Oleh :
Yayan Adrianova Eka Tuah
(20702251009)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan
penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Pemanfaatan ICT untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Kejuruan” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas bapak
Prof. Dr. Herminarto Sofyan., M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran
Vokasional. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Pemanfaatan ICT untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Kejuruan, bagi para pembaca dan
juga bagi penulis. Saya mengucapkan terima kasih bapak Prof. Dr. Herminarto Sofyan.,
M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran Vokasional yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang penulis tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis
menyadari, makalah yang penulis tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah..............................................................................................4
1.3 Batasan Masalah..................................................................................................4
1.4 Rumusan Masalah................................................................................................4
1.5 Manfaat Penulisan................................................................................................4
BAB II KAJIAN TEORI........................................................................................................5
2.1 Kurikulum 2013.....................................................................................................5
2.2 Learning Management System.............................................................................8
2.3 Aplikasi Moodle..................................................................................................12
2.4 Penggunaan Moodle..........................................................................................14
2.5 Kompetensi Siswa .............................................................................................15
BAB III PEMBAHASAN.....................................................................................................24
3.1 E-learning........................................................................................................... 24
3.2 Moodle...............................................................................................................24
BAB IV PENUTUP............................................................................................................29
4.1 Simpulan............................................................................................................29
4.2 Saran.................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB II
KAJIAN TEORI
5
6
belajar mengajar :
1) Tujuan dan sasaran
2) Silabus
3) Metode pengajaran
4) Jadwal kuliah
5) Tugas
6) Jadwal ujian
7) Daftar referensi atau bahan bacaan
8) Profil dan kontak pengajar
9) Pelacakan/tracking dan monitoring
2.2.2.2 Penyampaian materi dan kemudahan akses ke sumber referensi:
1) Diktat dan catatan kuliah
2) Bahan presentasi
3) Contoh ujian yang lalu
4) FAQ (Frequently Asked Questions)
5) Sumber-sumber referensi untuk pengerjaan tugas
6) Situs-situs bermanfaaat
7) Artikel-artikel dalam jurnal online
2.2.2.3 Penilaian
2.2.2.4 Ujian online dan pengumpulan feedback
2.2.2.5 Komunikasi :
1) Forum diskusi online
2) Mailing list diskusi
3) Chat
2.2.3.2 Moodle
Moodle sebenarnya sama saja dengan Moodle namun tampilan
Moodle lebih mudah dimengerti dan digunakan karena menyerupai
tampilan facebook. Moodle adalah jenis LMS terpopular nomor dua
di dunia setelah Moodle.
2.2.3.3 Dokeos
Dokeos adalah jenis dari sekian banyak LMS yang berkembang.
Dokeos adalah elearning tools untuk aplikasi berbasis web. Dokeos
ini free alias gratis dan dokeos adalah software yang direlease oleh
GNU GPL dan pengembangannya didukung oleh dunia
internasional. Sistem operasinya bersertifikasi yang bisa digunakan
sebagai konten dari sistem managemen untuk pendidikan.
Kontennya meliputi distribusi bahan pelajaran, kalender, progres
pembelajaran, percakapan melalui text/audio maupun video, latihan
dan test, serta menyimpan catatan.
2.2.3.4 Olat
Olat adalah singkatan dari Pembelajaran Online Dan Pelatihan. Ini
adalah sebuah aplikasi web yang disebut Sistem Manajemen
Pembelajaran yang mendukung setiap jenis pembelajaran online,
pengajaran, dan les dengan beberapa pendidikan. Olat adalah
perangkat lunak bebas dan open source. Pengembangannya
dimulai pada tahun 1999 di Universitas Zurich dan terakhir
memenangkan hadiah medida-Prix pada tahun 2000 Dengan versi
3.0, sistem ini dibangun kembali dan sekarang tersedia sebagai
aplikasi komponen-berorientasi dikembangkan dalam bahasa
pemrograman Java. Olat memiliki dukungan untuk berbagai standar
e-learning seperti IMS (IMS Content Packaging, SCORM. Dengan
versi 4.0, banyak add-ons telah diperkenalkan ke sistem, yang
membuatnya sangat mudah untuk memperluas fungsionalitas LMS.
