Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

MASALAH GIGI DAN MULUT KARENA


MAKANAN MANIS

DISUSUN OLEH

Arief Ardianto

Dewi Savitri

Lis kartikasari

Muhammad ilham rezki

Puti widya gravinta

Rudy usmanfah

Yogi novrizal

Kasmini parianti

DOSEN PEMBIMBING

Trisya Yona Febrina, M.Kep

INSTITUT KESEHATAN MITRA BUNDA


PRODI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020 / 2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Pokok Bahasan : Masalah gigi dan mulut karena makanan manis

Sasaran : Semua ibu yang berkunjung ke PKM Lubuk Baja

Waktu : 08:30 WIB s/d Selesai

Tempat : Puskesmas Lubuk Baja

Hari/Tanggal : Maret 2021

A. Latar Belakang
Gigi merupakan satu kesatuan dengan anggota tubuh kita yang lain. Kerusakan pada gigi dapat
mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya, sehingga akan mengganggu aktivitas sehari-
hari. Salah satu faktor yang dapat merusak gigi adalah makanan dan minuman, yang mana ada
yang menyehatkan gigi dan ada pula yang merusak gigi. Upaya kesehatan gigi perlu ditinjau
dari aspek lingkungan, pengetahuan, pendidikan, kesadaran masyarakat dan penanganan
kesehatan gigi termasuk pencegahan dan perawatan. Namun sebagian besar orang mengabaikan
kondisi kesehatan gigi secara keseluruhan. Perawatan gigi dianggap tidak terlalu penting,
padahal manfaatnya sangat vital dalam menunjang kesehatan dan penampilan (Pratiwi, 2007).
Mulut bukan hanya untuk pintu masuknya makanan dan minuman, tetapi fungsi mulut lebih
dari itu dan tidak banyak orang mengetahui. Mulut merupakan bagian yang penting dari tubuh
kita dan dapat dikatakan bahwa mulut adalah cermin dari kesehatan gigi karena banyak
penyakit umum mempunyai gejala-gejala yang dapat dilihat dalam mulut. Pada umumnya
keadaan kebersihan mulut anak lebih buruk dan anak lebih banyak makan makanan dan
minuman yang menyebabkan karies dibanding orang dewasa. Anak-anak umumnya senang
gula-gula, apabila anak terlalu banyak makan gula-gula dan jarang membersihkannya, maka
gigi-giginya banyak yang mengalami karies (Machfoedz dan Zein, 2005).
Masalah utama dalam rongga mulut anak adalah karies gigi. Gigi berlubang atau karies gigi
adalah proses kerusakan gigi yang dimulai dari permukaan gigi atau enamel menuju ke dalam
gigi atau dentin. Proses tersebut terjadi karena sejumlah factor di dalam mulut yang berinteraksi
satu sama lain. Masyarakat umumnya cenderung beranggapan bahwa gigi susu tidak perlu
dirawat karena akan diganti dengan gigi tetap. Sehingga, hal ini menyebabkan keadaan gigi
susu saat diperiksakan di klinik sudah parah dan anak berisiko menderita sakit gigi dengan
segala macam komplikasi yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pada masa sekarang, kasus kerusakan gigi pada anak telah meningkat secara dramatis di dunia.
Diperkirakan bahwa 90% dari anak-anak usia sekolah di seluruh dunia dan sebagian besar
orang dewasa pernah menderita karies. Prevalensi karies tertinggi terdapat di Asia dan Amerika
Latin. Prevalensi terendah terdapat di Afrika. Di Amerika Serikat, karies gigi merupakan
penyakit kronis anak-anak yang sering terjadi dan tingkatnya 5 kali lebih tinggi dari penyakit
asma. Karies merupakan penyebab patologi primer atas penanggalan gigi pada anak-anak dan
sekitar 29%-59% orang dewasa dengan usia lebih dari 50 tahun mengalami karies.
Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapat
perhatian serius dari tenaga kesehatan, baik dokter dan perawat gigi. Menurut data terbaru yang
dikeluarkan Departemen Kesehatan dari riskesdas (riset kesehatan dasar) tahun 2007, sekitar 72
persen penduduk Indonesia mempunyai pengalaman karies (gigi berlubang) dan 46,5
diantaranya merupakan karies aktif yang belum dirawat. Dalam hal kebiasaan menggosok gigi,
sebanyak 91 persen penduduk usia 10 tahun ke atas telah melakukannya setiap hari, namun
hanya tujuh persen yang menggosok gigi dua kali di waktu yang benar, yaitu sesudah makan
pagi dan sebelum tidur malam. Hasil riset juga menunjukkan hanya 7,3 % penduduk yang
dinilai telah menggosok gigi dengan benar. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 juga
memperlihatkan data memprihatinkan bahwa sebanyak 89% anak-anak di bawah usia 12 tahun
mengalami karies atau gigi berlubang. Dengan kata lain hanya 11% anak Indonesia yang
terbebas dari karies. Secara rata-rata penduduk Indonesia memiliki angka PTI (besarnya
keinginan seseorang untuk menambal giginya dalam usaha mempertahankan gigi tetap) sangat
rendah, yaitu hanya sebesar 1,6%.
Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita di Indonesia adalah penyakit jaringan penyangga
gigi dan karies gigi. Secara umum kesehatan mulut dan gigi telah mengalami peningkatan pada
abad terakhir tetapi prevalensi terjadinya karies gigi pada anak tetap merupakan masalah klinik
yang signifikan. Karies gigi masih perlu mendapat perhatian karena hingga dewasa ini penyakit
tersebut masih menduduki urutan tertinggi dalam masalah penyakit gigi dan mulut termasuk
pada anak.
Faktor di dalam mulut (faktor dalam) yang berhubungan langsung dengan terjadinya proses
karies atau gigi berlubang antara lain struktur gigi, morfologi gigi, susunan dari gigi geligi di
rahang, derajat keasaman air ludah (saliva), kebersihan mulut dan frekuensi makan makanan
manis. Faktor tersebut berinteraksi, berkaitan dan mempunyai urutan besar peranan tertentu.
Selain itu ada beberapa faktor luar sebagai faktor penyebab dan penghambat yang berhubungan
tidak langsung dengan proses terjadinya gigi berlubang (karies), antara lain usia, jenis kelamin,
suku bangsa, letak geografis, tingkat ekonomi, kultur sosial serta pengetahuan, sikap dan
perilaku terhadap pemeliharaan kesehatan gigi. Penyebab tingginya prevalensi penyakit gigi
dan mulut pada umumnya karena faktor perilaku dan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang
belum merata. Selain itu penyebab utama terjadinya kerusakan gigi berawal dari bagaimana
pola hidup manusia itu sendiri. Sebab, tanpa adanya perawatan dan perhatian khusus kepada
gigi memperbesar kemungkinan kerusakan gigi sejak dini. Pola hidup yang tidak sehat seperti
sering mengkonsumsi rokok, teh, atau kopi, juga menjadi salah satu penyebab kerusakan gigi.
Oleh karena itu, penyuluhan kesehatan gigi dan mulut merupakan cara yang tepat untuk
mengubah perilaku hidup yang tidak sehat itu, serta dapat membantu dalam masalah perawatan
gigi dan mulut pada anak usia sekolah. Dengan adanya penyuluhan ini dapat memberikan
edukasi mengenai kesehatan gigi dan mulut serta memberikan motivasi kepada masyarakat
tentang merawat dan memelihara kesehatan gigi dan mulut. Disamping sebagai upaya promotif
dan preventif bagi masyarakat yang terkena maupun yang belum

