Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Fokus Elektroda : Energi Listrik, Telekomunikasi, Komputer, Elektronika dan Kendali)

Volume 02 No 03, Tahun 2017: Hal. 24-28.


e-ISSN: 2502-5562. Open Access at: http://ojs.uho.ac.id/index.php/jfe/
Penerbit : Jurusan Teknik Elektro Universitas Halu Oleo Kendari Sulawesi Tenggara,

Studi Perencanaan Saluran Kabel Tegangan Menengah Pada Jaringan


Distribusi Primer
(Studi Kasus PT. PLN (PERSERO) Unit Raha)
Amirun Bonti Saifu 1, Mansur,ST.,MT2, Sahabuddin Hay,ST.,M.Eng3
1
Jurusan Teknik Elektro, Universitas Halu Oleo, 2 Jurusan Teknik Elektro, Universitas Halu Oleo
3
Jurusan Teknik Elektro, Universitas Halu Oleo
Email Coprespondent Author : amirunsaifu@gmail.com

Abstract — This research aimed to calculate the cable cross-


sectional area of land that will be used to define technical and
land cable installation in this design. This type of research is I. PENDAHULUAN
using survey method aimed to review research to determine the
location of the route to be traveled medium voltage cable Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) PT. PLN
channels. Based on the results of research and calculation to (Persero) Rayon Raha merupakan salah satu perusahaan
determine the cross sectional area of the conductor to be used, negara yang bertanggung jawab dalam penyediaan layanan
in this design the cable to be used for Feeder City Cable ketenagalistrikan di Kabupaten Muna. PT PLN Rayon Raha
NYFGBY 3 x 70 mm2, for Feeder Waara Cable NYFGBY 3 x
70 mm2, for Feeder Tampo Cable NYFGBY 3 x 300 mm2, for sampai saat ini dalam pemenuhan dan penyaluran tenaga
Konawe Feeder cables NYFGBY 3 x 240 mm2 and for Lawa listrik kepada konsumen menggunakan jaringan distribusi
Feeder cables NYFGBY 3 x 500 mm2. Mechanical installation yang melalui saluran udara.
of the cable to be used in the planning of the plant directly Dengan melihat perkembangan Kabupaten Muna semakin
below the soil surface to a depth of at least 80 cm, width of the hari semakin berkembang dan pembangunan yang setiap
top of at least 40 cm and the bottom of at least 30 cm where the
cable is installed and then covered sand then coated with land tahunnya mengalami peningkatan, sehingga jaringan
and then covered with gravel. For crossing the street, the cable distribusi yang melalui saluran udara sudah tidak
is inserted into the PVC pipe with a diameter of 10 cm. menimbulkan estetika yang baik. Banyaknya gedung-
Keyword —Feeder, Primary Distribution Network, a cable gedung dan lahan yang padat akan bangunan mengakibatkan
channel Soil, medium voltage cables (SKTM) and Cable sudah tidak memungkinkannya lagi didirikan jaringan
NYFGbY distribusi melalui saluran udara, sehingga orang berusaha
mencari solusi bagaimana menciptakan estetika kota yaitu
Abstrak — Penelitian ini bertujuan untuk menghitung luas dengan merencanakan jaringan distribusi kabel bawah tanah
penampang kabel tanah yang akan digunakan dan ntuk
menentukan teknik pemasangan kabel tanah pada perencanaan ini. atau saluran kabel tegangan menengah. Dengan perencanaan
Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan Metode Survey yang tersebut bisa menciptakan suatu suasana kota yang estetika,
bertujuan untuk meninjau lokasi penelitian guna menentukan rute karena dengan saluran kabel tegangan menengah atau kabel
yang akan dilalui saluran kabel tegangan menengah. Berdasarkan bawah tanah sudah tidak mengganggu lagi pandangan dan
hasil penelitian dan hasil perhitungan menentukan luas penampang memiliki keandalan di bandingkan jaringan distribusi
penghantar yang akan digunakan, maka pada perencanaan ini kabel
yang akan digunakan adalah untuk Feeder Kota menggunakan melalui udara. Melihat masalah yang di hadapi PLN Rayon
kabel NYFGbY 3 x 70 mm2, untuk Feeder Waara menggunakan Raha saat ini dalam hal penyaluran tenaga listrik ke
kabel NYFGbY 3 x 70 mm2, untuk Feeder Tampo menggunakan konsumen melalui jaringan saluran udara sering mengalami
kabel NYFGbY 3 x 300 mm2, untuk Feeder Konawe gangguan yang disebabkan oleh pohon dan binatang yang
menggunakan kabel NYFGbY 3 x 240 mm2 dan untuk Feeder menempel pada isolator misalnya kelelawar sehingga
Lawa menggunakan kabel NYFGbY 3 x 500 mm2. Teknik
pemasangan kabel yang akan digunakan pada perencanaan ini jaringan distribusi melalui saluran udara kurang baik dan
yaitu tanam langsung dibawah permukaan tanah dengan kedalaman kurang efektif serta kurang handal lagi dalam pemenuhan
minimal 80 cm, lebar bagian atas minimal 40 cm dan bagian akan kebutuhan tenaga listrik di Kabupaten Muna.
bawah minimal 30 cm dimana setelah kabel terpasang kemudian Penelitian ini bertujuan untuk menghitung luas penampang
ditutup pasir kemudian dipadatkan dengan tanah dan setelah itu kabel tanah yang akan digunakan dan untuk menentukan
ditutup dengan batu. Untuk penyeberangan jalan, kabel dimasukan
kedalam pipa PVC berdiameter 10 cm. teknik pemasangan kabel tanah pada perencanaan ini.