Dengan versi 5.0, fitur baru seperti Wiki, Calendar, AJAX Modus
Beta IMS QTI) dan fulltext telah dilaksanakan. Versi 6.0 terdiri layout
baru dan ditingkatkan berdasarkan evaluasi kegunaan. Sebuah
versi berikutnya menyediakan skalabilitas penuh, berarti Olat dapat
dijalankan pada sekelompok server. Olat 7.0 menambahkan banyak
fitur baru, seorang penyihir kursus ditambah penerapan standar
11
penting seperti REST API, IMS Dasar LTI dan IMS QTI 2.1. Pada
musim gugur 2011 beberapa kontributor komunitas inti
meninggalkan komunitas olat karena perbedaan strategis dan
memulai cabang alternatif.
2.2.3.5 aTutor
aTutor adalah sebuah LMS yang dirancang dengan kemampuan
akses cepat dan kemudahan adaptasi. Admin dapat menginstall
(juga mengupdate) aTutor, mengatur tema baru, dan dengan mudah
mengembangkan semua fungsinya dengan modul fitur dengan
mudah dan cepat. Siswa dapat dengan cepat menambahkan,
mengemas, dan mendistribusi ulang konten instruksi berbasis web,
dengan mudah mengimpor konten paket kemasan baru dan
menggabungkan kursus secara online. Siswa belajar dalam
lingkungan pembelajaran adaptif.
2.2.3.6 Sakai
Sakai dipergunakan untuk mendukung pengajaran dan
pembelajaran, kolaborasi kelompok ad hoc, dan mendukung untuk
kolaborasi riset dan portofolio. Sakai bersifat di buat dan dipelihara
oleh the Sakai community. Model pembangunan sakai disebut
community source karena banyak develover membangun Sakai
merupakan community dari organisasi - organisasi yang
mengadopsi dan mempergunakan Sakai.
2.3 Aplikasi Moodle
Moodle dapat juga dikatakan sebagai CMS (Course Mmanagement System),
umumnya CMS dibangun berbasis web, yang akan berjalan pada sebuah web
server dan dapat diakses oleh pesertanya melalui web browser (web
client). Server biasanya di tempatkan di sekolah, universitas/lembaga lainnya, yang
dapat di akses dimanapun oleh pesertanya, dengan memanfaatkan koneksi
internet.
Moodle atau kepanjangan dari Modular Object Oriented Dynamic Learning
Environment adalah suatu course content management (CMS), yang diperkenalkan
pertama kali oleh Martin Dougiamas, seorang computer scientist dan educator.
Nama moodle memberikan suatu inspirasi bagi pengembangan e-learning.
Menurut Oficial Moodle Documentation menjelaskan moodle merupakan sebuah
CMS berbasis open source. Moodle dapat digunakan untuk keperluan administrasi,
12
dapat melihat dan menilai tugas yang telah dikirim oleh siswa.
2.3.5 Chats
Dengan fitur ini, setiap peserta dapat berdiskusi secara real-time via web
2.3.6 Choices
Fitur ini sangat sederhana – guru memberikan beberapa pertanyaan dan
menyediakan berberapa pilihan jawaban. Aktifitas ini dapat digunakan
sebagai polling untuk merangsang daya pikir terhadap sebuah topic,
misalnya membiarkan sebuah kelas untuk menentukan (vote) arah dari
course.
2.3.7 Database Activity
Dengan fitur ini, guru dan/atau siswas dapat membuat, melihat dan
mencari bank data mengenai topik apapun. Format dan struktur data
yang dimasukkan hamper tidak terbatas, termasuk gambar, file, URL,
nomor, dan text.
2.3.8 Forums
Sama dengan chat, pada forum, siswa dan guru dapat berinteraksi satu
sama lain secara real-time. Namun tidak seperti chat, pada forum
interaksi yang dilakukan secara asinkron. Setiap member yang
tergabung dalam forum akan menerima salinan dari posting di email
mereka.
