Anda di halaman 1dari 11

BAB II

LAPORAN EMPIRIS

Pengertian Tekanan Darah


Tekanan darah adalah tekanan dari darah yang dipompa oleh jantung terhadap dinding
arteri. Tekanan ini terus menerus akan berada dalam pembuluh darah dan memungkinkan
darah mengalir secara konstan. Gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding
pembuluh bergantung pada volume darah yang terkandung dalam pembuluh dan
distensibilitas dinding pembuluh (seberapa mudah pembuluh darah tersebut diregangkan).
Jika volume darah yang masuk ke arteri sama dengan volume darah yang keluar dari arteri
selama periode yang sama maka tekanan darah arteri akan konstan.

Kenyataannya, sewaktu sistol ventrikel satu isi sekuncup darah masuk ke arteri dari
ventrikel, sementara hanya sekitar sepertiga dari jumlah tersebut yang meninggalkan arteri
untuk masuk ke arteriol. Selama diastole, tidak ada darah yang masuk ke dalam arteri,
sementara darah terus keluar dari arteri, didorong oleh recoil elastic. Tekanan darah penting
karena merupakan kekuatan pendorong bagi darah agar dapat beredar ke seluruh bagian
tubuh. Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan
diastolik.

 Tekanan Darah Sistolik


Tekanan maksimal yang ditimbulkan pada arteri sewaktu darah disemprotkan ke
dalam pembuluh selama periode sistol dengan rerata adalah 120 mmHg.

 Tekanan Darah Diastolik

Tekanan minimal di dalam arteri ketika darah mengalir keluar menuju ke pembuluh
yang lebih kecil di hilir selama periode diastol dengan rerata adalah 80 mmHg.

Penggolongan Tekanan Darah


Tekanan darah dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Tekanan Darah Rendah (Hipotensi)
Hipotensi merupakan penurunan tekanan darah sistol lebih dari 20-30% dibandingkan
dengan pengukuran dasar atau tekanan darah sistol <100 mmHg.8 Sehingga setiap organ
dari badan tidak mendapat aliran darah yang cukup dan menyebabkan timbulnya gejala
hipotensi.
2. Tekanan Darah Normal (Normotensi)
Ukuran tekanan darah normal orang dewasa berkisar 120/80 mmHg. Tekanan darah
dalam kehidupan bervariasi secara alami, seperti pada bayi dan anak-anak secara normal
memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah dibanding dengan orang dewasa.

3. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)


Tekanan darah tinggi persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan
tekanan diastolik di atas 90 mmHg.10 Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan
peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan
diastolik sama atau lebih besar 95 mmHg.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Nilai Tekanan Darah

Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan perubahan nilai tekanan darah:
1. Umur
Bayi yang baru lahir memiliki tekanan sistolik rata-rata 73 mmHg. Tekanan sistolik
dan diastolik meningkat bertahap sesuai dengan usia hingga dewasa. Pada orang
lanjut usia, arteri mengalami penebalan sehingga lebih keras dan kurang fleksibel
terhadap darah. Hal ini mengakibatkan peningkatan terhadap tekanan sistolik dan
diastolik. Tekanan diastolik meningkat karena dinding pembuluh darah tidak lagi
retraksi secara fleksibel pada penurunan tekanan darah.

2. Perubahan Sikap (Posture)


Efek posisi tubuh yang berbeda-beda dapat mengubah hasil pengukuran tekanan
darah. Tekanan darah cenderung turun pada posisi berdiri bila dibandingkan dengan
posisi saat duduk.

3. Kondisi Kesehatan
 Kelebihan berat badan dan obesitas
Kegemukan atau obesitas adalah persentase abnormalitas lemak yang dinyatakan
dalam indeks massa tubuh (IMT) yaitu perbandingan antara berat badan dengan
tinggi badan kuadrat dalam meter. Menurut WHO, seseorang dikatakan kelebihan
berat badan jika IMT ≥ 25 dan dikatakan obesitas apabila ≥30. Berat badan dan
IMT berkorelasi langsung dengan tekanan darah terutama tekanan darah sistolik
bilamana 5 kg dari berat badan yang berlebih hilang maka akan menurunkan 2-10
poin tekanan darah sistolik. Obesitas pada masa anak-anak maupun dewasa
merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya hipertensi

 Penyakit Kardiovaskular
Menurut American Heart Association (2013) penyakit jantung dan pembuluh darah
menyebabkan distribusi aliran darah menjadi tidak adekuat. Pada penyakit
kardiovaskular dapat terjadi arterosklerosis, aritmia, gagal jantung, dan kelainan
katup jantung. Hal ini mengakibatkan terganggungnya fungsi jantung dan
pembuluh darah sehingga menyebabkan perubahan tekanan darah.

