Anda di halaman 1dari 20

PEDOMAN PENGORGANISASIAN FARMASI

RUMAH SAKIT UMUM PENGAYOMAN CIPINANG

JAKARTA

2019

RUMAH SAKIT UMUM PENGAYOMAN CIPINANG

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

JL. Raya Bekasi Timur No 170B Cipinang Besar Utara

Jakarta Timur, DKI Jakarta

1
BAB I
PENDAHULUAN

Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Kesehatan merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum yang harus dapat diwujudkan
melalui pembangunan yang berkesinambungan. Pembangunan kesehatan sebagai bagian
dari pembangunan Nasional bertujuan untuk mempertinggi derajat kesehatan termasuk
keadaan gizi masyarakat dan penyediaan obat-obatan di Apotek dalam rangka
peningkatan kualitas dan taraf hidup serta kecerdasan dan kesejahteraan rakyat pada
umumnya
Dengan adanya Peraturan Menteri Kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2002,
Standar Kompetensi Farmasi Indonesia tahun 2004, kemudian Keputusan Menteri
Kesehatan No.1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang Standard Pelayanan di Apotek dan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1197 tahun 2004 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di RumahSakit, ada kejelasan bagi rumah sakit mengetahui kewajiban
rumah sakit untuk menyelenggarakan pelayanan farmasi.
Salah satu jenis pelayanan di rumah sakit adalah pelayanan Instalasi
Farmasi, yang didalam struktur organisasi ada didalam struktur penunjang medis. Adapun
fungsi Instalasi farmasi adalah memberikan pelayanan yang bermutu dengan unit lingkup
yang berorientasi pada kepentingan masyarakat yang meliputi dua fungsi yaitu : Yang
pertama pelayanan farmasi yang berorientasi pada produk meliputi pengelolaan
perbekalan farmasi yang efektif dan efisien mulai dari perencanaan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, produksi, pendistribusian dan evaluasi penggunaan
perbekalan farmasi. Yang kedua Pelayanan farmasi yang berorientasi pada pasien/farmasi
klinik, meliputi: mewujudkan perilaku sehat melalui penggunaan obat rasional termasuk
pencegahan dan rehabilitasinya, mengidentifikasikan permasalahan yang berhubungan
dengan obat melalui kerja sama dengan pasien dan tenaga kesehatan lain, memonitor
penggunaan obat dan melakukan pengkajian terhadap penggunaan obat yang diberikan
kepada pasien, memberi informasi mengenai hal yang berhubungan dengan obat,
melakukan konseling kepada pasien, keluarga pasien mau pun kepada tenaga kesehatan
untuk mendapatkan terapi yang rasional.
Agar pelayanan Instalasi Farmasi dapat dilaksanakan dengan baik, maka harus
dilengkapi dengan Prosedur Standar Pelaksanaan tentang pelayanan Instalasi farmasi

2
rumah sakit. Standar Prosedure Operating tersebut merupakan pedoman tertulis tentang
tata cara pelayanan di Instalasi Farmasi yang harus dilaksanakan oleh seluruh staf
Instalasi Farmasi.
Hal ini dimaksudkan agar seluruh petugas kesehatan baik Apoteker, Asisten
apoteker, juru racik, maupun petugas non farmasi di RSU Pengayoman Cipinang dapat
melaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

