gambar-gambar hasil
pelaksanaan pekerjaan ( As Built Drawing ) yang dibuat
kontraktor, data hasil test, Check List pelaksanaan dan
laporan cacat-cacat pelaksanaan pada masa pemeliharaan.
· Melaporkan secepatnya dengan tertulis tanpa ditunda setiap
mendapat kesulitan dalam pelaksanaan pekerjaan yang tidak
terduga
· Laporan ini akan termasuk usulan cara penanganan untuk
menyelesaikan kesulitan tersebut.
· Melaporkan secara tertulis dengan usulan yang sesuai, antara
lain untuk memperbaiki kekurangan waktu, adanya hambatan
pekerjaan atau keterlambatan kritis, yang akan menghambat
target waktu penyelesaian pekerjaan yang teiah ditetapkan.
· Membuat dan menyimpan laporan akhir proyek, mencatat
keadaan lapangan dengan lengkap, seperti pemakaian
material, cuaca dan keadaan khusus.
· Menyimpan catatan-catatan hasil pekerjaan konstruksi
termasuk arsip dari hasil-hasil test material, sertifikat
pembayaran, pengukuran volume lapangan dan perhitungan
pendukung serta gambar yang sesuai dengan pelaksanaan.

Dokumen Usulan Teknis 19


Jasa Konsultan Pengawasan Harwat Bangunan Gedung Kantor, Halaman dan TamanCV.
BERLIAN CEMERLANG

· Menyimpan arsip surat-menyurat dengan Kontraktor Team


Proyek; Team Supervises dan instansi lainnya.
4. Bekerja sama dengan wakil Satuan Kerja di lapangan untuk
setiap langkah-langkah persoalan teknik. Pekerjaan ini
meliputi :
· Bersama-sama memeriksa sertifikat pembayaran bulanan
Kontraktor dan masalah-masalah lainnya
· Membuat rekomendasi terhadap klaim-klaim Kontraktor,
menyelesaikan perselisihan, penambahan waktu Kontraktor
dan masalah-masalah lainnya.
· Menyiapkan perubahan pekerjaan yang ada hubungan
dengan panduan diatas, merekomendasikan revisi dari
kegiatan pekerjaan dengan speslflkasi dan membuat
perkiraan mata pembayaran yang baru sebagai dasar
negosiasi dengan data penunjang yang lengkap.
· Selalu memeriksa kelengkapan Kontraktor, kantor lapangan,
bengkel, gedung alat-alat konstruksi yang ditentukan dalam
kontrak.
5. Konsultan akan melakukan konsultasi dengan Kepala Satuan
Kerja dalam melakukan serah terima lokasi pekerjaan. Seluruh
titik-titik kontrol pengukuran yang telah direncanakan akan
ditentukan tempatnya bersama Kontraktor di lapangan,
sebagai pedoman pelaksanaan untuk waktu yang akan
datang. Waktu serah terima pekerjaan akan dikeluarkan oleh
Pempinan Proyek Pelaksana (Kontraktor) mulai diijinkan untuk
mengadakan pekerjaan sesuai dengan rencana kerja yang
celah disetujui.
6. Bersama-sama Team Survey dari Kontraktor, mementukan
titik-titik kontrol yang diperlukan seperti elevasi, koordinat dan
sumbu dari pekerjaan sesuai dengan gambar kerja.
7. Selama masih pelaksanaan pekerjaan konstruksi Konsultan
akan melakukan pengawasan, memberikan saran-saran bila
diperlukan, mengadakan inspeksi dan kontrol pada pekerjaan
tanah, bangunan, pengetesan material dan kegiatan-kegiatan
lainnya termasuk pengambilan sampel dan pengetesan dari
bagian-bagian pekerjaan yang mewakili untuk menjamin agar
pekerjaan sesuai dengan Dokumen Kontrak.
Konsultan akan melakukan review design dan jika dapat
diterima akan mengusulkan kepada Satuan Kerja untuk
disetujui beserta seluruh gambar kerja yang dibuat oleh
kontraktor. Konsultan akan memberikan saran kepada
Pemimpin Proyek dan membantu menghitung quantitynya,
menyiapkan petintah perubahan (Change Order) gambar dan
spesifikasi teknisnya. Setiap gambar yang tidak sesuai
dengan kondisi di lapangan akan diperbaiki untuk dilakukan
perubahan design selanjutnya diajukan kepada Pemimpin
Proyek Kontraktor.
Apabila pada waktu rapat antara Kontraktor dengan Konsultan
didapatkan permasalahan yang melampaui batas wewenang
Konsultan, maka masalah tersebut akan dibawa secepat
mungkin ke Kepala Satuan Kerja disertai pandangan, cara
perbaikan, informasi, data-data sebagai pendukung untuk
Dokumen Usulan Teknis 20
Jasa Konsultan Pengawasan Harwat Bangunan Gedung Kantor, Halaman dan TamanCV.
BERLIAN CEMERLANG

