Anda di halaman 1dari 11

wwwww ISSN Online : 2550-0813 ISSN Cetak : 2541-657X Vol 6 No 2 Tahun 2019 Hal. : 164-174.

NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial


available online http://jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/nusantara/index

INTERNALISASI NILAI DAN KONSEP SOSIALISASI BUDAYA


DALAM MENJUNJUNG SIKAP PERSATUAN MASYARAKAT
DESA PANCASILA 1

Wardani

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses internalisasi nilai dan sosialisasi budaya dalam
menjunjung sikap persatuan masyarakat Desa Pancasila Kecamatan Natar Lampung Selatan. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus.Hasil penelitian menunjukan dampak
internalisasi nilai dan sosialisasi budaya dalam menjunjung sikap persatuan di Desa Pancasila memiliki
manfaat bagi kehidupan manusia, yaitu pengembangan, perbaikan dan penyaringan dalam hal
budaya. Kehidupan masyarakat yang toleran dan saling menghormati menjadikan kerukunan dan
menjunjung persatuan di masyarakat Desa Pancasila. Penduduk Desa Pancasila Kecamatan Natar
Kabupaten Lampung Selatan menyatakan sikap saling menghargai ditunjukan masyarakat yang
merupakan salah satu bentuk keberhasilan dari proses internalisasi nilai dan sosialisasi budaya yang baik.

Kata kunci: internalisasi nilai, konsep sosialisasi budaya, sikap persatuan

*Correspondence Address : muhammad.wardani1990@gmail.com


DOI : 10.31604/jips.v6i2.2019.164-174
© 2019 Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan UM-Tapanuli Selatan
164
Wardani
Internalisasi Nilai Dan Konsep Sosialisasi Budaya Dalam Menjunjung Sikap Persatuan Masyarakat ………..

Internalisasi nilai budaya mempunyai enkulturasi dan peranan


berlangsung sejak dilahirkan sampai penting dalam proses sosialisai budaya.
individu meninggal dunia Kegagalan internalisasi nilai dan
(Koentjaraningrat, 1980). Internalisasi sosialisasi budaya menyebabkan
suatu kegiatan mengimplementasikan berbagai permasalahan di masyarakat
nilai tentang budaya. Internalisasi nilai seperti kekerasan dan kejahatan seksual
dilakukan dengan berbagai metode dilingkungan keluarga, kehidupan
pembelajaran dan pendidikan mulai ekonomi yang konsumtif, para eksekutif
indoktrinasi dan brain-washing(Kodiran, dan legislatif tertangkap tangan kasus
2000). Internalisasi nilai budaya dimulai suap dan korupsi, perkelaian antar
dari lingkungan keluarga dilanjutkan di pelajar, kasus asusila yang dilakukan
lingkungan masyarakat (Bank, 1997; guru kepada muridnya, dan masih
Bodine, 1998). Tokoh masyarakat banyak lagi permasalahan yang terjadi
mempunyai peran yang penting dalam dan diberitakan di media massa secara
mempengaruhi internalisasi nilai seperti online dan visual (Muslich, 2011; Sohib,
ustad, guru, kiyai, dan tokoh masyarakat 2008). Sehingga persepsi masyarakat
lainnya.Keteladanan terhadap tokoh seolah disosialisasikan nilai budaya
masyarakat menjadikan sebuah melalui media massa tentang kekerasan,
kepribadian dan kebudayaan (Rowe, korupsi dan cara licik para licikawan.
2000; Edwards, 2000). Secara tidak langsung terjadi proses
Internalisasi nilai budaya internalisasi budaya bagi seseorang
mempunyai manfaat sebagai untuk membudayakan berbagai hal
pengembangan, penyaringan dan buruk dalam kehidupanya.
perbaikan budaya. Internalisasi budaya Proses sosialisasi budaya tidak
dapat berhasil apabila sosialisasi budaya selamanya dalam kondisi sadar dan
dipahami dan dilakukan dalam disengaja. Selain usaha pendidikan,
kehidupan masyarakat sehari-hari pengajaran, doktrinasi, dan nasihat-
(Erikson, 1989; Saleh, 2011). Proses nasihat dimasyarakat ternyata tanpa
internalisasi merupakan hasrat biologis disadari bahwa proses sosialisasi selalu
dan bakat naluri yang dimiliki setiap dilakukan oleh setiap individu dalam
individu sejak dilahirkan (Nurhadianto, masyarakat. Terkadang tanpa diketahui
2014). Namun lingkungan masyarakat alasan seseorang tersebut melakukan
sekitar dan karakter individu yang sosialisasi. Hal yang disosialisasikan
165
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 6 (2) (2019): 164-174

