Anda di halaman 1dari 4

DBD adalah penyakit yang banyak muncul di negara tropis.

DBD tidak boleh diremehkan karena dapat berujung


pada kematian. Penyakit ini dapat menyerang orang dewasa maupun anak-anak. Karena itu, Anda perlu rajin
melakukan langkah-langkah pencegahan DBD. Ikuti panduan pencegahan DBD baik dengan 3M maupun 5M untuk
melindungi keluarga dari penyakit yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti ini.

Langkah-langkah Pencegahan DBD


DBD adalah penyakit yang disebabkan virus dengue yang terbagi ke dalam empat tipe, yaitu DEN 1, DEN 2, DEN
3, dan DEN 4. Virus dengue masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Sampai saat ini,
angka kejadian DBD di banyak wilayah di Indonesia tergolong tinggi. Jumlah korban yang meninggal akibat DBD
pun tidak sedikit.
Langkah utama mencegah terjadinya wabah DBD adalah menjaga kebersihan lingkungan. Selama bertahun-tahun,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mendorong masyarakat melakukan pencegahan DBD 3M. Saat ini,
langkah pencegahan DBD 3M telah berkembang menjadi pencegahan DBD 5M. Berikut berbagai langkah
pencegahan DBD yang dapat Anda lakukan untuk melindungi keluarga dari risiko DBD.

1.  Menguras Tempat Penampungan Air


Bagi Anda yang menggunakan bak mandi, dianjurkan mengurasnya secara berkala, minimal sekali dalam seminggu.
Dalam situs CNN Indonesia, Guru Besar Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis Departemen Ilmu Kesehatan FKUI-
RSCM, Sri Rezeki Hadinegoro, menjelaskan tindakan menguras bak mandi bertujuan memutus siklus hidup nyamuk
yang hanya berumur 2–3 bulan dari telur hingga dewasa dan mati.
Ia menambahkan, telur nyamuk Aedes aegypti menetas dua hari setelah menyentuh air. Setiap hari, nyamuk bertelur
sebanyak tiga kali. Bisa dibayangkan bila air tidak pernah dikuras, berapa banyak jentik yang hidup dan menjadi
nyamuk.
Setelah menguras bak mandi, pastikan Anda juga membersihkan dindingnya karena kadang telur nyamuk juga
menempel di situ. Setelah itu, taburi air dengan bubuk larvasida yang berfungsi membunuh telur dan jentik nyamuk
di genangan air sebelum menjadi dewasa.

2.  Menutup Rapat Tempat Penampungan Air


Langkah ini merupakan bagian dari pencegahan DBD 3M. Bak mandi biasanya memang tidak ditutup. Namun,
Anda dapat menutup tempat penampungan air lainnya, terutama yang berukuran kecil seperti ember, baskom, atau
gentong. Tutup rapat agar nyamuk tidak bisa masuk dan berkembang biak di dalamnya. Jangan lupa juga untuk
mengurasnya secara berkala, setidaknya dua kali dalam seminggu, dan menaburi air dengan bubuk larvasida.

3.  Mengubur Barang Bekas


Barang-barang bekas yang menumpuk dan lama tidak digunakan juga bisa menjadi tempat tinggal nyamuk Aedes
aegypti. Karena itu, jangan biarkan barang-barang bekas menumpuk begitu saja. Anda dapat menguburnya atau
mendaur ulangnya untuk kegunaan lain.
4.  Menggunakan Obat Anti-Nyamuk

Bila musim hujan datang dan risiko DBD meningkat, Anda dapat menggunakan obat anti-nyamuk di rumah. Selain
obat nyamuk bakar, kini juga ada obat nyamuk elektrik yang dapat mengusir nyamuk, serta obat nyamuk semprot.
Selain obat nyamuk, Anda juga bisa menggunakan losion anti-nyamuk yang dioleskan di bagian tubuh yang tidak
tertutup pakaian. Oleskan losion ini pada pagi dan sore hari, saat Aedes aegypti sedang aktif mencari mangsa. Bisa
jadi, Anda perlu mengulang pengolesan losion beberapa kali. Ikuti petunjuk pemakaian losion yang tertera di
kemasannya.

