Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Alokasi Dana Bank Syariah


Dosen Pengampu: Angrum Pratiwi, M.E.I

Disusun Oleh:

Haliana (1931811113)

Nurhalizah (1931811070)

Nisa Dwi Rahmayanti ( 1931811021)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SAMARINDA
Tahun 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik, inayah dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik, meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan Kami juga
berterimakasih pada Ibu Angrum Pratiwi, M.E.I selaku dosen pengampu mata
kuliah Manajemen Dana Bank Syariah, yang telah memberikan tugas ini kepada
Kami dengan judul “ Alokasi Dana Bank Syariah”.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita.Sebelumnya Kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu,saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik lagi untuk
kedepannya.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ ii


DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ...............................................................................................2

C. Tujuan Penulisan .................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3


A. Pengertian Pengalokasian Dana ..............................................................................3

B. Pengertian Kredit dan Pembiayaan ..........................................................................4

C. Tujuan dan Fungsi Pembiayaan pada Bank Syariah .................................................6

D. Jenis-jenis Pembiayaan pada Bank Syariah .............................................................7

E. Menghitung Bagi Hasil Bank Syariah. ................................................................... 10

F. Menghitung Margin Keuntungan Bank. ................................................................. 12

G. Batas Pemberian Kredit pada Bank Syariah. ......................................................... 14

BAB III PENUTUP .................................................................................. 15


A. Kesimpulan .......................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perbankan pada umumnya dikenal sebagai lembaga yang melaksanakan


penghimpunan, penyaluran dana, dan jasa-jasa lainnya yang berhubungan dengan
uang. Dalam sejarah perekonomian kaum muslimin, praktek perbankan
khususnyapembiayaan, dilakukan dengan akad yang sesuai syariah telah menjadi
bagian dari tradisi umat Islam. Praktik-praktik seperti menerima titipan harta,
meminjamkan uang untuk keperluan konsumsi dan untuk keperluan usaha, telah
lazim dilakukan sejak zaman Rasulullah SAW. Dengan demikian, fungsi-fungsi
utama perbankan modern, yaitu menerima titipan dana masyarakat, menyalurkan
dana ke masyarakat, melakukan jasa pengiriman dana telah menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dari kehidupan umat Islam. Perbankan yang dikenal sebagai
lembaga keuangan perantara antara pihak kelebihan dana dengan pihak
kekurangan dana. Oleh karena itu bank berkewajiban untuk selalu menyalurkan
dana yang dihimpun untuk diinvestasikan dalam bentuk pembiayaan. Fungsi bank
syariah dapat sebagai pengelola dana (shahib al-maal) maupun sebagai pemilik
dana. Oleh karena itu bisnis bank syariah untuk mengelola uang nasabah untuk
diinvestasikan pada berbagai sektor dan memberikan bagi hasil.
Bank syariah harus selalu mengelola dana nasabah dan tidak dibenarkan
untuk disimpan, sebagai mana yang disebutkan dalam Alquran (QS.59: 7): Harta
rampasan fai’ yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (yang berasal) dari
penduduk beberapa negeri, adalah untuk Allah, Rasul, kerabat (Rasul), anak- anak
yatim, orang-orang miskin dan untuk orang-orang yang dalam perjalanan, agar
harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu…] 1

1
QS. Al-Hasyr/59: 7

1
Keberadaan bank syariah dalam sistem perbankan Indonesia berawal dari
hasil lokakarya yang membahas tentang bunga bank dan perbankan di Cisarua
Bogor tanggal 19-22 Agustus 1990. Hasil lokakarya tersebut dibahas lebih
mendalam pada musyawarah nasional (Munas) IV MUI dibentuk kelompok kerja
untuk mendirikan bank syariah di Indonesia. Secara formal keberadaan bank
syariah di Indonesia dimulai tahun 1992, yaitu Bank Muamalat berdiri sebagai
bank syariah pertama. Kemudian bank konvensional diizinkan melaksanakan dual
banking system (sistem perbankan ganda) dan bank konvensional diperkenankan
membuka kantor layanan syariah, yang sekarang ini sudah banyak bank
konvensional membuka layanan syariah dan semakin berkembang dengan adanya
permintaan masyarakat akan jasa tabungan tanpa bunga .2

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Pengalokasian Dana ?
2. Apa Pengertian Kredit dan Pembiayaan ?
3. Apa Tujuan dan Fungsi Pembiayaan pada Bank Syari’ah ?
4. Apa saja Jenis- jenis Pembiayaan pada Bank Syari’ah ?
5. Bagaimana Cara Menghitung Bagi Hasil Bank Syari’ah ?
6. Bagaimana Cara Menghitung Margin Keuntungan Bank ?
7. Kapan Batas Pemberian Kredit pada Bank Syari’ah ?