tidak hanya sikap dan tingkah laku yang Hasil pengamatan yang dilakukan
baik, bahkan hal negatif juga turut di Desa Pancasila Kecamatan Natar
disosialisasikan. Salah contoh seorang Lampung Selatan, terdapat beberapa
Ibu melakukan percakapan yang tidak hambatan proses internalisasi dan
jujur kepada anaknya, maka secara sosialisasi budaya dimasyarakat.
langsung telah mensosialisasikan Hambatan tersebut diuraikan pada tabel
tingkah laku yang tidak jujur kepada berikut.
anaknya.

Tabel 1. Hambatan Proses Internalisasi dan Sosialisasi Budaya Di Desa Pancasila


Kecamatan Natar Lampung Selatan
No Hambatan Keterangan
1 Rendahnya Kesibukan orang tua untuk memenuhi kebutuhan
interaksi yang ekonomi keluarga menyebabkan interaksi antar
dilakukan oleh anggota keluarga menjadi tidak maksimal. Sehingga
anggota anak akan mencari nilai budaya dari lingkungan
keluarga bermain, sekolah dan lingkungan masyarakat
sekitar.
2 Rendahnya Kegagalan internalisasi dan sosialisasi budaya
interaksi antar disebabkan rendahnya interaksi antar suku. Hal
suku di tersebut menyebabkan kurang harmonisnya
masyarakat hubungan antar suku yang dapat memicu terjadinya
pertikaian antar suku.
3 Pengaruh Determinasi media sosial dan media masa sangat
media sosial berpengaruh terhadap proses internalisasi dan
dan media sosialisasi budaya. Kebiasaan masyarakat mengikuti
massa berita dan informasi dari media sosial dan media
massa menjadikan kepribadian dan kebudayaan
terbentuk dari apa yang mereka yakini dari media
tersebut.
Sumber: Data Pengamatan Penulis Di Desa Pancasila Tahun 2019