4. Olahraga
Perubahan kardiovaskular bisa terjadi pada orang yang melakukan exercise dynamic
seperti berlari. Terjadinya peningkatan denyut jantung dan curah jantung yang
banyak, demikian juga tekanan darah terutama sistolik dan tekanan nadi. Perubahan
terjadi akibat peningkatan kebutuhan metabolisme otot skelet sehingga diperlukan
aliran darah yang cukup ke otot skelet.

5. Merokok dan Alkohol


Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon monoksida yang terkandung dalam
rokok yang dihisap dan masuk ke dalam aliran darah dapat merusak lapisan endotel
pembuluh darah arteri dan mengakibatkan proses aterosklerosis dan juga
menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi. 13 Konsumsi alkohol secara berlebihan
dalam jumlah banyak juga dapat meningkatkan tekanan darah dan menjadi
predisposisi terjadinya hipertensi.

6. Kondisi Psikis
Kondisi psikis seseorang dapat mempengaruhi tekanan darah, misalnya kondisi yang
mengalami stres atau tekanan. Respon tubuh terhadap stres disebut alarm yaitu reaksi
pertahanan atau respon perlawanan. Kondisi ini ditandai dengan adanya peningkatan
tekanan darah, denyut jantung, laju pernapasan, dan ketegangan otot. Stres akan
membuat tubuh lebih banyak menghasilkan adrenalin, hal ini membuat jantung
bekerja lebih cepat dan kuat.
7. Jenis Kelamin
Setelah pubertas, pria cenderung memiliki tekanan darah lebih tinggi dari
wanita,namun pada wanita setelah menopause, cenderung memiliki tekanan darah
yang lebih tinggi daripada pria pada usia tersebut.

Pengertian hipotensi
Penyakit darah rendah atau Hipotensi (Hypotension) merupakan suatu keadaan dimana
tekanan darah seseorang turun di bawah angka normal, yaitu mencapai nilai rendah 90/60
mmHg. Adapun nilai normal tekanan darah seseorang secara umum adalah 120/80 mmHG.
Namun beberapa orang mungkin memiliki nilai tekanan darah (tensi) berkisar 110/90 mmHg
atau bahkan 100/80 mmHg, tapi mereka tidak/belum atau jarang menampakkan beberapa
keluhan berarti, sehingga hal itu dirasakan biasa saja dalam aktivitas kesehariannya. Tekanan
darah rendah berarti kondisi dimana kurangnya hantaran nutrisi dan oksigen ke dalam sel-sel
tubuh.
Untuk mengetahui seseorang dalam kondisi tekanan darah rendah maupun tekanan
darah tinggi seorang harus melakukan pemeriksaan tensi darah dengan menggunakan alat
pengukur tekanan darah dengan memperlihatkan angka systolic (bagian atas) dan angka
bawah diastolic. Tekanan darah systolic (angka bagian atas) mewakili tekanan diarteri-arteri
ketika otot jantung berkontraksi dan memompa darah keseluruh bagian tubuh sedangkan
tekanan darah diastolic (angka bagian bawah) mewakili tekanan diarteri-arteri ketika otot
jantung mengendur (relax) dan menerima kmbali darah dari seluruh tubuh setelah
berkontraksi.

