NIM : 20630120006
Kelas/Semester : A/1
Kasus 1 :
Pasien laki-laki berusia 45 tahun datang ke Puskesmas Kecamatan Indihiang kontrol TB
Paru yang sudah diderita kira-kira empat bulan yang lalu dan minum obat hanya 2 bulan pertama.
Saat ini pasien mengeluh terasa lemas, nafsu makan berkurang. Pasien mengatakan awalnya
berobat ke puskesmas dikarenakan batuk berdahak selama satu bulan dan dada terasa sakit ketika
batuk. Dahak berwarna kuning dan kental tanpa disertai darah. Pasien mengalami demam selama
tujuh hari dan selalu keringat dingin pada malam hari. Hal ini menyebakan pasien sulit untuk
tidur. Pasien memiliki kebiasaan buruk yaitu merokok, satu bungkus untuk satu sampai dua hari.
Di keluarga tidak ada yang memiliki sakit yang sama dengan pasien. Hasil dari pemeriksaan
sputum yaitu BTA (+,+), sehingga dokter mendiagnosa pasien menderita TB Paru. Dokter
menjelaskan dan menganjurkan pasien untuk mendapat pengobatan selama 6 bulan dan harus
kontrol setiap bulan untuk melihat perkembangan pengobatannya. Obat yang diterima pasien
yaitu 2HRZES.
Pertanyaan :
Jawaban
1. Subjektif kasus :
Pasien laki-laki berusia 45 tahun datang ke Puskesmas Kecamatan
Indihiang kontrol TB Paru yang sudah diderita kira-kira empat bulan yang lalu
dan minum obat hanya 2 bulan pertama. Saat ini pasien mengeluh terasa lemas,
nafsu makan berkurang. Pasien mengatakan awalnya berobat ke puskesmas
dikarenakan batuk berdahak selama satu bulan dan dada terasa sakit ketika batuk.
Dahak berwarna kuning dan kental tanpa disertai darah. Pasien mengalami
demam selama tujuh hari dan selalu keringat dingin pada malam hari. Hal ini
menyebakan pasien sulit untuk tidur.
2. Objektif kasus : Hasil dari pemeriksaan sputum yaitu BTA (+,+), sehingga
dokter mendiagnosa pasien menderita TB Paru
3. Tujuan terapi :
Tujuan terapi pasien adalah :
1) Untuk menyembuhkan penderita
2) Untuk mencegah kekambuhan
3) Untuk mencegah penularan
4) Untuk mencegah kekambuhan
4. Tipe TBC : Tipe penderita lalai, dikarenakan sebelumnya pasien telah melakukan
pengobatan selama 2 bulan dan telah berhenti selama 2 bulan. Kemudian
penderita datang kembali dengan hasil pemeriksaan yang dilakukan adalah BTA
(+,+)
5. Mekanisme masing-masing obat :
2HRZES = Isoniazid, Rifampisin, Tiramiazid, Etambutol, Sttreptomisin
a. Isoniazid : Menghambat sintesis asam mikolat, komponen terpenting pada
dinding sel bakteri.
b. Rifampisin : menghambat aktivitas polymerase RNA yang tergantung DNA
pada sel-sel-sel yang rentan.
c. Pirazinamid : analog parazin dari mikotinamid yang bersifat bakteriostatik
atau bakterisid terhadap Mycobacterium tuberculosis tergantung pada dosis
pemberian. Mekanisme kerja pirazinamid belum diketahui secara pasti
d. Etambutol : menghambat sintesis minimal 1 metabolit yang menyebabkan
kerusakan pada metabolism sel, menghambat multipikasi, dan kematian sel
e. Streptomisin : mempengaruhi sintesis protein.
Daftar pustaka
Prof. Dr. Elin Yulinah Sukandar. Dr. Retnosari Andrajati, Apt. Dr. Joseph I Sigit.
Apt. Dr. Iketut Adnyana, Apt. Drs. A.Adjdi Prayitno Setiadi, MS., Apt. Dr. Kusnandar,
Apt. 2008. Iso Farmakoterapi Buku 1. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan