Kelompok :7
A. Outline
1. Apoptin
2. Green Fluorescent Protein
3. Metode Transformasi
a. Inplanta
b. Transformasi protoplasma
c. Mikroinjeksi
d. Biolitik
4. Vector-mediated gene transfer
5. Metode konfirmasi
a. Blue-white screening
B. Isi
1. Apoptin
Apoptin merupakan sebuah protein yang dapat menginduksi apoptosis kecil, dan
diturunkan dari chicken anemia virus (CAV) yang termasuk ke dalam genus
Gyrovirus dan family Circoviridae yang mengandung satu untai DNA sirkuler
minus (Los et al., 2009).
Gambar 1. Stuktur pimer apoptin (Sumber: Los et al., 2009).
Apoptin terdiri atas 121 asam amino dan tidak menunjukkan homologi urutan yang
signifikan dengan protein seluler yang diketahui. Ujung terminal C dari apoptin
mengandung bipartite nuclear localization sequence (NLS). NLS1 menjangkau
asam amino 82-88, dan NLS2 pada asam amino 111-121. Tambahannya, apoptin
mengandung sebuah putative nuclear export sequence (NES) pada asam amino 97-
105. Apoptin juga memiliki peregangan pendek kaya leusin hidrofobik pada asam
amino 33-46 yang diperlukan untuk asosiasi diri serta pengikatan protein leukemia
promielositik dan interaksi lainnya.
GFP dapat berfungsi sebagai protein tag, karena dapat mentolerir fusi N-terminal
dan C-terminal ke berbagai macam protein yang banyak di antaranya telah terbukti
mempertahankan fungsi aslinya. GFP sangat tahan terhadap denaturasi yang
membutuhkan perawatan dengan 6 M guanidine hydrochloride pada 90°C atau pH
kurang dari 4 atau lebih dari 12. (Yang et al., 1996). Secara biologis, GFP bertindak
untuk mengubah warna bioluminesensi dari biru menjadi hijau pada luminous
coelenterates (ubur-ubur, hydroid, pansy laut, dan pena laut) dan untuk
meningkatkan hasil kuantum emisi cahaya.
3. Metode Transformasi
a. In planta
Transformasi in planta merupakan metode transformasi yang efisien, cepat,
sederhana dan independen yang ditujukan untuk perbaikan tumbuhan. Metode
ini melibatkan transformasi langsung bagian tumbuhan tanpa melibatkan
langkah-langkah kultur jaringan (Kaur & Devi, 2019). Transformasi in planta
dapat bermanfaat untuk tumbuhan yang kekurangan sistem regenerasi dan
sistem kultur jaringan (Shinwari et al., 2016). Metode langsung in planta
umumnya digunakan untuk transformasi gen-gen penting kepada spesies
tumbuhan. Metode umum yang digunakan adalah floral dip dan vacuum
infiltration, digunakan pada tumbuhan baik monokotil mau pun dikotil.
Metode floral dip dilakukan dengan mencelupkan bagian bunga dari kuncup
bunga ke dalam kultur Agrobacterium dengan densitas optik yang kuat untuk
menghasilkan tumbuhan transgeni. Metode ini cepat, andal, dan bebas dari
serangan mikroba. Namun pada metode ini memiliki kerugian, yaitu efisiensi
transformasi rendah dan integrasi acak dari gen asing ke dalam genom inang.
b. Tranformasi protoplasma
Protoplas merupakan sel tumbuhan yang dinding selnya telah diangkat. Maka
dari itu, protoplas memiliki perilaku seperti sel hewan, yang secara natural tidak
memiliki pembatas dinding sel (Brandenberg et al., 2011). Regenerasi
tumbuhan dari protoplas tunggal sangat mungkin dikarenakan totipotensi yang
dimiliki tumbuhan, contohnya adalah potensi sebuah sel tunggal dapat
melengkapi seluruh bagian tumbuhan.
c. Mikroinjeksi
Tranformasi melalui mikroinjeksi didasarkan pada memasukkan DNA ke
sitoplasma atau nukleus dengan menggunakan pipet injeksi mikro kapiler.
Metode ini memerlukan micromanipulator (Khan, 2009). Selama memasukkan
DNA ke nukleus, sel diimobilisasi dengan pipet penahan dan gentle suction.