Jenis-jenis hipotensi
Ada tiga jenis utama hipotensi:
 Hipotensi Ortostatik
Hipotensi ortostatik disebabkan oleh perubahan tiba-tiba posisi tubuh, biasanya
ketika beralih dari berbaring ke berdiri, dan biasanya hanya berlangsung beberapa detik
atau menit. Hipotensi jenis ini juga dapat terjadi setelah makan dan sering diderita oleh
orang tua, orang dengan tekanan darah tinggi dan orang dengan penyakit Parkinson.
 Hipotensi Dimediasi Neural (NMH dalam singkatan bahasa Inggris)
NMH paling sering mempengaruhi orang dewasa muda dan anak-anak dan terjadi
ketika seseorang telah berdiri untuk waktu yang lama.
 Hipotensi Akut
Penyebab hipotensi akut adalah turunnya tekanan darah secara tiba-tiba yang
disebabkan antara lain: perdarahan berat akibat kecelakaan atau trauma, dehidarsi
akibat diare atau muntah yang hebat, pengaruh obat tertentu sampai infeksi sistemik
hebat (sepsis). Hipotensi ini biasanya berlanjut menjadi syok akibat kurangnya aliran
darah menuju ke otak, jantung, ginjal maupun kulit. Penanganannya sesuai dengan
penyebabnya masing-masing.

Gejala hipotensi
Gejala tekanan darah rendah antara lain:
 Penglihatan kabur, mata sering berkunang-kunang terutama setelah duduk lama dan
berjalan
 Kebingungan
 Pingsan
 Pusing dan keringat dingin
 Mudah merasakan kantuk dan sering menguap
 Lemas
 wajah terlihat pucat karena suplay darah ke seluruh jaringan tubuh tidak maksimal.

Penyebab hipotensi

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan tensi darah :


a. Dehidrasi.
b. Melemahnya otot jantung yang berakibat volume darah yang dipompa oleh jantung
sedikit sehingga tekanan darah menurun.
c. Terjadinya peradangan pada kantong yang mengelilingi jantung (pericardium) yang biasa
dikenal sebagai pericarditis yang menyebabkan cairan menumpuk didalam pericardium
yang menekan jantung sehingga membatasi kemampuan jantung untuk mengisi dan
memompa darah keseluruh tubuh.
d. Adanya pembekuan darah dalam pembuluh vena (pulmory embolism) dimana bekuan
darah ini dapat menghalangi aliran darah kedalam bilik kiri dari paru-paru dan akibatnya
akan mengurangi darah yang kembali ke jantung untuk dipompa.
e. Denyut jantung yang lambat dapat mengurangi jumlah darah yang dipompa oleh jantung.
Angka detak jantung istirahat untuk seorang dewasa sehat adalah 60-100 detak/menit.
f. Tegangan kekakuan pembuluh darah. Pembuluh darah yang kaku akan berefek pada
semakin tingginya tekanan darah, begitu juga sebaliknya.
g. Pelebaran pembuluh darah juga mampu menyebabkan turunnya tekanan darah. Situasi
ini biasanya sebagai dampak dari syok septik, pemaparan oleh panas, diare, obat-obatan
vasodilator (nitrat, penghambat kalsium, penghambat ACE).
h. Efek samping obat seperti alkohol, anxiolytic, beberapa antidepresan, diuretik, obat-
obatan untuk tekanan darah tinggi dan penyakit jantung koroner, analgesik.
i. Kejutan emosional, misalnya syok yang disebabkan oleh infeksi yang parah, stroke,
anafilaksis (reaksi alergi yang mengancam nyawa dan trauma hebat.
j. Diabetes tingkat lanjut
k. Hormonal, misalnya pada hipotiroid dan hipertiroid adrenal insufisiensi (Penyakit
Addison)

Cara mencegah penyakit hipotensi


Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kondisi tekanan darah renda
(hipotensi), diantaranya :
1. Minum air putih dalam jumlah yang cukup banyak antara 8 hingga 10 gelas per hari,
sesekali minum kopi agar memacu peningkatan degup jantung sehingga tekanan darah
akan meningkat.
2. Mengkonsumsi makanan yang cukup mengandung kadar garam.
3. Makan porsi kecil dan konsumsi makanan rendah karbohidrat. Untuk mencegah
penurunan tekanan darah drastis setelah makan, konsumsilah makanan dalam porsi kecil
beberapa kali sehari. Selain itu, batasi makanan tinggi karbohidrat seperti kentang, nasi,
pasta dan roti. Perbanyak sayur-sayuran, buah-buahan, ikan, dan biji-bijian di dalam
menu Anda.
4. Berolah raga teratur seperti berjalan pagi selama 30 menit, minimal 3x seminggu dapat
membantu mengurangi timbulnya gejala.
5. Pada wanita dianjurkan untuk mengenakan stocking yang elastic. Stocking elastis yang
umum digunakan untuk meredakan rasa sakit dan pembengkakan pembuluh darah vena
bisa membantu mengurangi penumpukan darah di kaki Anda.
6. Pemberian obat-obatan (meningkatkan darah) hanya dilakukan apabila gejala hipotensi
yang dirasakan benar-benar mengganggu aktivitas keseharian, selain itu dokter hanya
akan memberikan vitamin (suport/placebo) serta beberapa saran yang dapat dilakukan
bagi penderita.

Daftar Makanan untuk Darah Rendah

 Makanan tinggi vitamin B12, seperti telur, daging sapi dan ayam, kerang, susu rendah
lemak, hati sapi, serta sereal yang diperkaya vitamin B12.
 Makanan tinggi folat, seperti sayuran berwarna hijau (misalnya bayam dan brokoli),
kacang-kacangan, biji-bijian, serta buah-buahan (misalnya pepaya, pisang, dan
alpukat).

 Makanan yang asin, seperti makanan kalengan, ikan asin, dan hidangan yang
ditambahkan garam. Jumlah asupan garam yang disarankan untuk orang dengan darah
rendah adalah 4,5 hingga 5 gram per hari.

 Makanan yang mengandung banyak air. Orang yang memiliki tekanan darah rendah
juga disarankan untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuh dengan minum air putih
yang cukup, atau mengonsumsi buah-buahan yang mengandung banyak air, seperti
semangka dan jeruk.

 Makanan atau minuman berkafein. Kandungan kafein pada kopi, cokelat, dan teh
dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung untuk sementara waktu. Namun,
disarankan untuk tidak mengonsumsi kafein di malam hari.
KESIMPULAN
Tekanan darah adalah tekanan dari darah yang dipompa oleh jantung terhadap dinding arteri.
Tekanan ini terus menerus akan berada dalam pembuluh darah dan memungkinkan darah
mengalir secara konstan. Gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding pembuluh
bergantung pada volume darah yang terkandung dalam pembuluh dan distensibilitas dinding
pembuluh (seberapa mudah pembuluh darah tersebut diregangkan). Jika volume darah yang
masuk ke arteri sama dengan volume darah yang keluar dari arteri selama periode yang sama
maka tekanan darah arteri akan konstan. Tekanan darah dapat digolongkan menjadi tiga
kelompok, yaitu:
1. Tekanan Darah Rendah (Hipotensi)
2. Tekanan Darah Normal (Normotensi)
3. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
Penyakit darah rendah atau Hipotensi (Hypotension) merupakan suatu keadaan dimana
tekanan darah seseorang turun di bawah angka normal, yaitu mencapai nilai rendah 90/60
mmHg. Adapun nilai normal tekanan darah seseorang secara umum adalah 120/80 mmHG.
Tekanan darah rendah berarti kondisi dimana kurangnya hantaran nutrisi dan oksigen ke
dalam sel-sel tubuh. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan tensi
darah :
a. Dehidrasi.
b. Melemahnya otot jantung yang berakibat volume darah yang dipompa oleh jantung
sedikit sehingga tekanan darah menurun.
c. Terjadinya peradangan pada kantong yang mengelilingi jantung (pericardium) yang
biasa dikenal sebagai pericarditis yang menyebabkan cairan menumpuk didalam
pericardium yang menekan jantung sehingga membatasi kemampuan jantung untuk
mengisi dan memompa darah keseluruh tubuh.
Gejala tekanan darah rendah antara lain:
 Penglihatan kabur, mata sering berkunang-kunang terutama setelah duduk lama dan
berjalan
 Kebingungan
 Pingsan
 Pusing dan keringat dingin
 Mudah merasakan kantuk dan sering menguap
 Lemas.
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.undip.ac.id/55477/3/Nina_Huwaida_Zunnur_22010113120034_Lap.KTI_Bab2
.pdf diakses pada 7 Desember 2019 jam 11.49
https://www.academia.edu/29454170/makalah_hipotensi.docx diakses pada 7 Desember
2019 jam 11.42
https://www.scribd.com/doc/204436753/Hipotensi diakses pada 7 Desember 2019 jam 11.30
https://www.alodokter.com/kenali-sumber-sumber-makanan-untuk-darah-rendah diakses
pada 12 Desember 2019 jam 17.13
LAMPIRAN
Respoenden 1

Responden 2

Anda mungkin juga menyukai