Askep Keluarga Baiq Irmawati - Revisi
Askep Keluarga Baiq Irmawati - Revisi
OLEH:
BAIQ IRAMAWATI
020021073
2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY. K DENGAN ANAK DIARE
(Sukardin,S.Kep.,Ners.,MNS)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga sebagai bagian terkecil dari masyarakat memiliki peranan penting dalam
membantu mewujudkan kesehatan secara umum di masyarakat karena kalau bagian inti
dari masyarakat sudah sehat tentunya kesehatan secara total dapat terwujud. Di dalam
keluarga pula merupakan tempat tumbuh dan berkembang manusia dan sebagai sarana
bagi manusia itu sendiri untuk nantinya bersosialisasi dengan masyarakat lain. Untuk itu
diperlukan keluarga yang berkualitas agar tercipta manusia yang berkualitas pula baik
secara fisik, mental, maupun spiritual.
Diare adalah kondisi dimana terjadinya frekuensi defekasi yang abnormal (lebih dari
3x / hari),serta perubahan dalam isi ( lebih dari 200g/hari ) dan konsisten (feses cair).hal
ini biasanya dihubungkan dengan dorongan ,ketidaknyamanan perianal, inkontensia, atau
kombinasi dari faktor- faktor ini. Adanya kondisi yang menyebabkan perubahan pada
sekresi usus, absorpsi mukosal, atau motilitas dapat menimbulkan diare. Diare dapat
bersifat akut atau kronis. ini dapat diklasifikasikan sebagai volume tinggi, volume rendah,
sekresi, osmotik atau campuran. Diare dengan volume banyak terjadi bila terdapat lebih
dari satu liter feses cair per hari. Diare dengan volume sedikit terjadi bila kurang dari satu
liter feses cair yang dihasilkan per hari. Balita merupakan kelompok umur yang rawan
gizi dan rawan penyakit, utamanya penyakit infeksi.
Di dunia terdapat 6 juta balita yang meninggal tiap tahunnya karena penyakit diare.
Dimana sebagian kematian tersebut terjadi di negara berkembang termasukIndonesia. Hal
yang bisa menyebabkan balita mudah terserang penyakit diare adalah perilaku hidup
masyarakat yang kurang baik dan keadaan lingkungan yang buruk. Diare dapat berakibat
fatal apabila tidak ditangani secara serius karena tubuh balita sebagian besar terdiri dari
air, sehingga bila terjadi diare sangat mudah terkena dehidrasi.
BAB II
b. Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child Bearing). Masa ini merupakan
transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis keluarga. Studi klasik Le
Master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17 % tidak bermasalah selebihnya
bermasalah dalam hal :
1. Suami merasa diabaikan.
2. Peningkatan perselisihan dan argument.
3. Interupsi dalam jadwal kontinu.
4. Kehidupan seksual dan social terganggu dan menurun.
Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :
1. Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan kegiatan).
2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
3. Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua terhadap
bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan).
4. Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
5. Konseling KB post partum 6 minggu.
6. Menata ruang untuk anak.
7. Biaya / dana Child Bearing.
8. Memfasilitasi role learning angggota keluarga.
9. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
C. Etiologi
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor :
1. Faktor infeksi
a. Faktor internal : infeksi saluran pencernaan makananan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi internal sebagai berikut:
1) Infeksi bakteri : vibrio, e.coli, salmonella, campylobacler, tersinia,
aeromonas, dsb.
2) Infeksi virus : enterovirus (virus ECHO, cakseaclere, poliomyelitis),
adenovirus, rotavirus, astrovirus dan lain-lain
3) Infeksi parasit : cacing (asoanis, trichuris, Oxyuris, Strong Ylokles,
protzoa (Entamoeba histolytica, Giarella lemblia, tracomonas homonis),
jamur (candida albicans).
b. Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan, seperti otitis
media akut (OMA), tonsilitist tonsilofasingitis, bronkopneumonia, ensefalitis dsb.
Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun.
