Anda di halaman 1dari 5

KONSEP MANUSIA DALAM ISLAM

Allah SWT sebagai Dzat Maha Pencipta telah menjadikan alam semesta
ini beserta segala isinya dengan sempurna, lengkap dengan system yang teratur
dan sinergi satu dengan yang lain. Kebesaran alam jagat raya ini tidak lengkap
kiranya dibiarkan begitu saja tanpa penghuni yang mengelola, memanfaatkan
sarana dan prasarana yang ada. Akhirnya Allah berkehendak menciptakan seorang
khalifah di bumi ini:
…          
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." … (Qs. 2 : 30)

Di sinilah Allah memulai berbicara tentang sosok makhluk ciptaan-Nya


yang bernama manusia sebagai kahlifah di bumi ini, mula-mula Allah
menciptakan manusia dari yang satu yaitu Adam AS lalu diciptakannya
pasangannya dari tulang rusuknya yaitu ibu Hawa, lalu Allah mengem-
bangbiakkan menjadi laki-laki dan perempuan yang banyak, firman Allah:
        
         
          
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang Telah menciptakan
kamu dari seorang diri, dan dari padanya[263] Allah menciptakan isterinya; dan
dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan
yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan)
nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan
silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan Mengawasi kamu
[263] maksud dari padanya menurut Jumhur Mufassirin ialah dari bagian tubuh (tulang rusuk)
Adam a.s. berdasarkan hadis riwayat Bukhari dan muslim. Dari shahabat Abu Hurairah RA:

َ‫ِّس ِاء َخْي ًرا فَ ِإ َّن الْ َم ْرأَة‬ ِ ُ ‫ اِ ْسَتو‬: ‫ ق ال رس ول اهلل ص لعم‬:‫عن اىب هري رة رض ي اهلل عن ه ق ال‬
َ ‫ص ْوا بالن‬ ْ
ِ
‫ت تُِقْي ُم هُ َك َس ْرتَهُ َوا ْن َتَر ْكتَ هُ مَلْ َي َز ْل‬ ِ ِ ِ
ْ َ‫الض ْل ِع َع ْعالَهُ فَ ِإ ْن ذَ َهب‬
ِّ ‫اج َم اىِف‬
َ ‫ِمن ض ْل ٍع َوإ َّن اَ ْع َو‬
ْ ‫ت‬ ْ ‫ُخل َق‬
)‫ِّس ِاء (متفق عليه‬ ِ ُ ‫اسَتو‬
َ ‫ص ْوا بالن‬ ْ ْ َ‫ ف‬،‫اَ ْع َو َج‬
Dari Abu Hurairah RA berkata bahwasanya Rasulullah SAW bersabda “
nasihatilah olehmu wanita, sebab wanita itu tercipta dari tulang rusuk yang
bengkok, maka kalau kamu paksa dia meluruskannya dengan kekerasan akan
patah tetapi jika kamu biarkan dia akan tetap bengkok”.(HR. Mutafun ‘Alaihi).
Ada beberapa tahapan dalam proses penciptaan manusia dijelaskan Allah
dalam firman-Nya bahkan ayat ini menjadi acuan refferensi bagi dunia medis,

1
tentang perkembangan janin dalam kandungan, terdapat QS 86 ayat 5-7 dan QS
22 ayat 5 sebagai berikut:
          
           
          
         
         
         
        
Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka
(ketahuilah) Sesungguhnya kami Telah menjadikan kamu dari tanah, Kemudian
dari setetes mani, Kemudian dari segumpal darah, Kemudian dari segumpal
daging yang Sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan
kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai
waktu yang sudah ditentukan, Kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi,
Kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan
di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang
dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi
sesuatupun yang dahulunya Telah diketahuinya. dan kamu lihat bumi Ini kering,
Kemudian apabila Telah kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan
suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.

