Safety Plan SQ
Safety Plan SQ
LEMBAR PENGESAHAN
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PEKERJAAN INSTALASI ELEKTRIKAL
Tanggal Revisi
1
SAFETY PLAN
SOUTH QUARTER PHASE 1
DAFTAR ISI
i. Lembar Pengesahan
ii. Daftar Isi
2
SAFETY PLAN
SOUTH QUARTER PHASE 1
1.2. Tujuan
Proyek South Quarter Phase 1 memiliki komitmen yang tinggi dalam Kebijakan K3
dengan melakukan pengendalian dan pemantauan K3 melalui penerapan standard
dan prosedur K3, dengan tujuan untuk menciptakan suatu sistem keselamatan dan
kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja,
kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan
mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang
aman, efisien dan produktif.
Safety Plan ini disusun sebagai acuan bagi penerapan standard dan prosedur K3
selama masa pelaksanaan instalasi kelistrikan di Proyek South Quarter Phase 1.
1.3. Target
Target yang harus dicapai dalam proyek ini adalah sebagai berikut:
a. Target Kecelakaan Kerja
Target Kecelakaan Kerja adalah zero accident (nihil kecelakaan), baik berupa nihil
kecelakaan terhadap pekerja maupun nihil kehilangan jam kerja.
c. Target Lingkungan
Adalah kebersihan lingkungan kerja dari material-material sisa maupun sampah-
sampah yang organic/non-organic yang dihasilkan dari kegiatan instalasi maupun
dari pekerja (seperti bungkus makanan dan lain sebagainya).
3
SAFETY PLAN
SOUTH QUARTER PHASE 1
2. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi K3 PT. GKT untuk Proyek South Quarter Phase 1 adalah sebagai berikut:
PROJECT DIRECTOR
ZAMRONI BURHAN
HEAD OFFICE
SITE OFFICE
SITE MANAGER
SUPRIYANTO
4
SAFETY PLAN
SOUTH QUARTER PHASE 1
5
SAFETY PLAN
SOUTH QUARTER PHASE 1
- Luka bakar
- Epilepsi
- Membuat jantung berhenti berdenyut dan masalah pada irama jantung
- Otot berkontraksi (mengerut) dan kesakitan
- Tidak sadar diri (pingsan)
- Pernafasan terhenti karena pusat saraf yang mengatur pernafasan menjadi
lumpuh
- Kematian
Lihat dulu! Jangan sentuh! Tubuh korban mungkin masih teraliri listrik. Menyentuh korban
akan menjadikan anda korban berikutnya.
a. Segera matikan aliran listrik (steker, sekring/MCB pusat). Minta seseorang untuk
mencari bantuan (memanggil ambulan atau pertolongan lain).
b. Jauhkan penderita dari sumber listrik. Pastikan penolong dilengkapi oleh benda
yang tidak menghantar listrik sebelum memegang penderita, seperti sarung
tangan karet yang kering, tongkat kayu, dan lainnya, untuk menghindari kesetrum.
c. Pindahkan penderita ke tempat yang bersirkulasi udara lancer, baringkan, lalu
periksa apakan penderita sadar atau tidak dan periksa denyut nadi serta
pernapasannya.
d. Periksa denyut nadi dileher, jika tidak ada tanda-tanda setelah 5 detik, tekan
dadanya sebanyak 5 (lima) kali dengan kedua telapak tangan (posisi tangan kiri
berada diatas dada dan tangan kanan diatas tangan kiri. Pastikan posisi tangan
kanan berada satu garis dengan puting korban. Apabila belum ada tanda-tanda
denyut nadi, ulangi kembali proses tersebut.
6
SAFETY PLAN
SOUTH QUARTER PHASE 1
e. Bila korban masih dapat bernapas dengan normal, baringkan ke sisi kanan dengan
tangan kiri korban diletakkan dipipi kanan. Hal ini dilakukan agar korban dapat
bernapas spontan (tidak tertutup lidah).
f. Apabila korban tidak dapat bernapas dengan normal, beri pernapasan buatan,
boleh disalurkan lewat hidung korban. Apabila setelah dilakukan pernapasan
buatan ternyata paru-paru tidak mengembang, periksa mulut, hidung dan
kerongkongan untuk memastikan tidak ada sesuatu yang menghambat udara
masuk. Teknik napas buatan adalah sebagai berikut:
- Telentangkan korban lalu tekuk kepalanya ke belakang,
- Penolong membuka mulut, tarik napas kuat, lalu tutup mulut,
- Tutup hidung korban dan tiupkan udara ke mulut korban sekuat-kuatnya
sampai rongga paru-paru terangkat,
- Lakukan tiga sampai empat kali.
g. Bila korban mengalami luka bakar, segera tutupi titik luka bakar akbiat masuk dan
keluarnya arus listrik pada tubuh karena dapat mempercepat pengurangan cairan
dalam tubuh. Gunakan kain, perban atau benda apapun yang bersifat tidak
menghantarkan panas. Letakkan kain atau bahan yang kering dan tidak berbulu ke
permukaan luka.
7
SAFETY PLAN
SOUTH QUARTER PHASE 1
b. Inspeksi K3
Sebagai tindakan preventif terhadap potensi terjadinya kecelakaan, maka perlu
diadakan inspeksi K3 yang bertujuan untuk:
- Mengidentifikasi potensi bahaya (hazard) atau bahaya yang ada,
- Memeriksa pelaksanaan syarat K3 yang telah ditetapkan,
- Memonitor kelengkapan sarana K3,
- Memperbaiki pelaksanaan K3.
Pelaksanaan inspeksi dilakukan oleh setiap pihak yang terkait pada area kerjanya
masing-masing. Hal yang harus diinspeksi adalah kondisi lingkungan, keadaan
peralatan, metode kerja. Inspeksi dilakukan secara berkala agar potensi terjadinya
kecelakaan dapat diidentifikasi sejak dini.