2. Faktor malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan sukrosa),
mosiosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galatosa).
b. Pada bayi dan anak yang terpenting dan terseirng intoleransi laktasi.
c. Malabsorbsi lemak
d. Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
4. Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar).
D. Manifestasi Klinis
Mula-mula pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nasfu makan
berkurang atau tidak ada. Kemudian disertai diare, tinja cair, mungkin disertai lendir atau
lendir darah.Warna tinja makin lama berubah kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
Anus dan daerah sektiar timbul lecet karena sering defekasi dan tinja makin lama makin asam
sehingga akibat makin lama makin asam sehingga akibat makin banyak asam laktat yang
berasal dari latosa yang tidak di absorbsi oleh usus selama diare.
Gejala muntah dapat timbul sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan karena
lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila
pasien banyak kehilangan cairan dan elektrolit, mata dan ubun-ubun cekugn (pada bayi)
selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering (Ngastiyah, 1997).
E. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah :
1. Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang
usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat gangguan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare
tidak karena peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan motilitas usus
Hiper akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan,
sehingga timbul diare, sebaliknya jika peristaltik usus menurun akan mengakibatkan
bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.
F. Penatalaksanaan
1. Pemberian cairan
Pemberian cairan pada pasien diare dan memperhatiakn derajat dehidrasinya dan
keadaan umum.
a. Pemberian cairan
Pasien dengan dehidrasi rignan dan sedang cairan diberikan per oral berupa cairan
yang berisikan NaCl dan Na HCO3, KCl dan glukosa untuk diare akut dan karena
pada anak di atas umur 6 bulan kadar natrium 90 ml g/L. pada anak dibawah 6
bulan dehidrasi ringan / sedang kadar natrium 50-60 mfa/L, formula lengkap
sering disebut : oralit.
b. Cairan parontenal
Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang diperlukan sesuai engan kebutuhan
pasien, tetapi kesemuanya itu tergantugn tersedianya cairan stempat. Pada
umumnya cairan Ringer laktat (RL) diberikan tergantung berat / rignan dehidrasi,
yang diperhitugnkan dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan BB-nya.
2. Pengobatan dietetik
Untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan BB kurang dari 7 kg
jenis makanan :
- Susu (ASI adalah susu laktosa yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak
tidak jenuh, misalnya LLM, al miron).
- Makanan setengah padar (bubur) atau makanan padat (nasitim), bila anak tidak
mau minum susu karena di rumah tidak biasa.
- Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan susu dengan
tidak mengandung laktosa / asam lemak yang berantai sedang / tidak sejuh.
3. Obat-obatan
Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang melalui tinja dengan /
tanpa muntah dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa / karbohidrat
lain (gula, air tajin, tepung beras sbb).
- Obat anti sekresi
Asetosal, dosis 25 mg/ch dengan dosis minimum 30 mg.
Klorrpomozin, dosis 0,5 – 1 mg / kg BB / hari
- Obat spasmolitik, dll umumnya obat spasmolitik seperti papaverin, ekstrak
beladora, opium loperamia tidak digunakan untuk mengatasi diare akut lagi, obat
pengeras tinja seperti kaolin, pektin, charcoal, tabonal, tidak ada manfaatnya
untuk mengatasi diare sehingg tidak diberikan lagi.
- Antibiotik
Umumnya antibiotik tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas bila
penyebabnya kolera, diberiakn tetrasiklin 25-50 mg / kg BB / hari.
Antibiotik juga diberikan bile terdapat penyakit seperti : OMA, faringitis,
bronkitis / bronkopneumonia.
A. Pengkajian
Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk
mengukur keadaan klien (keluarga) dengan menangani norma-norma kesehatan keluarga
maupun sosial, yang merupakan system terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk
mengatasinya. (Effendy, 1998).
