BERLIAN CEMERLANG
Uraian Pendekatan,
Metodologi dan
Program Kerja
5.1.1. UMUM
Di dalam pelaksanaan Pengawasan Harwat Bangunan Gedung Kantor, Halaman
dan Taman ini bertujuan mendapatkan jaminan akan penyelesaian pekerjaan
konstruksi yang tepat waktu serta tepat kualitasnya berdasarkan spesifikasi
teknis yang telah ditetapkan di dalam RKS yang dibuat oleh konsultan
Perencana.
Tahap persiapan
Tahap Pengawasan / Pelaksanaan
Dokumen Usulan Teknis 1
Jasa Konsultan Pengawasan Harwat Bangunan Gedung Kantor, Halaman dan TamanCV.
BERLIAN CEMERLANG
B. Pendekatan Ekonomis
Salah satu hal penting dalam pendekatan ekonomis adalah
pemanfaatan ketersediaan pesonil secara efektif dan efisien yang
disusun berdasarkan analisis terhadap lingkup pekerjaan, jangka
waktu pelaksanaan, kebutuhan personil dan struktur organisasi
yang akan diterapkan dalam pelaksanaan pekerjaan. Personil yang
akan terlibat dalam pengawasan adalah sebagai berikut :
5.1.4. METODOLOGI
Metodologi Pekerjaan Pengawasan menyangkut beberapa tahapan
yang berkaitan satu dengan lainnya.
Langkah-langkah tersebut adalah :
a) Mempelajari dan memahami aspek peraturan perundangan bangunan
gedung
b) mempelajari dan mamahami maksud, tujuan, dan sasaran pekerjaan ini
yaitu pembangunan Penataan Stadion Kabupaten Jombang.
c) Mempelajari dan memahami aspek manajemen program termasuk
organisasi dalam perencanaan dan proyek pembangunan fisik.
d) Mempelajari dan memahami masterplan pembangunan Penataan
Stadion Kabupaten Jombang dan aspek teknis pembangunannya seperti
yang telah dihasilkan oleh konsultan perencana.
e) Dalam melengkapi pemahaman mengenai, konsultan pengawasan juga
harus mempelajari berbagai peraturan perundangan yang melandasi
pembangunan baik dalam skala nasional maupun lokal.
f) Selanjutnya konsultan merumuskan suatu form pengawasan berdasarkan
item dasar pengawasan yaitu penjagaan kuantitas, kualitas, waktu, serta
prosedur pelaksanaan pekerjaan. Form-form dan kurva “S” merupakan
alat utama bagi tim pengawas dalam mengawasi pekerjaan konsultan.
Selanjutnya konsultan melakukan pengawasan pekerjaan kontraktor
yang dimulai dari tahap harian dengan dokumen berupa BHL (Buku
harian Lapangan). Buku harian lapangan ini kemudian selama satu
minggu akan dirangkum menjadi Laporan Minguan. Laporan Mingguan
ini juga kemudian dirangkum kembali menjadi laporan Bulanan. Laporan
Mingguan dan Bulanan digunakan sebagai dasar penilaian mengenai :
Deviasi pelaksanaan pekerjaan
Volume pekerjaan yang telah dicapai oleh kontraktor serta tingkat
kemajuan pekerjaan.
Perubahan-perubahan desain pelaksanaan pembangunan
Perubahan-perubahan desain harus didasari pertimbangan-pertimbangan
yang cukup kuat yang dapat mengalahkan desain awalnya.
g) Selanjutnya dilakukan suatu rapat koordinasi baik mingguan dan bulanan
dalam menindaklajuti temuan pada point di atas. Rapat koordinasi
dituangkan dalam Berita Acara yang berisikan :
Koreksi /perbaikan pekerjaan baik dari segi mutu (kuantitas, kualitas)
dan juga waktu pelaksanaan.
Revisi, usulan, dan persetujuan terhadap perubahan desain
Volume pekerjaan yang telah dilakukan kontraktor sebagai dasar
pembayaran dan juga pada saat penyerahan sementara hasil
pekerjaan dan finalisasi hasil akhir pembangunan fisik oleh kontraktor
(serah terima pekerjaan).
A. Dokumen Kontrak
Dokumen Kontrak antara pemberi/pemilik pekerjaan dengan pihak
kontraktor pelaksana merupakan dokumen pertama yang harus
diperhatikan oleh konsultan pengawas. Berbagai aspek startegis
yang menjadi dasar pengawasan ada dalam dokumen kontrak
tersebut,. Aspek-aspek tersebut antara lain adalah :
1. Gambar Kerja : Merupakan pejelasan grafis ruang lingkup
proyek secara mendetail. Inti gambar ini terletak pada dimensi
yang ada padanya yang berperan pada pengawasan kualitas
pelaksanaan pembangunan.