BAB II
GAMBARAN UMUM

3
A. SEJARAH RUMAH SAKIT UMUM PENGAYOMAN CIPINANG
Rumah Sakit Pengayoman Cipinang mulai dibangun pada tahun 2005 untuk
menggantikan rumah sakit penjara cipinang lama dengan nama RS LPK Cipinang
(Rumah Sakit Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Cipinang) yang terbakar saat
kerusuhan napi/tahanan pada tahun 2001. Setelah terjadinya kebakaran tersebut
hingga Agustus 2008, penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi warga binaan
pemasyarakatan Lapas cipinang dilakukan di bangsal perawatan sementara dengan
jumlah napi/tahanan meningkat sebanyak 400% selama 7 tahun terakhir, hal ini
berimbas pada meningkatnya jumlah napi/tahanan sakit yang memerlukan
pertolongan kesehatan (Dirjen 2010). Penyakit yang di derita oleh Warga Binaan
Pemasyarakatan dan Tahanan semakin beragam di tambah lagi dengan fasilitas
bangsal perawatan yang kurang memadai sehingga menyebabkan perlu dilakukan
perawatan yang lebih intensif di Rumah Sakit.
Rumah Sakit Umum Pengayoman Cipinang baru selesai dibangun pada tahun
2007 rencananya akan dikembangkan menjadi sebuah model rumah sakit dalam
sistem pelayanan kesehatan di berbagai unit pelaksana teknis pemasyarakatan.
Rumah sakit baru ini akan menyediakan pelayanan kesehatan, baik kegawat
daruratan, rawat jalan maupun rawat inap yang bermutu dan mudah diakses bagi
warga binaan pemasyarakatan, deteni, pegawai dan anggota keluarganya, serta warga
masyarakat sekitarnya. Dalam operasionalisasinya kelak, rumah sakit ini diharapkan
dapat dikelola secara mandiri. Rumah Sakit Pengayoman Cipinang akan diposisikan
sebagai rumah sakit rujukan bagi klinik-klinik yang berada di setiap unit pelaksana
teknis pemasyarakatan. Rumah Sakit Pengayoman Cipinang saat ini telah dilengkapi
kebutuhan sarana dan prasarana termasuk didalamnya fasilitas UGD, poli, bangsal
rawat inap, laboratorium, radiologi, dapur, laundry, kamar jenazah, dan lain-lain.
Serta tenaga SDM sebanyak 170 orang.
Tahun 2011, dibentuklah Tim Percepatan Operasional Rumah Sakit yang
bertujuan untuk mempercepat operasional Rumah Sakit yang sudah ada beserta SDM
RS. Tim Percepatan Operasional RS dibentuk oleh Sekjen Kementerian Hukum dan
HAM RI dengan SK.No.M.HH-01.PK.01.07.01 Tahun 2011 Tertanggal 4 Februari
2011.
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia mengeluarkan Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M.HH-

4
11.OT.01.01 Tahun 2011 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit
Pengayoman Cipinang (ORTA), pada tanggal 28 Desember 2011. Dengan di tetapkan
ORTA maka dibentuklah Satuan Kerja di Rumah Sakit Pengayoman Cipinang.
Susunan Organisasi Struktural meliputi Kepala Rumah Sakit , Kepala Sub.Bagian
Umum, Kepegawaian dan Humas, Kepala Sub.Bagian Keuangan dan Perlengkapan.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Pengayoman
Cipinang adalah upaya strategis untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di
unit pelaksana teknis pemasyarakatan yang sangat mendesak.

B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM


PENGAYOMAN CIPINANG
Rumah Sakit Umum Pengayoman Cipinang merupakan rumah sakit umum
dengan kapasitas 188 tempat tidur, merupakan milik Kementerian Hukum dan HAM
RI. Rumah Sakit Umum Pengayoman Cipinang mempunyai tugas
menyelenggarakan upaya penyembuhan dan pemulihan secara paripurna, serasi,
terpadu dan berkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehatan lainnya kepada
para tahanan/narapidana, warga binaan pemasyarakatan dan para deteni imigrasi,
serta bagi masyarakat dan pegawai di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM
serta melaksanakan upaya rujukan.
Untuk melaksanakan tugas tersebut diatas, Rumah Sakit Umum
Pengayoman Cipinang menyelenggarakan fungsi:
1. Pelaksanaan pelayanan medis;
2. Pelaksanaan pelayanan dan asuhan keperawatan;
3. Pelaksanaan penunjang medis dan non medis;
4. Pelaksanaan pengelolaan sumber daya manusia;
5. Pelaksanaan pelayanan rujukan; dan
6. Pelaksanaan administrasi umum dan keuangan.

BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, MOTTO, NILAI DAN TUJUAN
RUMAH SAKIT UMUM PENGAYOMAN CIPINANG

5
A. VISI
Terwujudnya Rumah Sakit Umum Pengayoman Cipinang yang mandiri, mampu
memberikan pelayanan kesehatan prima kepada Warga Binaan Pemasyarakatan,
pegawai/ keluarga dan warga masyarakat secara profesional

B. MISI
1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia bidang kesehatan di
lingkungan Kementerian Hukum dan HAM.
2. Memberikan pelayanan kesehatan prima kepada Warga Binaan
Pemasyarakatan, pegawai/ keluarga, dan warga masyarakat.
3. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai rumah sakit rujukan Unit
Pelaksana Teknis Lapas, Rutan, Detensi Imigrasi di Lingkungan
Kementerian Hukum dan HAM.
4. Meningkatkan kemitraan di bidang pelayanan kesehatan dengan institusi
terkait dan lintas sektoral.

C. MOTTO
Ramah Dalam Pelayanan, Professional Dalam tindakan

D. TUJUAN
Membantu program pemerintah agar Narapidana, Tahanan, Deteni, Pegawai,
Keluarga dan masyarakat umum memperoleh derajat kesehatan yang baik.

6
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT UMUM PENGAYOMAN CIPINANG

7
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Pengayoman Cipinang dipimpin oleh Kepala
Instalasi Farmasi yang membawahi Wakil Kepala Instalasi Farmasi, 3 Asisten Apoteker,
dan 1 Petugas Administrasi.

Kepala Instalasi Farmasi

Wakil Kepala Instalasi Farmasi

Assisten Apoteker Petugas Administrasi

8
BAB VI
URAIAN JABATAN

A. KOORDINATOR INSTALASI FARMASI


Nama jabatan : Kepala Instalasi Farmasi
Unit Kerja : Farmasi
Misi Jabatan :
Bertanggung jawab atas terselenggaranya pelayanan di Instalasi farmasi dan memelihara
kerjasama yang harmonis dengan seluruh staff instalasi farmasi.
Tugas Pokok :
Memastikan dan menjamin terlaksananya semua kegiatan di Instalasi Farmasi baik.
Uraian Tugas :
1. Merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengontrol serta melaporkan kegiatan
operasional di Instalasi Farmasi.
2. Memberikan pelayanan kefarmasian yang baik kepada pasien yang melingkupi: pembuatan,
pengolahan, peracikan pencampuran obat / bahan-bahan obat.
3. Menandatangani surat pesanan obat dan alat kesehatan dari sumber yang resmi.
4. Membuat jadwal shift kerja dan mengatur berjalannya pergantian shift dengan baik.
5. Membuat laporan rutin yang dibuat dengan baik dan benar.
6. Mengatur penyimpanan, pencatatan, serta pengeluaran (sistem FIFO) dan pemeliharaannya
atas persediaan obat-obatan dan alat kesehatan.
7. Membagi tugas dan tanggung jawab terhadap pekerjaan-pekerjaan tertentu bagi staf
dibawahinya jika di perlukan
8. Mengatur dan mengusahakan agar Instalasi Farmasi dapat memberikan hasil yang optimal.
9. Melakukan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan Instalasi Farmasi
termasuk pengembangan sumber daya manusia.

B. WAKIL KOORDINATOR INSTALASI FARMASI


Nama jabatan : Wakil Kepala Instalasi Farmasi
Unit Kerja : Farmasi
Misi Jabatan :
Mendukung dan membantu kepala Instalasi atas terselenggaranya pelayanan di Instalasi farmasi
dan memelihara kerjasama yang harmonis dengan seluruh staff instalasi farmasi.

9
Tugas Pokok :
Membantu kepala Instalasi Farmasi dalam hal memastikan dan menjamin terlaksananya semua
kegiatan di Instalasi Farmasi baik.
Uraian Tugas :
1. Membantu kepala Instalasi dalam hal:
a) Merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengontrol serta melaporkan
kegiatan operasional di Instalasi Farmasi.
b) Memberikan pelayanan kefarmasian yang baik kepada pasien yang melingkupi:
pembuatan, pengolahan, peracikan pencampuran obat / bahan-bahan obat.
c) Menandatangani surat pesanan obat dan alat kesehatan dari sumber yang resmi.
d) Membuat jadwal shift kerja dan mengatur berjalannya pergantian shift dengan baik.
e) Membuat laporan rutin yang dibuat dengan baik dan benar.
f) Mengatur penyimpanan, pencatatan, serta pengeluaran (sistem FIFO) dan
pemeliharaannya atas persediaan obat-obatan dan alat kesehatan.
g) Membagi tugas dan tanggung jawab terhadap pekerjaan-pekerjaan tertentu bagi staf
dibawahinya jika di perlukan
h) Mengatur dan mengusahakan agar Instalasi Farmasi dapat memberikan hasil yang
optimal.
i) Melakukan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan Instalasi Farmasi
termasuk pengembangan sumber daya manusia.
2. Mewakili kepala Instalasi Farmasi dalam hal kedinasan jika berhalangan hadir