Pengumpulan data dalam pengkajian dilakukan dengan wawancara, observasi, dan
pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Pengkajian asuhan keperawatan keluarga
menurut teori/model Family Centre Nursing Friedman (1988), meliputi 7 komponen
pengkajian yaitu :
1. Data Umum
a) Identitas kepala keluarga
b) Komposisi anggota keluarga
c) Genogram
d) Tipe keluarga
e) Suku bangsa
f) Agama
g) Status sosial ekonomi keluarga
2. Aktifitas rekreasi keluarga
a) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
b) Tahap perkembangan keluarga saat ini
c) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
d) Riwayat keluarga inti
e) Riwayat keluarga sebelumnya
3. Lingkungan
a) Karakteristik rumah
b) Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal
c) Mobilitas geografis keluarga
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
e) System pendukung keluarga
4. Struktur keluarga
a) Pola komunikasi keluarga
b) Struktur kekuatan keluarga
c) Struktur peran (formal dan informal)
d) Nilai dan norma keluarga
5. Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif
b) Fungsi sosialisasi
c) Fungsi perawatan kesehatan
6. Stress dan koping keluarga
a) Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta kekuatan keluarga.
b) Respon keluarga terhadap stress
c) Strategi koping yang digunakan
d) Strategi adaptasi yang disfungsional
7. Pemeriksaan fisik
a) Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan
b) Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga
c) Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik
8. Harapan keluarga
a) Terhadap masalah kesehatan keluarga
b) Terhadap petugas kesehatan yang ada
Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan saat pengkajian menurut Supraji
(2004), yaitu:
1. Membina hubungan baik
Dalam membina hubungan yang baik, hal yang perlu dilakukan antara lain,
perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah tamah, menjelaskan tujuan
kunjungan, meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah
menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di keluarga, menjelaskan luas
kesanggupan bantuan perawat yang dapat dilakukan, menjelaskan kepada
keluarga siapa tim kesehatan lain yang ada di keluarga.
2. Pengkajian awal
Pengkajian ini terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit pelayanan kesehatan
yang dilakukan.
3. Pengkajian lanjutan (tahap kedua)
Pengkajian lanjutan adalah tahap pengkajian untuk memperoleh data yang
lebih lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang berorientasi pada
pengkajian awal. Disini perawat perlu mengungkapkan keadaan keluarga
hingga penyebab dari masalah kesehatan yang penting dan paling dasar.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggunakan dan menggambarkan
respons manusia. Dimana keadaan sehat atau perubahan pola interaksi potensial/actual
dari individu atau kelompok dimana perawat dapat menyusun intervensi-intervensi
definitive untuk mempertahankan status kesehatan atau untuk mencegah perubahan
(Carpenito, 2000).
Untuk menegakkan diagnosa dilakukan 2 hal, yaitu:
1. Anallisa data
Mengelompokkan data subjektif dan objektif, kemudian dibandingkan dengan standar
normal sehingga didapatkan masalah keperawatan.
2. Perumusan diagnosa keperawatan
Komponen rumusan diagnosa keperawatan meliputi:
a) Masalah yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga.
b) Penyebab (etiologi) adalah kumpulan data subjektif dan objektif.
c) Perawat dari keluarga secara langsung atau tidak langsung atau tidak yang
mendukung masalah dan penyebab. Dalam penyusunan masalah kesehatan dalam
perawatan keluarga mengacu pada tipologi diagnosis keperawatan keluarga yang
dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu:
1) Diagnosa sehat/Wellness/potensial
Yaitu keadaan sejahtera dari keluarga ketika telah mampu memenuhi
kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang
memungkinkan dapat digunakan. Perumusan diagnosa potensial ini hanya
terdiri dari komponen Problem (P) saja dan sign /symptom (S) tanpa etiologi (E).
2) Diagnosa ancaman/risiko
Yaitu masalah keperawatan yang belum terjadi. Diagnosa ini dapat menjadi
masalah actual bila tidak segera ditanggulangi. Perumusan diagnosa risiko ini
terdiri dari komponen problem (P), etiologi (E), sign/symptom (S).
