Anda di halaman 1dari 7

1.

Apa yang kalian ketahui tentang 2 hal dalam pembentuk film yaitu naratif dan
sinematik..jelaskan satu persatu
1. Pengertian Unsur Naratif
Unsur Naratif adalah unsur yang terdiri dari rangkaian peristiwa dan memiliki hubungan
satu sama lainnya serta terikat dengan sebab akibat atau kausalitas dan terjadi dalam satu
ruang dan waktu.
Dalam film cerita, unsur naratif ini dapat diartikan sebagai penceritaan nya atau bagaimana
perlakuan seorang pembuat film dengan film itu sendiri.

2. Pola Pengembangan Unsur Naratif


Pada umumnya, unsur naratif dikembangkan dalam pola tiga babak yaitu :

 Pendahuluan yang berisikan tokoh, setting atau lokasi, dan cerita.


 Pertengahan yang berisikan konflik dan klimaks.
 Penutup yang berisikan kesimpulan.
3. Aspek Cerita dan Plot Unsur Naratif
Antara cerita dan plot adalah sesuatu yang berbeda. Plot ialah rangkaian peristiwa yang
menyajikannya dengan visual dan audio di dalamnya. Sedangkan cerita, ialah seluruh rangkaian
dalam peristiwa baik itu tersaji maupun tidak tersaji.

a. Hubungan naratif dengan ruang dan waktu


Tempat pelaku untuk bergerak dan beraktifitas dalam cerita disebut sebagai ruang. Sedangkan
segala sesuatu yang berkaitan dengan detik, menit, jam dan seterusnya disebut sebagai waktu.

Adanya hubungan ini membentuk sebuah hukum kausalitas yang merupakan dasar dari naratif.

b. Latar cerita
Latar cerita atau biasa disebut dengan lokasi ini terbagi menjadi empat macam, yaitu realis (nyata),
fiksi (rekaan), fiksi (alam nyata), dan non fiksi.

4. Hubungan Unsur Naratif dan Waktu


Hubungan antara naratif dan waktu ini akan membentuk sebuah hukum kausalitas sama halnya
seperti hubungan antara naratif dan juga ruang. Berikut adalah aspek waktu dalam cerita film :
a. Urutan waktu
Dalam sebuah cerita film terdapat urutan waktu yang akan menunjukkan pola dalam perjalanannya
waktu dalam sebuah cerita tersebut. Terdapat dua pola waktu, yaitu pola linier dan pola non linier.
Pola linier ialah pola yang menunjukkan sebuah urutan dari aksi atau peristiwa tanpa ada interupsi
waktu yang signifikan.

Sedangkan pola non linier ialah pemanipulasian urutan waktu dalam cerita sehingga
hubungan kausalitas nya tidak begitu jelas. Dan pola non linier ini akan membuat penonton merasa
kesulitan dalam mengikuti alur cerita yang ada.

b. Durasi waktu
Durasi waktu cerita film dan durasi waktu dalam film merupakan sesuatu yang berbeda. Durasi
waktu dalam sebuah film biasanya 90 – 120 menit, namun durasi ceritanya dapat terdiri dari
beberapa rangkaian waktu yang cukup panjang misalnya sehari, seminggu, setahun bahkan
bertahun-tahun.

c. Frekuensi waktu
Munculnya banyak adegan yang sama persis dalam sebuah angle yang berbeda biasa disebut
sebagai frekuensi waktu. Biasanya hal ini terjadi karena adanya kilas balik atau kilas depan.
Kemungkinan dari motif cerita ini akan menjadikan pengulangan dalam sebuah shot.

5. Batasan Informasi Cerita Unsur Naratif


Dalam pembuatan film, terdapat batasan yang memiliki pengaruh dan saling berkaitan dan tidak
dapat dianggap sesuatu yang remeh.

Karena hal ini nantinya akan berpengaruh terhadap respon para penonton terhadap sebuah karya
film. Seperti informasi awal yang akan mempengaruhi dan berkaitan dengan adegan akhir cerita.

 Penceritaan
 Penceritaan terbatas : Informasi yang meliputi satu karakter.
 Penceritaan tak terbatas : Informasi yang terdiri dari sejumlah karakter.
 Penggunaan narator : biasa disebut sebagai narasi dan digunakan pada momen tertentu
saja.
6. Elemen Pokok Unsur Naratif
Dalam unsur naratif terdapat elemen pokok yang harus diperhatikan, elemen pokok tersebut meliputi
:
a. Karakter atau pelaku
Dalam hal ini peran protagonis menjadi motivator utama sedangkan tokoh antagonis akan menjadi
rival untuk menghalangi protagonis

b. Konflik atau permasalahan


Permasalahan ini datang dari peran antagonis yang akan menjadi penghalang tokoh protagonis.

c. Tujuan
Tujuan dapat berupa materi (fisik) seperti harta atau abstrak (non fisik) seperti kepuasan batin.

