Anda di halaman 1dari 51

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY.

K DENGAN ANAK DIARE

DI DESA PENIMBUNG BARAT LOMBOK BARAT

OLEH:

BAIQ IRAMAWATI

020021073

PROGRAM STUDI NERS XVI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES MATARAM

2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY. K DENGAN ANAK DIARE

Telah diperiksa dan disetujui pada:


Hari / tanggal :
Tempat :

Pembimbing Akademik Tambahkan pembimbing lahan

(Sukardin,S.Kep.,Ners.,MNS)
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga sebagai bagian terkecil dari masyarakat memiliki peranan penting dalam
membantu mewujudkan kesehatan secara umum di masyarakat karena kalau bagian inti
dari masyarakat sudah sehat tentunya kesehatan secara total dapat terwujud. Di dalam
keluarga pula merupakan tempat tumbuh dan berkembang manusia dan sebagai sarana
bagi manusia itu sendiri untuk nantinya bersosialisasi dengan masyarakat lain. Untuk itu
diperlukan keluarga yang berkualitas agar tercipta manusia yang berkualitas pula baik
secara fisik, mental, maupun spiritual.
Diare adalah kondisi dimana terjadinya frekuensi defekasi yang abnormal (lebih dari
3x / hari),serta perubahan dalam isi ( lebih dari 200g/hari ) dan konsisten (feses cair).hal
ini biasanya dihubungkan dengan dorongan ,ketidaknyamanan perianal, inkontensia, atau
kombinasi dari faktor- faktor ini. Adanya kondisi yang menyebabkan perubahan pada
sekresi usus, absorpsi mukosal, atau motilitas dapat menimbulkan diare. Diare dapat
bersifat akut atau kronis. ini dapat diklasifikasikan sebagai volume tinggi, volume rendah,
sekresi, osmotik atau campuran. Diare dengan volume banyak terjadi bila terdapat lebih
dari satu liter feses cair per hari. Diare dengan volume sedikit terjadi bila kurang dari satu
liter feses cair yang dihasilkan per hari. Balita merupakan kelompok umur yang rawan
gizi dan rawan penyakit, utamanya penyakit infeksi.
Di dunia terdapat 6 juta balita yang meninggal tiap tahunnya karena penyakit diare.
Dimana sebagian kematian tersebut terjadi di negara berkembang termasukIndonesia. Hal
yang bisa menyebabkan balita mudah terserang penyakit diare adalah perilaku hidup
masyarakat yang kurang baik dan keadaan lingkungan yang buruk. Diare dapat berakibat
fatal apabila tidak ditangani secara serius karena tubuh balita sebagian besar terdiri dari
air, sehingga bila terjadi diare sangat mudah terkena dehidrasi.
BAB II

 KONSEP DASAR KELUARGA


A.   Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu atap dalam
keadaaan saling ketergantungan ( Depkes RI, 1998 ).
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan social diri tiap anggota keluarga
(Duval dan logan,1986 dalam Setiadi,2008).
Keluarga adalah dua atau tiga individu yang tergabung karena hubungandarah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain, dan di dalam peranannya masing-masing, menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan (Bailon dan ( Maglaya, 1989 dalam Setiadi,2008).

B.     Tipe Keluarga


Dalam (Sri Setyowati, 2007) tipe keluarga dibagi menjadi dua macam yaitu :
a.       Tipe Keluarga Tradisional
1.      Keluarga Inti ( Nuclear Family ) , adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak-anak.
2.      Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di tambah dengan
sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu,paman, bibi dan
sebagainya.
3.      Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri tanpa
anak.
4.      “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua
(ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapatdisebabkan oleh
perceraian atau kematian.
5.      “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa
(misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja atau
kuliah).
\
b.      Tipe Keluarga Non Tradisional
1.      The Unmarriedteenege mather, adalah keluarga yang terdiri dari orang tua
(terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
2.      The Stepparent Family adalah keluarga dengan orang tua tiri.
3.      Commune Family adalah beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang
tidak ada hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas
yang sama, pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan melalui aktivitas
kelompok atau membesarkan anak bersama.
4.      The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family adalah keluarga yang hidup
bersama dan berganti – ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
5.      Gay And Lesbian Family adalah seseorang yang mempunyai persamaan sex
hidup bersama sebagaimana suami – istri (marital partners).
6.      Cohibiting Couple adalah orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan
perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
7.      Group-Marriage Family adalah beberapa orang dewasa menggunakan alat-alat
rumah tangga bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu
termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
8.      Group Network Family adalah keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai-nilai,
hidup bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan
barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan tanggung jawab
membesarkan anaknya.
9.      Foster Family adalah keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga
atau saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluargayang aslinya.
10.  Homeless Family adalah keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanent karena krisis personal yang dihubungkan dengan
keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
11.  Gang adalah sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang- orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi
berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam kehidupannya.
C.    Struktur Keluarga
Dalam (Setiadi,2008), struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantarannya
adalah :
1. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi di mana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga sedarah istri.
4. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga sedarah suami.
5. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembina keluarga,
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
dengan suami atau istri.

D.    Fungsi keluarga


Dalam (Setiadi,2008) fungsi keluarga adalah beberapa fungsi yang dapat
dijalankan keluarga sebagai berikut :
a. Fungsi Biologis
1.      Untuk meneruskan keturunan.
2.      Memelihara dan membesarkan anak.
3.      Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4.      Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi Psikologis
1.      Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
2.      Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
3.      Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
4.      Memberikan identitas keluarga.
c. Fungsi Sosialisasi
1. Membina sosial pada anak.
2. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan
anak.
3. Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
4. Fungsi Ekonomi.
5. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhankeluarga.
6. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
7. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masayang akan
datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya.
d. Fungsi pendidikan
1. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.
2. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
3. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

E.     Peran Keluarga


Dalam (Setiadi, 2008), peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
a. Peranan ayah : ayah sebagai suami dan istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungan.
b. Peranan ibu : sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung
dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai
pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
c. Peranan anak : anak- anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spriritual.

F.     Tahap Perkembangan Keluarga


Menurut Duval (1985) dalam (Setiadi,2008), membagi keluarga dalam 8 tahap
perkembangan, yaitu:
a. Keluarga Baru (Berganning Family) Pasangan baru menikah yang belum mempunyai
anak. Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :
1.      Membina hubungan intim yang memuaskan.
2.      Menetapkan tujuan bersama.
3.      Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok social.
4.      Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.
5.      Persiapan menjadi orang tua.
6.      Memahami prenatal care (pengertisn kehamilan, persalinan dan menjadi
orang tua).

b. Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child Bearing). Masa ini merupakan
transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis keluarga. Studi klasik Le
Master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17 % tidak bermasalah selebihnya
bermasalah dalam hal :
1.      Suami merasa diabaikan.
2.      Peningkatan perselisihan dan argument.
3.      Interupsi dalam jadwal kontinu.
4.      Kehidupan seksual dan social terganggu dan menurun.
Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :
1. Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan kegiatan).
2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
3. Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua terhadap
bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan).
4. Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
5. Konseling KB post partum 6 minggu.
6. Menata ruang untuk anak.
7. Biaya / dana Child Bearing.
8. Memfasilitasi role learning angggota keluarga.
9. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.

c. Keluarga dengan Anak Pra Sekolah


Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak pra sekolah
(sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak sosial) dan merencanakan
kelahiran berikutnya. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1. Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.
2. Membantu anak bersosialisasi.
3. Beradaptasi dengan anak baru lahir, anakl yang lain juga terpenuhi.
4. Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga.
5. Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.
6. Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak.
d. Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6 – 13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1. Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan
lingkungan lebih luas.
2. Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.
3. Menyediakan aktivitas untuk anak.
4. Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan anak.
Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan
kesehatan anggota keluarga.
e. Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada say ini adalah :
1. Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang seimbang dan
bertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang yang dewasa muda dan
mulai memiliki otonomi).
2. Memelihara komunikasi terbuka (cegah gep komunikasi).
3. Memelihara hubungan intim dalam keluarga.
4. Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota keluarga
untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.

f. Keluarga dengan Anak Dewasa (anak 1 meninggalkan rumah).


Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan
menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam
keluarga, berperan sebagai suami istri, kakek dan nenek. Tugas perkembangan
keluarga pada saat ini adalah :
1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2. Mempertahankan keintiman.
3. Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.
4. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya.
5. Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.
6. Berperan suami – istri kakek dan nenek.
7. Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-
anaknya.
g. Keluarga Usia Pertengahan (Midle Age Family).
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1. Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat social
dan waktu santai.
2. Memuluhkan hubungan antara generasi muda tua.
3. Keakrapan dengan pasangan.
4. Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.
5. Persiapan masa tua/ pension.

h. Keluarga Lanjut Usia.


Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1. Penyesuaian tahap masa pension dengan cara merubah cara hidup.
2. Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian.
3. Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
4. Melakukan life review masa lalu.

 KONSEP DASAR PENYAKIT


A. Pengertian Diare
Diare adalah gejala kelainan pencernaan, absorbsi dan fungsi sekresi (Wong, 2001 :
883).Diare adalah pasase feses dan konsistensi lunak atau cair, sering dengan atau tanppa
ketidaknyamanan yang disebabkan oleh efek-efek kemoterapi pada apitelium (Tusker, 1998 :
816).Diare adalah kehilangan banyak cairan dan elektrolit melalui tinja (Behiman, 1999 :
1273).
Diare adalah keadanan frekuensi air besar lebih dari empat kali pada bayi dan lebih
dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau adapat pula
bercampur lendir dan darah atau lendir saja (Ngastiyah, 1997 : 143).Diare mengacu pada
kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi dengan bagian feces tidak
terbentuk (Nettina, 2001 : 123).
Jadi diare adalah gejala kelainan pencernaan berupa buang air besar dengan tinja
berbentuk cairan atau setengah cair dengan frekuensi lebih dari 3 x sehari pada anak sehingga
mengacu kehilangan cairan dan elektrolit.
B. Klasifikasi
Diare dibagi menjadi 2 yaitu :
1.      Diare akut
Diare akut dikarakteristikkan oleh perubahan tiba-tiba dengan frekuensi dan kualitas
defekasi.
2.      Diare kronis
Diare kronis yaitu diare yang lebih dari 2 minggu.

C. Etiologi
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor :
1.      Faktor infeksi
a. Faktor internal : infeksi saluran pencernaan makananan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi internal sebagai berikut:
1) Infeksi bakteri : vibrio, e.coli, salmonella, campylobacler, tersinia,
aeromonas, dsb.
2) Infeksi virus : enterovirus (virus ECHO, cakseaclere, poliomyelitis),
adenovirus, rotavirus, astrovirus dan lain-lain
3) Infeksi parasit : cacing (asoanis, trichuris, Oxyuris, Strong Ylokles,
protzoa (Entamoeba histolytica, Giarella lemblia, tracomonas homonis),
jamur (candida albicans).
b. Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan, seperti otitis
media akut (OMA), tonsilitist tonsilofasingitis, bronkopneumonia, ensefalitis dsb.
Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun.
2.      Faktor malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan sukrosa),
mosiosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galatosa).
b. Pada bayi dan anak yang terpenting dan terseirng intoleransi laktasi.
c. Malabsorbsi lemak
d. Malabsorbsi protein
3.      Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
4.      Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar).

D. Manifestasi Klinis
Mula-mula pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nasfu makan
berkurang atau tidak ada. Kemudian disertai diare, tinja cair, mungkin disertai lendir atau
lendir darah.Warna tinja makin lama berubah kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
Anus dan daerah sektiar timbul lecet karena sering defekasi dan tinja makin lama makin asam
sehingga akibat makin lama makin asam sehingga akibat makin banyak asam laktat yang
berasal dari latosa yang tidak di absorbsi oleh usus selama diare.
Gejala muntah dapat timbul sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan karena
lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila
pasien banyak kehilangan cairan dan elektrolit, mata dan ubun-ubun cekugn (pada bayi)
selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering (Ngastiyah, 1997).

E. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah :
1.      Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang
usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2.      Gangguan sekresi
Akibat gangguan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare
tidak karena peningkatan isi rongga usus.
3.      Gangguan motilitas usus
Hiper akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan,
sehingga timbul diare, sebaliknya jika peristaltik usus menurun akan mengakibatkan
bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.

F. Penatalaksanaan
1.      Pemberian cairan
Pemberian cairan pada pasien diare dan memperhatiakn derajat dehidrasinya dan
keadaan umum.
a.       Pemberian cairan
Pasien dengan dehidrasi rignan dan sedang cairan diberikan per oral berupa cairan
yang berisikan NaCl dan Na HCO3, KCl dan glukosa untuk diare akut dan karena
pada anak di atas umur 6 bulan kadar natrium 90 ml g/L. pada anak dibawah 6
bulan dehidrasi ringan / sedang kadar natrium 50-60 mfa/L, formula lengkap
sering disebut : oralit.
b.      Cairan parontenal
Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang diperlukan sesuai engan kebutuhan
pasien, tetapi kesemuanya itu tergantugn tersedianya cairan stempat. Pada
umumnya cairan Ringer laktat (RL) diberikan tergantung berat / rignan dehidrasi,
yang diperhitugnkan dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan BB-nya.
2.      Pengobatan dietetik
Untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan BB kurang dari 7 kg
jenis makanan :
-          Susu (ASI adalah susu laktosa yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak
tidak jenuh, misalnya LLM, al miron).
-          Makanan setengah padar (bubur) atau makanan padat (nasitim), bila anak tidak
mau minum susu karena di rumah tidak biasa.
-          Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan susu dengan
tidak mengandung laktosa / asam lemak yang berantai sedang / tidak sejuh.
3.      Obat-obatan
Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang melalui tinja dengan /
tanpa muntah dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa / karbohidrat
lain (gula, air tajin, tepung beras sbb).
-          Obat anti sekresi
Asetosal, dosis 25 mg/ch dengan dosis minimum 30 mg.
Klorrpomozin, dosis 0,5 – 1 mg / kg BB / hari
-          Obat spasmolitik, dll umumnya obat spasmolitik seperti papaverin, ekstrak
beladora, opium loperamia tidak digunakan untuk mengatasi diare akut lagi, obat
pengeras tinja seperti kaolin, pektin, charcoal, tabonal, tidak ada manfaatnya
untuk mengatasi diare sehingg tidak diberikan lagi.
-          Antibiotik
Umumnya antibiotik tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas bila
penyebabnya kolera, diberiakn tetrasiklin 25-50 mg / kg BB / hari.
Antibiotik juga diberikan bile terdapat penyakit seperti : OMA, faringitis,
bronkitis / bronkopneumonia.

 KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pengkajian
Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk
mengukur keadaan klien (keluarga) dengan menangani norma-norma kesehatan keluarga
maupun sosial, yang merupakan system terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk
mengatasinya. (Effendy, 1998).
Pengumpulan data dalam pengkajian dilakukan dengan wawancara, observasi, dan
pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Pengkajian asuhan keperawatan keluarga
menurut teori/model Family Centre Nursing Friedman (1988), meliputi 7 komponen
pengkajian yaitu :
1.      Data Umum
a)      Identitas kepala keluarga
b)      Komposisi anggota keluarga
c)      Genogram
d)     Tipe keluarga
e)      Suku bangsa
f)       Agama
g)      Status sosial ekonomi keluarga
2.      Aktifitas rekreasi keluarga
a)      Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
b)      Tahap perkembangan keluarga saat ini
c)      Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
d)     Riwayat keluarga inti
e)      Riwayat keluarga sebelumnya
3.      Lingkungan
a)      Karakteristik rumah
b)      Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal
c)      Mobilitas geografis keluarga
d)     Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
e)      System pendukung keluarga
4.      Struktur keluarga
a)      Pola komunikasi keluarga
b)      Struktur kekuatan keluarga
c)      Struktur peran (formal dan informal)
d)     Nilai dan norma keluarga
5.      Fungsi keluarga
a)      Fungsi afektif
b)      Fungsi sosialisasi
c)      Fungsi perawatan kesehatan
6.      Stress dan koping keluarga
a)      Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta kekuatan keluarga.
b)      Respon keluarga terhadap stress
c)      Strategi koping yang digunakan
d)     Strategi adaptasi yang disfungsional
7.      Pemeriksaan fisik
a)      Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan
b)      Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga
c)      Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik
8.      Harapan keluarga
a)      Terhadap masalah kesehatan keluarga
b)      Terhadap petugas kesehatan yang ada
Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan saat pengkajian menurut Supraji
(2004), yaitu:
1.      Membina hubungan baik
Dalam membina hubungan yang baik, hal yang perlu dilakukan antara lain,
perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah tamah, menjelaskan tujuan
kunjungan, meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah
menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di keluarga, menjelaskan luas
kesanggupan bantuan perawat yang dapat dilakukan, menjelaskan kepada
keluarga siapa tim kesehatan lain yang ada di keluarga.
2.      Pengkajian awal
Pengkajian ini terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit pelayanan kesehatan
yang dilakukan.
3.      Pengkajian lanjutan (tahap kedua)
Pengkajian lanjutan adalah tahap pengkajian untuk memperoleh data yang
lebih lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang berorientasi pada
pengkajian awal. Disini perawat perlu mengungkapkan keadaan keluarga
hingga penyebab dari masalah kesehatan yang penting dan paling dasar.

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggunakan dan menggambarkan
respons manusia. Dimana keadaan sehat atau perubahan pola interaksi potensial/actual
dari individu atau kelompok dimana perawat dapat menyusun intervensi-intervensi
definitive untuk mempertahankan status kesehatan atau untuk mencegah perubahan
(Carpenito, 2000).
Untuk menegakkan diagnosa dilakukan 2 hal, yaitu:
1.      Anallisa data
Mengelompokkan data subjektif dan objektif, kemudian dibandingkan dengan standar
normal sehingga didapatkan masalah keperawatan.
2.      Perumusan diagnosa keperawatan
Komponen rumusan diagnosa keperawatan meliputi:
a)      Masalah yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga.
b)      Penyebab (etiologi) adalah kumpulan data subjektif dan objektif.
c)      Perawat dari keluarga secara langsung atau tidak langsung atau tidak yang
mendukung masalah dan penyebab. Dalam penyusunan masalah kesehatan dalam
perawatan keluarga mengacu pada tipologi diagnosis keperawatan keluarga yang
dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu:
1)      Diagnosa sehat/Wellness/potensial
Yaitu keadaan sejahtera dari keluarga ketika telah mampu memenuhi
kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang
memungkinkan dapat digunakan. Perumusan diagnosa potensial ini hanya
terdiri dari komponen Problem (P) saja dan sign /symptom (S) tanpa etiologi (E).
2)      Diagnosa ancaman/risiko
Yaitu masalah keperawatan yang belum terjadi. Diagnosa ini dapat menjadi
masalah actual bila tidak segera ditanggulangi. Perumusan diagnosa risiko ini
terdiri dari komponen problem (P), etiologi (E), sign/symptom (S).
3)      Diagnosa nyata/actual/gangguan
Yaitu masalah keperawatan yang sedang dijalani oleh keluarga dan
memerlukn bantuan dengan cepat. Perumusan diagnosa actual terdiri dari
problem (P), etiologi (E), dan sign/symptom (S). Perumusan problem (P)
merupakan respons terhadap gangguan pemenuhan kebutuhan dasar.
Sedangkan etiologi mengacu pada 5 tugas keluarga.
Penyusunan rencana perawatan dilakukan dalam 2 tahap yaitu pemenuhan skala
prioritas dan rencana perawatan (Suprajitmo, 2004).
1)      Skala prioritas
Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai skor tinggi
dan disusun berurutan sampai yang mempunyai skor terendah. Dalam menyusun
prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga harus didasarkan
beberapa criteria sebagai berikut :
a)      Sifat masalah (actual, risiko, potensial)
b)      Kemungkinan masalah dapat diubah.
c)      Potensi masalah untuk dicegah.
d)      Menonjolnya masalah.
Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosa keperawatan telah dari
satu proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon dan
Maglay (1978) dalam Effendy (1998).
1.      Kriteria :
Bobot
Skor
2.      Sifat masalah :
Aktual =3
Risiko =2
Potensial =1
3.      Kemungkinan masalah untuk dipecahkan
Mudah =2
Sebagian =1
Tidak dapat = 0
4.      Potensi masalah untuk dicegah
Tinggi =3
Cukup =2
Rendah =1
5.      Menonjolnya masalah
Segera diatasi = 2
Tidak segera diatasi = 1
Tidak dirasakan adanya masalah = 0
Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan :
a.       Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat
b.      Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikaitkan dengan bobot
c.       Jumlahkan skor untuk semua criteria
d.      Skor tertinggi berarti prioritas (skor tertinggi 5)

C. Rencana Keperawatan
Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaporkan
dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi
(Efendy,1998).
Langkah pertama yang dilakukan adalah merumuskan tujuan keperawatan.
Tujuan dirumuskan untuk mengetahui atau mengatasi serta meminimalkan stressor dan
intervensi dirancang berdasarkan tiga tingkat pencegahan. Pencegahan primer untuk
memperkuat garis pertahanan fleksibel, pencegahan sekunder untuk memperkuat garis
pertahanan sekunder, dan pencegahan tersier untuk memperkuat garis pertahanan tersier
(Anderson & Fallune, 2000).
Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka
panjang mengacu pada bagaimana mengatasi problem/masalah (P) di keluarga.
Sedangkan penetapan tujuan jangka pendek mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi
yang berorientasi pada lima tugas keluarga. Adapun bentuk tindakan yang akan dilakukan
dalam intervensi nantinya adalah sebagai berikut :
1. Menggali tingkat pengetahuan atau pemahaman keluarga mengenai masalah.
2. Mendiskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang belum diketahui dan
meluruskan mengenai intervensi/interpretasi yang salah.
3. Memberikan penyuluhan atau menjelaskan dengan keluarga tentang faktor-faktor
penyebab, tanda dan gejala, cara menangani, cara perawatan, cara mendapatkan
pelayanan kesehatan dan pentingnya pengobatan secara teratur.
4. Memotivasi keluarga untuk melakukan hal-hal positif untuk kesehatan.
5. Memberikan pujian dan penguatan kepada keluarga atas apa yang telah diketahui dan
apa yang telah dilaksanakan.
D. Implementasi
Pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan pada rencana yang telah disusun. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga yaitu:
1. Sumber daya keluarga.
2. Tingkat pendidikan keluarga.
3. Adat istiadat yang berlaku.
4. Respon dan penerimaan keluarga.
5. Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga

E. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil implementasi dengan
criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Kerangka kerja
evaluasi sudah terkandung dalam rencana perawatan jika secara jelas telah digambarkan
tujuan perilaku yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai criteria evaluasi
bagi tingkat aktivitas yang telah dicapai (Friedman,1998).
Evaluasi disusun mnggunakan SOAP dimana :
1. S : Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subyektif oleh
keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.
2. O : Keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat
menggunakan pengamatan yang obyektif.
3. A : Merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subyektif dan
obyektif.
4. P : Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis
(Suprajitno,2004)
BAB III