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksi Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan ibu-ibu dapat mengerti dan memahami Masalah gigi
dan mulut karena makanan manis.

2. Tujuan Instruksi Khusus


Setelah menerima penyuluhan kesehatan, klien akan mampu :
a. Mengetahui dan memahami penyebab terjadinya kerusakan gigi dan mulut akibat makan
makanan yang manis
b. Mengetahui tanda gejala kerusakan gigi dan mulut
c. Mengetahui cara pencegahan kerusakan gigi dan mulut

C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik Kegiatan
Melakukan penyuluhan tentang Masalah gigi dan mulut karena makanan manis
Sasaran
Semua yang berkunjung ke Puskesmas Lubuk Baja
D. Metode
1. Metode Diskusi
Metode ini digunakan untuk penyampaian materi

2. Metode Demonstrasi
Metode ini digunakan untuk mencapai tujuan kemampuan ibu dalam mengetahui Masalah
pada anak-anakya yg sering terjadi pada gigi dan mulut karena makanan manis.
E. Media dan Alat
1. Leaflet
F. Tempat
Puskesmas Lubuk Baja
G. Waktu
Hari/Tanggal : Maret 2021
Jam : 08:30 WIB s/d Selesai
H. Struktur
Moderator : Rudy Usmanfah
Penyaji : Dewi Savitri
Fasilitator : Puti Widya Gravinta dan Arief Ardianto
Observer : Muhammad Ilham dan Yogi Novrizal
Dokumentasi : Lis Kartikasari dan Kasmini parianti
Pembimbing : Ns. Trisya Yona Febrina,M.Kep

I. Setting Tempat

Fasilitator Pemateri Moderator

Audiens Audiens Audiens


Audiens Audiens Audiens

Audiens Audiens Audiens

Audiens Audiens Audiens

Observer Dokumentasi

J. URAIAN TUGAS
1. Moderator
a. Pada Acara Pembukaan
1) Membuka Acara
2) Memperkenalkan Anggota
3) Menjelaskan tujuan dan topic
4) Menjelaskan kontrak waktu
b. Pada Kegiatan Inti
1) Meminta ibu untuk memberikan pertanyaan atau menjelaskan yang tidak dipahami
2) Memberikan Kesempatan pada penyaji untuk menjawab pertanyaan dari audiens
c. Pada Acara Penutup
1) Menyimpulkan dan menutup penyuluhan
2) Mengucapkan Salam
2. Penyaji
a. Mempresentasikan materi penyuluhan
b. Menanggapi pertanyaan dari audiens
c. Mendemonstrasikan Masalah gigi dan mulut karena makanan manis

3. Fasilitator
a. Memotivasi peserta agar berperan aktif
b. Membuat absensi penyuluhan
c. Mengantisipasi suasana yang dapat mengganggu kegiatan penyuluhan
d. Mencatat pertanyaan audiens
e. Mencatat ringkasan materi
4. Observer
a. Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
b. Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan
5. Dokumentasi
a. Mengambil gambar-gambar pada saat penyuluhan berlangsung
b. Mengambil absensi peserta

K. KEGIATAN PENYULUHAN

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1 2 Menit Pembukaan :
a. Memberi Salam a. Menjawab Salam
b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan
c. Memperjelas topik,waktu dan c. Menyutujui
tujuan penyuluhan

2 10 Menit Pelaksanaan : a. Tidak Menjawab


a. Menilai pengetahuan audiens b. Mendengarkan dan memperhatikan
tentang Hiperbilirubin c. Menjawab sesuai kemampuan
b. Menjelaskan tentang definisi d. Menjawab sesuai kemampuan
Masalah gigi dan mulut
karena makan makanan yg
manis.
c. Mengkaji pengetahuan
audiens tentang penyebab
Hiperbilirubin
d. Menilai pengetahuan audiens
tentang tanda gejala masalah
gigi dan mulut

3 3 Menit Penutup :
a. Menanyakan kembali yang
a. menanggapi / menjawab
telah dijelaskan
b. mendengarkan dan memperhatikan
b. Menyimpulkan materi
c. Menjawab salam
penyuluhan
c. Menutup dan memberi salam