2.3.9 Glossary
Pada fitur ini, pererta dapat membuat kumpulan/daftar pengertian-
pengertian kata, seperti kamus. Data yang dimasukkan dapat berasal
dari berbagai format dan secara otomatis dapat dibuat link ke materi lain.
2.3.10 Lesson
Lesson ditujukan agar guru dapat membuat aktifitas yang berisi konten
yang menarik dan fleksibel. Lesson terbagi menjadi beberapa halaman
dan diakhir setiap halaman biasanya terdapat pertanyaan yang memiliki
beberapa jawaban. Jawaban yang dipilih siswa akan menentukan
halaman mana yang akan diaksesnya.
2.3.11 Quizzes
Pada fitur ini, guru dapat mendesain kumpulan soal, yang berisi multiple
choice, true-false, dan pertanyaan jawaban singkat. Pertanyaan-
pertanyaan tersebut akan tersimpan di bank soal yang dapat
14
siswa belajar secara mandiri dan belajar secara kelompok hal ini menjadikan
siswa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan belajar.
2.4.2 Kompetensi siswa
Pendidikan memegang peranan sangat penting dan strategis dalam
membangun masyarakat berpengetahuan yang memiliki keterampilan: (1)
melek teknologi dan media; (2) melakukan komunikasi efektif; (3) berpikir
kritis; (4) memecahkan masalah; dan (5) berkolaborasi (Wahyono &
Pujiriyanto, 2010). Pada abad 21 ini, persaingan dalam berbagai bidang
kehidupan, di antaranya bidang pendidikan khususnya pendidikan sains yang
sangat ketat. Kita dihadapkan pada tuntutan akan pentingnya sumber daya
manusia yang berkualitas serta mampu berkompetisi. Sumber daya manusia
yang berkualitas, yang dihasilkan oleh pendidikan yang berkualitas dapat
menjadi kekuatan utama untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi.
Salah satu cara yang ditempuh adalah melalui peningkatan mutu pendidikan.
Sebagaimana telah dijelaskan pada posting sebelumnya bahwa
Pembelajaran abad 21 memiliki cirri yang disebut sebagai 4C, yaitu:
Communication
Pada karakter ini, peserta didik dituntut untuk memahami, mengelola,
dan menciptakan komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk dan
isi secara lisan, tulisan, dan multimedia. Peserta didik diberikan
kesempatan menggunakan kemampuannya untuk mengutarakan ide-
idenya, baik itu pada saat berdiskusi dengan teman-temannya maupun
ketika menyelesaikan masalah dari pendidiknya.
Collaboration
Pada karakter ini, peserta didik menunjukkan kemampuannya dalam
kerjasama berkelompok dan kepemimpinan, beradaptasi dalam
berbagai peran dan tanggungjawab, bekerja secara produktif dengan
yang lain, menempatkan empati pada tempatnya, menghormati
perspektif berbeda. Peserta didik juga menjalankan tanggungjawab
pribadi dan fleksibitas secara pribadi, pada tempat kerja, dan hubungan
masyarakat, menetapkan dan mencapai standar dan tujuan yang tinggi
untuk diri sendiri dan orang lain, memaklumi kerancuan.
Critical Thinking and Problem Solving
Pada karakter ini, peserta didik berusaha untuk memberikan penalaran
yang masuk akal dalam memahami dan membuat pilihan yang rumit,
16
BAB III
PEMBAHASAN
A. E-learning
1. Sejarah E-learning
Pemanfaatan teknologi internet untuk pendidikan di Indonesia secara resmi
dimulai sejak dibentuknya telematika tahun 1996. Masih di tahun yang sama dibentuk
Asian internet Interconnections Initiatives. Jaringan yang dikoordinasi oleh ITB ini
bertujuan untuk pengenalan dan pengembangan teknologi internet untuk pendidikan dan
riset, pengembangan backbone internet pendidikan dan riset di kawasan Asia Pasifik
bersama-sama perguruan tinggi di kawasan ASEAN dan Jepang, serta pengembangan
informasi internet yang meliputi aspek ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, sosial, dan
ekonomi. Hingga kini sudah ada 21 lembaga pendidikan tinggi (negeri dan swasta),
lembaga riset nasional, serta instansi terkait yang telah bergabung.