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS UMUM KELUARGA


1. Identitas Kepala Keluarga

Nama : Tn.F Pendidikan : SD


Umur : 25 tahun Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam Alamat Penimbung Barat
Suku : Sasak Nomor :-
Telpon

2. Komposisi Keluarga:

NoNama L/PUmur Hub. Klg Pekerjaan Pendidikan

RT dan
P 22 Tahun Istri SD
1. Ny.K berjualan
sembako

Ana
L Tahun - -
2. An.R k
3. Genogram

Keterangan :
: Laki-Laki

: Perempuan

: Laki-Laki Meninggal

: Pasien

: Tinggal Serumah

4. Type Keluarga
a. Jenis tipe keluarga : Tipe keluarga Ny. K adalah tipe keluarga nuclear family
(Keluarga Inti), dimana dalam suatu rumah ada orang tua (ibu/ayah) dengan
anak.
b. Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut : Tidak terjadi masalah dengan type
tersebut.
5. Suku bangsa :
a. Asal suku bangsa : keluarga Ny.K merupakan keturunan asli suku sasak,
indonesia.
b. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan :
- Keluarga Ny.K masih percaya bahwa khasiat pertuk (disapa oleh orang
yang sudah meninggal dan makhluk halus) bisa mengobati entah itu
sakit perut,sakit kepala,mual dan muntah dan sebagainya.
- Keluarga Ny.K masih percaya bahwa mengkonsumsi cumi-cumi akan
menghambat proses persalinan.
6. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan : Seluruh anggota
keluarga Ny.K adalah islam dan tidak ada satu pun ketentuan islam yang
bertentangan dengan kesehatan.
7. Status sosial ekonomi keluarga :
Tn.F adalah kepala keluarga mencari nafkah berkerja sebagai buruh.
a. Penghasilan : RP.1.000.000. /Bulan
b. Upaya lain : Berjualan sembako
c. Harta benda yang dimiliki : (Perabot, transportasi, dll) : 1 TV, 1 Kulkas, 1
Kipas angin, 1 Motor.
d. Kebutuhan yang dikeluarkan setiap bulan :
- Listrik Pulsa: 120 Ribu/Bulan
- Air : -
- Pangan : 500.000/Bulan
8. Aktifitas rekreasi keluarga :
- Keluarga Ny.K terkadang, bisa 1 kali seminggu pergi ke pantai/ untuk
sekedar jalan-jalan karena jarak pantai dan juga mengajak anaknya
bermain atau berbelanja.
- Sesekali setahun keluarga mengunjungi sanak keluarga di Lombok
Tengah

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua) :
- Keluarga Ny.K dalam tahap perkembangan anak usia pra sekolah,
dimana anak pertama Tn.F An.R berumur 3 tahun. Tidak ada tanda-
tanda perilaku menyimpang yang terjadi, biasanya An. R, belajar dan
menonton tv dan setiap sore An.R bermain dengan teman sebayanya.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya :
- Keluarga mampu melakukan pembagian waktu untuk individu,
pasangan dan anak An.R,selesai bekerja biasanya dipergunakan untuk
berkumpul dengan istri dan anak.
3. Riwayat kesehatan keluarga inti :
a) Riwayat kesehatan saat ini :

No Nama Umur BB Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan yang


kesehata kesehatan telah dilakukan
n
1. Tn.F 25 Tahun 60 Kg Baik - - -

2. Ny.K 22 65 Kg Baik - - -
Tahun

1. An.R 3 Tahun 12 Kg Baik DPT,polio, Diare Minum Air


MMR,Tifoi Putih
t,Hepatitis
A,Farisela,I
nfluenza,HI
B,
Pneumokok
us
- An.R sudah di imunisasi lengkap, anaknya masih mengkonsumsi susu
dengan dot. Selama ini anaknya hanya sakit batuk pilek biasa, dan
cukup ditunggu beberapa hari akan sembuh sendiri. Tetapi 2 hari ini
anaknya sering buang air besar, kurang lebih 4 kali sehari dangan
konsistensi cair dan ada ampas. Ny. K mengatakan botol yang
digunakan hanya dicuci saja tanpa direbus terlebih dahulu.Ny.K juga
sering memberikan jajanan luar pada An.R karena An.R lebih suka
jajanan luar dari pada makanan buatan Ny.K. Ny. K belum
memeriksakan keadaan anaknya karena menganggap sakit anaknya
hanya sakit biasa dan anak kecil wajar mengalaminya
b) Riwayat penyakit keturunan :
- Dari pihak Suami : Tidak memliki penyakit keturunan.
- Dari pihak istri : Tidak memliki penyakit keturunan.
c) Riwayat kesehatan masing-masng anggota keluarga :

d) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatakan : Puskesmas.


4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :
Ny.K mengatakan tidak pernah/tidak sedang memiliki riwayat kesehatan keluarga
apapun.

III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN


1. Karakteristik rumah
1) Luas tanah : ± 55 m2
2) Type rumah : Permanen
3) Kepemilikan : Milik sendiri
4) Jumlah kamar/ruangan : jumlah ruangan ada 5, 1 kamar mandi, 2 kamar
tidur, 1 dapur, dan 1 ruang tamu.
5) Ventilasi/jendela : Ventilasi udara ada, cahaya yang masuk ke dalam rumah
cukup dengan 4 buah jendela selalu dibuka, kondisi jendela Ny.K bersih.
6) Pemanfaatan ruangan : Ny.K mengatakan biasanya Ny.K dan keluarga
berkumpul di ruang tamu sambil menonton.
7) Septic tank : Ada, Letaknya ± 12 meter dari sumber air minum
8) Sumber air minum : Ny.K mengatakan kalau sumber air minumnya yaitu air
galon dan air sumur yang dimasak terlebih dahulu.
9) Kamar mandi/WC : 1 kamar mandi,dengan toilet dengan jamban (toilet
jongkok), keadaan kamar mandi Ny.K bersih dan tidak licin karena biasanya
Ny. K membersihkan kamar mandinya setiap 3 hari sekali.
10) Sampah : Ny.K mengatakan biasanya sisa sampah kadang dibakar, dibuang
ke tempat sampah seperti galian tanah.
11) Kebersihan lingkungan : keadaan lingkungan rumah Ny. K kurang bersih
terdapat banyak sampah dedaunan. Di sekitar lingkungan rumah Ny.K juga
terdapat 1 kandang hewan atau unggas, hanya terdapat 1 pohon mangga dan
1 berugak

12) Denah rumah : U

K D
a a
m p

Ka
ma Keterangan :
Ka
r mar
: Pintu
tidu

Ruang
tamu,t
v

2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


a. Kebiasaan : Pengajian, bergotong royong.
b. Aturan/kesepakatan : Tidak ada aturan yang mengikat.
c. Budaya : Budaya yang digunakan sesuai ketentuan dan
kebiasaan di daerahnya seperti besila (mempersilakan) apabila ada tetangga
yang mengadakan acara baik syukuran dan taat beribadah, kebiasaan kerja
bakti dilakukan bersama sebulan sekali. Hubungan dengan tetangga
dilakukan tegur sapa biasa, kunjung mengunjung dilakukan bila hari raya
agama.
3. Mobilitas geografis keluarga : Keluarga Ny.K mempunyai rumah permanen dan
sudah menetap dari awal menikah hingga sekarang.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :
- Keluarga Ny.K biasanya berkumpul kalau ada acara, idul fitri, maupun ada
kerabat atau saudara yang meninggal. Keluarga Ny.K juga biasanya
berinteraksi atau bersosialisasi bersama masyarakat. Sedangkan An.R
hanya memiliki kegiatan bermain-main.
5. Sistem pendukung keluarga :
- Ny.K memiliki BPJS kesehatan yang setiap bulan harus dibayar. Tn. F,
Ny. K, dan anaknya sehat- sehat saja.
Ny.K mengatakan penghasilanya masih dapat untuk membayar biaya
kesehatan An.R Namun keduanya masih belum berencana untuk
memeriksakan anaknya karena masih dianggap sakit biasa.