166
Wardani
Internalisasi Nilai Dan Konsep Sosialisasi Budaya Dalam Menjunjung Sikap Persatuan Masyarakat ………..

Masyarakat di Desa Pancasila Permasalahan di atas disebabkan


Kecamatan Natar Lampung Selatan karena terjadinya kegagalan proses
memiki kemajemukan suku, adat, dan internalisasi nilai dan sosialisasi budaya
budaya. Salah satu suku yaitu suku yang berdampak pada rendahnya sikap
Lampung. Suku asli masyarakat menjunjung persatuan masyarakat.
Lampung mempunyai falsafah hidup fiil Sehingga penulis tertarik untuk
pesenggiri dengan salah satunya nemu melakukan kajian tentang internalisasi
nyimah bermakna ramah dan terbuka nilai dan sosialisasi budaya dalam
terhadap orang lain. Masyarakat suku menjunjung sikap persatuan masyarakat
lampung mempunyai kebudayaan yang Desa Pancasila Kecamatan Natar
terbuka dan tidak berkeberatan Lampung Selatan.
menerima penduduk pendatang. Citra
sebagai masyarakat adat yang terbuka METODE PENELITIAN
terhadap masyarakat pendatang Penelitian ini menggunakan
tertuang dan mengkristal pada konsep metode kualitatif dengan pendekatan
Sang Bumi Ruwa Jurai. Menjadi harapan studi kasus. Penelitian ini akan
kehidupan sosial masyarakat Lampung mengekplorasi dan mendeskripsikan
untuk dapat hidup berdampingan antara secara terperinci dengan menyertakan
suku asli Lampung dan pendatang. berbagai sumber tentang internalisasi
Permasalahan atas kemajemukan nilai dan sosialisasi budaya dalam
di Desa Pancasila Kecamatan Natar menjunjung sikap persatuan masyarakat
Lampung Selatan menyebabkan belum Desa Pancasila Kecamatan Natar
berhasilnya proses internalisasi dan Lampung Selatan. Populasi dalam
sosialisasi budaya antara lain: (1) penelitian ini adalah seluruh warga
kerjasama antar suku mulai memudar masyarakat Desa Pancasila Kecamatan
dengan adanya pengaruh modernisasi Natar Lampung Selatan yang berjumlah
dan kemajuan teknologi informasi, (2) 2777 orang yang terdiri dari jenis
kepedulian antar suku dan masyarakat kelamin laki-laki sebanyak 1411 orang
mulai memudar, hal tersebut ditunjukan dan jenis kelamin perempuan sebanyak
adanya rasa saling mencurigai dan 1366 orang dengan jumlah kepala
rendahnya gotong royong (3) rendahnya keluarga sebanyak 719 kepala keluarga.
tanggung jawab individu terhadap Teknik penarikan sampel
kelompok. menggunakan teknik randong sampling.

167
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 6 (2) (2019): 164-174

Merujuk pada pendapat Arikunto (2010: dimasyarakat, proses belajar untuk


174) jika jumlah populasi lebih dari 100 beradaptasi terhadap keadaan, kondisi,
responden maka diambil 10-15% atau dan lingkungan. Setiap individu
20-25%.Dengan alasan keterbatasan mempunyai watak yang diperlihatkan
waktu, tenaga, dan data, maka sampel secara lahir, konsisten, dan konsekuen
ditentukan sebanyak 10% dari jumlah melalui tingkah lakunya. Kondisi
sampel. Sampel ditentukan 10% dari sesorang yang terbentuk akibat kegiatan
Populasi sebanyak 719 Kepala Keluarga, tersebut merupakan dampak dari proses
maka jumlah sampel sebanyak 72 internalisasi nilai dan sosialisasi budaya.
Kepala Keluarga. Berdasarkan hasil wawancara
Teknik pengumpulan data dengan penduduk Desa Pancasila
mengunakan observasi, wawancara, dan Kecamatan Natar Kabupaten Lampung
dokumentasi. Teknik pengolahan dan Selatan menyatakan bahwa sikap saling
analisis data menggunakan model menghargai ditunjukan masyarakat
interaktif. Kegiatan pengolahan dan yang merupakan salah satu bentuk
analisis data mencakup tiga hal utama keberhasilan dari proses internalisasi
yaitu reduksi data, display data, dan nilai dan sosialisasi budaya yang baik.
verifikasi/menarik kesimpulan. Hal tersebut dinyatakan oleh Suwito
HASIL PENELITIAN sebagai salah satu tokoh agama islam di
Desa Pancasila merupakan salah Desa Pancasila. Beliau menyebutkan
satu desa di Kecamatan Natar salah satu penyebab toleransi di Desa
Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Pancasila yang sangat baik adalah
Lampung. Desa Pancasila berdiri pada kultur.
tahun 1998 merupakan pemekaran dari Suwito mengungkapkan bahwa,
Desa Muara Putih. Desa Pancasila “masyarakat Desa Pancasila
mempunyai makna panca berarti lima mulai nenek moyang saya,
dan sila berarti dasar. Penduduk yang diajarkan pentingnya untuk
tinggal di Desa Pancasila terdiri dari menjaga toleransi dan saling
berbagai suku atau bisa dikatakan menghormati” tuturnya.
sebagai miniatur Indonesia. Doktrinisasi tokoh agama
Proses internalisasi nilai dan mempunyai peranan penting dalam
sosialisasi budaya merupakan proses memberi pemahaman kepada umat dan
penyerapan nilai dan norma yang ada menjaga persatuan antar umat

