Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan berkat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Kebebasan Berserikat dan Berkumpul”
dengan tepat waktu tanpa kekurangan suatu apapun. Segala permohonan doa selalu kami
panjatkan kepada nama-Mu yang selalu kami junjung tinggi.
Adapun penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas dari mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan. Makalah ini membahas mengenai kebebasan berserikat dan
berkumpul serta mengutarakan pendapat yang ada di lingkungan organisasi masyarakat.
Penulis berharap dengan adanya laporan ini dapat memberikan manfaat bagi setiap
pembacanya. Terlepas dari itu semua, kami menyadari dalam laporan ini masih banyak
kekurangan baik dalam kalimat maupun pemaparan data. Oleh karena itu, dengan penuh
sukacita kami membuka kritik serta.saran pembaca agar dapat merevisi makalah.
Penulis
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Negara Indonesia menganut prinsip negara yang didasarkan pada hukum (Rechtstaats)
bukan pada kekuasaan (Machstaats) sebagaimana tercantum dalam pasal 1 ayat (3)
Undang-undang dasar 1945.1 Konsep yang termuat dalam pasal ini menunjukan bahwa
negara dalam melakukan tindakannya didasarkan atas suatu aturan hukum yang tidak
bertentangan dengan aturan hukum di atasnya atau aturan hukum lain, hal ini tentunya
dimaksudkan agar pemerintah tidak mengeluarkan suatu keputusan yang dianggap sebagai
(abouse of power).
Negara hukum atau disebut Rechsstaat dalam bahasa Belanda,2 lahir dari sistem hukum
Eropa Kontinental yang memiliki karakteristik kekuasaan yang didelegasikan kepada
pejabat yang dipilih melalui sistem pemilu. Maka dari itu secara otomatis negara melalui
alat kelengkapanya mempunyai tugas dan fungsi nya yaitu :
1. Melaksanakan penertiban (law and order)
2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya
3. Pertahanan
4. Menegakan keadilan
Selain itu juga untuk melindungi Hak asasi manuisa yang dimiliki oleh rakyat nya dengan
bijaksana. Falsafah negara Indonesia yaitu Pancasila dan Undang-undnag dasar 1945 (UUD
1945) yang mengatur secara general kehidupan berbangsa dan bernegara, salah satu yang
diatur dan dijamin oleh UUD 1945 ialah tentang hak asasi manusia, dalam konvenan
internasional hak sipil dan politik (1966), menyebutkan bahwa hak-hak ini berasal dari
harkat dan martabat yang melekat pada manusia.4 Artinya bahwa hak ini sangat
fundamental sifatnya sehingga pemerintah selaku instrumen negara harus menjamin
semua itu dengan bijaksana.
1.2Rumusan Masalah
1.3Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apakah UU No.2 tahun 2017 tentang organisasi masyarakat
sudah selaras dengan ketentuan Pasal E ayat 3 UUD 1945
2. Untuk mengetahui dampak dari UU No.2 Tahun 2017 terhadap eksistensi organisasi
masyarakat di Indonesia
1.4Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut :
Diharapkan menjadi bahan literatur khususnya dalam memahami konteks
undang-undang tentang organisasi masyarakat yang berkaitan dengan Hak Asasi
Manusia
Dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan masyarakat agar tidak menimbulkan
polemic pro dan kontra dalam lingkungan masyarakat
BAB II
Pasca runtuhnya rezim Orde Baru (rezim tiran) 21 Mei 1998 bangsa Indonesia
memasuki babak baru yaitu Orde Reformasi. Dalam era reformasi terjadi perubahan–
perubahan di dalam kondisi politik Indonesia. Salah satunya yaitu munculnya kembali
sistem multi partai di Indonesia yang terjadi akibat pengekangan demokratisasi pada era
Orde Baru. Munculnya multi partai di Indonesia merupakan salah satu wujud reformasi
yang menginginkan proses demokrasi yang lebih ideal sehingga dapat membawa bangsa
Meskipun demikian, runtuhnya rezim Orde Baru dominasi dari rezim ini masih
terasa sampai sekarang salah satunya yaitu aturan yang terdapat dalam partai politik
Leninisme, ajaran-ajaran ini dilarang tumbuh dan berkembang di Indonesia hingga era
Tahun 2002, dan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2008). Eforia demokrasi pada era
reformasi saat ini dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia untuk ikut dalam berpartisipasi
pendapat yang telah di atur di dalam Pasal 28 E ayat (3) Undang-undang Dasar 1945. Jika
dilihat lebih jauh lagi kebebasan berserikat dan berkumpul yang telah di amanatkan oleh
Undang–undang Dasar 1945 tidak sepenuhnya di Implementasikan, hal ini dapat dilihat
di dalam Undang–Undang No 2 Tahun 2008 Pasal 40 ayat (5) yang berbunyi sebagai
berikut, “Partai Politik dilarang menganut dan mengembangkan serta menyebarkan
Pasal 40 ayat (5) tersebut menyatakan dengan jelas bahwa apabila masyarakat ingin
Berdasarkan konsep Demokrasi secara universal ketika suatu negara mengklaim bahwa
tersebut. Indonesia sebagai negara demokrasi mendukung hal tersebut yang tertuang di
UUD 1945 Pasal 28 E ayat (3). Berkaitan dengan Hal tersebut, maka salah satu larangan
bagi partai politik di Indonesia yang berkaitan dengan pengambangan ajaran atau paham
3.1. UU tentang ormas relevansinya dengan ketentuan pasal 28 E ayat 4 UUD 1945
3.2. dampak UU No.2 Tahun 2017 terhadap eksistensi organisasi masyarakat di Indonesia
BAB IV
PENUTUP
4.1. kesimpulan
4.2. saran
Daftar Pustaka
https://mediadayak.id/hubungan-konstitusi-hukum-ham-demokrasi/