2. Spesifikasi : Terdiri atas Spesifikasi umum, mengenai definisi
pengertian maupun interprestasi yang ada dalam kontrak.
Spesifikasi Administrasi, mengatur segala tata hubungan
kontrak, syarat-syarat hubungan kerja cara/proses pelaksanaan
pembangunan.
Spesifikasi Teknis, memuat antara lain :
- Lingkup pekerjaan
- Referensi yang harus dipakai
- Syarat kualitas bahan
- Cara pemasangan/pengerjaan
- Cara pengujian bahan dan hasil pekerjaan.
Spesifikasi merupakan penggambaran tertulis dari proyek dan
merupakan alat ukur utama dalam pelaksanaan pengawasan
kualitas pelaksanaan pekerjaan pembangunan / proyek.
3. Rencana Anggaran Biaya : Merupakan keterangan/penjelasan
tentang deviasi harga proyek dan pada umumnya memuat :
a) Volume pekerjaan
b) Rencana penyediaan bahan
c) Rencana penyediaan peralatan
d) Rencana penempatan bahan dan peralatan
e) Rencana pembiayaan.
Hal tersebut diatas merupakan rencana kerja pemborong untuk
melengkapi jadwal kerja yang akan dilakukan.
C. Proses Pengawasan
Pengawasan dan Pengendalian Mutu
A. Pengawasan Mutu Material
Dalam hal ini merupakan pemeriksaan apakah keadaan yang
ada sesuai atau tidak dengan keadaan yang direncanakan
sebelumnya, kemudian mengusahakan agar keadaan yang
direncanakan dapat terlaksana tanpa mengalami keadaan
penyimpangan. Pengawasan mutu bahan dan hasil pekerjaan
meliputi :
1) Pengawasan kualitas
bahan
Pengawasan dilakukan pada saat bahan tiba di lapangan dan
saat melakukan pemasangan/ pengerjaan dilakukan
pemeriksaan secara visual kesesuaian bahan dengan seperti
dimaksud pada RKS, dapat pula dilakukan pengujian
seperlunya.
2) Pengawasan terhadap cara memperlakukan bahan
Bahan-bahan yang telah diterima di lapangan harus diawasi
cara perlakuannya sesuai dengan peraturan berlaku dalam
normallsasi dan spesifikasi teknik
3) Pengawasan terhadap cara pengolahan bahan.
Cara-cara pengelolaan ditetapkan dalam spesifikasi teknis,
proses pelaksanaan pengerjaannya harus diawasi sebagai
tindakan preventif untuk menghindari kesalahan yang mungkin
terjadi.
4) Pengawasan terhadap cara pelaksanaan
pembangunan/proses pekerjaan
Pengawasan terhadap cara pelaksanaan pemasangan
merupakan tindakan preventif karena saat pemasangannya
dibatasi oleh waktu, yaitu hanya dapat dikerjakan selama
kegiatan bagian pekerjaan tersebut berlangsung. Pengawasan
disini terutama berupa observasi visualdan di dokumentasikan
dalam bentuk photo-photo, sketsa-sketsa maupun catatan-
catatan.
5) Pengawasan terhadap cara pengujian hasil pekerjaan
Pengujian terhadap hasil pekerjaan, yang dapat langsung
dilakukan di lapangan maupun di laboratorium atas benda uji
atau benda contoh dari pekerjaan tersebut. Pengujian yang
dilakukan meliputi :
1) Pengujian Pengukuran
Merupakan proses percobaan, dalam hal ini besaran
fisiknya dinyatalkan dalam nilai satuan.
2) Pengujian perhitungan
Merupakan suatu bentuk khusus dari pengukuran, yang
merupakan pernyataan dari jumlah unsur-unsur atau
kejadian-kejadian yang sama dari segala aspek yang
muncul dalarn proses.
3) Pengujian penilaian
Dalam hal ini jika pengujian pengukuran tidak
memungkinkan, maka dilakukan pengujian penilaian,
Dokumen Usulan Teknis 8
Jasa Konsultan Pengawasan Harwat Bangunan Gedung Kantor, Halaman dan TamanCV.
BERLIAN CEMERLANG
B. Pengendalian Mutu
Secara umum pengendalian mutu untuk setiap kegiatan
pekerjaan dilakukan untuk menjamin pekerjaan yang telah
diselesaikan, akurat dan mempunyai hasil yang baik, seragam,
kuat dan lain-lain.