C. Tujuan Penulisan
1. Agar mengetahui Pengertian dari Pengalokasian Dana.
2. Mengetahui Pengertian dari Kredit dan Pembiayaan.
3. Mengetahui Tujuan dan Fungsi Pembiayaan pada Bank Syari’ah.
4. Mengetahui Apa saja Jenis- jenis Pembiayaan pada Bank Syari’ah.
5. Mengetahui Bagaimana Cara Menghitung Bagi Hasil Bank Syari’ah.
6. Mengetahui Bagaimana Cara Menghitung Margin Keuntungan Bank.
7. Mengetahui Bagaimana Cara Menghitung Margin Keuntungan Bank.

2
Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek (Jakarta: Gema Insani,
2001), h. 25.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengalokasian Dana


Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas
dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito adalah menyalurkan kembali
dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya. Kegiatan penyaluran
dana ini dikenal juga dengan istilah alokasi dana. Pengalokasian dana dapat
diwujudkan dalam bentuk pinjaman ataulebih dikenal dengan kredit.
Pengalokasian dana dapat pula dilakukandengan membelikan berbagai aset yang
dianggap menguntungkan bank. Arti lain dari alokasi dana adalah menjual
kembali dana yang diperoleh dari penghimpunan dana dalam bentuk simpanan.
Penjualan dana ini tidak lain agar perbankan dapat memperoleh keuntungan
seoptimal mungkin. Dalam mengalokasikan dananya pihak perbankan harus dapat
memilih dari berbagai alternatif yang ada. Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa
keuntungan utama bisnis perbankan adalah selisih antara bunga dari sumber-
sumber dana dengan bunga yang diterima dari alokasi dana tertentu. Oleh karena
itu, baik faktor-faktor sumber dana maupun alokasi dana memegang peranan yang
sama pentingnya di dunia perbankan. Penentuan bunga sumber dana akan sangat
berpengaruh terhadap bunga alokasi dana yang akan dibebankan.3

Pembahasan dalam bab ini hanya dikhususkan kepada alokasi dana yang
paling utama dan paling penting bagi kegiatan perbankan. kegiatan alokasi dana
yang terpenting tersebut adalah alokasi dana dalam bentuk pinjaman atau lebih

3
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada ,
2014), h.84.

3
dikenal dengan kredit bagi bank berdasarkan prinsip konvensional dan
pembiayaan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah.

B. Pengertian Kredit dan Pembiayaan


Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetiujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga. Sedangkan pengertian pembiayaan adalah
periyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah
jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

Dari pengertian di atas dapatlah dijelaskan bahwa kredit atau pembiayaan


dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang, misalnya bank
membiayai kredit untuk pembelian rumah atau mobil. Kemudian adanya
kesepakatan antara bank (kreditor) dengan nasabah penerima kredit (debitur),
bahwa mereka sepakat sesuai dengan perjanjian yang telah dibuatnya. Dalam
perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban masing-masing pihak, termasuk
jangka waktu serta bunga yang ditetapkan bersama. Demikian pula dengan
masalah sangsi apabila si debitur ingkar janji terhadap perjanjian yang telah
dibuat bersama. 4Yang menjadi perbedaan antara kredit yang diberikan oleh bank
berdasarkan konvensional dengan pembiayaan yang diberikan oleh bank
berdasarkan prinsip syariah adalah terletak pada keuntungan yang diharapkan.
Bagi bank berdasarkan prinsip konvensional keuntungan yang diperoleh melalui

4
Kasmir, Bank . . . ,h.85.

4
bunga sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip bagi hasil berupa imbalan
atau bagi hasil.

Dalam artian luas kredit diartikan sebagai kepercayaan. Begitu pula dalam
bahasa latin kredit berarti "credere" artinya percaya. Maksud dari percaya bagi si
pemberi kredit adalah ia percaya kepada si penerima kredit bahwa kredit yang
disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi si
penerima kredit merupakan penerimaan kepercayaan sehingga mempunyai
kewajiban untuk membayar sesuai jangka waktu. Sebelum kredit diberikan, untuk
meyakinkan bank bahwa si nasabah benarbenar dapat dipercaya, maka bank
terlebih dulu mengadakan analisis kredit. Analisis kredit mencakup latar belakang
nasabah atau perusahaan, prospek usahanya, jaminan yang diberikan serta faktor-
faktor lainnya. Tujuan analisis ini adalah agar bank yakin bahwa kredit yang
diberikan benar-benar aman.5