bahan pertimbangan dan keputusan.


8. Konsultan akan melakukan pengontrolan terhadap volume
pekerjaan, pembayaran dan nilai kontrak serta besarnya
volume pekerjaan di lapangan dari masing-masing mata
pembayaran karena merupakan dasar untuk penyusunan
alokasi dana sesuai dengan dokumen kontrak atau atas
keperluan dari. Pemberi Tugas. Penyusunan alokasi dana
tersebut timbul biasanya dikarenakan perkiraan volume dalam
kontrak pada saat penandatanganan kontrak dengan
volume kenyataan dilapangan sangat jauh berbeda.
Dalam monitoring terhadap kemajuan dari pekerjaan
konstruksi, persiapan dari material konstruksi, kontrol
terhadap pendanaan dan lain-lain secara periodik Konsultan
membuat perbaikan-perbaikan volume pekerjaan dan
pembiayaannnya. Hal tersebut diatas juga diperlukan untuk
memberikan masukan data kepada Kuasa Pengguna
Anggaran dan Kontraktor, sebagai nara sumber dalam
penentuan langkah-langkah kerja seperti pembuatan
Addendum, perintah perubahan (Change Order), laporan-
laporan dan evaluasi terhadap kemajuan pekerjaan.
9. Penyiapan dan proses pembuatan Sertifikat Pembayaran
meliputi :
A. Sertifikat Pembayaran Bulanan Kontraktor.
Sertifikat pembayaran kontraktor seperti sertifikat
pembayaran bulanan dibuat secara periodik oleh Kontraktor,
berdasarkan hasil opname bersama terhadap pekerjaan-
pekerjaan yang layak untuk dibayarkan sesuai ketentuan
dalam spesifikasi dan dokumen kontrak.
B. Sertifikat Pembayaran Akhir
Sertifikat pembayaran akhir dibuat setelah pekerjaan selesai
dan telah dilengkapi oleh Kontraktor, sebelumnya Tim
Konsultan dan Wakil Kontraktor akan melakukan
pengukuran dan perhitungan-perhitungan sebagai data
untuk pembuatan sertifikat akhir pekerjaan tersebut.
Pekerjaan ini dilakukan bersamaan dengan persiapan untuk
pelaksanaan serah terima pekerjaan sementara (PHO).
Final sertifikat ini diajukan Kontraktor sesuai dengan volume
akhir pekerjaan yang telah disepakati bersama sesuai
dengan persyaratan-persyaratan dokumen kontrak dan
kondisi untuk langkah-langkah penyiapan final sertifikat
dapat dilihat seperti bagan berikut ini.