168
Wardani
Internalisasi Nilai Dan Konsep Sosialisasi Budaya Dalam Menjunjung Sikap Persatuan Masyarakat ………..

beragama. Menurut Paryo sebagai salah dan menghargai. Suwondo sebagai


satu tokoh agama islam menyatakan kepala Desa Pancasila menyatakan
bahwa: bahwa
“melalui setiap khutbah dan “di Desa Pancasila tidak
pengajian dimanfaatkan sebagai mengherankan lagi jika isu suku,
media untuk memberikan agama, ras, dan antar golongan
pemahaman kepada masyarakat yang ramai diluar, tak mempan
tentang pentingnya sikap disini”.
toleransi. Selain itu keragaman Keberhasilan proses internalisasi
agama, adat istiadat, budaya, nilai dan sosialisasi budaya menurut
kebiasaan, suku, dan ras yang ada Rokhim sebagai Sekretaris Desa
di Desa Pancasila merupakan Pancasila menyatakan bahwa:
keindahan dan perbedaan yang “tidak pernah ada program
dapat dijadikan sebagai ladang khusus untuk kerukunan antar
dakwah bagi para tokoh agama”. umat beragama, semuanya sudah
berjalan alami dari dulu. Saya
Tidak hanya tokoh agama islam berharap kerukunan masyarakat
yang memberikan seruan dan Desa Pancasila menjadi contoh
pemahaman pada pemeluknya untuk untuk warga lain tentang
bertoleransi dan saling menghargai. Hal keberhasilan merawat toleransi
tersebut disampaikan oleh Ignatius dan hidup berdampingan meski
sebagai tokoh agama Kriten, berbeda suku dan agama”.
menyatakan bahwa: Suasana Desa Pancasila di
“waktu kebaktian ada seruan itu Kecamatan Natar Kabupaten Lampung
(tentang toleransi dan saling Selatan terlihat cukup lengang saat kami
menghargai antar umat melakukan penelitian yang dilakukan
beragama). pada hari Rabu, 8 Mei 2019. Suasana
Doktrinisasi proses internalisasi dilingkungan Desa Pancasila
nilai dan sosialisasi budaya disampaikan menunjukan pemandangan yang luar
oleh kepala desa dan perangkat Desa biasa, sebagian warga terlihat sedang
Pancasila. Hal tersebut dilakukan pada bergotong royong membuat rumah dan
setiap pertemuan agar semua sebagian sedang bergotong royong
masyarakat harus saling menghormati membangun masjid dan gereja. Bagi

169
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 6 (2) (2019): 164-174

masyarakat Desa Pancasila keberadaan Pura ya saya ingatkan. Meski


Masjid dan Gereja berdampingan beda agama, kami hidup rukun
merupakan suatu hal biasa dan tidak dan saling mengingatkan satu
menimbulkan masalah antar umat sama lain yang berbeda agama,
beragama di desa yang berpenduduk mereka tidak ada persoalan.
4150 jiwa. Selain Masjid dan Gereja Bahkan kebersamaan lebih terasa
masih ada tempat ibadah agama Hindu ketika memperingati hari besar
dan Budha. agama seperti Idul Fitri, Hari
Keberadaan tempat ibadah yang Nyepi, dan Natal. Saat Ibu
saling berdekatan menunjukan bahwa merayakan Hari Nyepi kami
warga Desa Pancasila menjunjung tinggi menghormati. Saat Nyepi, lampu
persatuan antar umat beragama. Ada nggak boleh nyala dan nggak
beberapa warga yang status agamanya boleh masak”.
berbeda dalam satu keluarga dan Begitupun dengan keluarga lain
bahkan ada yang menikah lintas agama. yang mempunyai anggota keluarga
Contohnya salah satu warga yang kami berbeda agama. Mereka yang tinggal di
temui saat penelitian bernama Eka Eva Desa Pancasila sudah saling mengerti
beragama Kristen. Menurut dan menjunjung persatuan. Jika ada
penuturanya sejak kecil dia beraga salah satu warga yang membutuhkan
Hindu. Namun setelah menikah bantuan mereka tidak segan untuk
memeluk agama Hindu. Hal tersebut saling membantu, tanpa melihat suku
tidak dipermasalahkan dalam keluarga dan agama.
meski berbeda agama. Seluruh anggota
keluarga tetap dapat hidup rukun dan PEMBAHASAN
saling menghormati. Proses internalisasi nilai dan
Menurut penuturan Eka Eva sosialisasi budaya melalui proses belajar
(warga Desa Pancasila yang satu untuk memahami, menghayati,
keluarga berbeda-beda agama), menyesuaikan, dan melaksanakan suatu
“Kami saling mengingatkan, tindakan sosial yang sesuai dengan pola
kakak pertama saya beragama perilaku masyarakat. Proses tersebut
Islam. Bila waktu sholat telah dilakukan secara bertahap dan
tiba, saya ingatkan. Ibu saya berkesinambungan mulai sejak lahir
beragama Hindu, jika mau ke hingga akhir hayat. Internalisasi dan