IV. STRUKTUR KELUARGA


1. Pola/cara komunikasi keluarga :
- Keluarga Ny. K menyatakan komunikasi keluarga dilakukan secara
terbuka. Menurut Ny. K, semua masalah yang dihadapi dibicarakan satu
keluarga, dengan menghormati hak-hak masing-masing anggota keluarga.
2. Struktur kekuatan keluarga :
- Ny.K mengatakan yang mengambil keputusan/Tanggung jawab penuh
adalah suaminya yaitu Tn. F.
3. Struktur peran ( peran masing-masing anggota keluarga ) :
- Tn.F sebagai pencari nafkah, mengatur segalanya di keluarga.
- Ny.K sebagai Ibu Rumah Tangga.
- An.R sebagai anak dan anggota keluarga.
4. Nilai dan norma keluarga :
- Keluarga Ny. K menerapkan aturan-aturan sesuai dengan ajaran islam dan
mengharapkan anaknya nanti menjadi anak yang taat dalam menjalankan
agama. Dalam keluarga memandang sakit sebagai ujian tuhan.

V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif :
- Semua anggota keluarga Ny. K saling menyayangi satu sama lain. Tempat
tinggal saudara-saudara berada dalam satu kota.komunikasi yang terjalin antar
keluarga masih bagus, bila ada anggota keluarga ada yang sakit saling
mengabari satu sama lain. Keluarga yang lain umumnya bila dimintai bantuan
akan berusaha membantu sebisanya.
2. Fungsi sosialisasi :
- Kerukunan hidup dalam keluarga : Keluarga Ny.K hidup rukun dengan
keluarga dan tetangganya.
- Interaksi dan hubungan dalam keluarga : Interaksi Ny.K dengan tetangga
maupun keluarga sangat baik.
- Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan : Ny.K
mengatakan yang mengambil keputusan sekarang adalah suaminya yaitu Tn.F
- Kegiatan keluarga waktu senggang : Menonton tv, berkumpul bersama
keluarga.
3. Fungsi perawatan kesehatan
1) Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan
keluarganya : Ny.K mengatakan An.R masih suka minum susu di dot,setelah
dikaji ternyata cara mencuci dot tersebut hanya di cuci sekedarnya saja.Ny.
K mengatakan anaknya sebelumnya hanya pernah sakit batuk pilek
biasa,diare hanya pernah sekali waktu masih bayi dan tidak diperiksakan ke
petugas kesehatan sudah sembuh sendiri.
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat :
Bila ada anggota keluarga yang sakit maka Ny.K merawat terlebih dulu di
rumahnya, kalau tidak bisa dirawat di rumahnya Ny. K langsung membawa
keluarganya ke fasilitas pelayanan yang terdekat yaitu puskesmas atau
dokter praktik mandiri.
1) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit : Ny. K
mengatakn bahwa selalu berusaha menjaga dan merawat saat ada anggota
keluarga yang sakit.
2) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat : Ny. K
mengatakan tidak setiap hari membersihkan rumah dan halaman rumahnya
karna sibuk jualan, kamar mandi selalu disikat dan dibersihkan setiap 3 hari
sekali, untuk pembersihan menyeluruh seperti membersihkan jendela dan
ventilasi selalu dilakukan Ny. K
3) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat : Ny.K
mengatakan kadang-kadang memeriksakan anaknya atau keluarganya jika ada
yang sakit ke pelayanan kesehatan yaitu puskesmas atau praktik dokter
mandiri.
4. Fungsi Reproduksi
1) Perencanaan jumlah anak : Perencanaan jumlah anak: Ny.K mengatakan
bahwa dirinya memiliki keinginan untuk memiliki anak lagi.
5. Fungsi ekonomi
1) Upaya pemenuhan sandang pangan : Ny.K mengatakan penghasilan yang
didapatkan mampu untuk mencukupi kehidupan sehari-hari.

VI. STRESS DAN KOPING KELUARGA


1. Stresor jangka pendek :
- Menurut Ny.K sejak 2 hari terakhir ini sering memikirkan keadaan anaknya
yang diare tetapi Ny.K mengatakan tidak terlalu cemas karena masih
menganggap sakit yang diderta anaknya masih biasa. Ny.K mengatakan ingin
dapat membangun rumah yang lebih bagus lagi agar lebih nyaman lagi.
2. Stressor jangka panjang :
- Keluarga Ny. K mengatakan saat ini hanya memikirkan bagaimana
menjalankan hidup dengan suami dan anaknya dan hanya ingin fokus
mencukupi kebutuhan sehari-hari.
3. Respon keluarga terhadap stressor :
- Keluarga Ny. K Jika ada masalah keluarga biasanya didiskusikan bersama.
4. Strategi koping :
- Keluarga Ny. K mengatakan selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan
masalah yang ada.
5. Strategi adaptasi disfungsional :
- Keluarga Ny.K tidak pernah menggunakan cara kekerasan apapun bila ada
masalah, berusaha untuk mengontrol emosi dan selalu sabar dalam
menyelesaikan masalah dengan cara musyawarah.
VII. KEADAAN GIZI KELUARGA
Pemenuhan gizi : Keluarga Ny. K makan 3 kali sehari dengan lauk bervariasi.

VIII. HARAPAN KELUARGA


1. Keluarga Ny. K berharap agar keluarganya terutama anaknya selalu diberikan
kesehatan.
2. Keluarga Ny.K berharap sekali anaknya cepat sembuh dan tidak diare lagi.

IX. PEMERIKSAAN FISIK

No Variabel Nama anggota keluarga


Tn.F Ny. K An. R
1. Riwayat penyakit Tidak Ada Tidak Ada Ny. K mengatakan bahwa
saat ini An.R mengalami diare 2
hari yang lalu.
2. Keluhan yang Tidak Ada Tidak Ada BAB sebanyak 4 kali dalam
dirasakan sehari dengan konsistensi
cair dan ada ampas dengan
tanda sakit perut dan tampak
lemas
3. Tanda & gejala Tidak Ada Tidak Ada BAB sebanyak 4 kali dalam
sehari, BAB dengan
konsistensi cair dan ada
ampas dengan tanda sakit
perut dan dan tampak lemas
4. Riwayat penyakit Tidak Ada Batuk, pilek
sebelumnya
5. Tanda-tanda vital TD : 110/80 TD : 120/80 TD : -
Suhu : 36,8 ℃ mmHg Suhu :36,9 ℃
Nadi : 88 Suhu : 36,5 ℃ Nadi : 98 x/menit
x/menit Nadi : 86 Respirasi : 20x/menit
Respirasi : x/menit
20x/menit Respirasi :
20x/menit
6. Sistem Suara jantung Suara jantung Suara jantung s1 s2 tunggal
cardivaskuler s1 s2 tunggal s1 s2 tunggal lup dup (normal)
lup dup lup dup
(normal) (normal)
7. Sistem respirasi Stridor : (-) Stridor : (-) Stridor : (-)
Whezing : (-) Whezing : (-) Whezing : (-)
Tidak ada suara Tidak ada suara Tidak ada suara nafas
tambahan,iram nafas tambahan,irama nafas
a nafas normal tambahan,irama normal
nafas normal
8. Sistem GI. Trac Bising usus Bising usus Nyeri perut (+)
normal normal Bising usus meningkat
9. Sistem persyarfan Gerak Normal Gerak normal Gerak normal,aktif
10 Sistem Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Edema
. muskuluskeletal Edema Edema
11 Sistem genetalia Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
.