3) Diagnosa nyata/actual/gangguan
Yaitu masalah keperawatan yang sedang dijalani oleh keluarga dan
memerlukn bantuan dengan cepat. Perumusan diagnosa actual terdiri dari
problem (P), etiologi (E), dan sign/symptom (S). Perumusan problem (P)
merupakan respons terhadap gangguan pemenuhan kebutuhan dasar.
Sedangkan etiologi mengacu pada 5 tugas keluarga.
Penyusunan rencana perawatan dilakukan dalam 2 tahap yaitu pemenuhan skala
prioritas dan rencana perawatan (Suprajitmo, 2004).
1) Skala prioritas
Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai skor tinggi
dan disusun berurutan sampai yang mempunyai skor terendah. Dalam menyusun
prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga harus didasarkan
beberapa criteria sebagai berikut :
a) Sifat masalah (actual, risiko, potensial)
b) Kemungkinan masalah dapat diubah.
c) Potensi masalah untuk dicegah.
d) Menonjolnya masalah.
Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosa keperawatan telah dari
satu proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon dan
Maglay (1978) dalam Effendy (1998).
1. Kriteria :
Bobot
Skor
2. Sifat masalah :
Aktual =3
Risiko =2
Potensial =1
3. Kemungkinan masalah untuk dipecahkan
Mudah =2
Sebagian =1
Tidak dapat = 0
4. Potensi masalah untuk dicegah
Tinggi =3
Cukup =2
Rendah =1
5. Menonjolnya masalah
Segera diatasi = 2
Tidak segera diatasi = 1
Tidak dirasakan adanya masalah = 0
Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan :
a. Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat
b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikaitkan dengan bobot
c. Jumlahkan skor untuk semua criteria
d. Skor tertinggi berarti prioritas (skor tertinggi 5)
C. Rencana Keperawatan
Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaporkan
dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi
(Efendy,1998).
Langkah pertama yang dilakukan adalah merumuskan tujuan keperawatan.
Tujuan dirumuskan untuk mengetahui atau mengatasi serta meminimalkan stressor dan
intervensi dirancang berdasarkan tiga tingkat pencegahan. Pencegahan primer untuk
memperkuat garis pertahanan fleksibel, pencegahan sekunder untuk memperkuat garis
pertahanan sekunder, dan pencegahan tersier untuk memperkuat garis pertahanan tersier
(Anderson & Fallune, 2000).
Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka
panjang mengacu pada bagaimana mengatasi problem/masalah (P) di keluarga.
Sedangkan penetapan tujuan jangka pendek mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi
yang berorientasi pada lima tugas keluarga. Adapun bentuk tindakan yang akan dilakukan
dalam intervensi nantinya adalah sebagai berikut :
1. Menggali tingkat pengetahuan atau pemahaman keluarga mengenai masalah.
2. Mendiskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang belum diketahui dan
meluruskan mengenai intervensi/interpretasi yang salah.
3. Memberikan penyuluhan atau menjelaskan dengan keluarga tentang faktor-faktor
penyebab, tanda dan gejala, cara menangani, cara perawatan, cara mendapatkan
pelayanan kesehatan dan pentingnya pengobatan secara teratur.
4. Memotivasi keluarga untuk melakukan hal-hal positif untuk kesehatan.
5. Memberikan pujian dan penguatan kepada keluarga atas apa yang telah diketahui dan
apa yang telah dilaksanakan.
D. Implementasi
Pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan pada rencana yang telah disusun. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga yaitu:
1. Sumber daya keluarga.
2. Tingkat pendidikan keluarga.
3. Adat istiadat yang berlaku.
4. Respon dan penerimaan keluarga.
5. Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil implementasi dengan
criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Kerangka kerja
evaluasi sudah terkandung dalam rencana perawatan jika secara jelas telah digambarkan
tujuan perilaku yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai criteria evaluasi
bagi tingkat aktivitas yang telah dicapai (Friedman,1998).
Evaluasi disusun mnggunakan SOAP dimana :
1. S : Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subyektif oleh
keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.
2. O : Keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat
menggunakan pengamatan yang obyektif.