170
Wardani
Internalisasi Nilai Dan Konsep Sosialisasi Budaya Dalam Menjunjung Sikap Persatuan Masyarakat ………..

sosialisasi erat kaitanya dengan dapat diterima, dan (5) kebudayaan


enkulturasi dan proses pembudayaan. baru harus mampu membuktikan bahwa
Menjunjung tinggi persatuan mempunyai kegiatan yang terbatas dan
salah satu pengamalan perundang- mudah dibuktikan kegunaanya.
undangan yang dilakukan oleh Internalisasi nilai dan sosialisasi
seseorang dalam bertingkah laku budaya mempunyai dampak yang
terhadap sesuatu yang dimulyakan dan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat
dihargai. Keberhasilan dalam di Desa Pancasila Kecamatan Natar. Hal
menjunjung tinggi persatuan dan tersebut dirasakan sebagai
kesatuan merupakan dampak dari pengembangan, perbaikan dan
internalisasi nilai dan sosialisasi budaya penyaringan budaya. Pengembangan
yang baik. Internalisasi nilai merupakan mempunyai manfaat sebagai
pusat dari perubahan kepribadian pengembangan potensi seseorang untuk
seseorang. menjadi pribadi dan memiliki perilaku
Proses internalisasi nilai dan yang baik agar seseorang memiliki sikap
sosialisasi budaya tidak terlepas dari dan perilaku yang mencerminkan
berbagai kendala dan permasalahan. budata dan karakter bangsa. Perbaikan
Ada beberapa faktor yang mempunyai manfaat untuk memperkuat
mempengaruhi suatu unsur kebudayaan kepribadian yang bertanggung jawab
baru dan diterima atau ditolak dalam dalam pengembangan seorang individu
masyarakat. Menurut Amin (2011) ada yang lebih bermartabat. Penyaring
beberapa faktor, diantaranya (1) mempunyai manfaat menyaring budaya
terbatasnya masyarakat memiliki bangsa sendiri dan budaya bangsa lain
hubungan dengan anggota masyarakat agar sesuai dengan nilai-nilai budaya
diluar lingkunganya, (2) nilai agama dan karakter bangsa.
mempunyai peranan dalam menentukan Proses internalisasi nilai menurut
pandangan hidup dan nilai suatu Rohman (2012) terbagi menjadi tida
kebudayaan, (3) penerimaan tahapan, yaitu:
kebudayaan baru ditentukan oleh 1. Tahap Transformasi Nilai
pemahaman tentang corak struktur Tahapan menginformasikan nilai-
sosial, (4) suatu unsur kebudayaan nilai budaya secara keseluruhan
dapat diterima apabila mempunyai mulai dari yang baik maupun kurang
landasan agar kebudayaan baru tersebut baik. Komunikasi verbal antara