B. Unsur Sinematik dalam Film


1. Pengertian Unsur Sinematik
Secara kaidah sineas (sebutan untuk penggarap film) unsur sinematik yaitu, cara atau
dengan menggunakan gaya apa sebuah film itu digarap.
Sedangkan, secara sederhananya, sinematik sendiri memilik arti pengambilan gambar sesuai
dengan kaidah film bioskop. Dalam unsur sinematik, ada beberapa aspek yang membentuknya,
yaitu :

2. Mise en scene unsur sinematik


Mise en scene (dibaca mis ong sen) yaitu merupakan salah satu cara yang digunakan
sebagai perencanaan yang matang untuk segala aspek yang dapat terlihat dalam sebuah
adegan.
Jika perencanaan yang terbuat sudah matang, maka sebuah narasi dapat dibuat menjadi bentuk
visual yang memukau.

Dalam mise en scene terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti :

 Setting dan properti


 Make-up dan kostum pemain
 Akting pemain
 Blocking pemain
 Pencahayaan / lighting
3. Sinematografi Unsur Sinematik
Sinematografi ialah ilmu yang menjelaskan tentang teknik dalam pengambilan gambar dan
menggabungkan gambar tersebut hingga membentuk sebuah cerita.
Sinematografi sendiri hampir sama dengan fotografi, yaitu menangkap pantulan dari cahaya yang
mengenai suatu benda.

Bedanya, peralatan yang digunakan fotografi yaitu menggunakan alat tangkap tunggal,
sedangkan sinematografi menangkap rangkaian gambar.

4. Editing Unsur Sinematik


Editing, ialah proses yang dilakukan oleh editor dengan memotong dan menyambung
potongan gambar untuk dijadikan sebagai cerita yang utuh dan dapat dimengerti. Terdapat
dua proses editing yaitu editing offline dan juga editing online.
 Editing offline ialah tahapan dalam proses editing dengan cara memotong gambar dalam
bentuk kasar dan dengan memberikan tambahan backsound dan dapat ditambahan VO
(voice over).
 Editing online ialah tahapan dimana dalam tahap ini gambar yang kasar disempurnakan
dengan memberikan beberapa efek tambahan sesuai dengan kebutuhan dan
menyempurnakan audio yang kasar.
5. Suara Unsur Sinematik
Suara merupakan hal yang sangat penting dalam pembuatan film, karena dengan adanya
suara maka akan memberikan nyawa bagi film tersebut. Oleh karenanya adanya sound
sangat diperlukan.
Terlebih lagi, baik tidaknya kualitas dari suara sangat berpengaruh terhadap film tersebut. Sound
sendiri terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :

a. Diegetic
Diegetic yaitu suara dimana sumber suaranya terlihat dalam layar atau disiratkan oleh aksi dalam
film. Contoh : suara karakter, suara peraga, musik instrumen musik

b. Non-Diegetic
Non-Diegetic yaitu suara yang tidak nampak di layar dan tidak juga diterapkan oleh para aksi,
biasanya suara tersebut keluar dari tempat kejadian cerita. Contoh : komentar narator, instrumen,
suara efek.

Itulah pengertian unsur naratif dan unsur sinematik. Semua unsur tersebut saling
berkesinambungan satu sama lain. Selain itu, jika elemen diatas dihilangkan maka elemen yang lain
harus lebih ditonjolkan agar menutup kekosongan dari elemen yang hilang.
2. Apa yang kalian ketahui tentang 4 hal yang melekat pada seorang
sutradara..jelaskan

Apa Itu Sutradara Film?


Sutradara adalah seseorang yang menentukan visi kreatif sebuah film. Sutradara memiliki kontrol
terhadap pilihan-pilihan kreatif, mulai dari keaktoran, tata visual, suara, sampai musik. Oleh karena
itu, sutradara film tidak hanya dituntut memiliki pemahaman yang mumpuni terhadap aspek-aspek
teknis, tetapi juga karakter yang kuat sebagai seorang pemimpin. Tidak hanya itu, sutradara juga
harus memiliki ikatan personal yang kuat pada sebuah cerita karena hanya dengan begitu ia mampu
menceritakan sebuah cerita dalam level emosi yang mendalam.