Pemberian kredit tanpa dianalisis terlebih dulu akan sangat membahayakan


bank Nasabah dalam hal ini dengan mudah memberikan data-data fiktif sehingga
kredit tersebut sebenarnya tidak layak unuk diberikan. Akibatnya jika salah dalam
menganalisis, maka kredit yang disalurkan akan sulit untuk ditagih alias macet.
Namun, faktor salah analisis ini bukanlah merupakan penyebab utama kredit
macet walaupun sebagian terbesar kredit macet diakibatkan salah dalam
mengadakan analisis, Penyebab lainnya mungkin disebabkan oleh bencana alam
yang memangtidak dapat dihindari oleh nasabah. Misalnya kebanjiran atau gempa
bumi atau dapat pula kesalahan dalam pengelolaan. Jika kredit yang disalurkan
mengalami kemacetan, maka langkah yang dilakukan untuk penyelamatan kredit
tersebut beragam. Dikatakan beragam karena dilihat terlebih dulu penyebabnya.
Jika memang masih bisa dibantu, maka tindakan membantu apakah dengan
menambah jumlah kredit atau dengan memperpanjang jangka waktunya. Namun,

5
Kasmir, Bank . . . , h.85-86.

5
jika memang sudah tidak dapat diselamatkan kembali, maka tindakan terakhir
bagi bank adalah menyita jaminan yang telah dijaminkan oleh nasabah. 6

C. Tujuan dan Fungsi Pembiayaan pada Bank Syariah


Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu. Tujuan
pemberian kredit tersebut tidak akan terlepas dari misi bank tersebut. Adapun
tujuan utama pemberian suatu kredit adalah sebagai berikut.

1. Mencari keuntungan.Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian


kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bagi hasil yang di terima
oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan
kepada nasabah. Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank. Jika
bank yang terus-menerus menderita kerugian, maka besar kemungkinan bank
tersebut akan dilikuidasi (dibubarkan).

2. Membantu usaha nasabah. Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha


nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal
kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan
memperluaskan usahanya.

3. Membantu pemerintah. Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang


disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak
kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor.7

Kemudian di samping tujuan di atas suatu fasilitas kredit memiliki fungsi sebagai
berikut.

1. Untuk meningkatkan daya guna uang. Dengan adanya kredit dapat daya guna
uang maksudnya jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu
yang berguna..

2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang. Dalam hal ini uang yang
diberikan atau disalurkan akan beredardari satu wilayah ke wilayah lainnya

6
Kasmir, Bank . . . ,h.86.
7
Kasmir, Bank . . . ,h.88.

6
sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka
daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.

3. Untuk meningkatkan daya guna barang. Kredit yang diberikan oleh bank akan
dapat digunakan oleh si debitur untuk mengolah barang yang tidak berguna
menjadi bergunaatau bermanfaat.

4. Meningkatkan peredaran barang. Kredit dapat pula menambah atau


memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga jumlah
barang yang beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit
dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar.

5. Sebagai alat stabilitas ekonomi. Dengan memberikan kredit dapat dikatakan


sebagai stabilitas ekonomi karena dengan adanya kredit yang diberikan akan
menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat. Kemudian dapat pula
kredit membantu dalam mengekspor barang daridalam negeri ke luar negeri
sehingga meningkatkan devisa negara

6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha. Bagi si penerima kredit tentu akan


dapat meningkatkan kegairahan berusaha, apalagi bagi si nasabah yang memang
modalnya pas-pasan8.

D. Jenis-jenis Pembiayaan pada Bank Syariah


Kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk
masyarakat terdiri dari berbagai jenis. Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat
dari berbagai segi antara lain sebagai berikut.

1. Dilihat dari segi kegunaan

a. Kredit investasi Biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau


membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitas. Contoh kredit
investasi misalnya untuk membangun pabrik atau membeli mesin-mesin.

8
Kasmir, Bank . . . ,h.90.

7
b. Kredit modal kerja digunakan untuk keperluan meningkat produksi dalam
operasionalnya. Sebagai contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli
bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya. 9

c. Kredit Konsumsi adalah kredit yang diberikan untuk keprluan konsumsi berupa
barang atau jasa dengan cara membeli, menyewa, atau dengan cara lain. kredit
konsumsi ini meliputi kredit kendaraan pribadi, kredit perumahan (untuk diri
sendiri), kredit untuk pembayaran sewa/kontrak rumah, pembelian alat-alat rumah
tangga.10

2. Dilihat dari segi tujuan kredit

a. Kredit produktif. Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi
atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. Sebagai
contohnya kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan menghasilkan
barang, kredit pertanian akan menghasilkan produk pertanian kredit industri
lainnya.

b. Kredit konsumtif. Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi.


Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena
memang untuk digunakan atau dipakaioleh seseorang atau badan usaha.Sebagai
contoh kredit untuk perumahan, kredit mobil pribadi, kredit perabotan rumah
tangga, dan kredit konsumtif lainnya.

c. Kredit perdagangan. Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk


membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan
barang dagangan tersebut. Contoh kredit ini misalnya kredit ekspor dan impor.