Dokumen Usulan Teknis 21


Jasa Konsultan Pengawasan Harwat Bangunan Gedung Kantor, Halaman dan TamanCV.
BERLIAN CEMERLANG

Gambar 5.4. Proses Pembayaran Hasil Pekerjaan Kontraktor Pelaksana

Pengukuran dan perhitungan volume


pekerjaan komtraktor oleh Tim
Pengawasan Konsultan

Leader Tim Pengawasan mengirim


hasil perhitungan pada kontraktor
untuk dilakukan persetujuan
perhitungan

Leader Tim Pengawasan mengirim


hasil akhir perhitungan kepada
Penguasa Pengguna Anggaran

Final Quantity disetujui dan


ditandatangani antara kontraktor,
site engineer, dan KPA

KPA dan Leader menandatangani Kontraktor mengajukan sertifikat


sertifikat pembayaran dan pada pembayaran dan penyerahan
tahap akhir termasuk penyerahan pekerjaan sementara / PHO kepada
akhir pekerjaan Kuasa Pengguna Anggaran

Dokumen Usulan Teknis 22


Jasa Konsultan Pengawasan Harwat Bangunan Gedung Kantor, Halaman dan TamanCV.
BERLIAN CEMERLANG

5.2. PROGRAM KERJA


5.2.1. UMUM
Tugas Konsultan Pengawas adalah mengevaluasi mengendalikan /
mengkoordinir pengawasan yang menyangkut segi kwalitas, kwantitas, dana
dan waktu. Untuk mewujudkan hal tersebut Konsultan Pengawas harus
mempersiapkan :
1. Struktur Organisasi dari Konsultan Pengawas
2. Tenaga - tenaga yang berbobot dalam bidang profesi masing - masing
dengan pemahaman, pengalaman dan penguasaan pekerjaan dalam bidang
teknis dan administrasi minimum harus lebih maju atau paling tidak lebih
memahami dari yang diawasi yaitu Kontraktor Pelaksana.
3. Mempunyai rencana kerja secara menyeluruh dari target dan sasaran
yang harus dicapai sejak dari tahap persiapan sampai dengan
penyerahan pekerjaan.
4. Mempersiapkan schedule / penjadwalan Tenaga Ahli dan peralatan yang
dipakai berkaitan dengan tugas sebagai Konsultan Pengawas.

5.2.2. SCHEDULE TENAGA KERJA


Selesainya pekerjaan sesuai jadwal yang ditentukan dengan kwalitas dan
kwantitas yang baik adalah sasaran dari semua unsur yang terkait. Untuk
mewujudkan hal tersebut, disini pembuatan Time Schedule sangatlah
penting artinya. Dalam pembuatan Time Schedule pelaksanaan yang
penting mendapat perhatian adalah :
a. Unsur 5 M, yaitu :
1. Man
Tenaga kerja yang dipergunakan harus disesuaikan dengan jenis
pekerjaan yang akan dihadapinya baik itu dari segi jumlah maupun dari
segi ketrampilannya.
2. Material
Bahan / material yang diperlukan dalam pelaksanaan harus didatangkan
tepat pada waktunya dengan kwalitas bahan yang sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan.
3. Machine
Jumlah dan jenis peralatan yang dipergunakan harus disesuaikan
dengan jenis dan volume pekerjaan yang ada.
4. Methode
Apakah sistem / cara kerja yang diterapkan harus dapat mendukung
semua kegiatan / aktifitas pekerjaan dilapangan, baik secara teknis
maupun ekonomis. Methode yang dipakai juga mempengaruhi urut-
urutan kerja.
5. Management
Koordinasi yang dilakukan harus berjalan dengan baik. Sehingga dapat
menciptakan keserasian disetiap bagian pekerjaan yang terkait. Seperti
koordinasi antara logistik dengan supplier material dan lain-lain.
b. Keterkaitan pekerjaan
Keterkaitan antara pekerjaan satu dengan lainnya, biasanya unsur pada
bagian ini yang seringkali menyebabkan pekerjaan terlambat. Untuk itu
perhatian pada bagian ini dalam memonitor pelaksanaan mendapat
perhatian lebih.
c. Penjadwalan tenaga
Untuk Konsultan Pengawas, kebutuhan akan tenaga Ahli disesuaikan
dengan schedule pelaksanaan yang ada. Dimana tenaga - tenaga ahli yang
bertugas nantinya disesuaikan dengan tahapan kemajuan pekerjaan yang
Dokumen Usulan Teknis 23
Jasa Konsultan Pengawasan Harwat Bangunan Gedung Kantor, Halaman dan TamanCV.
BERLIAN CEMERLANG