3. A : Merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subyektif dan
obyektif.
4. P : Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis
(Suprajitno,2004)
BAB III
LAPORAN KASUS
2. Komposisi Keluarga:
RT dan
P 22 Tahun Istri SD
1. Ny.K berjualan
sembako
Ana
L Tahun - -
2. An.R k
3. Genogram
Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Laki-Laki Meninggal
: Pasien
: Tinggal Serumah
4. Type Keluarga
a. Jenis tipe keluarga : Tipe keluarga Ny. K adalah tipe keluarga nuclear family
(Keluarga Inti), dimana dalam suatu rumah ada orang tua (ibu/ayah) dengan
anak.
b. Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut : Tidak terjadi masalah dengan type
tersebut.
5. Suku bangsa :
a. Asal suku bangsa : keluarga Ny.K merupakan keturunan asli suku sasak,
indonesia.
b. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan :
- Keluarga Ny.K masih percaya bahwa khasiat pertuk (disapa oleh orang
yang sudah meninggal dan makhluk halus) bisa mengobati entah itu
sakit perut,sakit kepala,mual dan muntah dan sebagainya.
- Keluarga Ny.K masih percaya bahwa mengkonsumsi cumi-cumi akan
menghambat proses persalinan.
6. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan : Seluruh anggota
keluarga Ny.K adalah islam dan tidak ada satu pun ketentuan islam yang
bertentangan dengan kesehatan.
7. Status sosial ekonomi keluarga :
Tn.F adalah kepala keluarga mencari nafkah berkerja sebagai buruh.
a. Penghasilan : RP.1.000.000. /Bulan
b. Upaya lain : Berjualan sembako
c. Harta benda yang dimiliki : (Perabot, transportasi, dll) : 1 TV, 1 Kulkas, 1
Kipas angin, 1 Motor.
d. Kebutuhan yang dikeluarkan setiap bulan :
- Listrik Pulsa: 120 Ribu/Bulan
- Air : -
- Pangan : 500.000/Bulan
8. Aktifitas rekreasi keluarga :
- Keluarga Ny.K terkadang, bisa 1 kali seminggu pergi ke pantai/ untuk
sekedar jalan-jalan karena jarak pantai dan juga mengajak anaknya
bermain atau berbelanja.
- Sesekali setahun keluarga mengunjungi sanak keluarga di Lombok
Tengah
2. Ny.K 22 65 Kg Baik - - -
Tahun
K D
a a
m p
Ka
ma Keterangan :
Ka
r mar
: Pintu
tidu
Ruang
tamu,t
v
V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif :
- Semua anggota keluarga Ny. K saling menyayangi satu sama lain. Tempat
tinggal saudara-saudara berada dalam satu kota.komunikasi yang terjalin antar
keluarga masih bagus, bila ada anggota keluarga ada yang sakit saling
mengabari satu sama lain. Keluarga yang lain umumnya bila dimintai bantuan
akan berusaha membantu sebisanya.
2. Fungsi sosialisasi :
- Kerukunan hidup dalam keluarga : Keluarga Ny.K hidup rukun dengan
keluarga dan tetangganya.
- Interaksi dan hubungan dalam keluarga : Interaksi Ny.K dengan tetangga
maupun keluarga sangat baik.
- Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan : Ny.K
mengatakan yang mengambil keputusan sekarang adalah suaminya yaitu Tn.F
- Kegiatan keluarga waktu senggang : Menonton tv, berkumpul bersama
keluarga.
3. Fungsi perawatan kesehatan
1) Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan
keluarganya : Ny.K mengatakan An.R masih suka minum susu di dot,setelah
dikaji ternyata cara mencuci dot tersebut hanya di cuci sekedarnya saja.Ny.
K mengatakan anaknya sebelumnya hanya pernah sakit batuk pilek
biasa,diare hanya pernah sekali waktu masih bayi dan tidak diperiksakan ke
petugas kesehatan sudah sembuh sendiri.
