Sejarah Perkembangan Perawatan Restorative Perawatan restoratif
merupakan bentuk intervensi keperawatan yang paling efektif saat ini untuk meningkatkan otonomi dan kemandirian klien. Perawatan restoratif adalah salah satu bentuk intervensi keperawatan yang berfokus pada upaya membantu lansia dalam proses pemulihan dan atau pemeliharaan kapasitas fungsional fisiknya serta memberikan bantuan kepada lansia untuk mengkompensasikan kemunduran fungsional fisiknya sehingga mampu mencapai derajat fungsional yang lebih optimal dan mampu melakukan AKS secara mandiri.Perawatan restorative telah menjadi komponen viral system pelayanan kesehatan sejak dibukanya tempat rehabilisasi pertama di tahun 1893. Mulanya,perawatan restorative diutamakan bagi para pemuda yang menjadi korban kecelakaan atau mereka yang menderita penyakit penyebab kecacatan seperti polio (Raymond,1986). Terapi sering dengan kemajuan dalam pengontrolan penyakit infeksi ,tindakan pengobatan ,nutrisi ,teknologi,serta aspek-aspek pelayanan kesehatan lainnya pada abad ke XX,telah memperluas ekspansi perawatan restorative dan terus berkembang sesuai perkembangan zaman di abad ke XXI (Mc Court,1993).
Sebelum perang dunia ke II berakhir,perawatan restorative menjadi salah
satu bagian system kesehatan yang diberikan melalu kerjasama dengan pelayanan militer. Undang-undang keamanan social tahun 1935 merupakan usaha awal untuk ekspansi perawatan restorative bagi masyarakat Amerika (Mc Court,1993). Pada saat itu,dokter menjadi satu-satunya profesi yang dapat memberikan perawatan restorative (Mc.Known ,1979).
Sedangkan peran perawatan dalam tim perawatan restorative masih
terbatas. Peran perawat barulah menjadi semakin penting dalam perawatan restorative sejak tahun 1965 sehingga American Nurses Association menerbitkan Guidelines for the practiceof nursing on the rehabilitations team : an answer to a growing needs yang menjadi pedoman perawatan dalam perawatan restorative.Diterimanya the rahabilitations act (Undang-undang rehabilitasi) pada tahu 1973 (Avillon dan Mirgon,1989), yang dibuat untuk meningkatkan kesadaran tentang kebutuhan akan perawatan restorative serta memperlakukan pelayanan ini kepada masyarakat, menjadi salah satu peritiwa penting dalam perkembangan perawatan restorative. Tujuan dari perawatan restorative adalah mengembalikan klien ke masyarakat dan meningkatkan control serta partisipasi mereka terhadao perawatan. The American with Disabilities Act (Undang-Undang orang cacat) di Amerika pada tahun 1990/,telah membuat bias hambatan fisik dan diskriminasi yang berlawanan dengan pelanggaran terhadap “orang cacat”. Perubahan ini telah meningkatkan pentingnya perawatan restoratibe dan prevelensi perawatan restorative pada tempat pelayanan kesehatan di masyarakat (Thompson Hoffman dan Stork,1991).
Dengan adanya undang-undang rehabilitasi tahun 1973 maka peran
perawatan restorative makin meluas,dimana perawatan berperan sebagai pengelola ,pemberi,dan advokat perawatan restorative. Pada tahun 1974 dibentuk Association of Rehabilitation Nurses (Assosiasi perawat rehabilitasi) (Mc. Court , 1993)). 10 tahun kemudian ,asosiasi ini diberikan surat kepercayan untuk spesialis di bidang keperawatan rehabilitasi (Potter & Perry,2005).
Daftar pustaka
Potter & Perry.2005. Fundamental Keperawatan.Jakarta.EGC