Tugas Sutradara Dalam Tahap


Praproduksi
Pra-produksi adalah tahap dalam pembuatan film di mana naskah yang telah rampung, di-
breakdown untuk berbagai macam kepentingan
seperti budgeting (penganggaran), scheduling (penjadwalan),
sampai categorization(pengkategorian). Pada tahapan ini sutradara adalah orang pertama yang
‘masuk’ ke sebuah project setelah penulis naskah. Setelah masuk ke dalam project, berikut yang
harus dilakukan sutradara:
 Membentuk Tim: setelah sutradara bergabung, hal pertama yang dia lakukan adalah
membentuk tim. Sutradara akan menunjuk kepala masing-masing departemen seperti: asisten
sutradara pertama, penata kamera, penata artistik, penata suara, penata peran, penata rias,
penata busana, penata musik, sampai penyunting gambar.
 Membuat Director’s Treatment: director’s treatment adalah pemaparan intensi dan visi
seorang sutradara terhadap sebuah cerita. Lewat pemaparan ini, sutradara dapat
mengkomunikasikan apa yang ia inginkan kepada rekan-rekan kru dan teknisi. Setelah
sutradara memaparkannya, rekan-rekan kru mulai bergerak sesuai dengan visi yang
diinginkan sutradara.
 Casting: biasanya proses pemilihan pemeran utama sudah dimulai ketika naskah masih
ditulis. Namun dalam banyak kasus juga, proses ini dimulai ketika sutradara ‘masuk’ ke
dalam sebuah project. Biasanya sutradara akan terlibat langsung memilih pemeran utama dan
pendukung. Sementara untuk peran-peran yang lebih kecil, sutradara mendelegasikan
tugasnya kepada penata peran (casting director), tentu dengan persetujuan akhir dari sang
sutradara sendiri.
 Berlatih Bersama Aktor: setelah aktor terpilih, sutradara mulai berlatih bersama para aktor.
Biasanya proses dimulai dengan membedah skenario bersama-sama. Proses ini bertujuan agar
sutradara dan para pemeran memiliki pemahaman yang sama dari setiap adegan dan baris
dialog yang diucapkan. Setelah itu, sutradara akan berlatih bersama aktor mempraktekan
setiap adegan yang ada di dalam skenario. Betul, proses ini tak jauh berbeda dengan proses
latihan pementasan teater.

Tugas Sutradara Dalam Tahap


Produksi
Tahap produksi adalah tahap dimana skenario diterjemahkan menjadi gambar dan suara, atau lebih
dikenal dengan proses syuting / shooting. Di sini sutradara bertugas memimpin semua lini, mulai dari
aktor sampai kru dan teknisi, dalam mengerjakan tugas masing-masing. Berikut rinciannya:
 Memandu Aktor: setelah berlatih bersama aktor, sekarang adalah di mana proses pembuatan
film sesungguhnya terjadi. Sutradara bertugas memberikan informasi, mengarahkan,
mengatur, memberikan catatan, dan memimpin para aktor agar dapat memerankan karakter
masing-masing sebaik mungkin.
 Memastikan Kru Menjalankan Tugasnya: setelah proses pra-produksi, yang di Indonesia
umumnya berlangsung 1-3 bulan (tergantung kesulitan), para kru mulai bergerak
mengimplementasikan semua yang telah dipersiapkan. Penata artistik membangun set dan
menyiapkan properti, penata kamera merekam gambar dengan kameranya, dst. Tugas
sutradara adalah memastikan mereka menjalankan fungsi dan peran masing-masing.
 Pemimpin dan Rekan Diskusi: tidak ada proses syuting yang tanpa masalah. Setiap hari
sutradara akan berhadapan dengan masalah-masalah teknis yang ada di lapangan. Kadang
masalahnya kecil, tak jarang pula masalahnya cukup besar. Oleh karena itu, sutradara harus
bisa menjadi rekan diskusi dan pemecah masalah yang baik untuk semua pihak.

Tugas Sutradara Dalam Tahap


Pascaproduksi
Setelah proses syuting selesai, semua hasil syuting akan dibawa ke rumah pascaproduksi (post-
house). Penyunting gambar atau editor akan mulai memilih hasil syuting untuk kemudian dirangkai
mengikuti skenario. Di tahap ini, tugas sutradara belum selesai. Berikut tugas sutradara selama tahap
pascaproduksi berlangsung:
 Memberikan Pendapat Pada Hasil Editing: biasanya editor bekerja tanpa arahan sutradara
terlebih dahulu. Tujuannya agar editor bisa bekerja secara jernih tanpa intervensi sutradara.
Setelah potongan kasar (rough cut) selesai, editor akan memperlihatkannya kepada sutradara.
Setelah sutradara menonton, ia akan memberikan pendapat dan masukan pada editor sesuai
dengan visinya. Setelah proses, yang biasanya memakan waktu 1-3 bulan ini, gambar akan
dinyatakan dikunci (picture lock). Setelah picture lock, susunan cerita sudah tidak bisa diubah
lagi. Film dinyatakan picture lock ketika sutradara dan produser telah memberikan
persetujuan final.
 Memberikan Pendapat Pada Teknisi Lain: setelah picture lock, hasil editing akan dibawa
ke teknisi warna dan suara. Pada tahap ini sutradara bersama penata kamera dan pewarna
(colorist) akan mendiskusikan warna seperti apa yang tepat untuk filmnya. Begitu pula
dengan tata suara dan musik, sutradara diminta memberikan masukan agar polesan akhirnya
semakin maksimal.

Anda mungkin juga menyukai