Perkembangan Aplikasi E-Learning dari Masa ke Masa
1990: CBT (Computer Based Training)
Era dimana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC
standalone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi berupa materi dalam bentuk
tulisan maupun multimedia (video dan audio) dalam format MOV, MPEG-1 atau AVI.
Perusahaan perangkat lunak Macromedia mengeluarkan tool pengembangan bernama
Authorware, sedangkan Asymetrix (sekarang bernama Click2learn) juga
mengembangkan perangkat lunak bernama Toolbook.
1994: Paket-Paket CBT
Seiring dengan mulai diterimanya CBT oleh masyarakat, sejak tahun 1994 muncul
CBT dalam Kuliah Umum Ilmu Komputer dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik
dan diproduksi secara massal.
1997: LMS (Learning Management System)
Seiring dengan perkembangan teknologi internet di dunia, masyarakat dunia mulai
terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang cepat diperoleh menjadi
mutlak, dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Disinilah muncul sebutan Learning
Management System atau biasa disingkat dengan LMS. Perkembangan LMS yang
semakin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar
LMS yang ada dengan suatu standar. Standar yang muncul misalnya adalah standar
yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Committee), IMS, IEEE LOM,
ARIADNE, dsb.
1999: Aplikasi e-Learning Berbasis Web
20
21
Kaitan dengan
problem-based learning and
dunia Tidak ada kaitan
project-based studying
(kehidupan ril)
Siswa yang terseleksi melalui
Perolehan
Siapapun yang berminat serangkaian
Akses
ujian atau tes masuk
3. Manfaat E-learning
Menurut Darmawan, 2014 manfaat e-learning dari perspektif pendidik, di
antaranya :
a. Meningkatkan pengemasan materi pembelajaran dari yang saat ini dibangun
b. Menerapkan strategi konsep pembeajaran baru dan inovatif efisiensi
c. Pemanfaatan aktivitas akses pembelajaran
d. Menggunakan sumber daya yang terdapat pada internet
e. Dapat menerapkan materi pembelajaran dengan multimedia
f. Interaksi pembelajaran lebih luas dan multisumber belajar
Dan manfaat dari perspektif peserta didik, yaitu :
a. Meningkatkan komunikasi dengan pendidik dan peserta didik lainnya
b. Lebih banyak materi pembelajaran yang tersedia yang dapat diakses tanpa
memperhatikan ruang dan waktu
c. Berbagai informasi dan materi terorganisasi dalam satu wadah materi pembelajaran
online
Dengan adanya e-learning para guru/dosen/instruktur akan lebih mudah :
1. Melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya
24
Menurut Siahaan (2004), setidaknya ada tiga fungsi E-Learning terhadap kegiatan
pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction)
1. Suplemen (tambahan). Dikatakan berfungsi sebagai suplemen apabila peserta didik
mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran
elektronik atau tidak. Dalam hal ini tidak ada keharusan bagi peserta didik untuk
mengakses materi. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang
memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
2. Komplemen (pelengkap). Dikatakan berfungsi sebagai komplemen apabila materi
pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang
diterima peserta didik di dalam kelas. Sebagai komplemen berarti materi
pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pengayaan atau
remedial. Dikatakan sebagai pengayaan (enrichment), apabila kepada peserta didik
yang dapat dengan cepat menguasai/ memahami materi pelajaran yang disampaikan
pada saat tatap muka diberi kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran
elektronik yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya
agar semakin memantapkan tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran yang
telah diterima di kelas. Dikatakan sebagai program remedial, apabila peserta didik
yang mengalami kesulitan memahami materi pelajaran pada saat tatap muka
diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang
memang secara khusus dirancang untuk mereka. Tujuannya agar peserta didik
semakin mudah memahami materi pelajaran yang disajikan di kelas.
Substitusi (pengganti). Dikatakan sebagai substitusi apabila E-Learning
dilakukan sebagai pengganti kegiatan belajar, misalnya dengan menggunakan model-
model kegiatan pembelajaran. Ada tiga model yang dapat dipilih, yakni : (1) sepenuhnya
secara tatap muka (konvensional), (2) sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi
melalui internet, atau (3) sepenuhnya melalui internet.