ada. Misalnya pada tahap finishing peran Civil Supervisor akan lebih kecil
dibandingkan dengan Architec Supervisor. Mengenai Schedule/
penjadwalan Tenaga Ahli, Struktur Organisasi dan personil - personil
yang terlibat dapat dilihat pada lampiran proposal ini.

5.2.3. SARANA YANG DIPERLUKAN


Sarana - sarana yang diperlukan oleh Konsultan Pengawas dalam
mewujudkan sasaran sesuai target, meliputi :
1. Administrasi
a. Gambar-gambar pelaksanaan.
b. Rencana Kerja dan Syarat - Syarat beserta Berita Acara.
c. Kontrak pemborong.
d. Schedule dengan S Curvenya, mungkin juga Net Work Planning.
e. Perhitungan konstruksi dan hasil penyelidikan tanah.
f. Dan Lain-lain
2. Peralatan
Peralatan yang digunakan harus sesuai dengan jenis pekerjaan yang
dihadapi. Untuk Pembangunan Gedung Bedah Sentral RSD Kab. Jombang
peralatan - peralatan yang diperlukan disini dalam menunjang pekerjaan
pengawasan antara lain :
a. Meteran panjang 50 m dan meteran pendek 5 m.
b. Waterpass.
c. Calculator / mesin hitung.
d. Komputer / mesin ketik.
e. Stop Watch ( untuk pemancangan ).
f. Sketmatch ( untuk diameter besi )
3. Personalia ( Tenaga )
Untuk alokasi tenaga disini harus berbobot sesuai dengan jenis pekerjaan
yang ditangani dan yang terpenting mempunyai kemampuan dan
penguasaan dalam bidang teknis dan administrasi. Mengenai jumlah personil
yang dibutuhkan, semua disesuaikan dengan lingkup pekerjaan yang ada.

5.3. TENAGA AHLI DAN TANGGUNG JAWABNYA

Tenaga – tenaga yang kami ajukan dalam menangani proyek ini sesuai dengan
ketentuan yang disyaratkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) , untuk itu kami
sampaikan susunan team kami sebagai Konsultan Pengawas seperti :

TENAGA PROFESIONAL/AHLI
1. Pengawas Struktu :
3. 2Administrasi

5.3.1. URAIAN TUGAS PERSONIL

. Pengawas Konstruksi
Tugas dan tanggung jawabnya, meliputi :
- Mengumpulkan dan mengidetifikasi data–data lapangan
- 1Melakukan koordinasi dengan tenaga ahli lainnya.
- Mencermati spesifikasi bahan konstruksi dan anggaran biayanya.
- Memeriksa dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
- Membantu ketua team dalam penyusunan laporan.

Dokumen Usulan Teknis 24


Jasa Konsultan Pengawasan Harwat Bangunan Gedung Kantor, Halaman dan TamanCV.
BERLIAN CEMERLANG

2. Tenaga Pendukung
Bagian personil yang tidak kalah pentingnya adalah tenaga pendukung yang
berberan membantu seluruh tenaga ahli dalam mencari data – data, baik
primer maupun sekunder. Tenaga pendukung ini meliputi :
 Tenaga Administrasi/Staf Kantor
Secara umum tenaga pendukung membantu segala pekerjaan Tenaga Ahli
dalam mengerjakan pekerjaan ini.

Dokumen Usulan Teknis 25

Anda mungkin juga menyukai