C. ASISTEN APOTEKER
Nama jabatan : Asisten Apoteker
Unit Kerja : Farmasi
Misi Jabatan :
Bertanggung jawab atas terselenggaranya pelayanan di Instalasi farmasi dan memelihara
kerjasama yang harmonis dengan seluruh staf instalasi farmasi.
Tugas Pokok :
Memastikan dan menjamin terlaksananya semua kegiatan di instalasi Farmasi dengan baik.
Uraian Tugas :
1. Melakukan pelayanan Farmasi sesuai Standar Prosedur Operasional.
2. Melaksanakan pelayanan farmasi klinik tingkat dasar (informasi obat), meliputi:
a. Menghargai resep yang masuk.
b. Meracik obat.

10
c. Mengemas.
d. Mengecek obat dengan resep.
e. Penyerahan obat kepada pasien disertai dengan pemberian informasi obat.
3. Memberi harga pada bon karyawan dan menyerahkan ke bagian keuangan.
4. Melakukan stok opname secara berkala.
5. Mencatat dan membuat laporan keluar masuknya obat.
6. Melakukan pengecekan barang yang hampir habis.
7. Mencari persamaan obat yang tidak ada.
8. Bertanggung jawab terhadap kerapihan dan kebersihan susunan obat di farmasi.
9. Bertanggung jawab terhadap kerapihan data permintaan barang, permohonan pembelian
barang, stok harian apotik, dan stok harian obat narkotik dan psikotropik dalam kartu stok.
10. Bertanggung jawab terhadap kerapihan pemisahan resep narkotika dan psikotropika
(dibendel per tanggal resep).

C. PETUGAS ADMINISTRASI
Nama Jabatan : Petugas Administrasi
Unit Kerja : Farmasi
Misi Jabatan :
Bertanggung jawab atas terselenggaranya pelayanan administrasi di Instalasi Farmasi dan
memelihara kerjasama yang harmonis dengan seluruh staf instalasi farmasi.
Tugas Pokok :
Memastikan dan menjamin terlaksananya semua kegiatan di instalasi Farmasi dengan baik.
Uraian Tugas :
1. Melakukan entri data keluar masuk obat/ alkes di Instalasi Farmasi
2. Melakukan entri data hasil stok opname
3. Melakukan tugas kesekretariatan (surat menyurat, nota dinas dll) Inslatasi Farmasi
4. Membuat jadwal piket petugas Farmasi
5. Melakukan pekerjaan administrasi umum lainnya di Instalasi Farmasi

11
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

Berikut adalah tabel tata hubungan kerja Instalasi Farmasi dengan unit lain yang terkait

No Instalasi Unit Lain Bentuk Hubungan Kerja


Konsultasi Koordinasi Instruksi
Farmasi
1. Koordinator Kepala Rumah Sakit RSUPC V - -
Kasubbag Kepagawaian dan Humas V - -
Instalasi
Kasubbag Keuangan dan V - -
Perlengkapan
Semua Unit/ Instalasi - V -
Wakil Koordinator Instalasi - V V
Asisten Apoteker - - V
Petugas Administrasi - - V
2. Wakil Koordinator Instalasi V V -
Asisten Apoteker - - V
Koordinator
Petugas Administrasi - - V
Instalasi
3. Asisten Koordinator Instalasi V - -
Wakil Koordintor Instalasi V - -
Apoteker
Petugas Administrasi - V V
4. Petugas Koordinator Instalasi V - -
Wakil Koordintor Instalasi V - -
Administrasi
Asisten Apoteker V V -

Hubungan Intern :
1. Instalasi Farmasi menyediakan data-data sebagai bahan komunikasi, koordinasi dan informasi yang
dibutuhkan Kasir, IGD Kamar Operasi, Instalasi poliklinik, ruang Rawat Inap, Keuangan,
Pendaftaran, Rekam Medik, Manajemen dalam mengambil keputusan.