L. MATERI

A. PENGERTIAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT


Pendidikan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
kesehatan gigi dan mulut pada anak. Pendidikan kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu
proses pendidikan yang timbul atas dasar kebutuhan kesehatan gigi dan mulut yang bertujuan
untuk menghasilkan kesehatan gigi dan mulut yang baik dan meningkatkan taraf hidup.
Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, baik sehat secara
jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua menginginkan anaknya bisa
tumbuh dan berkembang secara optimal, hal ini dapat dicapai jika tubuh mereka sehat.
Kesehatan gigi dan mulut adalah suatu keadaan dimana gigi dan mulut berada dalam kondisi
bebas dari adanya bau mulut, kekuatan gusi dan gigi yang baik, tidak adanya plak dan karang
gigi, gigi dalam keadaan putih dan bersih, serta memiliki kekuatan yang baik
Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal, maka harus dilakukan perawatan
secara berkala. Perawatan dapat dimulai dari memperhatikan diet makanan, jangan terlalu
banyak makanan yang mengandung gula dan makanan yang lengket. Pembersihan plak dan
sisa makanan yang tersisa dengan menyikat gigi, teknik dan caranya jangan sampai merusak
struktur gigi dan gusi. Pembersihan karang gigi dan penambalan gigi yang berlubang oleh
dokter gigi, serta pencabutan gigi yang sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Kunjungan
berkala ke dokter gigi hendaknya dilakukan teratur setiap enam bulan sekali baik ada keluhan
ataupun tidak ada keluhan.. Dengan perawatan yang tepat pada gigi, maka akan dapat
menghindari berbagai masalah gigi dan gusi seperti gigi berlubang dan karang gigi serta
masalah bau mulut.
B. FUNGSI GIGI DAN MANFAAT MENGGOSOK GIGI
1. Fungsi Gigi
Secara histologis, jaringan gigi dan mulut berasal dari mesoderm dan ektoderm, yang
memiliki 3 fungsi utama yaitu,
 Pengunyahan (mastikasi) yang meliputi, memotong, merobek, dan melumat.
 Keindahan (estetika)
 Berbicara (phonetic).
Macam –macam gigi beserta fungsinya

 Gigi Seri (Incisivus)


Gigi ini letaknya berada di depan, dan berfungsi untuk memotong makanan (mastikasi).
Jumlahnya ada 8, dengan pembagian 4 berada di rahang atas dan 4 berada di rahang bawah.
Gigi seri susu mulai tumbuh pada bayi usia 4 – 6 bulan, kemudian diganti dengan gigi seri
permanen pada usia 5 – 6 tahun pada rahang bawah dan pada usia 7 – 8 tahun pada rahang
atas.
 Gigi Taring (Caninus)
Posisi gigi ini terletak pada sudut mulut, di sebelah gigi seri, dan merupakan gigi yang paling
panjang dalam rongga mulut. Fungsinya adalah untuk mengoyak makanan. Jumlahnya ada 4,
dengan pembagian 2 ditiap rahang, 1 di kiri dan 1 di kanan. Gigi susu caninus ini diganti
dengan gigi caninus permanen pada usia 11 – 13 tahun.
 Gigi Geraham Kecil (Premolar)
Gigi ini jumlahnya 8, dengan pembagian 4 ditiap rahang, 2 di kiri dan 2 di kanan. Gigi ini
hanya ada pada gigi dewasa, dan letaknya berada di belakang caninus. Tumbuh pada usia 10
– 11 tahun dan menggantikan posisi dari gigi molar susu. Bersama gigi molar, gigi ini
berfungsi untuk melumatkan makanan.
 Gigi Geraham (Molar)
Gigi molar susu berjumlah 8 seperti gigi premolar, kemudian lepas pada usia 10 – 11 tahun
dan digantikan oleh gigi premolar. Sedangkan gigi molar permanen tumbuh di belakang gigi
premolar setelah gigi molar susu lepas dan digantikan oleh gigi premolar. Jumlah dari gigi
molar permanen adalah 12, dengan pembagian 6 di tiap rahang, 3 di tiap sisi kanan dan kiri.
Gigi molar permanen inilah yang paling sering berlubang dan menyebabkan keluhan.

2. Manfaat Menggosok Gigi


 Supaya gigi tetap bersih.
 Untuk menambah percaya diri karena memiliki gigi putih, bersih, dan senyum yang sehat.
 Agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut.
 Dapat berfungsi dengan baik.

3. Manfaat Menggosok Gigi


 Supaya gigi tetap bersih.
 Untuk menambah percaya diri karena memiliki gigi putih, bersih, dan senyum yang sehat.
 Agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut.
 Dapat berfungsi dengan baik.
C. TANDA DAN GEJALA GIGI BERLUBANG
a. Tanda Gigi Berlubang
Tanda-tanda gigi mulai berlubang adalah dimulai dengan munculnya plak putih
seperti kapur pada permukaan gigi. Selanjutnya, warnanya akan berubah menjadi cokelat,
kemudian mulai membentuk lubang. Spot kecokelatan yang buram menunjukkan proses
demineralisasi yang sedang aktif. Oleh sebab itu, diperlukan pemeriksaan rutin untuk
mendeteksi dini timbulnya lubang.
b. Gejala Gigi Berlubang
Apabila kerusakan telah mencapai dentin (dentin merupakan bentuk pokok dari gigi
yang melindungi daerah akar gigi), biasanya mengeluh sakit atau timbul ngilu setelah makan
atau minum manis, asam, panas atau dingin. Gejala gigi berlubang umumnya, adalah sakit
gigi, gigi menjadi sensitif setelah makan atau minum manis, asam, panas, atau dingin.
Terlihat atau terasa adanya lubang pada gigi, nanah di sekitar gigi, nyeri ketika menggigit dan
bau mulut (Halitosis).