Dari berbagai jenis makhluk ciptaan-Nya manusia adalah makhluk yang


sebaik-baik bentuk dibandingkan dengan makhluk lain seperti tumbuhan dan
binatang, jin dan lain-lain. Firaman Allah dalam QS 95 ayat 4-5:
         
 
4. Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .
5. Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),
Maksud dan tujuan Allah menciptakan manusia dan jin tidak lain adalah
untuk beribadah pada-Nya, disamping manusia sebagai pengelola segala sumber
alam yang telah Allah ciptakan, tugas pokok manusia adalah
mengabdi/menhamba pada-Nya, firman Allah QS 51 ayat 56:
      

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.(Adz dzariat :56)

Allah sangat murka pada hamba/manusia mankala manusia itu berani


mensekutukan-Nya dengan benda apapun, bahkan suatu kesalahan atau dosa yang

2
tidak bakal diampuni di akhirat nanti bakal masuk neraka kekal di dalmnya firman
Allah QS. 4 ayat 48 sebagai berikut:
             
      
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni
segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia Telah berbuat dosa
yang besar. (An Nisa’ Ayat 48)

Ada beberapa sebutan/istilah di dalam Al Qur’an untuk memanggil


manusia sesuai fungsi dan eksistensinya sebagai khalifah di bumi diantaranya
sebagai berikut:

1. Manusia dengan sebutan An Nas )(( ‫ الن اس‬dalam surat An Nas ayat1-5,
bahwa manusia itu bersosial kemasyarakatan yang cenderung bisa
dilatih/mempunyai kecerdasan.
2. Manusia dengan sebutan Al Insu )(( ‫االنس‬ dalam surat 6 ayat 130 juga surat
51 ayat 56 bahwa manusia itu ada kecenderungan untuk mencari
perlindungan atu pertolongan yang dianggap kuat/lebih.
3. Manusia dengan sebutan Basyar )(( ‫بشر‬ dalam surat 18 ayat 110, bahwa
manusia adalah makhluk yang lemah sangat ketergantungan deangan alam
ynag membutuhkan makan, minum, bernafas, rasa senang, rasa sedih dll
4. Manusia dengan sebutan Al Insan )(( ‫ االنسان‬dalam surat 21 ayat 37, bahwa
manusia al Insan hampir sama dengan sebutan al Ins namun ditambah
dengan segala kelemahannya, misalnya lupa

Di susun oleh H. Nurrohman Said, S.Pd.I


Call : 0811 8504 625

‫ حدثنا رسول اهلل صلى اهلل عليه‬: ‫عن أبي عبد الرحمن عبد اهلل بن مسعود رضي اهلل عنه قال‬
‫ ( إن أح&&دكم يجم&&ع خلق&&ه في بطن أم&&ه أربعين يوم&&ا‬: - ‫وس&&لم – وه&&و الص&&ادق المص&&دوق‬
‫ ثم ي&&ر س&&ل إلي&&ه المل&&ك فينفخ‬، ‫ ثم يك&&ون مض&&غة مث&&ل ذلك‬، ‫ ثم يكون علقة مث&&ل ذلك‬، ‫نطفة‬
‫ فواهلل‬، ‫ وش&&قي أم س&&عبد‬، ‫ وعمله‬، ‫ وأجله‬، ‫ بكتب رزقه‬: ‫ ويؤمر بأربع كلمات‬،( ‫فيه الروح‬
، ‫ال &&ذي ال إل &&ه غ &&يره إن أح &&دكم ليعم &&ل بعم &&ل أه &&ل الجن &&ة ح &&تى يك &&ون بين &&ه وبينه &&ا إال ذراع‬
‫ وإن أح&&دكم ليعم&&ل بعم&&ل أه&&ل الن&&ار‬، ‫فيس&&بق علي&&ه الكت&&اب فيعم&&ل بعم&&ل أه&&ل الن&&ار في&&دخلها‬

3
) ‫حتى م&ا يك&ون بين&ه وبينه&ا إال ذراع فيس&بق علي&ه الكت&اب فيعم&ل بعم&ل أه&ل الجن&ة في&دخلها‬
.‫ومسلم‬ ‫رواه البخاري‬
Biografi Perawi Penjelasan Hadits: Hadits ini mengandung informasi ilmiyah
tentang tahapan kejadian manusia di dalam perut ibunya. Janin dalam
kandungan ibunya mengalami perkembangan beberapa fase, setiap fase
berlangsung selama empat puluh hari : 1. Sperma (benih), 2. Segumpal Darah, 3.
Sepotong Daging, 4. Peniupan ruh.
 
Sperma berlangsung selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi
segumpal darah ('alaqah), selama empat puluh hari juga, kemudian berkembang
lagi menjadi sepotong daging selama empat puluh hari. Setelah seratus dua puluh
hari, datanglah malaikat meniupkan ruih ke janin itu. Hadits ini juga mengandung
keterangan tentang takdir, sebuah ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah swt
bagi setiap manusia menyangkut 4 hal ; rezeki, batas umur (ajal), amal (baik
dan buruk), serta nasib (mulia atau celaka). Perbedaan antara Qadha dan Qadar:
Ada dua istilah yang popular dalam masalah taqdir ; yaitu Qadha' dan qadar.
Keduanya sama-sama dipahami sebagai ketentuan Allah atas makhluk. Namun
keduanya dapat dibedakan. Qadha' lebih khusus dari Qadar, karena qadha'
merupakan keputusan di antara taqdir.
Sedangkan qadar adalah taqdir itu sendiri. Qadha' adalah ketetapan atau keputusan
dari taqdir. Para Ulama menerangkan perbedaan anatara kedua terminology di atas
dengan membuat perumpamaan antara barang yang ditimbang dengan timbangan
itu sendiri. Barang yang ditimbang disebut Qadar, sedang timbangan disebut
qadha'. Abu 'Ubaidah berkata kepada Umar ketika ia ingin lari dari wabah Tho'un
di Suriah, "Apakah Anda ingin lari dari Qadha' (ketetapan) Allah? Beliau
menjawab : "Ya, saya lari dari Qadha' Allah kepada Taqdir (qadar) Allah."
Maksudnya sebuah Qadar selama belum menjadi qadha', masih ada harapan akan
ditolak oleh Allah. Tetapi bilamana ia sudah menjadi qadha (keputusan) Allah,
maka ia tidak dapat ditolak. Keempat masalah tadi sudah ditentukan oleh Allah
Swt pada waktu seseorang ditiupkan ruh kepadanya di dalam rahim ibunya.
Namun bagi manusia, semua hal itu adalah masalah ghaib yang tidak diketahui
oleh siapapun kecuali hanya Allah.
Siapapun tidak mengetahui tentang ajalnya, kapan akan tiba. Yang mengetahuinya
hanya Allah Swt. Begitu pula halnya dengan rezeki. Setiap orang sudah
ditentukan (dituliskan) Allah rezekinya, apakah ia menjadi orang kaya, atau orang
miskin, berapa pendapatannya. Seperti itu juga tentang amalnya, apakah amalnya
di dunia ini baik atau buruk. Apakah ia akan menjadi manusia yang baik atau
manusia penjahat. Dan juga telah dituliskan Allah apakah ia akan menjadi ahli
syurga atau penghuni neraka. Secara ketentuan, memang demikian adanya. Tapi
apakah manusia mengetahui ketentuan tentang dirinya? Pasti "tidak".
Surat dan Ayat dari Al-Quran, untuk 4 bulanan:
1. Al-Muminuun (Surat ke-23, ayat 12-14)
2. Lukman (Surat ke-31, ayat 14)
3. Yusuf (Surat ke 12, ayat 1-16)
4. Maryam (Surat ke-19, ayat 1-15)

4
5. Ar Rahmaan (Surat ke-55, ayat 1-78)
          
          
        

Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya dia
menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah
dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah
dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat,
keduanya (suami-isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata:
"Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami
terraasuk orang-orang yang bersyukur". (Al A’raf ayat 189)

Anda mungkin juga menyukai