12
2. Antara pasien dan dokter, Instalasi Farmasi berfungsi sebagai mediator dalam penyediaan obat-obatan
dan alat kesehatan.

Hubungan Ekstern :
1. Instalasi Farmasi merupakan penyedia informasi kepada pihak ketiga yaitu distributor,
asuransi, rekanan dan pihak lain.
2. Instalasi Farmasi juga berkewajiban memberikan laporan kepada Kementerian Kesehatan Pemerintah
(Sudinkes, Dinkes).

BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI

13
Dalam upaya mempersiapkan tenaga Farmasi yang handal, perlu kiranya melakukan kegiatan
menyediakan, mempertahankan sumber daya manusia yang tepat bagi organisasi.
Atas dasar tersebut perlu adanya perencanaan SDM, yaitu proses mengantisipasi dan menyiapkan
perputaran orang ke dalam, di dalam dan keluar organisasi. Tujuannya adalah mendayagunakan sumber-
sumber tersebut seefektif mungkin sehingga pada waktu yang tepat dapat disediakan sejumlah orang yang
sesuai dengan persyaratan jabatan.
Perencanaan bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan organisasi dalam
mencapai sasarannya melalui strategi pengembangan kontribusi.
Adapun pola ketenagaan dan kualifikasi sumber daya manusia di Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Umum Pengayoman Cipinang adalah sebagai berikut :

POLA KETENAGAAN
INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM PENGAYOMAN CIPINANG
NAMA JABATAN KUALIFIKASI TENAGA YANG TENAGA YANG
TERSEDIA
FORMAL & INFORMAL DIBUTUHKAN
Kepala Instalasi Profesi Apoteker 1 1
Farmasi (Memiliki STRA + SIKA +
Sertifikat Uji Kompetensi
Apoteker + Pengalaman Kerja
minimal 5 tahun)
Wakil Kepala Instalasi Profesi Apoteker (Memiliki STRA 5 1
Farmasi / Apoteker + SIKA + Sertifikat Uji
Kompetensi Apoteker) /
+ Pengalaman minimal 3 tahun)
Asisten Apoteker DIII Farmasi / SMK Farmasi 10 3
(Memiliki STRTTK + SIKTTK +
Pengalaman minimal 2 tahun)
Petugas Administrasi SMA / SMK 5 1
(Menguasai )

Kualifikasi Penarikan Calon (Recruitment) dan Seleksi Karyawan


A. PENARIKAN CALON (RECRUITMENT) KARYAWAN
Penarikan calon adalah aktivitas atau usaha yang dilakukan untuk mengundang para
pelamar sebanyak mungkin sehingga Instalasi Farmasi memiliki kesempatan yang luas untuk
menemukan calon yang paling sesuai dengan tuntutan jabatan yang diinginkan.

14
Penarikan calon dilakukan karena berdasarkan analisa kebutuhan tenaga, ditemukan
jumlah pasien dan kegiatan tidak seimbang dengan jumlah tenaga yang ada.
Dilihat dari sumbernya penarikan calon dapat dibagi dua yaitu:
1. Dari dalam RSU Pengayoman Cipinang sendiri (Internal Resources)
Menarik calon dari dalam RSU Pengayoman Cipinang sendiri (Internal resources) memiliki
keuntungan lebih yaitu calon sudah dikenal dan proses dapat dilakukan dengan lebih cepat
dibanding menarik calon dari luar RSU Pengayoman Cipinang. Calon nantinya masuk ke
Instalasi Farmasi akibat mutasi atau promosi.
Untuk mendapatkan calon pelamar dapat melalui :
a) Informasi dari mulut ke mulut
b) Berkas-berkas pelamar yang datang sendiri.
c) Pengiriman surat pemberitahuan ke seluruh instalasi kerja akan adanya kebutuhan
tenaga di Instalasi Farmasi.
2. Dari luar RSU Pengayoman Cipinang (External Resources)
Proses penarikan calon dari luar RSU Pengayoman Cipinang ini dapat dilakukan dengan
cara :
a) Seleksi CPNS (Kementerian Hukum dan HAM RI)
b) Dari mulut ke mulut.
c) Iklan media cetak.
d) Lembaga-lembaga pendidikan