1) Proses Dari Pengendalian Mutu
Untuk maksud agar pelaksanaan pekerjaan dapat berhasil
dengan baik, beberapa pertimbangan akan dibuat dan
dilaksanakan seperti :
Menentukan batas-batas setiap kualitas material
termasuk batasan-batasan standar dari kualitas material
ditentukan dari beberapa sifat untuk mengevaluasi
material.
· Membakukan standar kualitas dari material termasuk
batasan-batasan standar dari kualitas material berarti
tingkat dari kualitas yang dihasilkan material tersebut,
oleh karenannya jika penentuan produk sesuai
persyaratan spesifikasi tanda, maka hanya material
yang mempunyai tingkatan mutu yang diminta yang
akan diproduksi.
· Menetapkan seluruh bagian kegiatan yang
berhubungan dengan pekerjaan tentang standar-
standar kerja yang diminta.
· Menetapkan seluruh bagian kegiatan yang
berhubungan dengan pekerjaan tentang standar-
standar kerja yang diminta.
· Melakukan pengawasan pelaksanaan pekerjaan secara
terus-menerus.
· Memonitor keadaan cuaca dalam hubungannya dengan
standar pekerjaan.
· Melakukan pemeriksaan ukuran-ukuran.
2) Teknis Pengendalian Mutu
Pengertian pengendalian mutu / kwalitas disini bukan
hanya dalam segi bahan/ material yang dipakai harus
sesuai dengan persyaratan - persyaratan dalam
Kontrak, tetapi juga meliputi mutu dan kwalitas
pelaksanaan harus baik. Kedua hal tersebut ( kwalitas
material dan kwalitas pelaksanaan ) sangat terkait satu
dengan lainnya dan tak dapat dipisahkan dalam
mencapai hasil pekerjaan yang dikatakan baik.
3. Kontrak pekerjaan.
4. Peraturan Pemerintah, Kepres, dll.
5. Peraturan/Standarisasi yang berlaku.
6. Gambar pelaksanaan.
7. Hasil test laboratorium.
a. Persyaratan bahan
Persyaratan bahan yang harus dipenuhi sesuai dengan
ketentuan yang ada untuk mencapai kualitas bahan
yang baik.
b. Penyimpanan
Faktor penyimpanan yang kurang baik akan
mempengaruhi kwalitas bahan tersebut.
4) Pengendalian Kwantitas
Lingkup pekerjaan ini mencakup lokasi dimana
bangunan tersebut akan didirikan, letak - letak titik juga
dari pengambilan elevasi yang dipakai, kebenaran-
kebenaran ukuran panjang, lebar dan tingginya,
semuanya harus sesuai dengan gambar pelaksanaan
yang ada dalam Kontrak. Pada pekerjaan pengukuran
khususnya pada bangunan gedung beberapa kriteria
disini bisa dipakai dalam mengendalikan kuantitas
pekerjaan, antara lain :
a. Pada penentuan awal Uitzet yaitu menentukan letak
titik-titik koordinat bangunan, pengambilan titik nol
bangunan harus disaksikan / diketahui oleh pihak
pihak terkait dan hasil kesepakatan tersebut
dituangkan dalam berita acara uitzet lapangan.
b. Selama proses pelaksanaan konstruksi dan
menjamin agar patok-patok yang telah ditentukan
tidak mengalami perubahan, maka patok-patok
tersebut harus dibuat permanen dengan dicor. Untuk
selanjutnya selama bangunan gedung belum berdiri
titik pada patok tersebut dipakai sebagai acuan
pengukuran.
c. Pada setiap kolom bangunan yang telah dicor, supaya
diberi tanda elevasi nol bangunan begitu pula pada
lantai bangunan yang telah dicor, As-As kolom harus
diberi tanda dengan cat, hal ini dilakukan dengan
maksud agar pengontrolan terhadap kuantitas
pekerjaan dapat dilakukan setiap tempat.
d. Untuk mempermudah pengecekan terhadap pekerjaan
bekisting lantai, As-As balok dan elevasi pinjaman
harus tertera pada setiap kolom yang sudah dicor
dengan cat.
5) Pengendalian Dana
Dalam proses pelaksanaan, dapat terjadi perubahan -
perubahan yang berakibat adanya pekerjaan tambah /
kurang. Pekerjaan tambah / kurang baru dapat
dilaksanakan, setelah ada surat resmi dari Pimpro.