5.  Mengenakan Pakaian Tertutup saat ke Luar


Rumah
Anda juga dapat melakukan pencegahan DBD dengan mengenakan pakaian yang menutupi seluruh lengan maupun
kaki. Langkah ini merupakan bagian dari pencegahan DBD 5M. Kenakan pakaian tertutup terutama saat Anda ke
luar rumah.

6.  Menggunakan Kelambu


Selain memberantas sarang nyamuk di sekitar dan di dalam rumah, Anda juga bisa melakukan langkah-langkah
pencegahan DBD lainnya, seperti menggunakan kelambu saat tidur. Penggunaan kelambu dapat melindungi Anda
dari gigitan Aedes aegypti saat tidur.

7.  Meletakkan Tanaman Pengusir Nyamuk di


Dalam Rumah
Ternyata ada beberapa jenis tanaman yang efektif membuat nyamuk tidak betah berada di dalam rumah Anda.
Contoh tanaman pengusir nyamuk yaitu serai wangi, lemon balm, lavender, catnip, dan geranium.
Cukup letakkan tanaman di dalam pot kecil di lokasi yang strategis, seperti di sudut ruangan, di dekat jendela, atau
di dekat pintu masuk. Ruangan tidak hanya terbebas dari nyamuk, tetapi juga tampak lebih indah dan segar. Untuk
tanaman yang tidak bisa ditanam di pot, seperti serai dan lemon balm, dapat ditanam di pekarangan rumah.

8.  Menghentikan Kebiasaan Menggantung Pakaian


Gantungan pakaian ternyata merupakan salah satu tempat tinggal favorit nyamuk. Ada baiknya Anda menghindari
menggantung terlalu banyak pakaian di gantungan, terutama yang terletak di belakang pintu yang gelap dan lembap.
Nyamuk senang tinggal di area gelap dan lembap. Pakaian pun sebaiknya tidak digantung berhari-hari agar nyamuk
tidak menjadi terlalu nyaman hingga bersarang di tumpukan pakaian.
Biasanya petugas RT atau RW akan berkoordinasi dengan petugas kelurahan dan kecamatan untuk melakukan
fogging atau pengasapan. Fogging adalah proses penyemprotan pestisida atau insektisida kimia dalam bentuk
aerosol untuk membunuh nyamuk.
Pelaksanaan fogging tidak bisa sembarangan dan harus mengikuti peraturan yang berlaku. Pelaksanaan fogging yang
tidak sesuai aturan bisa jadi berbahaya dan sia-sia. Fogging harus dilakukan pada waktu nyamuk Aedes
aegypti sedang aktif mencari mangsa, yaitu antara pukul 8–11 pagi dan 2–5 sore.

Lindungi Keluarga dari DBD


Wabah DBD juga banyak menyerang anak. Maka itu, orang tua perlu mewaspadai penyakit ini dan melakukan
langkah-langkah pencegahan DBD pada anak. Umumnya, pencegahan DBD pada anak serupa dengan pencegahan
pada orang dewasa. Berikut panduan bagi orang tua:
 Jaga kebersihan lingkungan, rumah, dan kamar anak.
 Ingatkan anak agar tidak menumpuk pakaian atau barang-barangnya karena tumpukan itu dapat menjadi
tempat bersarangnya nyamuk.
 Ingatkan anak untuk mengenakan pakaian tertutup saat ia keluar rumah.
 Saat menggunakan losion anti-nyamuk pada anak, ikuti panduan yang tertera di kemasannya.
 Losion anti-nyamuk tidak boleh dioleskan pada bayi berusia di bawah 2 bulan.
 Hindari mengoleskan losion ke bagian tubuh anak yang sedang terluka.
 Hindari menggunakan produk antinyamuk yang menggantung minyak lemon eucalyptus (OLE) atau para-
menthane-diol (PMD) untuk anak yang berusia di bawah 3 tahun.
 Untuk produk antinyamuk semprot (spray), orang tua perlu menyemprotkannya ke tangan mereka lebih
dulu, baru dioleskan ke wajah anak.
 Berikan vaksinasi Dengue. Vaksin ini masih belum tersedia secara luas, tetapi sudah disetujui oleh Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Perlindungan dari vaksin Dengue paling efektif bila diberikan kepada anak
berusia 9–16 tahun. Vaksin ini belum dapat diberikan kepada anak yang berusia di bawah 9 tahun.
 Berikan anak makanan kaya vitamin C yang dapat meningkatkan imunitasnya, seperti buah jambu biji.
 