171
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 6 (2) (2019): 164-174

informan dan penerima informasi “Proses internalisasi lazim lebih


yang terjadi pada tahap ini. cepat terwujud melalui
2. Tahap Transaksi Nilai keterlibatan peran-peran model
Pendidikan nilai dengan melakukan (role-models). Individu
komunikasi dua arah pada tahap ini. mendapatkan seseorang yang
Interkasi terjadi antara komunikator dapat dihormati dan dijadikan
dengan komunikan yang bersifat panutan, sehingga dia dapat
interaksi timbal-balik. menerima serangkaian norma
3. Tahap Transinternalisasi yang ditampilkan melalui
Pendidikan mental dan kepribadian keteladanan. Proses ini lazim
dapat terjadi pada tahap pamungkas dinamai sebagai identifikasi
ini. Komunikasi tidak hanya verbal (identification), baik dalam
tetapi keteladanan juga terjadi. psikologi maupun sosiologi. Sikap
Perkembangan masyarakat dapat dan perilaku ini terwujud melalui
dikaitkan dengan keberhasilan proses pembelajaran atau asimiliasi
internalisasi nilai dan sosialisasi budaya yang subsadar (subconscious) dan
sesuai dengan tugas perkembangannya. nir-sadar (unconscious)”.
Proses tersebut menjadi sentral Dampak internalisasi nilai yang
perubahan kepribadian pada dimensi terjadi di Desa Pancasila yaitu telah
kritis pada perubahan diri manusia membentuk kepribadian masyakat
termasuk nilai dan implikasi respon menjadi saling menghormatyi dan
terhadap makna. menghargai. Pembentukan kepribadian
Hasil temuan penelitian tersebut dalam proses internalisasi, menurut
menyatakan bahwa proses internalisasi Freud (dalam Hakam, 2000:) dalam
dapat membantu seseorang proses internalisasi, kepribadian itu
mendefinisikan siapa dirinya melalui terdiri dari: (1) ego, (2) super ego, dan
nilai-nilai di dalam dirinya dan dalam (3) Id. Super ego (diri) dipelajari dari
masyarakatnya yang sudah tercipta orang tua kita melalui suatu sistem
dalam bentuk serangkaian norma dan hadiah atau hukuman. Ketika seorang
praktik. Hal ini sama halnya dengan anak menginternalisasikan serangkaian
pendapat Rais (2012) yang menyatakan standar yang diberikan oleh orang tua,
bahwa: anak tersebut sedang menyesuaikan diri
dengan prinsipprinsip kebudayaan yang

172
Wardani
Internalisasi Nilai Dan Konsep Sosialisasi Budaya Dalam Menjunjung Sikap Persatuan Masyarakat ………..

ada di sekitarnya. Cara pemahaman Kecamatan Natar Lampung Selatan


kognitif prinsip-prinsip kebudayaan ini dapat disimpulkan bahwafaktor-faktor
merupakan pengembangan moralitas penyebab terjadinya internasilasi
dalam kondisi “super ego‟ (ego sadar). budaya karena adanya perbedaan suku,
Ego ideal ini merupakan standar positif budaya, agama, dan kebiasaan-
yang seharusnya dihidupkan dalam diri kebiasaan yang terjadi di masyarakat
anak, dan apabila tidak dihidupkan Desa Pancasila. Namun internalisasi
standar-standar ini, maka akan timbul budaya berjalan sesuai dengan tugas-
perasaan berdosa/bersalah, akhirnya tugas perkembangan. Internalisasi
super ego mendirikan serangkaian merupakan sentral proses perubahan
moral imperative yang dipelajari dari kepribadian yang merupakan dimensi
orang tua dan masyarakat. Konflik di kritis pada perolehan atau perubahan
dalam diri atau kurang seimbangnya diri manusia, termasuk di dalamnya
moral akan terjadi bila standar-standar makna kepribadian (nilai) atau implikasi
ini terganggu. respon terhadap makna.Dampak
Berdasarkan pendapat tersebut, internalisasi budaya di Desa Pancasila
dapat dijelaskan bahwa proses memiliki manfaat bagi kehidupan
internalisasi hakikatnya adalah sebuah manusia, yaitu pengembangan,
proses menanamkan sesuatu, keyakinan, perbaikan dan penyaringan dalam hal
sikap dan nilai-nilai yang menjadi budaya. Manfaat pengembangan yaitu
perilaku sosial. Namun proses sebagai pengembangan potensi
penanaman tersebut tumbuh dari dalam seseorang untuk menjadi pribadi dan
diri seseorang sampai pada penghayatan memiliki perilaku yang baik agar
suatu nilai. Sedangkan nilai itu sendiri seseorang yang telah memiliki sikap
adalah hakikat suatu hal yang dan perilaku yang mencerminkan
menyebabkan hal itu dikejar oleh budaya dan karakter bangsa. Kemudian
manusia. dalam manfaat perbaikan adalah untuk
memperkuat kepribadian yang
Simpulan bertanggung jawab dalam
Berdasarkan hasil penelitian pengembangan seorang individu yang
tentang internalisasi nilai dan sosialisasi lebih bermartabat; dan dalam manfaat
budaya dalam menjunjung sikap penyaring bertujuan untuk menyaring
persatuan masyarakat Desa Pancasila budaya bangsa sendiri dan budaya

