Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH
Arief Ardianto
Dewi Savitri
Lis kartikasari
Rudy usmanfah
Yogi novrizal
Kasmini parianti
DOSEN PEMBIMBING
A. Latar Belakang
Gigi merupakan satu kesatuan dengan anggota tubuh kita yang lain. Kerusakan pada gigi dapat
mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya, sehingga akan mengganggu aktivitas sehari-
hari. Salah satu faktor yang dapat merusak gigi adalah makanan dan minuman, yang mana ada
yang menyehatkan gigi dan ada pula yang merusak gigi. Upaya kesehatan gigi perlu ditinjau
dari aspek lingkungan, pengetahuan, pendidikan, kesadaran masyarakat dan penanganan
kesehatan gigi termasuk pencegahan dan perawatan. Namun sebagian besar orang mengabaikan
kondisi kesehatan gigi secara keseluruhan. Perawatan gigi dianggap tidak terlalu penting,
padahal manfaatnya sangat vital dalam menunjang kesehatan dan penampilan (Pratiwi, 2007).
Mulut bukan hanya untuk pintu masuknya makanan dan minuman, tetapi fungsi mulut lebih
dari itu dan tidak banyak orang mengetahui. Mulut merupakan bagian yang penting dari tubuh
kita dan dapat dikatakan bahwa mulut adalah cermin dari kesehatan gigi karena banyak
penyakit umum mempunyai gejala-gejala yang dapat dilihat dalam mulut. Pada umumnya
keadaan kebersihan mulut anak lebih buruk dan anak lebih banyak makan makanan dan
minuman yang menyebabkan karies dibanding orang dewasa. Anak-anak umumnya senang
gula-gula, apabila anak terlalu banyak makan gula-gula dan jarang membersihkannya, maka
gigi-giginya banyak yang mengalami karies (Machfoedz dan Zein, 2005).
Masalah utama dalam rongga mulut anak adalah karies gigi. Gigi berlubang atau karies gigi
adalah proses kerusakan gigi yang dimulai dari permukaan gigi atau enamel menuju ke dalam
gigi atau dentin. Proses tersebut terjadi karena sejumlah factor di dalam mulut yang berinteraksi
satu sama lain. Masyarakat umumnya cenderung beranggapan bahwa gigi susu tidak perlu
dirawat karena akan diganti dengan gigi tetap. Sehingga, hal ini menyebabkan keadaan gigi
susu saat diperiksakan di klinik sudah parah dan anak berisiko menderita sakit gigi dengan
segala macam komplikasi yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pada masa sekarang, kasus kerusakan gigi pada anak telah meningkat secara dramatis di dunia.
Diperkirakan bahwa 90% dari anak-anak usia sekolah di seluruh dunia dan sebagian besar
orang dewasa pernah menderita karies. Prevalensi karies tertinggi terdapat di Asia dan Amerika
Latin. Prevalensi terendah terdapat di Afrika. Di Amerika Serikat, karies gigi merupakan
penyakit kronis anak-anak yang sering terjadi dan tingkatnya 5 kali lebih tinggi dari penyakit
asma. Karies merupakan penyebab patologi primer atas penanggalan gigi pada anak-anak dan
sekitar 29%-59% orang dewasa dengan usia lebih dari 50 tahun mengalami karies.
Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapat
perhatian serius dari tenaga kesehatan, baik dokter dan perawat gigi. Menurut data terbaru yang
dikeluarkan Departemen Kesehatan dari riskesdas (riset kesehatan dasar) tahun 2007, sekitar 72
persen penduduk Indonesia mempunyai pengalaman karies (gigi berlubang) dan 46,5
diantaranya merupakan karies aktif yang belum dirawat. Dalam hal kebiasaan menggosok gigi,
sebanyak 91 persen penduduk usia 10 tahun ke atas telah melakukannya setiap hari, namun
hanya tujuh persen yang menggosok gigi dua kali di waktu yang benar, yaitu sesudah makan
pagi dan sebelum tidur malam. Hasil riset juga menunjukkan hanya 7,3 % penduduk yang
dinilai telah menggosok gigi dengan benar. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 juga
memperlihatkan data memprihatinkan bahwa sebanyak 89% anak-anak di bawah usia 12 tahun
mengalami karies atau gigi berlubang. Dengan kata lain hanya 11% anak Indonesia yang
terbebas dari karies. Secara rata-rata penduduk Indonesia memiliki angka PTI (besarnya
keinginan seseorang untuk menambal giginya dalam usaha mempertahankan gigi tetap) sangat
rendah, yaitu hanya sebesar 1,6%.
Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita di Indonesia adalah penyakit jaringan penyangga
gigi dan karies gigi. Secara umum kesehatan mulut dan gigi telah mengalami peningkatan pada
abad terakhir tetapi prevalensi terjadinya karies gigi pada anak tetap merupakan masalah klinik
yang signifikan. Karies gigi masih perlu mendapat perhatian karena hingga dewasa ini penyakit
tersebut masih menduduki urutan tertinggi dalam masalah penyakit gigi dan mulut termasuk
pada anak.
Faktor di dalam mulut (faktor dalam) yang berhubungan langsung dengan terjadinya proses
karies atau gigi berlubang antara lain struktur gigi, morfologi gigi, susunan dari gigi geligi di
rahang, derajat keasaman air ludah (saliva), kebersihan mulut dan frekuensi makan makanan
manis. Faktor tersebut berinteraksi, berkaitan dan mempunyai urutan besar peranan tertentu.