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat :
Bila ada anggota keluarga yang sakit maka Ny.K merawat terlebih dulu di
rumahnya, kalau tidak bisa dirawat di rumahnya Ny. K langsung membawa
keluarganya ke fasilitas pelayanan yang terdekat yaitu puskesmas atau
dokter praktik mandiri.
1) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit : Ny. K
mengatakn bahwa selalu berusaha menjaga dan merawat saat ada anggota
keluarga yang sakit.
2) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat : Ny. K
mengatakan tidak setiap hari membersihkan rumah dan halaman rumahnya
karna sibuk jualan, kamar mandi selalu disikat dan dibersihkan setiap 3 hari
sekali, untuk pembersihan menyeluruh seperti membersihkan jendela dan
ventilasi selalu dilakukan Ny. K
3) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat : Ny.K
mengatakan kadang-kadang memeriksakan anaknya atau keluarganya jika ada
yang sakit ke pelayanan kesehatan yaitu puskesmas atau praktik dokter
mandiri.
4. Fungsi Reproduksi
1) Perencanaan jumlah anak : Perencanaan jumlah anak: Ny.K mengatakan
bahwa dirinya memiliki keinginan untuk memiliki anak lagi.
5. Fungsi ekonomi
1) Upaya pemenuhan sandang pangan : Ny.K mengatakan penghasilan yang
didapatkan mampu untuk mencukupi kehidupan sehari-hari.
ANALISA DATA
DO :
- Mukosa bibir kering.
- BAB dengan konsistensi cair
- An.R tampak lemas
2. S:
Ketidak mampuan Resiko tinggi
- Ny. K mengatakan suka
keluarga terulangnya diare
memberikan jajanan di luar kepada
memelihara
anaknya karena anaknya lebih suka
lingkungan yang
memakan jajanan di luar dari pada
bisa menunjang
masakan di rumah.
kesehatan.
- Ny. K mengatakan belum ada
rencana untuk membawa anaknya ke
puskesmas.
- Ny.K mengatakan anaknya masih
minum susu menggunakan dot dan
botol dot hanya dicuci tanpa direbus
DO :
- Halaman rumah Ny.K kurang
bersih.
- Botol dot tidak direbus
- TD : -
- Suhu :36,9 ℃
- Nadi : 90 x/menit
- Respirasi : 22x/menit
3. DS :
Ketidakmampuan Kurang
- Ny. K mengatakan hanya keluarga dalam pengetahuan
memberikan air putih saja membantu meningkatkan tentang penyakit
mengurangi Diare. kesehatan keluarga diare
- Ny.K mengatakan tidak tahu
cara penanganan khusus pada anak
yang menderita diare
DO :
- Ny. B menanyakan
penanganan lain untuk penyakit
Diare.
- TD: -
N : 90 x/menit
RR : 22 x/menit
S : 36,6 °C
3. Potensial masalah untuk 2/2 x 1 Diare sudah terjadi sejak 2 hari yang
dicegah lalu. Ibu masih belum berencana
Skala : Cukup membawa anaknya ke puskesmas.
4. Menonjolnya masalah 2/2 x 1 Ibu menganggap diare masalah biasa
Skala : Tidak segera yang dialami anak-anak.
diatasi
Total skor 5
INTERVENSI KEPERAWATAN
Kriteria Hasil:
- Klien dapat
menunjukan minat untuk
meningkatkan
pembelajaran.
- Klien dan
keluarga dapat
termotivasi.
- Klien dan
keluarga dapat mematuhi
setiap apa yang telah di
ajarkan.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
3. Memotivasi keluarga
mengembangkan aspek positif rencana
keperawatan
4. Jelaskan kondisi pasien kepada
keluarga
5. Mengajurkan keluarga terlibat
dalam perawatan
6. Mengidentifikasi faktor-faktor
yang dapat meningkatkan dan
menurunkan motivasi perilaku hidup
bersih dan sehat.
EVALUASI KEPERAWATAN
- Keluarga
Ny. K memahami tentang proses
penyakit yang sedang di alami An.R
- Keluarga
Ny. K mengatakan mau berpatisipasi
dalam perawatan An. R yang sakit.
