1 PB
1 PB
Abstrak— Dalam upaya peningkatan rasio elektrifikasi untuk Tindakan yang dilakukan PLN untuk menanggulangi hal
mendukung pembangunan di Labuan Bajo, maka dibangun tersebut yaitu dengan penambahan pembangkit baru yang
pembangkit-pembangkit baru salah satunya PLTMG “Flores”. bersifat mobile (mobile power plant/MPP) salah satunya yaitu
PLTMG “Flores” merupakan pembangkit baru yang bersifat PLTMG “Flores” di Labuan Bajo. Penggunan jenis
mobile serta dapat dioperasikan menggunakan bahan bakar pembangkit ini adalah untuk kebutuhan mobilisasi
Liquefied Natural Gas (LNG). Namun, cadangan minyak dan
pembangkit secara cepat ke tempat lain yang lebih
gas bumi di daerah Nusa Tenggara belum banyak diketahui.
Dengan adanya rencana pengembangan Blok Masela melalui membutuhkan serta dapat dioperasikan menggunakan bahan
skema onshore LNG plant di Saumlaki akan membantu dalam bakar gas/LNG. Pembangunan PLTMG “Flores”
pasokan LNG ke Labuan Bajo. Data rasio elektrifikasi yang berkapasitas 20 MW akan memperkuat Sistem Labuan Bajo
rendah serta upaya PLN dalam membangun PLTMG “Flores” untuk membangun daerah tersebut dalam hal kecukupan
di Labuan Bajo melalui rencana jangka panjangnya maka listrik. PLTMG “Flores” merupakan salah satu proyek
diperlukan pembangunan infrastruktur pengantar suplai gas pembangkit listrik Mobile Power Plant (MPP) Paket 7 yang
berupa LNG. Namun, letak Labuan Bajo yang cukup jauh terdiri dari PLTMG Flores, Nabire, Ternate, dan Bontang
dengan daerah pemasok LNG maka dapat dimanfaatkan dengan total kapasitas 100 MW.
sarana distribusi gas alam baru menggunakan small-scale LNG
Namun, PLTMG “Flores” yang didirikan tidak dekat
carrier. Payload dari small-scale LNG carrier ini berdasarkan
konsumsi bahan bakar LNG untuk PLTMG “Flores” per hari. dengan daerah penghasil gas alam sehingga kondisi seperti
Ukuran utama didasarkan pada penempatan kontainer di ini menjadi kendala yang cukup serius dalam hal
ruang muat dan geladak . Combine Cycle Propulsion Plant yang pengangkutannya sehingga harus dilakukan suplai gas dari
dimaksud dalam penelitian ini adalah Combine Diesel & Steam daerah lain. Berhubungan dengan dibangunnya fasilitas LNG
Turbine dimana pemilihan mesin diesel dan turbin uap sebagai Blok Masela di Laut Arafura dengan skema onshore di
penggerak berdasarkan perhitungan hambatan dan propulsi Saumlaki maka pada Tugas Akhir ini pasokan LNG akan
Setelah itu dilakukan perhitungan teknis berupa perhitungan dikirim dari Saumlaki ke Labuan Bajo dan nantinya akan
berat, freeboard, trim dan stabilitas. Ukuran utama yang ditransfer ke daerah PLTMG yang dibangun.
memenuhi kriteria teknis dan regulasi adalah Lpp = 111.6 m; B
= 22.4 m; H = 12 m; T = 5 m. Tinggi freeboard minimum yang
didapatkan yaitu 2104 mm, tonase kotor kapal mencapai 7885 II. TINJAUAN PUSTAKA
ton dan kondisi stabilitas kapal dihitung serta didapatkan hasil
yang memenuhi kriteria. Biaya pembangunan sebesar A. Liquefied Natural Gas (LNG)
Rp197,331,715,056.31. Secara definisi Liquefied Natural Gas (LNG) merupakan
gas alam yang diubah dalam bentuk cairan dengan cara
Kata Kunci—Blok Masela, Combine Cycle Propulsion Plant,
LNG, Saumlaki, Labuan Bajo, Small-scale LNG carrier.
didinginkan hingga mencapai suhu minus 162°C sehingga
volumenya diperkecil menjadi 1/600 dari kondisi semula [1].
cylindrical pressure vessel yang dilengkapi dengan kerangka Pilihan ketika memilih penggerak utama kapal adalah
yang menyesuaikan standar ISO (International Standards mesin diesel, turbin gas atau turbin uap; namun, untuk
Organization) [5]. Secara umum, klasifikasi mobile tank beberapa persyaratan layanan tidak mungkin bagi penggerak
container menurut International Maritime Organization utama tunggal untuk dapat memenuhi semua kondisi
(IMO) terdiri atas Tipe 1 (hazardous), Tipe 2 (low hazard), pengoperasian [10]. Pengaturan Combine Diesel Engine &
dan Tipe 5 (muatas gas). Steam Turbine dapat disajikan dalam Gambar 3 dimana
mesin diesel dan turbin uap (steam turbine) digunakan
D. Tinjauan Wilayah
sebagai prime mover dan ditransmisikan melalui mechanical
reduction gear yang dihubungkan ke propeller [10].
F. Diagram Alir
awal kapal. Ukuran utama ditentukan berdasarkan penataan E. Perhitungan Hambatan dan Propulsi
konfigurasi kontainer yang terdiri dari satuan kontainer antara
lain bay sebagai satuan bentuk tatanan memanjang, tier Selanjutnya dilakukan perhitungan hambatan dengan
sebagai satuan bentuk tatanan tinggi, dan row sebagai satuan metode Holtrop dan perhitungan propulsi kapal.
bentuk tatanan lebar Dalam penelitian ini juga dilakukan
pengerjaan pada kontainer di atas geladak. Konfigurasi
kontainer diatur sedemikian rupa sesuai area hatch cover
yang tersedia dan tidak mengganggu pandangan terhadap
permukaan laut dari posisi navigasi kapal. Sehingga
didapatkan ukuran utama awal seperti pada Tabel 3.