B. PENYARINGAN / SELEKSI CALON (SELECTION) KARYAWAN NON CPNS


Seleksi adalah proses menyeleksi pelamar, sehingga Instalasi Farmasi dapat memperoleh
karyawan yang paling sesuai dengan tuntutan jabatan yang diinginkan.
Tahapan seleksi terdiri dari :
1. Umum
Para pelamar harus melalui proses seleksi umum yang diselenggarakan oleh pihak rumah
sakit.

2. Khusus
Setelah para pelamar lulus proses seleksi secara umum maka para pelamar diseleksi secara
khusus oleh Instalasi Farmasi. Proses seleksi yang dilakukan oleh Instalasi Farmasi ini
menyangkut pengetahuan dan kemampuan dalam menjalankan fungsi Instalasi Farmasi.
Kompetensi yang harus dimiliki pelamar Instalasi Farmasi adalah :

15
a. Pengetahuan tentang manajemen umum dan kepemimpinan meliputi :
- Peranan sebagai anggota organisasi dalam Institusi Pelayanan Kesehatan.
- Proses Problem solving
- Proses Pengambilan Keputusan
a. Pengetahuan tentang manajemen Instalasi Farmasi meliputi :
- Perencanaan dan evaluasi manajemen rumah sakit
- Prosedur Dokumentasi Instalasi Farmasi
- Sistem Pelaporan Instalasi Farmasi
3. Pengetahuan Hukum kesehatan dan medicolegal
Adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh teknisi Instalasi Farmasi kaitannya dengan :
a. Rahasia jabatan, terutama rahasia pasien.
b. Informed consent.
c. Keterangan Medis untuk asuransi.
d. Visum et repertum.
e. Batasan informasi untuk pihak ke III / security informasi.
f. Kode etik profesi.
4. Statistik Kesehatan
a. Dasar-dasar statistik kesehatan.
b. Menyajikan data dan informasi untuk berbagai keperluan laporan.
5. Pengetahuan pekerjaan Instalasi Farmasi

C. SISTEM KERJA
1. Sumber daya pelayanan kesehatan
a. Berkomunikasi dengan tenaga kesehatan dari berbagai profesi
b. Mengetahui kriteria dan jenis tenaga kesehatan serta pengembangan karirnya
c. Mengetahui penggunaan informasi kesehatan untuk rencana anggaran.
2. Manajemen mutu pelayanan
3. Teknologi informasi
a. Kemampuan jalankan komputer
b. Internet dan berbagai akses LAN
c. Gunakan multi media
Bentuk tes yang dilakukan terdiri atas :
1. Tes Tertulis

16
Tes tertulis diberikan dalam bentuk pilihan ganda terdiri dari 100 soal, dengan materi soal
sesuai dengan kompetensi yang harus dimiliki teknisi Instalasi Farmasi seperti yang sudah
disebutkan sebelumnya. Batas kelulusan adalah 70% benar.
2. Tes Keterampilan
Tes ketrampilan yang diujikan meliputi :
a. Meracik obat
b. Membungkus puyer
c. Meracik sediaan kapsul
d. Meracik sediaan salep
e. Melarutkan syrup kering
3. Tes Kesehatan
Standar yang harus dimiliki oleh teknisi Instalasi Farmasi :
a. Sehat, tidak buta warna.
b. Berpenampilan rapi dan menarik (khususnya untuk admision dan registrasi).
4. Tes Wawancara
Tes ini dilakukan untuk mengetahui peminatan terhadap penyelenggaraan Instalasi Farmasi,
pandangan terhadap penyelenggaraan Instalasi Farmasi yang berorientasi terhadap kepuasan
pelanggan.

17
BABI IX
PROGRAM ORIENTASI

PROSEDUR ORIENTASI PEGAWAI BARU


A. PENDAHULUAN
Dalam rangka memberikan kesempatan pegawai baru untuk mengenal Instalasi Farmasi RSU
Pengayoman Cipinang perlu diadakan orientasi sebelum terjun kelapangan.

B. TUJUAN UMUM
Mengenal Iingkungan RSU Pengayoman Cipinang dan Instalasi Farmasi.

C. TUJUAN KHUSUS
1. Pegawai baru mengetahui secara garis besar / jajaran yang terkait struktur organisasi
Instalasi Farmasi dari RSU Pengayoman Cipinang.
2. Mengetahui tata tertib Instalasi Farmasi dari RSU Pengayoman Cipinang.
3. Mengetahui kebijakan dan prosedur kerja di INstalasi Farmasi.
4. Mengetahui prosedur kerja pelayanan Instalasi Farmasi.

D. MATERI
1. Struktur Organisasi
2. Kebijakan dan prosedur kerja di Instalasi Farmasi RSU Pengayoman Cipinang.
3. Batasan-batasan yang boleh dan yang dilarang untuk mengerjakan.

E. WAKTU ORIENTASI
1. Kepala Instalasi Farmasi diberikan pada saat pertama kali datang di RSU Pengayoan
Cipinang.
2. Diberikan pada waktu pegawai baru datang untuk menjalankan pekerjaan sebagai karyawan
RSU Pengayoman Cipinang khususnya Instalasi Farmasi.
3. Program ini ditujukan untuk memberikan pedoman kepada lingkungan Instalasi Farmasi
memberikan orientasi kepada pegawai baru.

18
BAB X
RAPAT

A. RAPAT RUTIN
Rapat Rutin diselenggarakan pada :
Waktu : Setiap Selasa (atau hari lain) ke tiga setiap bulan
Jam : 13.00 WIB s.d selesai
Tempat : Instalasi Farmasi Lantai 2
Peserta : Kepala Instalasi Farmasi, Wakil Kepala Instalasi , Asisten Apoteker
pelaksana Instalasi Farmasi dan Juru Racik/ Administrasi Umum yang tidak bertugas.
Materi :
1. Evaluasi kinerja Instalasi Farmasi
2. Evaluasi SDM Isntalasi Farmasi
3. Evaluasi terhadap materi dan pelaksanaan pelayanan Instalasi Farmasi
4. Perencanaan dan upaya peningkatan kinerja SDM di Instalasi Farmasi
5. Rekomendasi dan usulan untuk peningkatan kinerja pelayanan Instalasi Farmasi
Kelengkapan Rapat : Undangan, daftar hadir, notulen rapat, laporan/ rekomendasi/ usulan
kepada pimpinan
B. RAPAT INSIDENTIL
Rapat Insidentil diselenggarakan pada :
Waktu : Sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal yang perlu dibahas dan
diselesaikan segera.
Jam : Sesuai undangan
Tempat : Sesuai undangan
Peserta : Kepala Instalasi Farmasi, Wakil Kepala Instalasi , Asisten Apoteker
pelaksana Instalasi Farmasi dan Juru Racik/ Administrasi Umum yang
tidak bertugas
Materi : Sesuai dengan masalah yang perlu dibahas
Kelengkapan : Undangan, daftar hadir, notulen rapat, laporan/ rekomendasi /usulan
rapat kepada pimpinan

BAB XI
PELAPORAN

19
A. LAPORAN HARIAN
1. Laporan resep harian
2. Laporan pendapatan harian
3. Laporan jumlah pasien harian

B. LAPORAN BULANAN
1. Laporan pendapatan bulanan
2. Laporan rekap resep per dokter
3. Laporan paten generik
4. Laporan NAPZA
5. Laporan pembelian obat di apotek luar rumah sakit
6. Laporan waktu selesai obat dan pengambilan obat
7. Laporan pembelian obat karyawan

C. LAPORAN TAHUNAN
Instalasi Farmasi membuat laporan tahunan terdiri dari :
1. Laporan kinerja mutu pelayanan RSU Pengayoman Cipinang
2. Laporan kinerja mutu pelayanan Instalasi Farmasi

20

Anda mungkin juga menyukai