O:
- Keluarga
Ny.K menyimak setiap informasi yang
telah di berikan serta ada interaksi
komunikasi 2 arah
- Keluarga
Ny. K termotivasi untuk
mengembangkan aspek positif untuk
perawatan klien.
- Keluarga
Ny. K menunjukan mau mempraktikan
cara perawatan An.R dirumah.
- TD : -
S : 36,5°c
N : 100 x/menit
RR : 20x/menit
-
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Pengumpulan data dilakukan pada 23 Desember 2020, sasaranya yakni
keluarga Ny “K” warga Penimbung Barat Kecamatan Gunung Sari
Metode yang digunakan yakni wawancara langsung, observasi fasilitas
rumah, serta pemeriksaan fisik dari anggota keluarga. Adapun pertanyaan-
pertanyaan inti yang diajukan kepada objek pengkajian meliputi:
1. Data umum keluarga
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
3. Pengkajian tempat tinggal keluarga
4. Struktur keluarga
5. Fungsi keluarga
6. Stress dan kpoing keluarga
7. Pemeriksaan fisik
8. Harapan keluarga
Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah:
1. Anamnesa untuk mengumpulkan data keluarga, yakni memperoleh data
dengan cara menanyakan langsung kepada keluarga mengenai pertanyaan inti
pada format pengkajian yang tersedia.
2. Observasi terhadap keadaan lingkungan fisik tempat tinggal yakni melakukan
pengkajian untuk memperoleh informasi data objektif dengan cara melihat
secara langsung mulai dari keadaan pasien, keluarga, bangunan fisik,
lingkungan dan masyarakat sekitar tempat tinggal pasien.
3. Pemeriksaan fisik terhadap seluruh anggota keluarga dilakukan dengan
variabel:
a. Riwayat penyakit saat ini
b. Keluhan yang dirasakan
c. Tanda dan gejala
d. Riwayat penyakit sebelumnya
e. TTV
f. Sistem kardiovaskular
g. Sistem respirasi
h. Sistem GI
i. Sistem persarafan
j. Sistem genitalia
k. Sistem muskuloskeletal
Kesulitan yang dialami ketika mengkaji yakni bagaimana
menyampaikan item-item pertanyaan agar dapat dimengerti oleh pasien dan
bagaimana menyamakan persepsi antara masing-masing anggota kelompok
mengenai maksud dari masing-masing item pertanyaan yang tersedia.
B. Analisa Data
Setelah melakukan pengkajian kemudian dilakukan analisa data dengan
mengelompokan data menjadi data subjektif dan data objektif, kemudian
menentukan masalah yang dialami oleh keluarga dan mengidentifikasi penyebab
dari masalah tersebut berdasarkan 5 pokok tugas keluarga.
ANALISA DATA
DO :
- An.R mukosa bibir kering.
- An.R BAB dengan konsistensi
cair frekwensi 4 kali sehari.
- An.R tampak lemas
2 S:
Ketidak mampuan Resiko tinggi
- Ny. K mengatakan suka
keluarga terulangnya diare
memberikan jajanan di luar kepada
memelihara
anaknya karena anaknya lebih suka
lingkungan yang
memakan jajanan di luar dari pada
bisa menunjang
masakan di rumah.
kesehatan.
- Ny. K mengatakan belum ada
rencana untuk membawa anaknya ke
puskesmas.
- Ny.K mengatakan anaknya masih
minum susu menggunakan dot dan
botol dot hanya dicuci tanpa direbus
DO :
- Halaman rumah Ny.K kurang
bersih.
- Botol dot tidak direbus
- TD : -
- Suhu :36,9 ℃
- Nadi : 90 x/menit
- Respirasi : 21x/menit
3 DS :
Ketidakmampuan Kurang
- Keluarga Ny. K mengatakan keluarga dalam pengetahuan
hanya memberikan air putih saja meningkatkan tentang penyakit
membantu mengurangi Diare. kesehatan keluarga diare
DO :
- Ny. B menanyakan
penanganan lain untuk penyakit
Diare.