B. Moodle
1. Sejarah Moodle.
Seorang sarjana muda bernama Martin Dougiamas lulus pada konsentrasi ilmu
kompute dan pendidikan, dengan gelar Ph.D menciptakan moodle (Modular Object
Oriented Dynamic Learning Environment) karena terinspirasi dari pembuatan software-
software open source yang pada saat itu mendukung epistemologi yakni ilmu pengajaran
25
dan pembelajaran. Selanjutnya Martin membuat versi Moodle pertama dan digunakan di
universitas terbuka di Inggris, dan mendapatkan tanggapan yang baik dari pihak
kampus. Yang perlu di ketahui huruf “M” pada kata Moodle adalah inisial awal dari
seorang Martin sang pengembang pertama Moodle.
2. Pengertian Moodle
Moodle (Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment) adalah
sebuah sistem manajemen pembelajaran yang dibuat untuk melakukan pendidikan
secara daring dengan jarak jauh dan bersifat asincron, lebih mudah untuk di atur dan
digunakan oleh para pengguna awam. Diciptakan melalui bahasa pemograman PHP,
basis data MySQL dan didistribusikan di bawah lisensi GNU (General Public) dan
bersifat Open Source. Yang berarti aplikasi ini dapat digunakan secara gratis tanpa
biaya apapun untuk melakukan modifikasi dengan tujuan non-komersial.
Moodle adalah sebuah situs yang diperuntukan bagi pendidik untuk membuat
kelas virtual. Situs tersebut gratis dan gampang digunakannya selama seorang guru dan
murid bisa terhubung dengan internet.
Moodle adalah sebuah jawaban bagi sebuah ruang kelas virtual yang nyaman
dan aman, dikarenakan :
• Siswa dapat melakukan interaksi dalam pantauan gurunya (bebas cyber crime dan
cyber bullying)
• Guru dapat mengunci siswa, dengan demikian ia hanya bisa membaca dan tidak
bisa berkomentar pada seisi ‘kelas’ namun tetap ia bisa berkomunikasi langsung
dengan gurunya.
• Tidak ada orang luar yang bisa masuk dan melihat kelas virtual yang dibuat oleh
seorang guru tanpa mendapat kode khusus dari guru yang bersangkutan.
• Guru dapat memulai pertanyaan, menaruh foto atau video, menaruh presentasi
bahan ajar, yang kesemuanya bebas untuk diunduh oleh siswa dan dikomentari.
• Murid bisa kembali kapan saja untuk mengulang materi yang diberikan gurunya,
bahkan PR bisa diberikan melalui Moodle.
• Murid juga bisa mengumpulkan PR nya lewat Moodle, tinggal unggah saja. Moodle
bisa dipadukan dengan situs lain seperti wall wisher, glogster dan lain sebagainya.
• Guru bisa menaruh nilai dari pekerjaan siswa sebagai acuan bagi siswa
• Kelas virtual yang dibuat seorang guru tidak terbatas, guru bisa menaruh bahan ajar
untuk digunakan di angkatan atau tahun ajaran berikutnya.
• Siswa bisa bekerja sama dengan siswa lain dalam grup kecil yang dibentuk oleh
gurunya.
26
• Saat mengerjakan sebuah proyek bersama mereka bisa menaruh semua dokumen
yang diperlukan dalam pengerjaannya.
• Moodle memungkinkan guru menaruh bahan ajar yang sangat berguna bagi siswa
yang tidak masuk atau berhalangan saat melakukan tatap muka.
• Siswa yang pendiam bisa bebas berkata-kata dan berpendapat tanpa khawatir
dipermalukan sementara si anak tipe aktif bisa posting pertanyaan kapan saja asal
ia terhubung dengan internet.
• Guru dapat mengajarkan tata cara yang berlaku di dunia maya seperti cara
berkomentar dan sederet tata krama di dunia maya yang perlu siswanya ketahui.