TIPOLOGI MASALAH KESEHATAN

No Daftar Masalah Kesehatan

1 Ancaman Saat ini An.R lemas, nyeri perut

2 Kurang/ Tidak Ny.K mengatakan An.R Lemas


sehat karna diare

3 Defisit Keluarga Ny.K masih kurang


mengetahui tentang perawatan
Terkait penyakit yang di alami
An.R.

ANALISA DATA

NO Data Etiologi Problem


1. DS : Ketidakmampuan Resiko
- Ny. K mengatakan An. R keluarga merawat ketidakseimbangan
diare mulai 2 hari yang lalu. anggota keluarga cairan dan
- Ny.K mengatakan an.R bab yang sakit. elektrolit.
cair 4 x sehari

- Ny. K mangatakan anus An. R


terasa perih saat BAB

DO :
- Mukosa bibir kering.
- BAB dengan konsistensi cair
- An.R tampak lemas

2. S:
Ketidak mampuan Resiko tinggi
- Ny. K mengatakan suka
keluarga terulangnya diare
memberikan jajanan di luar kepada
memelihara
anaknya karena anaknya lebih suka
lingkungan yang
memakan jajanan di luar dari pada
bisa menunjang
masakan di rumah.
kesehatan.
- Ny. K mengatakan belum ada
rencana untuk membawa anaknya ke
puskesmas.
- Ny.K mengatakan anaknya masih
minum susu menggunakan dot dan
botol dot hanya dicuci tanpa direbus
DO :
- Halaman rumah Ny.K kurang
bersih.
- Botol dot tidak direbus
- TD : -
- Suhu :36,9 ℃
- Nadi : 90 x/menit
- Respirasi : 22x/menit
3. DS :
Ketidakmampuan Kurang
- Ny. K mengatakan hanya keluarga dalam pengetahuan
memberikan air putih saja membantu meningkatkan tentang penyakit
mengurangi Diare. kesehatan keluarga diare
- Ny.K mengatakan tidak tahu
cara penanganan khusus pada anak
yang menderita diare
DO :
- Ny. B menanyakan
penanganan lain untuk penyakit
Diare.
- TD: -
N  : 90 x/menit
RR : 22 x/menit
S : 36,6 °C

RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
2. Resiko tinggi terulangnya diare berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga
memelihara lingkungan yang bisa menunjang kesehatan.
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal
masalah kesehatan

SKORING DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

Skoring diagnosis keperawatan menurut bailon dan magiaya (1978)


No Kriteria Skor Bobot
1 Sifat masalah
Skala :
tidak/kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1 1
2 Kemugkinan maslah dapat diubah
Skala :
Mudah 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0 2
3 Potensial masalah untuk dicegah
Skala :
Tinggi 3
Sebagian 2 1
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah :
Skala :
Masalah berat, harus segera ditangani
Ada masalah, tetapi tidak perlu ditangani 2 1
Masalah tidak diraskan 1
0

2. Resiko tinggi terulangnya diare berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga


memelihara lingkungan yang bisa menunjang kesehatan.

Skoring diagnosis keperawatan menurut bailon dan magiaya (1978)


No Kriteria Skor Bobot
1 Sifat masalah
Skala :
tidak/kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1 1
2 Kemugkinan maslah dapat diubah
Skala :
Mudah 2
Sebagian 1 2
Tidak dapat 0
3 Potensial masalah untuk dicegah
Skala :
Tinggi 3 1
Sebagian 2
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah :
Skala :
Masalah berat, harus segera ditangani
Ada masalah, tetapi tidak perlu ditangani 2 1
Masalah tidak diraskan 1
0

3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal


masalah kesehatan
Skoring diagnosis keperawatan menurut bailon dan magiaya (1978)
No Kriteria Skor Bobot
1 Sifat masalah
Skala :
tidak/kurang sehat
Ancaman kesehatan 3
Keadaan sejahtera 2 1
1
2 Kemugkinan maslah dapat diubah
Skala :
Mudah 2
Sebagian 1 2
Tidak dapat 0
3 Potensial masalah untuk dicegah
Skala :
Tinggi 3 1
Sebagian 2
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah :
Skala :
Masalah berat, harus segera ditangani
Ada masalah, tetapi tidak perlu ditangani 2 1
Masalah tidak diraskan 1
0

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

No Kriteria Skor Pembenaran


1 Sifat masalah 3/3 x 1 An.R sudah diare selama 2 hari dan
Skala : Aktual belum menunjukkan perbaikan.
2. Kemungkinan masalah 2/2 x 2 Ny. K mengatakan belum tahu
dapat diubah tentang pertolongan pertama pada
Skala : Sebagian diare. Ibu menganggap itu masalah
biasa.

3. Potensial masalah untuk 2/2 x 1 Diare sudah terjadi sejak 2 hari yang
dicegah lalu. Ibu masih belum berencana
Skala : Cukup membawa anaknya ke puskesmas.
4. Menonjolnya masalah 2/2 x 1 Ibu menganggap diare masalah biasa
Skala : Tidak segera yang dialami anak-anak.
diatasi
Total skor 5

No Kriteria Skor Pembenaran


1 Sifat masalah 2/3 x 1 Diare sudah terjadi sejak 2
Skala : Resiko hari yang lalu. Ny. K masih
belum berencana membawa
anaknya ke puskesmas.
2. Kemungkinan masalah dapat 1/2 x 2 Ny. K menganggap diare
diubah masalah biasa yang dialami
Skala : Sebagian anak-anak.
3. Potensial masalah untuk dicegah 2/2 x 1 Ny.K mengatakan tidak
Skala : Cukup merebus botol susu An. R
tiap membuat susu karena
menganggap dicuci sudah
bebas dari kuman.
4. Menonjolnya masalah 1/2 x 1 Ny. K tidak membawa
Skala : Tidak segera diatasi anaknya ke puskesmas
padahal diare sudah 2 hari.
Total skor 3.1

No Kriteria Skor Pembenaran

1 Sifat masalah 2/3 x 1 Keluarga Ny.K tidak


Skala : Resiko mendapatkan pengetahuan
yang cukup dalam
perawatan keluarga maka
akan memperburuk kondisi
kesehatan An.R.

2. Kemungkinan masalah dapat 1/2 x 2 Keluarga Ny.K


diubah menunjukan sikap mau,
Skala : Sebagian meningkatkan pengetahuan
untuk mencegah
kekambuhan.

3. Potensial masalah untuk dicegah 3/3 x 1 = Keluarga Ny.K mampu


Skala : Tinggi melakukan penanganan
yang telah di ajarkan maka
tinggi kemungkinan
masalah dapat di cegah.

4. Menonjolnya masalah 2/2 x 1 Keluarga dan Ny. K terus


Skala : Masalah berat harus segerah meningkatkan pengetahuan
ditangani. untuk mencegah terjadinya
masalah dan sudah
mengetahui bagaimana
penanganan yang bisa di
lakukan dirumah.

Total skor 3 2/3

INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DX HARI/TAN TUJUAN/KRITERIA INTERVENSI


GGAL HASIL
1. Kamis, 24 Setelah melakukan Pemantauan Elektrolit
Desember kunjungan keluarga 1. Identifikasi kemungkinan
2020 selama 3 kali kunjungan penyebab “Ketidakseimbangan
diharapakan “Resiko Cairan dan Elektrolit”
Ketidakseimbangan 2. Monitor mual, muntah, dan
cairan dan Elektrolit” diare.
dapat diatasi dengan : 3. Atur interval waktu
Kriteria Hasil : pemantuan sesuai dengan kondisi
- Diare pada An.R pasien.
membaik. 4. Jelaskan tujuan dan
- Volume cairan prosedur pemantaun
pada An. R menjadi 5. Informasikan hasil
stabil atau seimbang pemantauan, jika perlu.
kembali.
Manajemen Diare
1. Identifikasi penyebab diare
(Mis : Inflamasi gastrointestinal,
obat-obatan, malabsorsi,
pemberian botol susu)
2. Identifikasi riwayat
pemberian makanan
3. Monitor volume,
frekuensi, dan konsistensi tinja.
4. Berikan asupan cairan oral
(Mis : Larutan gula garam, oralit,
pedialyte, renalyte).
5. Anjurkan pemberian
makanan kecil dan sering secara
bertahap.
Kolaborasi pemberian obat, Jika
perlu.
2. Jumat, 25 Setelah melakukan 1. Anjurkan keluarga pasien
Desember intervensi kepada utntuk mencuci dan merebus botol
2020 keluarga selama 3 kali susu setelah dipakai.
kunjungan di harapakan 2. Amati cara keluarga
“Resiko tinggi mencuci dan merebus botol susu.
terulangnya diare” dapat 3. Segera tutup botol susu
diatasi dengan. baik yang ada isinya ataupun
Kriteria Hasil : tidak.
- Keluarga mampu
membersihkan botol susu
An.R dengan benar.

3. Sabtu, 26 Setelah melakukan 1. Edukasi kesehatan


Desember intervensi kepada 2. Pelibatan keluarga.
2020 keluarga selama 3 kali 3. Edukasi proses penyakit.
kunjunagan dan
diberikan edukasi
keperawatan diharapakan
dapat “Meningkatkan
pengetahuan keluarga
dalam perawatan
keluarga” dapat diatasi
dengan.

Kriteria Hasil:
- Klien dapat
menunjukan minat untuk
meningkatkan
pembelajaran.
- Klien dan
keluarga dapat
termotivasi.
- Klien dan
keluarga dapat mematuhi
setiap apa yang telah di
ajarkan.

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

NO. HARI/TGL JAM IMPLEMENTASI PARAF


DX
1. Kamis, 24 12:00 1. Mengidentifikasi kemungkinan Baiq
Desember 2020 pm penyebab “Ketidakseimbangan Cairan irmawati
dan Elektrolit”
2. Monitor mual, muntah, dan
diare.
3. Identifikasi penyebab diare
(Mis : Inflamasi gastrointestinal, obat-
obatan, malabsorsi, pemberian botol
susu)
4. Identifikasi riwayat pemberian
makanan
5. Monitor volume, frekuensi, dan
konsistensi tinja.
6. Berikan asupan cairan oral (Mis
: Larutan gula garam, oralit, pedialyte,
renalyte).
2 Jumat, 25 13:00 1. Menganjurkan keluarga pasien
Desember 2020 pm untuk mencuci dan merebus botol susu
setelah dipakai.
2. Mengamati cara keluarga
mencuci dan merebus botol susu
3. Segera menutup botol susu baik
yang ada isinya ataupun tidak.
3 Sabtu, 26 11:00 1. Memberikan penyuluhan tentang
November pm pengertian diare,penyebab diare,tanda
2020 dan gejala dan pencegahan diare
2. Mengidentifikasi keluarga untuk
terlibat dalam perawatan keluarga

3. Memotivasi keluarga
mengembangkan aspek positif rencana
keperawatan
4. Jelaskan kondisi pasien kepada
keluarga
5. Mengajurkan keluarga terlibat
dalam perawatan
6. Mengidentifikasi faktor-faktor
yang dapat meningkatkan dan
menurunkan motivasi perilaku hidup
bersih dan sehat.

EVALUASI KEPERAWATAN

NO. HARI/TGL JAM EVALUASI PARAF


DX
1. Minggu, 27 09:00 S: Baiq
Desember 2020 pm - Keluarga Ny. K memahami irmawati
penyebab “Ketidakseimbangan Cairan
dan Elektrolit”
- Keluarga Ny. K memahami
pemberian makanan
- Keluarga Ny. K memahami cara
pemberian asupan cairan oral (Mis :
Larutan gula garam, oralit, pedialyte,
renalyte).
O : - Keluarga Ny. K menunjukan mau
mempraktikan cara pembuatan
Larutan gula garam.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan.
2. Minggu, 27 10:00 S : Keluarga pasien mengatakan sudah
merebus botol susu pasien.
Desember 2020 pm
O : - Botol susu tampak bersih
- Keluarga Ny. K menunjukan mau
mempraktikan cara perawatan An.R
dirumah.
A :Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
3. Minggu, 27 11:00 S:
Desember 2020 pm - Keluarga
Ny. K mengatakan siap menerima
informasi kesehatan
- KeluargaNy
.K mengatakan dapat menyebutkan tanda
dan gejala diare

- Keluarga
Ny. K memahami tentang proses
penyakit yang sedang di alami An.R

- Keluarga
Ny. K mengatakan mau berpatisipasi
dalam perawatan An. R yang sakit.
O:
- Keluarga
Ny.K menyimak setiap informasi yang
telah di berikan serta ada interaksi
komunikasi 2 arah
- Keluarga
Ny. K termotivasi untuk
mengembangkan aspek positif untuk
perawatan klien.

- Keluarga
Ny. K menunjukan mau mempraktikan
cara perawatan An.R dirumah.
- TD : -
S : 36,5°c
N : 100 x/menit
RR : 20x/menit
-

A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Pengumpulan data dilakukan pada 23 Desember 2020, sasaranya yakni
keluarga Ny “K” warga Penimbung Barat Kecamatan Gunung Sari
Metode yang digunakan yakni wawancara langsung, observasi fasilitas
rumah, serta pemeriksaan fisik dari anggota keluarga. Adapun pertanyaan-
pertanyaan inti yang diajukan kepada objek pengkajian meliputi:
1. Data umum keluarga
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
3. Pengkajian tempat tinggal keluarga
4. Struktur keluarga
5. Fungsi keluarga
6. Stress dan kpoing keluarga
7. Pemeriksaan fisik
8. Harapan keluarga
Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah:
1. Anamnesa untuk mengumpulkan data keluarga, yakni memperoleh data
dengan cara menanyakan langsung kepada keluarga mengenai pertanyaan inti
pada format pengkajian yang tersedia.
2. Observasi terhadap keadaan lingkungan fisik tempat tinggal yakni melakukan
pengkajian untuk memperoleh informasi data objektif dengan cara melihat
secara langsung mulai dari keadaan pasien, keluarga, bangunan fisik,
lingkungan dan masyarakat sekitar tempat tinggal pasien.
3. Pemeriksaan fisik terhadap seluruh anggota keluarga dilakukan dengan
variabel:
a. Riwayat penyakit saat ini
b. Keluhan yang dirasakan
c. Tanda dan gejala
d. Riwayat penyakit sebelumnya
e. TTV
f. Sistem kardiovaskular
g. Sistem respirasi
h. Sistem GI
i. Sistem persarafan
j. Sistem genitalia
k. Sistem muskuloskeletal
Kesulitan yang dialami ketika mengkaji yakni bagaimana
menyampaikan item-item pertanyaan agar dapat dimengerti oleh pasien dan
bagaimana menyamakan persepsi antara masing-masing anggota kelompok
mengenai maksud dari masing-masing item pertanyaan yang tersedia.

B. Analisa Data
Setelah melakukan pengkajian kemudian dilakukan analisa data dengan
mengelompokan data menjadi data subjektif dan data objektif, kemudian
menentukan masalah yang dialami oleh keluarga dan mengidentifikasi penyebab
dari masalah tersebut berdasarkan 5 pokok tugas keluarga.