Kata kunci — Feeder, Jaringan Distribusi Primer, Kabel Tanah,


Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) dan Kabel NYFGbY

1
Saifu et al.
IJCCSISSN

II. TINJAUAN PUSTAKA (JTM) yang menggunakan kabel tanah/saluran kabel tanah
tegangan menengah (SKTM).
A. Jaringan Pada Sistem Distribusi Primer
Namun pada pengoperasiannya, sistem Spindel berfungsi
Jaringan Pada Sistem Distribusi tegangan menengah sebagai sistem Radial. Di dalam sebuah penyulang aktif
(Primer 20 kV) dapat dikelompokkan menjadi lima model, terdiri dari gardu distribusi yang berfungsi untuk
yaitu Jaringan Radial, Jaringan hantaran penghubung (Tie mendistribusikan tegangan kepada konsumen baik
Line), Jaringan Lingkaran (Loop), Jaringan Spindel dan konsumen tegangan rendah (TR) atau tegangan menengah
Sistem Gugus atau Kluster. (TM).
1. Jaringan Radial
Sistem distribusi dengan pola Radial adalah sistem 5. Sistem Gugus atau Sistem Kluster
distribusi yang paling sederhana dan ekonomis. Pada sistem Konfigurasi Gugus banyak digunakan untuk kota besar
ini terdapat beberapa penyulang yang menyuplai beberapa yang mempunyai kerapatan beban yang tinggi. Dalam
gardu distribusi secara radial. sistem ini terdapat. Saklar Pemutus Beban, dan penyulang
Dalam penyulang tersebut dipasang gardu-gardu cadangan.
distribusi untuk konsumen. Gardu distribusi adalah tempat Dimana penyulang ini berfungsi bila ada gangguan yang
dimana trafo untuk konsumen dipasang. Bisa dalam terjadi pada salah satu penyulang konsumen maka
bangunan beton atau diletakan diatas tiang. Keuntungan dari penyulang cadangan inilah yang menggantikan fungsi suplai
sistem ini adalah sistem ini tidak rumit dan lebih murah kekonsumen.[1]
dibanding dengan sistem yang lain.
B. Kabel Tanah
Namun keandalan sistem ini lebih rendah dibanding
dengan sistem lainnya. Kurangnya keandalan disebabkan 1. Klasifikasi Kabel Tenaga
karena hanya terdapat satu jalur utama yang menyuplai Untuk penyaluran tenaga listrik dibawah tanah digunakan
gardu distribusi, sehingga apabila jalur utama tersebut kabel tenaga (power cable). Jenis kabel tenaga banyak
mengalami gangguan, maka seluruh gardu akan ikut padam. sekali, namun demikian dapat diklasifikasikan menurut
Kerugian lain yaitu mutu tegangan pada gardu distribusi kelompok-kelompok berikut:
yang paling ujung kurang baik, hal ini dikarenakan jatuh a. Jumlah inti (core) kabel
tegangan terbesar ada diujung saluran. Kabel tanah berinti tunggal (single core cable), pada
dasarnya kabel ini dapat dipakai untuk segala tegangan yang
2. Jaringan Hantaran Penghubung (Tie Line) umumnya adalah tegangan tinggi., Kabel tanah berinti tiga
Sistem distribusi Tie Line digunakan untuk pelanggan (tree core cable). Kabel tanah ini terbatas pada tegangan
penting yang tidak boleh padam (Bandar Udara, Rumah 150 KV yang disebabkan oleh terbatasnya dimensi kabel,
Sakit, dan lain-lain). terutama sekali untuk keperluan transportasi dan
Sistem ini memiliki minimal dua penyulang sekaligus pemasangan. Gambar 1 menunjukkan kabel berinti tunggal
dengan tambahan Automatic Change Over Switch / dan kabel berinti tiga.
Automatic Transfer Switch, setiap penyulang terkoneksi ke
gardu pelanggan khusus tersebut sehingga bila salah satu
penyulang mengalami gangguan maka pasokan listrik akan
di pindah ke penyulang lain.