Tahapan / prosedur pekerjaan tambah adalah sebagai
berikut :
1. Berhubung dengan adanya sesuatu penyesuaian di
lapangan, setelah dipertimbangkan dengan sungguh-
sungguh oleh pihak-pihak yang terkait, terpaksa ada
pekerjaan tambah. Untuk ini Pimpro memberitahukan
dengan surat resmi kepada pemborong dengan
tembusan kepada pihak pihak terkait tentang adanya
pekerjaan tambah tersebut, sekaligus minta kepada
Pemborong untuk segera mengajukan penawaran biaya
pekerjaan tambah tersebut.
2. Pemborong kemudian menjawab dengan surat resmi
dengan tembusan pada pihak pihak terkait, sekaligus
mengajukan biaya tambahnya.
3. Konsultan Pengawas berkewajiban untuk ikut meneliti
pekerjaan tambah tersebut , antara lain :
- Volumenya
- Harga satuannya ( harga satuan pekerjaan tambah
yang jenisnya sama dengan pekerjaan sebelumnya
harus sama ), jika lain perlu dicheck.
4. Setelah disepakati harga pekerjaan tambah tersebut,
Pimpro memberi perintah resmi untuk dilaksanakan.
5. Pelaksanaan pekerjaan tambah oleh Pemborong
sebelum surat perintah tertulis dari Pimpro, tidak dapat
dibenarkan.
6. Pekerjaan tambah disini harus diperhatikan nilainya
terhadap kontrak awal, bila nilai pekerjaan tambah
melampaui 10 % dari nilai Kontrak, maka harus dibuat
Kontrak baru bukan Addendum. Sebaliknya bila nilai
pekerjaan tambah kurang dari 10 % , maka cukup dibuat
Addendum.
7) Pengendalian Waktu
Untuk pengendalian waktu ini diperlukan pembuatan
rencana kerja, yang biasa disebut dengan Time
Schedule. Sedang dalam Time Schedule yang dibuat
dalam memonitor pekerjaan masih diperjelas lagi
dengan Weekly Schedule. Adapun pemahaman yang
harus diperhatikan dalam pembuatan Time Schedule
dan Weekly Schedule adalah :
a. Time Schedule
Kebenaran / ketelitian pembuatan Time Schedule
mengenai :
- Item - item pekerjaan yang dilaksanakan.
- Kapan mulai dan berakhirnya tiap-tiap item
pekerjaan dan waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan.
- Pencantuman bobot fisik pada tiap item pekerjaan.
- Keterkaitan pekerjaan satu dengan lainnya.
Dokumen Usulan Teknis 11
Jasa Konsultan Pengawasan Harwat Bangunan Gedung Kantor, Halaman dan TamanCV.
BERLIAN CEMERLANG
b. Weekly Schedule
Sering terjadi dalam proses pelaksanaan, suatu saat
bobot fisik realisasi lebih kecil dari bobot fisik rencana.
Konsultan Pengawas harus segera mengambil langkah
pengejaran terhadap keterlambatan tersebut, yaitu
meminta Kontraktor untuk membuat Weekly Schedule
dengan cara sebagai berikut :
1. Berapa % bobot fisik yang tersisa, dan tinggal
berapa minggu sisa waktu pelaksanaan. Misal sisa
bobot fisik a% sedang sisa waktu = b minggu.
2. Berarti rata-rata per minggu bobot fisik yang harus
dicapai = a/b % per minggu.
3. Untuk mendapatkan bobot fisik dengan target a/b %
per minggu ini, perlu dibuat Weekly Schedule,
dimana bobot fiisik yang dicapai harus
menghasilkan minimal ≥ a/b %
4. Lalu dipelajari, untuk mencapai weekly progress
tersebut, pekerjaan apa saja yang perlu ditingkatkan.
Baik tenaganya, material, peralatan dan lain-lainnya,
sehingga mencapai bobot fisik perminggu ≥ a/b%.
Setelah seminggu berjalan diadakan evaluasi,
bagaimana kondisi fisik yang dicapai terhadap
yang direncanakan, bila OK, berarti langkah yang
diambil sudah sesuai. Tetapi bila belum, diteliti,
bagian mana yang kurang dari 5 M tersebut. Dengan
begitu dalam membuat Weekly Schedule berikutnya,
kekurangan-kekurangan yang ada tersebut
disempurnakan lagi. Weekly Schedule dibuat juga
dengan maksud untuk lebih menjabarkan item - item
pekerjaan yang ada, agar kegiatan pekerjaan lebih
terarah.