3. Sistem Kerja Moodle
Moodle memiliki fungsi dan tujuan utama dari pengembangan platform ini adalah
untuk memudahkan dalam membuat tampilan sistem aplikasi manajemen pembelajaran
online berbasis web. Selain itu, juga berguna untuk model pembelajaran jarak jauh
maupun daring yang dapat diakses oleh guru, murid, dan seluruh pemangku
kepentingan (stakeholders) dalam proses pendidikan. Terdapat setidaknya enam fitur
penting yang berada pada sistem e-learning dari Moodle. Berikut ini adalah penjelasan
mengenai fungsi dan kegunaan dari setiap fitur-nya.
Fitur yang ditawarkan adalah :
> Personalized Dashboard
Fitur yang pertama merupakan dashboard dari Moodle yang tampak intuitif dan
telah terintegrasi dengan baik. Dalam menu beranda (halaman utama) tersebut
telah tersedia banyak sekali informasi penting yang meliputi daftar khusus, kalender
kegiatan, pengumuman umum, hingga list pengguna aktif yang sedang online.
Selain itu, tampilan beranda juga dapat dikustomisasi sendiri oleh pengguna sesuai
dengan hak akses yang dimiliki. Setidaknya, terdapat tiga macam hak akses yang
dapat dikelola oleh Moodle, yaitu hak akses sebagai administrator, guru, dan murid.
Tentunya setiap user memiliki fungsionalitas dan peran yang berbeda – beda.
> Progress Tracking
Fitur yang kedua ini berfungsi untuk mengawasi dan memberikan hasil evaluasi
terhadap setiap aktivitas pembelajaran yang dilakukan. Sehingga, dapat
memberikan penilaian atau hasil asesmen yang baik berdasarkan data yang valid
dan berkualitas. Terkait fitur tracking yang digunakan adalah sebagai berikut :
Course Completion
Untuk fitur ini merupakan hasil materi yang telah ditandai secara manual
maupun otomatis. Sehingga, apabila anda telah selesai membaca dan
27
Moodle juga telah terintegrasi dengan berbagai jenis tipe media dengan format yang
mendukung. Sehingga, pengalaman dalam mengikuti segala kegiatan pembelajaran
cenderung nyaman dan tidak membosankan. Untuk menambahkan file multimedia
seperti audio, video, dan gambar, dapat dilakukan secara manual maupun embed.
Dimana, anda dapat mengunggah video dari channel Youtube atau Vimeo. Untuk
mengaktifkan format yang lain, cukup dengan melakukan konfigurasi pada menu
pengaturan administrator
Keamanan:
Sistem keamanan yang tersedia dalam Moodle tidak perlu diragukan lagi. Sistem akan
selalu melakukan update secara rutin untuk menjamin keamanan data pengguna serta,
menghindari praktik pencurian data pribadi ketika mengakses platform Moodle. Alasan
utama dari aplikasi ini mempunyai sistem integrasi yang baik karena, memiliki fitur
external collaborative tools. Dimana, admin dapat melengkapi kursus online supaya
mengakses halaman wiki, blog, dan forum dengan lebih mudah.
Aplikasi Fleksibel Mudah Digunakan:
Fleksibel disini berarti, Moodle dapat mendukung berbagai skalabilitas dari media
pembelajaran yang dibuat. Mulai dari pembuatan kelas berskala kecil yang hanya berisi
puluhan orang, hingga pengembangan portal pembelajaran yang dapat menampung
sekitar ribuan user yang telah diterapkan pada perusahaan maupun institusi. Selain itu,
Moodle juga mudah digunakan karena tidak perlu untuk belajar bahasa pemrograman
secara mendetail, cukup dengan fitur drag and drop anda sudah dapat membuat aplikasi
model e-learning. Kemudian, antarmuka yang disajikan juga terbilang intuitif, serta
dokumentasi yang tersedia di dalam Moodle juga lengkap disertai dengan tutorial yang
telah dibuat oleh kumpulan komunitas dari platform tersebut.