3. Jaringan Lingkar (Loop) Gambar 1. Kabel berinti tunggal dan kabel berinti tiga.
Pada Jaringan Tegangan Menengah Struktur Lingkaran
(Loop) dimungkinkan pemasokannya dari beberapa gardu b. Bentuk penampang inti pada konduktor
induk, sehingga dengan demikian tingkat keandalannya Pejal (Untuk ukuran kecil yang digunakan pada tegangan
relatif lebih baik. menengah dan tegangan rendah). Bentuk penampang pejal
ada dua macam, yaitu: pejal bulat dan pejal segitiga.
4. Jaringan Spindel Gambar 2 menunjukkan kabel penampang pejal bulat dan
Sistem Spindel adalah suatu pola kombinasi jaringan dari pejal segi tiga
pola Radial dan Ring. Spindel terdiri dari beberapa
penyulang (feeder) yang tegangannya diberikan dari Gardu
Induk dan tegangan tersebut berakhir pada sebuah Gardu
Hubung (GH).
Pada sebuah spindel biasanya terdiri dari beberapa
penyulang aktif dan sebuah penyulang cadangan (express) Gambar 2. kabel penampang pejal bulat dan pejal segi tiga
yang akan dihubungkan melalui gardu hubung. Pola Spindel
biasanya digunakan pada jaringan tegangan menengah

Jurnal Fokus Elektroda : Energi Listrik, Telekomunikasi, Komputer, Elektronika dan Kendali) 2
Volume xx No xx, Tahun xxxx
Saifu et al.
IJCCSISSN