Mikroinjeksi digunakan untuk transformasi terutama untuk sel hewan yang
besar. Pentingnya untuk transformasi tumbuhan agak terbatas karena
karakteristik dinding sel yang dimiliki tumbuhan, mengandung lapisan lignin
dan selulosa yang tebal (Khan, 2009). Dinding sel tumbuhan merupakan
pembatas bagi alat mikro kaca.
Metode ini memungkinkan penggabungan tidak hanya plasmid DNA tetapi juga
seluruh kromosom ke dalam sel tumbuhan. Meskipun memiliki frekuensi
transformasi yang cukup tinggi (20-50%), injeksi mikro adalah proses yang
memakan waktu dan membutuhkan peralatan khusu dan pelatihan yang cukup
(Khan, 2009).
d. Biolistik (Particle Bombardment)
Particle bombardment pertama kali dideskripsikan sebagai metode untuk
memproduksi tumbuhan transgenik sebagai alternatif terhadap metode
transformasi protoplas dan terutama untuk transofrmasi sereal yang lebih bandel
(Keshavareddy et al., 2018). Dalam riset terhadap tumbuhan, aplikasi dari
biolistik termasuk studi transient gene expression, produksi tumbuhan
transgenik dan inokulasi tumbuhan dengan viral pathogens.
Konstruksi gen untuk biolistik dapat berupa plasmid seluler atau linier atau
kaset ekspresi linier. Kultur sel embriogenik kemungkinan merupakan eksplan
terbaik yang digunakan untuk transformasi biolistik karena dapat disebarkan
sebagai target sel yang seragam dan memiliki kapasitas pemulihan yang juga
tinggi (Kikkert et al., 2005). Particle bombardment telah muncul sebagai
metode yang dapat direproduksi untuk transformasi gandung dan transformasi
stabil pertama pada spesies konifer yang penting secara komersial dicapai
melalui jaringan kalus embriogenik sebagai eksplan.
Gambar 5. Binary vector strategy (Sumber: Gene Cloning and DNA Analysis by Brown).
Gambar 6. Co-integration strategy (Sumber: Gene Cloning and DNA Analysis by Brown).
Gambar 7. Transformasi sel tumbuhan dengan A. tumefaciens (Sumber: Gene Cloning and DNA Analysis by Brown).
Faktanya, satu-satunya bagian T-DNA yang terlibat dalam infeksi adalah dua
urutan pengulangan 25 bp yang ditemukan di perbatasan kiri dan kanan dari wilayah
yang terintegrasi ke dalam DNA tumbuhan. Setiap DNA yang ditempatkan di antara
dua urutan pengulangan ini akan diperlakukan sebagai T-DNA dan ditransfer ke
tumbuhan. Oleh karena ini, dimungkinkan untuk menghilangkan semua gen kanker
dari T-DNA normal, dan menggantinya dengan satu set gen yang sama sekali baru,
tanpa mengganggu proses infeksi. Sejumlah vektor kloning Ti yang dilucuti
sekarang tersedia, contohnya adalah vektor biner pBIN19.
Perbatasan T-DNA kiri dan kanan yang ada dalam vektor ini mengapit salinan gen
lacZ’ yang berisi sejumlah situs kloning, dan gen resistensi kanamycin yang
berfungsi setelah integrasi sekuens vektor ke dalam kromosom tumbuhan.
Manipulasi awal yang menghasilkan penyisipan gen yang akan diklon ke pBIN19
dilakukan pada E. coli, molekul rekombinan pBIN19 yang benar kemudian
dipindahkan ke A. tumefaciens dan kemudian ke tumbuhan.
5. Metode Konfirmasi
a. Blue-white screening
Merupakan metode konfirmasi DNA yang cepat dan sederhana yang didasari
atas aktivitas ꞵ-galactosidase yang merupakan enzim yang berada di bakteri
E.coli yang dapat membelah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Pada
metode ini digunakan medium agar dan X-gal yang merupakan substrat
kromogenik. Umumnya, vektor plasmid mengandung segmen pendek dari lacZ
gene yang dapat memproduksi enzim ꞵ-galactosidase yang fungsional. Segmen
pendek dari lacZ gene ini dapat terpotong oleh enzim restriksi dan dapat
tergantikan oleh DNA rekombinan, yang membuatnya tidak dapat
memproduksi ꞵ-galactosidase yang fungsional (Nicholl, 2008).
C. Daftar Pustaka