Tabel 3.
Ukuran Utama Awal
Lpp = 111,600 m
Lwl = 116,064 m
B = 22,4 m
H = 12 m
T =5 m Gambar 5. Layout Awal Kapal
Tabel 5.
Tabel 2. Rekapitulasi Hambatan dan Propulsi
Perhitungan Payload
Rt = 200,67 kN
Payload LNG Carrier EHP = 1238,71 kW
Kebutuhan LNG DHP = 1961,21 kW
= 287,475 m3/day × 8 day × 4 mesin “Flores” × 8 hari
PLTMG BHP = 2324,60 kW
= 9199,223 m3 LNG
Setelah itu dilakukan pemilihan mesin induk kapal. Untuk
Tabung yang digunakan mesin diesel yang dipilih memiliki nilai daya mesin yang
Tipe tabung = LNG ISO Container lebih besar dari BHP. Sedangkan pemilihan turbin uap
Panjang = 12192 mm didasarkan pada perhitungan 50% BHP. Pemilihan ini
Diameter = 2438 mm
dikarenakan agar mesin diesel dapat menanggung daya ketika
Tekanan = 5 bar
turbin uap dalam keadaan malfungsi. Sehingga dipilih tipe
Kapasitas LNG = 50 m3 (100% load)
mesin untuk small-scale LNG carrier ini sebagai berikut.
= 47,5 m3 (95% load)
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 8, No. 1, (2019) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G48
Dari kombinasi kondisi muatan dan bahan bakar yang ada 9 43,135 62,859 19,725 2,099 115,50 6,401
maka ada 9 loadcase yang harus dihitung untuk keadaan Kriteria ≥ 3,15 ≥5,15 ≥ 1,71 ≥ 0,2 ≥ 25 ≥ 0.15
trimnya. Berikut merupakan loadcase yang harus dihitung.
1. Loadcase 1 merupakan kasus dimana muatan 100% dan Tabel 11.
bahan bakar 100%. Rekapitulasi Batasan Trim untuk Muatan 170 Kontainer
2. Loadcase 2 merupakan kasus dimana muatan 100% dan e0-30° e0-40° e30-40° h30° θmax GM0
Data
bahan bakar 50%. (m.deg) (m.deg) (m.deg) (m.deg) (deg) (m)
3. Loadcase 3 merupakan kasus dimana muatan 100% dan 1 14,706 27,311 12,605 1,291 36,400 1,261
bahan bakar 10%. 2 14,228 26,042 11,814 1,209 35,500 1,196
4. Loadcase 4 merupakan kasus dimana ada berat kontainer 3 17,967 32,972 15,005 1,542 37,300 1,682
4 29,006 49,254 20,248 2,078 39,100 3,250
dan tabung, muatan 0 % dan bahan bakar 100%.
5 30,177 47,393 17,216 1,751 31,400 3,700
5. Loadcase 5 merupakan kasus dimana ada berat kontainer
6 31,090 47,050 15,960 1,678 28,600 4,045
dan tabung, muatan 0 % dan bahan bakar 50%.
7 37,163 57,007 19,844 2,029 116,40 4,923
6. Loadcase 6 merupakan kasus dimana ada berat kontainer
8 42,107 65,466 23,359 2,354 115,50 5,582
dan tabung, muatan 0 % dan bahan bakar 10%.
9 43,135 62,859 19,725 2,099 115,50 6,401
7. Loadcase 7 merupakan kasus dimana tidak ada berat
Kriteria ≥ 3,15 ≥5,15 ≥ 1,71 ≥ 0,2 ≥ 25 ≥ 0.15
kontainer dan tabung, muatan 0% dan bahan bakar 100%.
8. Loadcase 8 merupakan kasus dimana tidak ada berat M. Pembuatan Lines Plan
kontainer dan tabung, muatan 0% dan bahan bakar 50%.
Langkah berikutnya yaitu membuat Rencana Garis (Lines
9. Loadcase 9 merupakan kasus dimana tidak ada berat
Plan). Lines Plan menyatakan bentuk potongan badan kapal
kontainer dan tabung, muatan 0% dan bahan bakar 100%.
yang memiliki tiga sudut pandang yaitu, body plan (secara
K. Perhitungan Freeboard melintang), sheer plan (secara memanjang) dan half-breadth
Perhitungan freeboard ini berdasarkan aturan yang plan (dilihat dari atas). Berikut merupakan Lines Plan dari
terdapat pada International Convention on Load Lines 1966 small-scale LNG carrier ini disajikan dalam Gambar 7.
and Protocol of 1988 (ICLL 1966). Perhitungan ini
disesuaikan dengan tipe kapal, dimana untuk small-scale
LNG carrier ini merupakan kapal Tipe B.
Tabel 9.
Rekapitulasi Freeboard
No. Item Hasil Satuan
1 Tipe Kapal Tipe B
Freeboard Standard 1549,16 mm
2 Koreksi Depth 1049,28 mm
Koreksi Cb 0 mm
Koreksi Bangunan Atas -480 mm
3 Koreksi Sheer 0 mm
Freeboard Total 2118,65 mm
Actual Freeboard 7000 mm
Gambar 7. Lines Plan Small-Scale LNG Carrier