Pilin (stranded): Untuk ukuran konduktor besar. Gambar 3 2. Klasifikasi Kabel Tanah Untuk Tegangan Menengah
menunjukan Inti Pilin Bulat dan Inti Pilin segitiga Kelompok menurut kulit pelindungnya ( armor )
a. Kabel bersarang timah hitam ( lead sheathed )
b. Kabel berkulit pita baja ( steel tape armored )
c. Kabel berkulit kawat baja ( steel wire armored )
d. Kabel berkulit kawat tembaga ( copper wire armored )
Gambar .3 Inti Pilin Bulat dan Inti Pilin segitiga e. Kabel berkulit baja tahan karat ( stainless wire armored )
f. Kabel berkulit kawat aluminium ( aluminium wire
Berongga: Terutama untuk tempat minyak pendingin dan armored )
dipakai pada kapasitas penyaluran yang besar. Ada yang Kelompok menurut kontruksi :
berongga satu dan ada yang berongga banyak. Gambar 4 a. Kabel plastik dan karet
menunjukkan kabel dengan inti penghantar berongga b. Kabel padat
(berongga banyak dan satu) c. Kabel jenis datar ( flat – type )
d. Kabel minyak ( oil – filled )
e. Kabel pipa ( pipe – type, misalnya berisi gas, minyak )
Menurut jumlah dan susunan hantarannya, kabel bawah
Gambar 4 Kabel dengan inti penghantar berongga (berongga tanah meliputi :
banyak dan satu)[2]
a. Kabel hantaran tunggal (single – core cable)
b. Kabel tiga hantaran (three – core cable)
c. Kabel NYFGBY
c. Kabel sektoral (sector cable)
Kabel NYFGBY yaitu jenis kabel dengan inti tembaga
d. Kabel dengan netral konsentris
yang menggunakan isolasi PVC,dengan pelindung bagian
Kelompok menurut pemasangannya
dalam PVC yang dilengkapi kawat baja datar dan pita
a. Kabel tanah ( underground )
dengan pelindung terluar PVC.spesifikasi ukuran tegangan
b. Kabel udara ( areal cable )
tegangan berkisar antara 600/1000 V. Gambar 5
c. Kabel laut ( submarine )[4]
menunjukkan kabel NYFGBY. Tabel I menunjukkan
penjelasan kode huruf kabel NYFGBY.
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Pembuatan tugas akhir ini tentang studi perencanaan
Gambar 5. Kabel NYFGBY Saluran Kabel Tegangan Menengah di Kabupaten Muna
dilaksanakan dari bulan Desember 2015 – Januari 2016 di
TABEL I Kabupaten Muna pada 5 feeder yaitu Feeder Kota, Feeder
PENJELASAN KODE HURUF KABEL NYFGBY Waara, Feeder Tampo, Feder Konawe dan Feeder Lawa.
Huruf kode Komponen B. Jenis Data yang Dibutuhkan
Kabel jenis standart dengan Adapun jenis data yang diperlukan dalam perencanaan ini
N penghantar tembaga adalah data kapasitas trafo, data beban yang dilayani pada
Y Isolator PVC msing-masing fedeer dan data single line diagram untuk
sistem distribusi jaringan Kabupaten Muna yang didapat
F Penghantar halus dipintal bulat
melalui PT.PLN (Persero) Unit Raha.
G Penghantar halus dipintal bulat
B Pipa baja
IV. PEMBAHASAN DAN PERENCANAAN
Selubung PVC (Polyvinyl Chloride)
Y
untuk kabel luar A. Penentuan Luas Penampang Penghantar
Pemilihan jenis penghantar dan luas penampang sangatlah
Klasifikasi inti kabel : penting dalam hal penyaluran daya. Oleh karena itu dalam
1. Dua-inti : biru muda-hitam perencanaan ini pemilihan luas penampang panghantar
2. Tiga-inti : Biru muda-kuning-hitam dilakukan dengan perhitungan matematis agar luas
3. Empat-inti : biru muda-merah-kuning-hitam penampang penghantar yang akan dipakai sesuai dengan
4. Lima-inti: hijau/kuning-biru muda-merah-kuning-hitam[3] kebutuhan dan kapasitas beban.
Bila daya listrik sebesar P = V I disalurkan lewat
penghantar dengan tegngan V, maka arus listrik yang
mengalir ditentukan oleh persamaan 1.

Jurnal Fokus Elektroda : Energi Listrik, Telekomunikasi, Komputer, Elektronika dan Kendali) 3
Volume xx No xx, Tahun xxxx
Saifu et al.
IJCCSISSN

Resistansi perinti kabel


(1)

Penurunan yang diizinkan pada tegangan jaringan


ditunjukkan pada persamaan 2.

(2)
Sehingga luas penampang
Penurunan ekivalen pada tegangan fasanya ditunjukkan
pada persamaan 3.

(3)

Resistansi piranti kabel ditunjukkan pada persamaan 4.

(4) B. Konstruksi Tanam Langsung SKTM

Sehingga luas penampang ditunjukkan pada persamaan 5. Tanam Langsung Dihalaman Rumput / Taman / Tanah
Biasa ditunjukkan pada tabel II.