Adapun analisa data yang didapat antara lain :

ANALISA DATA

NO Data Etiologi Problem


1 DS : Ketidakmampuan Resiko
- Ny. K mengatakan An. R keluarga merawat ketidakseimbangan
diare mulai 2 hari yang lalu. anggota keluarga cairan dan
- Ny.K mengatakan tidak tahu yang sakit. elektrolit.
cara penanganan khusus pada anak
yang menderita diare.
- Ny. K mangatakan anus An. R
terasa perih saat BAB

DO :
- An.R mukosa bibir kering.
- An.R BAB dengan konsistensi
cair frekwensi 4 kali sehari.
- An.R tampak lemas

2 S:
Ketidak mampuan Resiko tinggi
- Ny. K mengatakan suka
keluarga terulangnya diare
memberikan jajanan di luar kepada
memelihara
anaknya karena anaknya lebih suka
lingkungan yang
memakan jajanan di luar dari pada
bisa menunjang
masakan di rumah.
kesehatan.
- Ny. K mengatakan belum ada
rencana untuk membawa anaknya ke
puskesmas.
- Ny.K mengatakan anaknya masih
minum susu menggunakan dot dan
botol dot hanya dicuci tanpa direbus
DO :
- Halaman rumah Ny.K kurang
bersih.
- Botol dot tidak direbus
- TD : -
- Suhu :36,9 ℃
- Nadi : 90 x/menit
- Respirasi : 21x/menit
3 DS :
Ketidakmampuan Kurang
- Keluarga Ny. K mengatakan keluarga dalam pengetahuan
hanya memberikan air putih saja meningkatkan tentang penyakit
membantu mengurangi Diare. kesehatan keluarga diare
DO :
- Ny. B menanyakan
penanganan lain untuk penyakit
Diare.
- TD: -
N  : 90 x/menit
RR : 22 x/menit
S : 36,6 °C

C. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan analisa data yang dilakukan sebelumnya dapat diambil 3
diagnosa keperawatan dengan prioritas masalah sebagai berikut:

1. Resiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit


berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit.

Dalam diagnosa tersebut tipologi masalahnya mengarah pada kurang atau tidak
sehat yaitu An.R yang mengalami diare,BAB cair dengan frekwensi 4 x sehari

2. Resiko tinggi terulangnya diare berehubungan dengan Ketidakmampuan


keluarga memelihara lingkungan yang bisa menunjang kesehatan.

Dalam diagnosa tersebut tipologi masalahnya mengarah pada kurang atau tidak
sehat yaitu An. ”R” yang sedang mengalami diare dan pada saat pengkajian Ny
”K” sedang mengatakan suka memberikan jajanan diluar karna anaknya lebih
suka memakan jajanan dluardar pada masakan dirumah

3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga dalam meningkatkan kesehatan keluarga

Dalam diagnosa tersebut tipologi masalanya mengarah pada ancaman yaitu


Keluarga kurang mengerti tentang penyakit diare dan jika tidak diberikan
pengetahuan atau informasi tentang diare dapat menyebabkan penyakit
kambuh / berulang.

D. Skala Prioritas
Menurut Bailon dan Maglaya (1978), prioritas masalah kesehatan keluarga
dengan menggunakan skala proses skoring, sebagai berikut:
No Kriteria Skor Bobot
1 Sifat masalah
Skala :
tidak/kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1 1
2 Kemugkinan maslah dapat diubah
Skala :
Mudah 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0 2
3 Potensial masalah untuk dicegah
Skala :
Tinggi 3
Sebagian 2 1
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah :
Skala :
Masalah berat, harus segera
ditangani 2 1
Ada masalah, tetapi tidak perlu 1
ditangani 0
Masalah tidak diraskan

Hasil skoring diperoleh diagnosa prioritas yakni :


1. Resiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
2. Resiko tinggi terulangnya diare berhubungan dengan ketidak mampuan
keluarga memelihara lingkungan yang bisa menunjang kesehatan.
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga dalam
meningkatkan kesehatan keluarga.
Setelah hasil skoring ini selesai, penulis mendiskusikan lagi dengan
anggota keluarga untuk menentukan perioritas masalah yang sudah ditentukan,

a. Anjurkan keluarga pasien utntuk mencuci dan merebus botol susu setelah dipakai.
b. Amati cara keluarga mencuci dan merebus botol susu.
dan hasilnya menurut keluarga sama dengan mahasiswa.

E. Rencana Keperawatan
Rencana yang digunakan disini yaitu berdasarakan diagnosa keperawatan
keluarga yang sebelumnya telah disusun bersama dengan keluaraga yang
bersangkutan yakni:

1. Diagnosa 1
a. Identifikasi kemungkinan penyebab “Ketidakseimbangan Cairan dan
Elektrolit”
b. Monitor mual, muntah, dan diare.
c. Atur interval waktu pemantuan sesuai dengan kondisi pasien.
d. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantaun
Manajemen Diare
a. Identifikasi penyebab
diare (Mis : Inflamasi gastrointestinal, obat-obatan, malabsorsi,
pemberian botol susu)
b. Identifikasi riwayat
pemberian makanan
c. Monitor volume,
frekuensi, dan konsistensi tinja.
d. Berikan asupan cairan oral
(Mis : Larutan gula garam, oralit, pedialyte, renalyte).
e. Anjurkan pemberian
makanan kecil dan sering secara bertahap.
2. Diagnosa 2
a. Anjurkan keluarga pasien untuk mencuci dan
merebus botol susu setelah dipakai.
b. Amati cara keluarga mencuci dan merebus botol
susu.
c. Segera tutup botol susu baik yang ada isinya atau
pun tidak.

3. Diagnosa 3

a. Berikan penyuluhan tentang proses penyakit.


b. Identifikasi keluarga untuk terlibat dalam perawatan keluarga
c. Diskusikan cara perawatan di rumah.
d. Motivasi keluarga mengembangkan aspek positif rencana keperawatan
e. Jelaskan kondisi pasien kepda keluarga
f. Anjurkan keluarga terlibat dalam perawatan

Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan


motivasi perilaku hidup bersih dan sehat.

F. Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan yang dilakukan dalam asuhan keperawatan ini
sesuai dengan rencana keperawatan keluarga yang telah disusun sebelumnya.
Tindakan keperawatannya lebih ditekankan pada pendidikan kesehatan
(penyuluhan) yang diberikan pada keluarga Ny “K”.

G. Evaluasi
Evaluasi keperawatan dilakukan setelah tindakan keperawatan diberikan.
Evaluasi mencakup sejauh mana pengetahuan dan kemampuan keluarga Ny “K”
dalam memahami pendidikan kesehatan dan mempraktekkannya secara mandiri.
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K.A.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta :


Sagung Seto

Allender, JA & Spradley, B. W. 2001. Community as Partner, Theory


and Practice

Nursing. Philadelpia : Lippincott

Anderson.E.T & Mc.Farlane.J.M.2000.Community Health and Nursing,


Concept and Practice. Lippincott : California,

Carpenitti, L. J. 2000. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta :EGC

Effendy,N.1998.Dasar-dasar keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta :EGC

Friedman,M.M.1998.Family Nursing Research Theory and Practice,4th


Edition.Connecticut : Aplenton

Iqbal,Wahit dkk.2005.Ilmu Keerawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi dalam


Praktek.

Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik, Keluarga.Jakarta :


EGC

Suprajitno.2004.Asuhan Keprawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktek.Jakarta :EGC

Wright dan Leakey.1984.Penderita Obesitas.Jakarta : PT Pustaka Raya

http://www.akkesaskep.com/2017/01/laporan-pendahuluan-asuhan-keperawatan.html
Guntur, prasetyo. 203. Laporan Pendahuluan Keperawatan Diare.
http://arsipguntur.blogspot.co.id/2013/04lp-diare.html?m=1
DOKUMENTASI KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai