Anda di halaman 1dari 24

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Metabolisme

Metabolisme merupakan sejumlah reaksi kimia yang terjadi di dalam

setiap sel organisme hidup. Metabolisme menyesuaikan energi untuk proses

vital dan membentuk energi baru.

Dilansir dari Encyclopaedia Britannica (2015) metabolisme

berhubungan dengan aktivitas tubuh. Untuk menentukan fungsi organ tubuh,

memperbaiki sel, pencernaan makanan, dan pernapasan.

Metabolisme adalah proses kecepatan tubuh dalam mencerna,

menyerap, dan mengasimilasi makanan untuk diubah menjadi energi.

Semakin cepat metabolisme, semakin cepat proses pembakaran kalori.

Sehingga berat badan ideal yang sehat tetap terjaga.

B. Definisi Vitamin

Vitamin adalah senyawa organik yang terdapat dalam jumlah yang

sangat sedikit di dalam makanan dan sangat penting peranannya dalam reaksi

metabolisme. Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan

dalam jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh

tubuh. Oleh karena itu, harus didatangkan dari makanan. Vitamin termasuk

kelompok zat pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan. Tiap

vitamin mempunyai tugas spesifik di dalam tubuh. Karena vitamin adalah zat

organik maka vitamin dapat rusak karena penyimpanan dan pengolahan.


Fungsi utama vitamin adalah mengatur proses metabolisme protein, lemak,

dan karbohidrat.

C. Definisi Ibu Menyusui (Busui)

Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang, panggilan yang

lazim pada wanita baik yang sudah bersuami maupun belum. Menyusui

adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air susu ibu

ASI dari payudara ibu. Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan

produksi air susu, yang sangat dibutuhkan oleh bayi untuk kesehatan dan

tumbuh-kembangnya pada awal –awal kehidupan. Bila pemberian ASI

berhasil baik, berat badan bayi akan meningkat, integritas kulit baik, tonus

otot serta kebiasaan makan yang memuaskan. Bayi baru lahir atau 0 hari

sampai 6 bulan dianjurkan hanya mengkonsumsi ASI saja dan disebut ASI

eksklusif.

D. Definisi Ibu Nifas

Masa nifas menurut Jannah (2011: 13) disebut juga masa postpartum

atau puerperium, adalah masa sesudah persalinan, masa perubahan,

pemulihan, penyembuhan, dan pengembalian alat-alat kandungan atau

reproduksi, seperti sebelum hamil yang lamanya 6 minggu atau 40 hari

pascapersalinan.

Masa nifas (puerperium) menurut Vivian dan Sunarsih (2011: 1)

adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alatalat

kandungan kembali seperti pra hamil.


Masa nifas (puerperium) menurut Sulistyawati (2009: 1) adalah masa

yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan

kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil).

Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Menurut

Anggraeni (2010: 1), waktu masa nifas yang paling lama pada wanita

umumnya adalah 40 hari, dimulai sejak melahirkan atau sebelum melahirkan

(yang disertai tanda-tanda kelahiran). Jika sudah selesai masa 40 hari akan

tetapi darah tidak berhenti-henti atau tetap keluar darah, maka darah itu haid.

Akan tetapi jika darah keluar 10 terus dan tidak masa haid dan darah itu tidak

berhenti mengalir perlu diperiksakan kedokter atau bidan.

E. Prinsip Pemberian Makanan Busui

Pada dasarnya tidak ada pantangan makanan bagi ibu menyusui dan

beberapa ibu menyusui merasa mereka bisa makan apapun yang mereka suka.

Adakalanya beberapa makanan yang dimakan tersebut dapat mengubah rasa

ASI, meskipun sebagian besar bayi tampaknya menikmati bermacam

perubahan rasa ASI tersebut, namun banyak juga bayi yang menolak ASI

setelah ibunya mengkonsumsi beberapa makanan tertentu. Hal ini merupakan

tanda yang jelas bahwa ada kemungkinan makanan yang ibu makan tersebut

mempengaruhi kualitas ASI yang diberikan ibu ke bayi. Syarat-syarat bagi

ibu menyusui antara lain :

1. Susunan menu harus seimbang

2. Dianjurkan minum 8-12 gelas/hari

3. Menghindari makanan yang banyak bumbu, terlalu panas/dingin


4. Tidak menggunakan alkohol

5. Guna kelancaran pencernaan ibu, dianjurkan banyak makan sayuran

berwarna misalnya hijau, kuning atau orange.

F. Kebutuhan Nutrisi Ibu Nifas

Selama minggu ke-2 pertama setelah kelahiran, pedoman nutrisi

berfokus pada penyembuhan fisik dan stabilitas setelah kelahiran dan

persiapan laktasi. Ibu menyusui memiliki nutrisi tambahan. Asupan kalori

harian sedikitnya 1800 kcal, pada umumnya laktasi memerlukan 500 kcal di

atas asupan ibu sebelum hamil. Selama minggu pertama pasca partum ibu

dapat dianjurkan untuk minum 3000 ml per 24 jam. Ibu menyusui harus

menghindari minuman – minuman yang mengandung kafein, alcohol dan

makanan yang mengandung gula pengganti (Walsh L, 2008: h.387-388).

G. Angka Kecukupan Vitamin yang Dianjurkan (Per Orang Per Hari)

Kecukupan vitamin pada ibu nifas terkhusus pada ibu yang menyusui

sangat dibutuhkan nah berikut ini angka kecukupan vitamin yang dibutuhkan

ibu nifas yang dijelaskan pada pada tabel berikut :

Kelompok Vit A Vit D Vit E Vit K Vit Vit Vit Vit B5 Vit Folat Vit B12 Biotin Kolin Vit C
Menyusui (Pantotenat)
(RE) (mcg) (mcg) (mcg) B1 B2 B3 B6 (mcg) (mcg) (mcg) (mg) (mg)
(+an) (mg)
(mg) (mg) (mg) (mg)
6 bln pertama +350 +0 +4 +0 +0.4 +0.5 +3 +2 +0.6 +100 +1.0 +5 +125 +45
6 bln kedua +350 +0 +4 +0 +0.4 +0.5 +3 +2 +0.6 +100 +1.0 +5 +125 +45

H. Jenis Vitamin untuk Ibu Nifas


Menurut sifatnya vitamin digolongkan menjadi dua, yaitu vitamin

larut dalam lemak vitamin A, D, E, dan K, dan vitamin yang larut dalam air

yaitu vitamin B dan C :

1. Vitamin Larut dalam Lemak

Setiap vitamin larut dalam lemak A, D, E dan K mempunyai

peranan faali tertentu di dalam tubuh. Sebagian besar vitamin larut dalam

lemak diabsorbsi bersama lipida lain. Absorbsi membutuhkan cairan

empedu dan pankreas. Vitamin larut dalam lemak diangkut ke hati melalui

sistem limfe sebagai bagian dari lipoprotein, disimpan diberbagai jaringan

tubuh dan biasanya dikeluarkan melalui urin (Almatser, 2009).

a. Vitamin A

Kebutuhan sayur dan buah akan meningkat untuk menjamin

adanya vitamin A dan vitamin esensial lain dalam air susu ibu.

1) Fungsi

Vitamin A berperan dalam berbagai fungsi faali tubuh antara

lain penglihatan, diferensiasi sel, pertumbuhan dan perkembangan,

reproduksi, pencegahan kanker dan penyakit jantung, prmeabilitas

membran, dan pertumbuhan gigi (Almatseir, 2009)


Mengutip Harvard Health Publishing, vitamin A bahkan

mampu menjaga kesehatan sistem kekebalan tubuh, yang pada

gilirannya memberikan perlindungan terhadap beberapa penyakit

yang mungkin dialami bayi.

2) Metabolisme

a) Vitamin A yang di dalam makanan sebagian besar terdapat dalam

bentuk ester retinil, bersama karotenoid bercampur dengan lipida

lain di dalam lambung. Di dalam sel-sel mukosa usus halus, ester

retinil dihidrolisis oleh enzim-enzim pankreas esterase menjadi

retinol yang lebih efisien diabsorbsi daripada ester retinil.

Sebagian dari karotenoid, terutama beta-karoten di dalam

sitoplasma sel mukosa usus halus dipecah menjadi retinol.

b) Retinol di dalam mukosa usus halus bereaksi dengan asam lemak

dan membentuk ester dan dengan bantuan cairan empedu

menyeberangi sel-sel vili dinding usus halus untuk kemudian

diangkut oleh kilomikron melalui sistem limfe ke dalam aliran

darah menuju hati. Dengan konsumsi lemak yang cukup, sekitar

80-90% ester retinil dan hanya 40-60% karotenoid yang

diabsorbsi. Hati berperan sebagai tempat menyimpan vitamin A

utama di dalam tubuh. Bila tubuh memerlukan, vitamin A

dimobilasi dari hati dalam bentuk retinol yang diangkut oleh

Retinol Binding-Protein (RBP) yang disentesis di dalam hati.

Pengambilan retinol oleh berbagai sel tubuh bergantung pada


reseptor pada permukaan membran yang spesifik untuk RBP.

Retinol kemudian diangkut melalui membrann sel untuk

kemudian diikatkan pada Cellular Retinol Binding-Protein

(CRBP) dan RBP kemudian dilepaskan (Almatsier, 2009).

3) Sumber

Makanan sumber vitamin A yaitu apel, wortel, kiwi, ubi jalar,

paprika merah, susu, mentega, telur, minyak ikan, sayuran hijau,

kacang polong, dan buah berwarna kuning.

b. Vitamin D

Kebutuhan kalsium meningkat selama menyusui karena

digunakan untuk memproduksi ASI yang mengandung kalsium tinggi.

Vitamin D dibuat oleh hati dari vitamin D2 atau vitamin D3. Vitamin

D3 diproduksi secara alami oleh kulit saat terkena sinar matahari,

sementara vitamin D2 terbuat dari ragi dan biasanya tersedia dalam ASI

yang diberikan kepada bayi.

1) Fungsi
a) Meningkatkan penyerapan kalsium dan magnesium yang

dibutuhkan ibu menyusui dan mendukung pertumbuhan serta

meningkatkan kekuatan tulang dan gigi bayi.

b) Fungsi utama vitamin D adalah membantu pembentukan dan

pemeliharaan tulang bersama vitamin A dan C, hormon-hormon

paratiroid dan kalsitonin, protein kolagen, serta mineral-mineral

kalsium, fosfor, magnesium dan flour. Fungsi khusus vitamin D

adalah membantu pengerasan tulang dengan cara mengatur agar

kalsium dan fosfor tersedia di dalam darah untuk diendapkan

pada proses pengerasan tulang (Sediaoetama, 1985).

2) Metabolisme

Vitamin D3 (kolekalsiferol) dibentuk di dalam kulit oleh

sinar ultraviolet dari 7-dehidrokolesterol. Sinar matahari juga dapat

mengubah provitamin D3 menjadi bahan yang tidak aktif.

Banyaknya provitamin D dan bahan tidak aktif yang dibentuk

bergantung pada intensitas radiasi ultraviolet. Faktor lain yang

berpengaruh terhadap pembentukan provitamin D3 adalah

pigmentasi, penggunaan alas penahan matahari (sunscreen) dan lama

waktu penyingkapan terhadap matahari (Sediaoetama, 1985).

3) Sumber

Sumber vitamin D diperoleh melalui sinar matahari dan

makanan. Makanan hewani merupakan sumber utama vitamin D

dalam bentuk kolekalsiferol, yaitu kuning telur, hati, krim, mentega


dan minyak hati-ikan. Untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan

vitamin D dilakukan fortifikasi makanan, terutama terhadap susu,

mentega dan makanan untuk bayi dengan vitamin D2 (ergosterol

yang diradiasi). Vitamin D relatif stabil dan tidak rusak bila makanan

dipanaskan atau disimpan untuk jangka waktu lama (Almatsier,

2009).

c. Vitamin E

1) Fungsi

Fungsi vitamin E dapat dikelompokkan berdasarkan dua

sifatnya yang penting :

a) Berhubungan dengan sifatnya sebagai antioksidan alamiah

b) Berhubungan dengan metabolisme selenium

Kedua dasar dan fungsi vitamin E ini berkaitan dengan

perlindungan sel terhadap daya destruktip peroksida di dalam

jaringan. Pertahanan terhadap daya destruktip peroksida ini

terdapat dalam dua tingkat : tingkat pertama adalah kesanggupan

vitamin E sebagai antioksidan alamiahyang kuat untuk

meniadakan efek ikatan peroksida yang setiap saat terjadi di

dalam sel jaringan, sebagai hasil metabolisme. Peroksida ini


mempunyai kesanggupan merusak phospholipid pada struktur

membran sel maupun membran subseluler. Tingkat kedua

pertahanan ini dilakukan oleh enzim peroksida glutathion.

Melalui pertahanan terhadap kerusakan seluler ini, fungsi vitamin

ini bersifat multiple untuk kesehatan segala jenis jaringan. Namun

demikian, tidak ada sesuatu kelainan seluler yang secara khusus

dapat disembuhkan oleh vitamin E ini (Sediaoetama, 1985).

Vitamin E penting untuk menjaga kesehatan otot dan juga

memastikan otot memiliki rentang gerakan yang optimal. Vitamin

untuk ibu menyusui ini juga mampu memperkuat kekebalan yang

dimediasi sel dan membantu tubuh melawan infeksi dengan lebih

baik. Vitamin E juga berperan dalam melindungi sel dan jaringan

tubuh dari kerusakan, memperkuat sistem kekebalan tubuh, serta

menjaga kesehatan kulit dan mata baik pada bayi maupun ibu

menyusui.

2) Metabolisme

Ester vitamin E yang terdapat di dalam bahan makanan,

dihidrolisa oleh enzim lipase dari sekresi pankreas dan vitamin E

yang dibebaskan diserap bersama lipoid dan asam lemak hasil

pencernaan. Vitamin E menggunakan misel yang dibentuk oleh asam

lemak dan garam empedu sebagai carrier dalam proses penyerapan,

bersama dengan vitamin A, D dan K. Vitamin E disimpan di dalam

hati dan jaringan lemak (Sediaoetama, 1985).


3) Sumber

Vitamin E banyak terdapat dalam bahan makanan. Sumber

utama vitamin E adalah minyak tumbuh-tumbuhan, terutama minyak

kecambah gandum dan biji-bijian. Minyak kelapa dan zaitun hanya

sedikit mengandung vitamin E. Sayuran dan buah-buahan juga

merupakan sumber vitamin E yang baik. Daging, unggas, ikan dan

kacang-kacangan mengandung vitamin E jumlah terbatas.

d. Vitamin K

1) Fungsi

Vitamin untuk ibu menyusui ini paling penting untuk

membantu pembekuan darah. Faktanya, “K” dalam nama vitamin

tersebut berasal dari nama Jerman “Koagulationsvitamin”, yang

berarti vitamin koagulasi. Vitamin K juga berperan dalam

memastikan kesehatan dan kepadatan tulang yang ideal dan baik

untuk kesehatan pembuluh darah dan sistem pembuluh darah secara

umum. Bahan makanan sumber vitamin K yaitu sayuran berwarna

hijau, minyak nabati, kacang kedelai dan kacang polong.

2) Metabolisme

Vitamin K tidak dapat disintesa oleh tubuh, tetapi suplai

Vitamin K bagi tubuh berasal dari bahan makanan dan dari sintesa
oleh mikroflora usus yang menghasilkan Menaquinone. Pada

pengobatan dengan antibioti terutama bila untuk jangka panjang,

mikroflora usus dapat terbunuh dalam jumlah besar dengan akibat

suplai vitamin K untuk tubuh menjadi kurang dan dapat terjadi

defisiensi vitamin K (Sediaoetama, 1985).

3) Sumber

Sumber utama vitamin K adalah hati, sayuran daun berwarna

hijau, kacang buncis, kacang polong, kol dan brokoli. Semakin hijau

daun-daunan semakin tinggi vitamin kandungan vitamin K-nya.

Bahan makanan lain yang mengandung vitamin K dalam jumlah

kecil adalah susu, daging, telur, serealia, buah-buahan dan sayuran

lain. (Almatseir, 2009).

2. Vitamin Larut dalam Air

a. Vitamin B1 (Thyamin)

1) Fungsi
a) Tiamin termasuk vitamin untuk ibu menyusui yang sangat penting

untuk pembentukan senyawa yang disebut adenosin trifoffat

(ATP), yang digunakan sel – sel tubuh sebagai sumber energi.

b) Membantu dalam pembentukan neuron otak yang sehat termasuk

yang bertanggung jawab ats fungsi kognitif dan pembentukan

memori pada bayi.

2) Metabolisme

Thiamin diabsorbsi secara aktif terutama diduodenum bagian

atas yang bersuasana asam, dengan bantuan adenin trifosfatase

(ATPase) yang bergantung pada natrium. Setelah diabsorbsi, kurang

lebih 30 mg thiamin mengalami fosforilasi dan disimpan sebagai

Thiamin Pirofosfat (TPP) didalam jantung, otak, hati dan jaringan

otot. Tubuh manusia mengandung 30-70 mg thiamin, 80% dalam

bentuk TPP. Separo dari thiamin terdapat didalam otot, selebihnya di

dalam hati, jantung, ginjal dan otak. Thiamin berada didalam

sirkulasi darah dalam jumlah kecil dalam bentuk bebas. Ekskresi

dilakukan melalui urin dalam bentuk utuh dan sebagian kecil dalam

bentuk metabolit, terutama thiamin difosfat dan disulfit.

3) Sumber

Vitamin B1 paling banyak ditemukan pada daging, telur,

serealia, kacang-kacangan, gandum utuh, jeruk, kentang,

dan kembang kol.

b. Vitamin B2 (Riboflavin)
Kebutuhan vitamin B2 ibu menyusui meningkat sebesar 0,4 mg,

sehingga menjadi 1,6 mg. Riboflavin memainkan peran penting

dalam memastikan penyerapan zat besi oleh tubuh. Asupan

vitamin B2 yang sehat akan membantu bayi mempertahankan

kadar hemoglobin yang optimal, bekerja sebagai antioksidan yang

meminimalkan atau mencegah kerusakan sel sehingga memastikan

sel selalu sehat, produksi sel darah merah yang sehat.

Metabolisme Riboflavin dibebaskan dari ikatan-ikatan protein

sebagai FAD dan FMN didalam lambung yang bersuasana asam. FAD

dan FMN kemudian di dalam usus halus dihodrolisis oleh enzim-enzim

pirofosfatase dan fosfatase menjadi Riboflavin bebas. Riboflavin

diabsorbsi dibagian atas usus halus secara aktif oleh proses yang

membutuhkan natrium untuk kemudian mengalami fosforilasi hingga

menjadi FMN di dalam mukosa usus halus. Sebanyak 200 μg

Riboflavin dan metabolitnya dikeluarkan melalui urin tiap hari.

Jumlahnya bergantung pada konsumsi dan kebutuhan jaringan.

Simpanan Riboflavin dalam tubuh tidak seberapa, oleh karena itu harus

tiap hari diperoleh dari makanan dalam jumlah yang cukup.


Bahan makanan sumber vitamin B2 yaitu daging tanpa lemak

(daging ayam), ikan salmon, kacang-kacangan, hati, ragi, keju, telur,

sayuran hijau, dan susu sapi.

c. Vitamin B3 (Niasin)

Kebutuhan vitamin B3 ibu menyusui meningkat sebesar 3 mg

sehingga menjadi 12 mg. Vitamin B3 sangat penting sebagai

vitamin untuk ibu menyusui.

1) Fungsi

Menjaga kesehatan sistem saraf bayi dan ibu menyusui,

membantu produksi berbagai kelenjar, seperti kelenjar adrenal,

dan hormon terkait stres lainnya di dalam tubuh, membantu

tubuh mengurangi peradangan.

2) Metabolisme

Di dalam usus halus niasin dihidrolisis dan diabsorbsi sebagai

asam nikotinat, nikotinamida dan nikotinamida mononukleotida

(NMN). Kelebihan niasin dibuang melalui urin.

3) Sumber

Bahan makanan sumber vitamin B3 yaitu kacang-kacangan,

ragi, telur, sayuran hijau, susu sapi, ikan tuna, salmon, jeroan hati,

dada ayam, ikan teri, dan daging sapi.


d. Vitamin B5 (Asam Pantotenat)

Asam pantotenat juga sangat penting untuk kesehatan sel

darah merah dan berbagai kelenjar tubuh. Vitamin untuk ibu

menyusui ini akan menjaga sistem pencernaan tetap sehat dan

membantu tubuh menggunakan vitamin, terutama riboflavin.

Vitamin B5 juga diketahui membantu tubuh menyembuhkan luka

lebih cepat dan lebih baik, terutama setelah operasi atau usai ibu

melahirkan.

1) Metabolisme

Asam Pantotenat dikonsumsi sebagai bagian dari KoA yang

oleh enzim fosfatase dalam saluran cerna dihidrolisis menjadi 4-

fosfopantotein dan asam pantotenat yang kemudian diabsorbsi. KoA

disintesis kembali di dalam sel-sel hati. Asam Pantotenat dikeluarkan

melalui urin, terutama sebagai hasil metabolisme koenzim A.

2) Sumber

Beberapa contoh makanan dengan kandungan vitamin B5

yang tinggi adalah pada kuning telur, brokoli, ikan, susu, buah

alpukat, dan ubi.

e. Vitamin B6 (Pyridoxine)
1) Fungsi

Metabolisme lemak dan protein, memfasilitasi pertumbuhan sel,

mendukung syaraf dan sistem kekebalan tubuh. Vitamin B6 sangat

dibutuhkan bagi produksi sel darah merah dan putih.

1) Metabolisme

Sebelum diabsorbsi, vitamin B6 didalam makanan yang

terutama terdapat dalam bentuk foforilasi, dihidrolisis oleh enzim

fosfatase di dalam usus halus. Di dalam hati, ginjal, dan otak vitamin

B6 difosforilasi kembali untuk kemudian diubah menjadi bentuk

PLP oleh enzim oksidase. Fosforilasis dan perubahan oksidatif

vitamin B6 juga dapat terjadi didalam sel darah merah di mana PLP

terikat pada hemoglobin. Sebanyak 50% jumlah vitamin B6 dalam

tubuh disimpan dalam otot. PLP didalam hati diikat oleh apoenzim

dan beredar di dalam darah dalam keadaan terikat dengan albumin.

PLP yang tidak terikat diubah menjadi asam piridoksat oleh enzim

oksidase.

2) Sumber

Bahan makanan sumber vitamin B6 yaitu, serealia tumbuk,

susu, kuning telur, havermut, dan kacang-kacangan.

f. Vitamin H, atau Vitamin B7 (Biotin)


1) Fungsi

Vitamin untuk ibu menyusui ini penting untuk metabolisme

karbohidrat, asam amino, dan lemak dalam tubuh. Nutrisi ini

membantu tubuh untuk tumbuh dan berfungsi normal. Bayi

membutuhkan vitamin H untuk kesehatan kulitnya. Selain itu,

asupan vitamin H yang cukup dapat membantu menyembuhkan

beberapa kondisi seperti cradle cap, yang juga dikenal sebagai

dermatitis seboroik. Secara keseluruhan, biotin juga sangat

penting untuk kesehatan kulit, rambut, dan kuku.

1) Metabolisme

Vitamin yang terikat pada protein ini dihidrolisis menjadi

biositin yang diabsorbsi bersama biotin bebas dalam bagian atas usus

halus. Biotin diabsobsi secara aktif dalam duodenum dan ileum

bagian atas, serta disimpan atau digunakan setelah diubah menjadi

biotinil-5-adenilat di dalam hati, otot, dan ginjal. Biositin dihidrolisis

menjadi biotin didalam plasma. Biotin dan metabolitnya dikeluarkan

melalui urin dalam jumlah 6-50g/hari.

2) Sumber

Vitamin H bisa ditemukan pada keju, kuning telur,

kacang-kacangan, ubi jalar, dan daging.


g. Vitamin B9 (Asam Folat)

1) Fungsi

Sejak kehamilan hingga menyusui, asam folat atau

vitamin B9 adalah nutrisi yang cukup penting. Vitamin ini

mendukung pembentukan DNA dan RNA dan membantu sel

berkembangbiak lebih cepat. Folat juga membantu dalam

perkembangan otak bayi dan berperan besar saat bayi masih

belajar untuk berpikir dan memproses informasi. Folat juga

merupakan agen yang penting untuk pembentukan sel darah

merah dan penyerapan zat besi oleh tubuh.

2) Metabolisme

Sebelum folasin dapat diserap, asam glutamat harus dipisah

terlebih dahulu. Folasin merupakan asam glutamat ditambah dengan

asam pteroat (dapat diserap). Tahapan reaksi ini terjadi di dalam sel

dinding usus. Setelah diserap, asam pteroat diangkut kedalam sel

kemudian bergabung lagi dengan asam glutamat. Asam glutamat dan

asam pteroat hingga menjadi folasin.

3) Sumber
Bahan makanan sumber asam folat yaitu sayuran hijau,

daging tanpa lemak, serealia utuh, hati, ikan, telur, gandum, dan

kacang hijau.

h. Vitamin B12 (Cobalamin)

Kebutuhan vitamin B12 ibu menyusui meningkat sebesar 0,3 g

sehingga menjadi 12 g. Vitamin B12 berfungsi membantu tubuh

membentuk protein baru yang berfungsi sebagai bahan penyusun

tubuh. Protein ini, pada gilirannya akan membantu pertumbuhan

bayi. Tak hanya itu, vitamin untuk ibu menyusui ini juga penting

untuk kesehatan neuron (sel saraf), karena sel saraf yang sehat

pada akhirnya membantu perkembangan kognitif yang tepat.

Mengutip artikel yang dipublikasikan School of Public

Health Harvard Univercity, vitamin B12 memainkan peran

penting dalam pembentukan DNA dan RNA yang merupakan

bahan genetik sel.

1) Metabolisme

Dalam lambung kobalamin dibebaskan dari ikatannya dengan

protein oleh cairan lambung dan pepsin, kemudian segera diikat oleh
protein khusus dalam lambung. Vitamin B12 dilepas dari faktor R di

dalam duodenum yang bersuasana alkali, oleh enzim protease

pankreas terutama tripsin untuk segera diikat oleh faktor intrinsik.

Proses absorbsi dimulai dari konsumsi ke penampilan vitamin B12

dalam vena porta memakan waktu 8-12 jam. Vitamin B12 yang

terikat pada TC-2 kemudian dibawa ke jaringan-jaringan tubuh oleh

reseptor-reseptor khusus. Bila absorbsi vitamin B12 mengalami

gangguan dalam saluran cerna karena kekurangan faktor intinsik,

akibatnya baru terlihat setelah 4-10 tahun.

2) Sumber

Bahan makanan sumber vitamin B12 yaitu daging, ikan salmon,

kepiting, kerang, susu dan hasil olahannya.

i. Vitamin C

Kebutuhan vitamin C ibu menyusui meningkat sebesar 25 mg

pada enam bulan pertama menyusui dan 10 mg pada bulan berikutnya

sehingga masing – masing menjadi 85 mg dan 70 mg.

1) Fungsi
Vitamin C mempunyai banyak fungsi di dalam tubuh, sebagai

koenzim atau kofaktor. Asam askorbat adalah bahan yang kuat

kemampuan reduksinya dan bertindak sebagai antioksidan dalam

reaksi-reaksi hidroksilasi. Berikut fungsi vitamin C :

a) Sintesis kolagen

b) Sintesis karnitin, noradrenalin, serotonin

c) Absorbsi dan metabolism zat besi

d) Absorbsi kalsium

e) Mencegah infeksi

f) Mencegah kanker dan penyakit jantung

g) Mendukung pembangunan tulang, sistem vaskular, otot, tulang

rawan, dan jaringan lain.

2) Metabolisme

Vitamin C diserap usus dengan cara difusi sederhana atau

dengan cara transpor aktiv. Efisiensi penyerapan oleh usus menurun

dengan meningkatnya jumlah vitamin C yang dikonsumsi. Vitamin

C diserap usus melalui mekanisme : (a). Difusi pasif atat (b).

Mekanisme transpor aktif Na-Dependent. Kemudian bersirkulasi di

dalam darah dan mempunyai aktivitas sebagai antioksidan.

Penyerapan vitamin C tergantung pada dosis konsumsi, semakin

tinggi dosis ternyata penyerapannya semakin rendah. Vitamin C

yang tidak diserap akan masuk kedalam usus besar menyebabkan

perubahan tekanan osmotik sehingga feses berair dan berakibat


timbulnya diare. Vitamin C diekskresikan melalui urine apabila

kadarnya di dalam plasma darah lebih dari 1,2-1,5 mg/dl (body

pool=1,5 g/dl).

3) Sumber

Jambu biji, jeruk, anggur, pepaya, mangga, nanas, rambutan,

tomat, dan sayuran berwarna.

j. Zinc

Mendukung sistem kekebalan tubuh yang sehat dan penting

dalam penyembuhan luka.

k. Zat besi

Zat besi sangat dibutuhkan oleh ibu nifas. Ibu baru

terkadang kekurangan zat besi, terutama jika mereka mengalami

anemia selama kehamilan. kelelahan, sesak napas dengan sedikit

tenaga dan tingkat energi yang rendah adalah gejala khas dari

kekurangan zat besi. Pastikan untuk mengonsumsi suplemen zat

besi dengan vitamin C untuk meningkatkan asupan tubuh. Selain

suplementasi, konsumsi makanan kaya zat besi termasuk jeroan,

daging merah, dan kerang dapat membantu meningkatkan

simpanan zat besi secara alami.


Zat besi terdapat sebanyak 0,3 mg/hari dikeluargkan dalam

bentuk ASI. Oleh karena itu, perlu ditambahkan dengan basal loss

setiap hari. Rata – rata kebutuhan zat besi untuk enam bulan

pertama menyusui adalah 1,1 mg/hari. Sehingga memerlukan

tambahan zat besi sebesar 5 mg/hari (Marni, 2013: h.239-241).

Anda mungkin juga menyukai