Selain itu ada beberapa faktor luar sebagai faktor penyebab dan penghambat yang berhubungan
tidak langsung dengan proses terjadinya gigi berlubang (karies), antara lain usia, jenis kelamin,
suku bangsa, letak geografis, tingkat ekonomi, kultur sosial serta pengetahuan, sikap dan
perilaku terhadap pemeliharaan kesehatan gigi. Penyebab tingginya prevalensi penyakit gigi
dan mulut pada umumnya karena faktor perilaku dan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang
belum merata. Selain itu penyebab utama terjadinya kerusakan gigi berawal dari bagaimana
pola hidup manusia itu sendiri. Sebab, tanpa adanya perawatan dan perhatian khusus kepada
gigi memperbesar kemungkinan kerusakan gigi sejak dini. Pola hidup yang tidak sehat seperti
sering mengkonsumsi rokok, teh, atau kopi, juga menjadi salah satu penyebab kerusakan gigi.
Oleh karena itu, penyuluhan kesehatan gigi dan mulut merupakan cara yang tepat untuk
mengubah perilaku hidup yang tidak sehat itu, serta dapat membantu dalam masalah perawatan
gigi dan mulut pada anak usia sekolah. Dengan adanya penyuluhan ini dapat memberikan
edukasi mengenai kesehatan gigi dan mulut serta memberikan motivasi kepada masyarakat
tentang merawat dan memelihara kesehatan gigi dan mulut. Disamping sebagai upaya promotif
dan preventif bagi masyarakat yang terkena maupun yang belum
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksi Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan ibu-ibu dapat mengerti dan memahami Masalah gigi
dan mulut karena makanan manis.
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik Kegiatan
Melakukan penyuluhan tentang Masalah gigi dan mulut karena makanan manis
Sasaran
Semua yang berkunjung ke Puskesmas Lubuk Baja
D. Metode
1. Metode Diskusi
Metode ini digunakan untuk penyampaian materi
2. Metode Demonstrasi
Metode ini digunakan untuk mencapai tujuan kemampuan ibu dalam mengetahui Masalah
pada anak-anakya yg sering terjadi pada gigi dan mulut karena makanan manis.
E. Media dan Alat
1. Leaflet
F. Tempat
Puskesmas Lubuk Baja
G. Waktu
Hari/Tanggal : Maret 2021
Jam : 08:30 WIB s/d Selesai
H. Struktur
Moderator : Rudy Usmanfah
Penyaji : Dewi Savitri
Fasilitator : Puti Widya Gravinta dan Arief Ardianto
Observer : Muhammad Ilham dan Yogi Novrizal
Dokumentasi : Lis Kartikasari dan Kasmini parianti
Pembimbing : Ns. Trisya Yona Febrina,M.Kep
I. Setting Tempat
Observer Dokumentasi
J. URAIAN TUGAS
1. Moderator
a. Pada Acara Pembukaan
1) Membuka Acara
2) Memperkenalkan Anggota
3) Menjelaskan tujuan dan topic
4) Menjelaskan kontrak waktu
b. Pada Kegiatan Inti
1) Meminta ibu untuk memberikan pertanyaan atau menjelaskan yang tidak dipahami
2) Memberikan Kesempatan pada penyaji untuk menjawab pertanyaan dari audiens
c. Pada Acara Penutup
1) Menyimpulkan dan menutup penyuluhan
2) Mengucapkan Salam
2. Penyaji
a. Mempresentasikan materi penyuluhan
b. Menanggapi pertanyaan dari audiens
c. Mendemonstrasikan Masalah gigi dan mulut karena makanan manis
3. Fasilitator
a. Memotivasi peserta agar berperan aktif
b. Membuat absensi penyuluhan
c. Mengantisipasi suasana yang dapat mengganggu kegiatan penyuluhan
d. Mencatat pertanyaan audiens
e. Mencatat ringkasan materi
4. Observer
a. Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
b. Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan
5. Dokumentasi
a. Mengambil gambar-gambar pada saat penyuluhan berlangsung
b. Mengambil absensi peserta
K. KEGIATAN PENYULUHAN
3 3 Menit Penutup :
a. Menanyakan kembali yang
a. menanggapi / menjawab
telah dijelaskan
b. mendengarkan dan memperhatikan
b. Menyimpulkan materi
c. Menjawab salam
penyuluhan
c. Menutup dan memberi salam
L. MATERI
g. Lakukan hal yang sama di bagian dalam dan bagian luar gigi.
Jangan menyikat gigi segera setelah makan makanan atau minuman yang asam.
Efek gabungan dari asam dan menyikat dapat menggerus email
DAFTAR PUSTAKA
N NO HP
NAMA ALAMAT TANDA TANGAN
O
1
1 2
2
3
3 4
4
5
5 6
6
7
7 8
8
9
9 10
10
11
11 12
12
13
13 14
14
15
15 16
16
17
17 18
18
19 19 20
20
Pada hari ini Senin Tanggal 10 Bulan Agustus Tahun 2020 Pukul 08.30
WIB telah dilaksanakan Penyuluhan Mahasiswa Praktik Klinik Kebidanan Tahun
2020 Semester IV di Puskesmas Tiban Baru
Pembimbing Akademik :
Jumlah Mahasiswa : Orang
Jumlah peserta yang hadir : Orang
Jumlah peserta tidak hadir :-
(……………………)