Prosedural Administrasi
A. Prosedural Administrasi Perpanjangan Waktu Pelaksanaan
Bilamana, menurut Pemborong berdasar alasan tertentu
pekerjaan tidak dapat selesai pada waktunya, Pemborong
berhak mengajukan perpanjangan waktu pelaksanaan.
Proseduralnya sebagai berikut :
1. Pemborong dengan segala alasannya, mengirim surat
kepada Pimpro dengan tembusan kesemua pihak terkait
termasuk ke Konsultan Pengawas, mengenai permintaan
perpanjangan waktu pelaksanaan. Surat permintaan
perpanjangan waktu pelaksanaan tersebut, paling lambat
harus dikirim 2 minggu sebelum Penyerahan Ke 1 (satu).
2. Konsultan Pengawas sebagai ujung tombak di lapangan ,
memberi saran tertulis ke Pimpro dan pihak lain yang terkait
yang tembusannya juga ke Pemborong , tentang kelayakan
perpanjangan waktu yang dapat diberikan oleh Pimpro, bila
perpanjangan waktu tersebut memang pantas diberikan.
1. Genzet
Peralatan genset ini sangat diperlukan dan mempunyai arti yang
sangat penting sebagai sumber daya listrik yang digunakan
untuk pemakaian peralatan yang ada .
2. Concrete pump
3. Selain peralatan berat tersebut, peralatan peralatan lain
yang diperlukan dalam menunjang pekerjaan beton misalnya
perlu :
Vibrator
Bar bender
Mesin potong besi
Mesin las
Mesin bor
Mesin gergaji dll
4. Molen / Concrete Mixer
Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Penataan Stadiun
Kabupaten Jombang juga termasuk pekerjaan pekerjaan
finishing. Peralatan molen sangat dibutuhkan untuk membuat
spesi, misalnya untuk plesteran, pasangan bata, dll.
G. Koordinasi Pekerjaan
Masalah koordinasi pekerjaan disini tidak kalah
pentingnya dengan masalah teknis dan administratif.
Apalagi bila bangunan yang didirikan cukup besar dan
sangat kompleks.
Untuk masalah koordinasi disini, dapat kami bagi dalam
2 bagian, yaitu :
1. Koordinasi Lapangan/Pelaksanaan
2. Koordinasi Keluar
Yaitu Koordinasi pekerjaan yang menyangkut hubungan
Konsultan Pengawas, Kontraktor dan pihak pihak terkait
lainnya harus jelas, agar informasi yang diterima baik oleh
Kontraktor maupun Konsultan Pengawas tidak tumpang tindih.
J. Revisi Desain
Pekerjaan review design akan dilakukan oleh Team Leader/ Ahli
Sipil Struktur dan Tenaga Ahli lainnya, dimana data-data
lapangan akan dikumpulkan dan di proses di kantor. Pekerjaan
ini akan dilakukan dengan berpedoman pada buku panduan
yang dikeluarkan oleh Dinas Permukiman dan Prasarana
Wilayah dan peraturan-peraturan yang berlaku.
ada. Misalnya pada tahap finishing peran Civil Supervisor akan lebih kecil
dibandingkan dengan Architec Supervisor. Mengenai Schedule/
penjadwalan Tenaga Ahli, Struktur Organisasi dan personil - personil
yang terlibat dapat dilihat pada lampiran proposal ini.
Tenaga – tenaga yang kami ajukan dalam menangani proyek ini sesuai dengan
ketentuan yang disyaratkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) , untuk itu kami
sampaikan susunan team kami sebagai Konsultan Pengawas seperti :
TENAGA PROFESIONAL/AHLI
1. Pengawas Struktu :
3. 2Administrasi
. Pengawas Konstruksi
Tugas dan tanggung jawabnya, meliputi :
- Mengumpulkan dan mengidetifikasi data–data lapangan
- 1Melakukan koordinasi dengan tenaga ahli lainnya.
- Mencermati spesifikasi bahan konstruksi dan anggaran biayanya.
- Memeriksa dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
- Membantu ketua team dalam penyusunan laporan.
2. Tenaga Pendukung
Bagian personil yang tidak kalah pentingnya adalah tenaga pendukung yang
berberan membantu seluruh tenaga ahli dalam mencari data – data, baik
primer maupun sekunder. Tenaga pendukung ini meliputi :
Tenaga Administrasi/Staf Kantor
Secara umum tenaga pendukung membantu segala pekerjaan Tenaga Ahli
dalam mengerjakan pekerjaan ini.