173
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 6 (2) (2019): 164-174

bangsa lain yang tidak sesuai dengan Nadwa: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 6
No. 1 Hal. 115-134.
nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
Rowe, D. 2000. “Value Pluralism, Democracy and
yang bermartabat agar tidak terjadi Education For Citizenship,” dalam
Politics, Education and Citizenship, Vol.
suatu goncangan budaya. VI (Eds, Leicester, M., Modgil, C. Dan
Modgil, S.). London and New York:
Falmer Press.
DAFTAR PUSTAKA
Saleh, M. H. 2011. Model Pemaknaan
Amin, Syaiful. 2011. “Pewarisan Nilai Sejarah Nasionalisme Masyarakat Pulau Sebatik
Lokal Melalui Pembelajaran Sejarah Kalimantan Timur. Jurnal Borneo
Jalur Formal dan Informal pada Siswa Di Administrator. Vol. 7 No. 2 Hal. 202-221.
SMA Kudus Kulon”. Jurnal Paramita:
Historical Studies. Vol. 21 No. 1. Sohib, Mochammad. 2008. Nasionalisme dan
Masa Depan Demokrasi Di Indonesia.
Banks, J. A. 1997. Educating Citizens In A Jakarta: Dispenad.
Multicultural Society. New York and
London: Teacher College Press.

Bodine, R. J. dan Crawford, D. K. 1998. The


Handbook of Conflict Resolution
Education, A Guide to Building Quality
Programs In Schools. San Francisco:
Jossey-Bass Publishers.

Edwards, J dan Fogelman, K. (2000). ”Citizenship


Education and Cultural Diversity,” dalam
Politics, Education and Citizenship, Vol.
VI (eds, Leicester, M., Modgil, C. Dan
Modgil, S.). london and New York:
Falmer Press, Hal. 93-103.

Erikson, E. H. 1989. Identitas dan Siklus Hidup


Manusia. Bunga Rampai Penerjamah:
Agus Cremes. Jakarta: PT. Gramedia.

Kodiran. 2000. Perkembangan Kebudayaan dan


Implikasinya terhadap Perubahan Sosial
di Indonesia. Pidato Pengukuhan Jabatan
Guru Besar pada Fakultas Sastra,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Koentjaraningrat. 1980. Pengantar Ilmu


Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter:


Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.

Nurhadianto. 2014. Internalisasi Nilai-Nilai


Pancasila dalam Upaya Membentuk
Pelajar Anti Narkoba. JIPS Jurnal
Pendidikan Ilmu Sosial. Vol. 23. No. 2.
Hal. 44-54.

Rohman, A. 2012. Pembiasaan Sebagai Basis


Penanaman Nilai-Nilai Akhlak Remaja.
174

Anda mungkin juga menyukai