BAB IV
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pemanfaatan ICT dapat diterapkan kepada siswa kejuruan berdasarkan penerapan
aplikasi media pembelajaran berbasis moodle, model aplikasi ini sangat membantu
siswa lebih aktif dalam mencari sumber pengetahuan dengan penggunaan teknologi
jaringan yang telah disediakan oleh moodle dan mendorong para siswa untuk tanggap
perkembangan ICT di abad 21, pembelajaran ICT di abad 21 ini memiliki ciri 4C yakni
communication, collaboration, critical thinking and problem solving, creativity and
innovation
3.2 Saran
Berdasarkan penulisan makalah ini ada beberapa hal yang ingin penulis
sarankan antara lain :
1. Bagi guru, hendaknya lebih kreatif menggunakan aplikasi teknologi di bidang
pendidikan yang semakin berkembang saat ini sehingga siswa menjadi semangat
dan antusias mengikuti proses belajar mengajar.
2. Bagi peserta didik, penggunaan aplikasi Moodle adalah salah satu realisasi
tuntutan kurikulum 2013 yang terhadap siswa agar bisa berperan aktif dalam
proses belajar mengajar.
3. Bagi orang tua, dengan menggunakan aplikasi Moodle hendaknya orang tua juga
turut andil dalam memantau dan memotivasi anak dalam pembelajaran baik
ketika di sekolah maupun di luar sekolah.
4. Bagi sekolah, makalah ini diharapkan dapat memberikan suatu gagasan untuk
menambah media atau sarana pembelajaran bagi siswa.
29
DAFTAR PUSTAKA
Onno W. Purbo. (2002). E-learning Berbasis PHP dan MySQL. Alex Media
Komputindo.
30
Skills, P. for 21St C. (2008). 21st Century Skills, Education & Competitiveness. A
Resource and Policy Guide, 20.
Sudira, P. (2016). TVET ABAD XXI FIlosofi, Teori, Konsep, dan Strategi
Pembelajaran Vokasional. UNY Press.
Tanner, D., & Tanner, L. N. (1988). The emergence of a paradigm in the curriculum
field: A reply to Jickling. Interchange, 19(2), 50–58.
https://doi.org/10.1007/BF01807257
Wahyono, & Pujiriyanto. (2010). Analisis Jalur Terhadap Tingkat Melek Teknologi
Informasi dan Komunikasi (ICT Literacy) pada Mahasiswa FIP UNY. UNY.
31
Nurseto, T. (2012). Membuat Media Pembelajaran yang Menarik. Jurnal Ekonomi
Dan Pendidikan, 8(1), 19–35. https://doi.org/10.21831/jep.v8i1.706
Onno W. Purbo. (2002). E-learning Berbasis PHP dan MySQL. Alex Media
Komputindo.
Skills, P. for 21St C. (2008). 21st Century Skills, Education & Competitiveness. A
Resource and Policy Guide, 20.
Sudira, P. (2016). TVET ABAD XXI FIlosofi, Teori, Konsep, dan Strategi
Pembelajaran Vokasional. UNY Press.
Tanner, D., & Tanner, L. N. (1988). The emergence of a paradigm in the curriculum
field: A reply to Jickling. Interchange, 19(2), 50–58.
https://doi.org/10.1007/BF01807257
Wahyono, & Pujiriyanto. (2010). Analisis Jalur Terhadap Tingkat Melek Teknologi
Informasi dan Komunikasi (ICT Literacy) pada Mahasiswa FIP UNY. UNY.
Asfyra Intan Buhati dan Nila Kesumawati. 2012. “Social Network sebagai Pendukung
Pembelajaran.” Jurnal Ilmiah. UNSRI.
Beltran, Maribel-Cruz dan Belle, Shannen B. Cruz. 2013. “The Use of Internet-Based
Social Media as a Tool in Enhancing Siswa’s Learning Experiences in
Biological Sciences.’Jurnal Internasional. (Volume 3 No.4). Hlm. 1-13.
Epinur Yusnidar dan Lestari Eka Putri. 2013. “Pengembangan Media Pembelajaran
Kimia pada Materi Sistem Periodik Unsur Menggunakan Moodle Berbasis
Social Network untuk Siswa Kelas X IPA 1 SMA N 11 Kota Jambi.” Jurnal
32
MIPA (Volume 5, Nomor 2). Hlm.1-8.
33