- TD: -
N : 90 x/menit
RR : 22 x/menit
S : 36,6 °C
C. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan analisa data yang dilakukan sebelumnya dapat diambil 3
diagnosa keperawatan dengan prioritas masalah sebagai berikut:
Dalam diagnosa tersebut tipologi masalahnya mengarah pada kurang atau tidak
sehat yaitu An.R yang mengalami diare,BAB cair dengan frekwensi 4 x sehari
Dalam diagnosa tersebut tipologi masalahnya mengarah pada kurang atau tidak
sehat yaitu An. ”R” yang sedang mengalami diare dan pada saat pengkajian Ny
”K” sedang mengatakan suka memberikan jajanan diluar karna anaknya lebih
suka memakan jajanan dluardar pada masakan dirumah
D. Skala Prioritas
Menurut Bailon dan Maglaya (1978), prioritas masalah kesehatan keluarga
dengan menggunakan skala proses skoring, sebagai berikut:
No Kriteria Skor Bobot
1 Sifat masalah
Skala :
tidak/kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1 1
2 Kemugkinan maslah dapat diubah
Skala :
Mudah 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0 2
3 Potensial masalah untuk dicegah
Skala :
Tinggi 3
Sebagian 2 1
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah :
Skala :
Masalah berat, harus segera
ditangani 2 1
Ada masalah, tetapi tidak perlu 1
ditangani 0
Masalah tidak diraskan
a. Anjurkan keluarga pasien utntuk mencuci dan merebus botol susu setelah dipakai.
b. Amati cara keluarga mencuci dan merebus botol susu.
dan hasilnya menurut keluarga sama dengan mahasiswa.
E. Rencana Keperawatan
Rencana yang digunakan disini yaitu berdasarakan diagnosa keperawatan
keluarga yang sebelumnya telah disusun bersama dengan keluaraga yang
bersangkutan yakni:
1. Diagnosa 1
a. Identifikasi kemungkinan penyebab “Ketidakseimbangan Cairan dan
Elektrolit”
b. Monitor mual, muntah, dan diare.
c. Atur interval waktu pemantuan sesuai dengan kondisi pasien.
d. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantaun
Manajemen Diare
a. Identifikasi penyebab
diare (Mis : Inflamasi gastrointestinal, obat-obatan, malabsorsi,
pemberian botol susu)
b. Identifikasi riwayat
pemberian makanan
c. Monitor volume,
frekuensi, dan konsistensi tinja.
d. Berikan asupan cairan oral
(Mis : Larutan gula garam, oralit, pedialyte, renalyte).
e. Anjurkan pemberian
makanan kecil dan sering secara bertahap.
2. Diagnosa 2
a. Anjurkan keluarga pasien untuk mencuci dan
merebus botol susu setelah dipakai.
b. Amati cara keluarga mencuci dan merebus botol
susu.
c. Segera tutup botol susu baik yang ada isinya atau
pun tidak.
3. Diagnosa 3
F. Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan yang dilakukan dalam asuhan keperawatan ini
sesuai dengan rencana keperawatan keluarga yang telah disusun sebelumnya.
Tindakan keperawatannya lebih ditekankan pada pendidikan kesehatan
(penyuluhan) yang diberikan pada keluarga Ny “K”.
G. Evaluasi
Evaluasi keperawatan dilakukan setelah tindakan keperawatan diberikan.
Evaluasi mencakup sejauh mana pengetahuan dan kemampuan keluarga Ny “K”
dalam memahami pendidikan kesehatan dan mempraktekkannya secara mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.akkesaskep.com/2017/01/laporan-pendahuluan-asuhan-keperawatan.html
Guntur, prasetyo. 203. Laporan Pendahuluan Keperawatan Diare.
http://arsipguntur.blogspot.co.id/2013/04lp-diare.html?m=1
DOKUMENTASI KEGIATAN