Gejala DBD pada anak bukan hanya berupa munculnya bintik merah di beberapa bagian tubuh. DBD ringan pada
anak seringkali hanya berupa demam tanpa diikuti gejala tertentu. Gejala-gejala lain umumnya baru muncul sekitar
4-7 hari setelah Si Kecil digigit nyamuk penyebab Aedes aegypti.
Dikutip dari situs Alodokter, Anda perlu segera membawa buah hati ke rumah sakit bila melihat ia mengalami
gejala-gejala berikut:
 Demam tinggi hingga mencapai 40 derajat Celcius
 Nyeri di bagian belakang mata
 Nyeri pada tulang, otot, dan sendi
 Sakit kepala
 Mual dan muntah
 Pembengkakan pada kelenjar
 
Masyarakat perlu waspada karena berbagai masalah kesehatan selalu mengintai dan membahayakan nyawa. Karena
itu, Anda harus terus aktif melakukan langkah-langkah pencegahan maupun perlindungan. Jalani pola hidup sehat
dan jaga selalu kebersihan lingkungan.
Selain melakukan langkah-langkah pencegahan DBD, Anda juga perlu melindungi diri dari risiko kerugian finansial
bila suatu hari mendadak sakit. Tak bisa dimungkiri, kondisi sakit akan menimbulkan beban pada pengeluaran rutin
atau harian.
Sebagian penderita DBD bahkan harus menjalani rawat inap selama beberapa hari di rumah sakit. Tanpa persiapan
khusus, rawat inap di rumah sakit dapat membuat Anda kebingungan karena harus mengeluarkan biaya yang tidak
sedikit.
Karena itu, guna mengantisipasi risiko sakit DBD ataupun penyakit yang lain, Anda perlu memiliki asuransi
kesehatan yang memberikan manfaat perlindungan finansial saat Anda mendadak sakit. Asuransi kesehatan
membantu Anda mengelola biaya kesehatan. Dengan memiliki asuransi kesehatan, Anda dapat fokus pada upaya
penyembuhan dan tidak perlu pusing memikirkan biayanya. Anda pun tak perlu menguras tabungan atau menjual
aset untuk membayar biaya pengobatan.
Asuransi Mega Hospital Investa dari PFI Mega Life menawarkan santunan rawat inap karena sakit/kecelakaan,
santunan rawat inap ICU/ICCU, santunan meninggal dunia karena sakit dan kecelakaan, dan pengembalian premi
(no-claim bonus). Besar premi maupun manfaat santunan yang ditawarkan asuransi Mega Hospital Investa
bervariasi dan dapat disesuaikan dengan kondisi maupun kebutuhan Anda. Misalnya, dengan membayar premi mulai
dari Rp 7.000 per hari, Anda akan mendapat santunan sampai Rp 1 juta per hari.
Manfaat dari Mega Hospital Investa dapat dimiliki pemilik polis, pasangan (suami atau istri), anak kandung, saudara
kandung yang belum menikah, dan orang tua kandung. Masa perlindungan yang diberikan Mega Hospital Investa
akan berlaku sampai tertanggung berusia 60 tahun.
Selain itu, yaitu Anda dapat memilih rencana uang pertanggungan, proses pengajuan klaim yang mudah, rekanan
rumah sakit yang tersebar luas di wilayah Indonesia, serta masa tunggu (waiting period) selama 30 hari.
Jadi, selain melindungi diri dari risiko sejumlah penyakit, pastikan Anda juga melindungi diri dari risiko kerugian
finansial akibat sakit.
Sumber:

https://www.pfimegalife.co.id/literasi-keuangan/kesehatan/read/langkah-mencegah-dbd-pada-anak

Anda mungkin juga menyukai