D. PENYEBAB TERJADINYA KERUSAKAN GIGI


Ada empat hal utama yang menyebabkan kerusakan gigi, yaitu :
1. Ada penyakit dan gangguan tertentu pada gigi yang dapat mempertinggi faktor risiko terkena
karies. Amelogenesis imperfekta, dapat timbul pada 1 dari 718 hingga 14.000 orang.
Disamping itu, ada penyakit dimana enamel tidak terbentuk sempurna. Dentinogenesis
dan akhirnya menyebabkan kerusakan gigi. Upaya yang dapat dilakukan
adalah dengan menyikat gigi segera setelah mengonsumsi makan tersebut.

c. Pasta gigi pilihan dengan perpaduan bahan alami dan ilmiah,


pemilihan pasta gigi yang tepat juga membantu menjaga
kesehatan gigi dan mulut. Pasta gigi yang mengandung
perpaduan bahan alami (jeruk nipis, garam dan daun sirih)
untuk merawat kesehatan gigi dan mulut secara alami, dan
bahan ilmiah (kalsium dan fluoride) sebagai perlindungan
maksimum agar gigi tidak mudah berlubang.

d. Periksa gigi secara rutin, jagalah kebersihan gigi dan mulut


dengan memeriksakan kesehatan gigi dan mulut ke dokter
gigi setidaknya setiap enam bulan sekali dengan catatan
rutin.

E. LANGKAH LANGKAH MENGGOSOK GIGI DENGAN BENAR


Kunci utama kebersihan gigi adalah menyikat gigi dengan benar
secara teratur. Berikut adalah cara menyikat gigi yang benar:

e. Tempatkan sikat pada sudut 45° terhadap gusi.

f. Lakukan gerakan menyikat ringan dari kanan ke kiri dan


sebaliknya.

g. Lakukan hal yang sama di bagian dalam dan bagian luar gigi.

h. Sikat bagian permukaan gigi geraham yang Anda gunakan


untuk mengunyah.

i. Sikat bagian dalam gigi depan secara vertikal dan ringan


dengan gerakan atas ke bawah.

j. Sikat setidaknya dua kali sehari dan jika mungkin setelah


makan.

k. Menyikat gigi setidaknya selama tiga menit.

Jangan menyikat gigi segera setelah makan makanan atau minuman yang asam.
Efek gabungan dari asam dan menyikat dapat menggerus email
DAFTAR PUSTAKA

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke


FacebookBagikan ke Pinterest
DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN
HIPERBILIRUBIN

Hari/tanggal : Maret 2021


Waktu pelaksanaan : 08.30 WIB s/d Selesai

N NO HP
NAMA ALAMAT TANDA TANGAN
O
1    
1 2
2    

3    
3 4
4    

5    
5 6
6    

7    
7 8
8    

9    
9 10
10    

11    
11 12
12    

13    
13 14
14    

15    
15 16
16    

17    
17 18
18    

19     19 20
20    

BERITA ACARA PENYULUHAN MAHASISWA


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN MITRA BUNDA
TAHUN 2020

Pada hari ini Senin Tanggal 10 Bulan Agustus Tahun 2020 Pukul 08.30
WIB telah dilaksanakan Penyuluhan Mahasiswa Praktik Klinik Kebidanan Tahun
2020 Semester IV di Puskesmas Tiban Baru
Pembimbing Akademik :
Jumlah Mahasiswa : Orang
Jumlah peserta yang hadir : Orang
Jumlah peserta tidak hadir :-

Demikian berita acara penyuluhan mahasiswa kebidanan ini dibuat untuk


dipergunakan sebagaimana mestinya.

Batam, 10 Agustus 2020


Penyaji

(……………………)

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Anda mungkin juga menyukai