(5) TABEL II
DIMENSI GALIAN TAMAN/TANAH BIASA
Jumlah kabel Lebar (Cm) Kedalaman (Cm)
Dimana :
1 40 80
A = Luas penampang (mm2)
2 50 80
ρ = Tahanan jenis penghantar = 1,72 x 10-8 (Ω.mm2/m)
3 60 80
L = Panjang saluran (meter)
I = Arus (Ampere) 4 80 80
R = Resistansi (Ω) 5 60 90
6 60 90
Adapun perhitungan luas penampang penghantar untuk 7 80 100
Feeder sebagai berikut
Feeder Kota dengan Panjang Saluran 25.050 Meter, Tanam Langsung Dibawah Trotoar atau Jalan Lingkungan
Beban 3100 KVA, VL-L 20000 KV ditunjukkan pada tabel III.

TABEL III
DIMENSI GALIAN TAMAN/TANAH BIASA

Jumlah Kabel Lebar (Cm) Kedalaman (Cm)


1 40 150
2 50 150
3 60 150
4 80 150
5 60 170
6 60 170
Penurunan ekuivalen pada tegangan fasanya 7 80 170
8 80 170
9 100 170
10 100 170

Jurnal Fokus Elektroda : Energi Listrik, Telekomunikasi, Komputer, Elektronika dan Kendali) 4
Volume xx No xx, Tahun xxxx
Saifu et al.
IJCCSISSN

V. KESIMPULAN mengambil keputusan tentang penggunaaan SKTM atau


kabel bawah tanah untuk distribusi tenaga listrik.
Dari hasil analisa pada bab sebelumnya, maka dapat
diambil beberapakesimpulan sebagai berikut :
1. Dari hasil perhitungan menentukan luas penampang
penghantar yang akan digunakan, maka pada UCAPAN TERIMA KASIH
perencanaan ini kabel yang akan digunakan adalah untuk
Feeder Kota menggunakan kabel NYFGbY 3 x 70 mm2, Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Mansur,
untuk Feeder Waara menggunakan kabel NYFGbY 3 x ST.,MT dan Bapak Sahabuddin Hay, ST.,M.Eng selaku
70 mm2, untuk Feeder Tampo menggunakan kabel
NYFGbY 3 x 300 mm2, untuk Feeder Konawe Pembimbing I dan Pembimbing II atas bimbingan dan
menggunakan kabel NYFGbY 3 x 240 mm2 dan untuk motivasinya sampai penelitian ini terselesaikan.
Feeder Lawa menggunakan kabel NYFGbY 3 x 500
mm2.
2. Teknik pemasangan kabel yang akan digunakan pada
perencanaan ini yaitu tanam langsung dibawah DAFTAR ACUAN
permukaan tanah dengan kedalaman minimal 80
Cm,lebar bagian atas minimal 40 cm dan bagian bawah [1] Janis. Vinny, ―Perencanaan Sistem Distribusi 20 KV Siau
minimal 30 cm dimana setelah kabel terpasang Tahun 2020,‖ e-Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, Manado
kemudian ditutup pasir kemudian dipadatkan dengan 2013.
tanah dan setelah itu ditutup dengan batu. Untuk [2] Asy’ari. Hasiym,‖ Proteksi Kabel Saluran Bawah Tanah 150
penyeberangan jalan, kabel dimasukan kedalam pipa kV dari GI Jajar ke GIS Mangkunegaran,‖ Jurnal Teknik
PVC berdiameter 10 cm. Elektro Dan Komputer Emitor Vol. 3, No. 1, Maret 2003.
[3] Suswanto, ―Daman.Jaringan Distribusi Bawah Tanah,‖ Padang
2009.
Perencanaan Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) [4] PT.PLN (PERSERO), ―Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kabel
di Kabupaten Muna diharapkan dapat menjadi acuan dalam Tegangan Menengah 20 KV,‖. Jakarta Selatan 2014.

Jurnal Fokus Elektroda : Energi Listrik, Telekomunikasi, Komputer, Elektronika dan Kendali) 5
Volume xx No xx, Tahun xxxx

Anda mungkin juga menyukai