9
Kasmir, Bank . . . ,h.91.
Andrianto, Didin Fatihuddin, dan M Anang Firmansyah, “MANAJEMEN BANK”,
10

(SURABAYA: QIARA MEDIA, 2019), h.106-107.

8
3. Dilihat dari segi jangka waktu

a. Kredit jangka pendek. Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang
dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan
modal kerja. Contohnya untuk peternakan misalnya kredit peternakan ayam atau
jika untuk pertanian misalnya tanaman padi atau palawija.

b. Kredit jangka menengah. Jangka waktu kreditnya berkisar antara tahun 1


sampai kredit dengan 3 tahun, biasanya untuk investasi. Sebagai contoh, kredit
untuk pertanian seperti jeruk, atau peternakan kambing.11

c. Kredit jangka panjang. Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling


panjang. Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya di atas 3 tahun atau 5
tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan
karet, kelapa sawit atau manufaktur dan untuk kredit konsumtif seperti kredit
perumahan.

4. Dilihat dari segi jaminan

a. Kredit dengan jaminan. Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan
tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan
orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan
yang diberikan si calon debitur.

b. Kredit tanpa jaminan. Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang
atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan
karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama ini.

5. Dilihat dari segi sektor usaha

a. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau
pertanian rakyat.

11
Kasmir, Bank . . . ,h.92.

9
b. Kredit peternakan, dalam hal ini untuk jangka pendek misalnya peternakan
ayam dan jangka panjang kambing atau sapi.

c. Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industri kecil, menengah atau
besar.

d. Kredit pertambangan, jenis usaha tambang yang pembiayanya biasanya dalam


jangka panjang, seperti tambang emas, minyak atau timah.

e. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana


dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa.

f. Kredit profesi, diberikan kepada para profesional seperti, dosen, dokter atau
pengacara.

g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian


perumahan. Dan sektor-sektor lainnya. 12

E. Menghitung Bagi Hasil Bank Syariah.


Pendapatan-pendapatan yang dihasilkan dari kontrak pembiayaan , setelah
dikurangi dengan biaya-biaya operasional, pembiayan dang dana, yaitu nasabah
investasi, para penabung, dan para pemegang saham sesuai dengan nisbah bagi-
hasil yang diperjanjikan. Dalam hal ini bank dapat menegosiasikan nisbah bagi-
hasil atas investasi mudharabah sesuai dengan tipe yang ada, baik sifatnya
maupun jangka waktunya. Bank juga dapat menentukan nisbah bagi-hasil yang
sama atas semua tipe, tetapi menetapkan bobot (weight) yang berbeda-beda atas
setiap tipe investasi yang dipilih oleh nasabah. Berdasarkan kesepakatan
mengenai nisbah bagi-hasil antara bank dengan para nasabah tersebut, bank akan
mengalokasikan penghasilannya dengan tahap-tahap sebagai berikut :

a. Tahap pertama bank menetapkan jumlah relatif masing-masing dana simpanan


yang berhak atas bagi hasil usaha bank menurut tipenya, dengan cara membagi

12
Kasmir, Bank . . . ,h.93

10
setiap tipe dana-dana dengan seluruh jumlah dana-dana yang ada pada bank
dikalikan 100% (seratus persen).

b. Tahap kedua bank menetapkan jumlah pendapatan bagi hasil bagi masing-
masing tipe dengan cara mengalikan persentase (jumlah relatif) dari masing-
masing dana simpanan pada huruf a dengan jumlah pendapatan bank.

c. Tahap ketiga bank menetapkan porsi bagi hasil untuk masing-masing tipe dana
simpanan sesuai dengan nisbah yanng diperjanjikan.

d. Tahap kelima bank mendistribusikan bagi hasil untuk setiap pemegang


rekening menurut tipe simpanannya sebanding dengan jumlah simpanannya.13

Bagi hasil akan berbeda tergantung pada dasar perhitungan bagi hasil, yaitu
bagi hasil yang dihitung dengan menggunakan konsep revenue sharing dan bagi
hasil dengan menggunakan profit/loss sharing. Bagi hasil yang menggunakan
revenue sharing dihitung dari pendapatan kotor sebelum dikurangi biaya. Bagi
hasil dengan menggunakan profit/loss sharing dihitung berdasarkan presentase
nisbah dikalikan dengan laba usaha sebelum kena pajak.

A. Perhitungan bagi hasil

1) revenue sharing
Dasar perhitungan bagi hasil yang menggunakan revenue sharing adalah
perhitungan bagi hasil yang didasarkan atas penjualan dan pendapatan kotor atas
usaha sebelum dikurangi dengan biaya. Bagi hasil dalam revenue sharing dihitung
dengan mengalikan nisabah yang telah disetujui dengan pendapatan bruto.

Contoh:
Nisbah yang telah ditetapkan adalah 50% untuk bank dan 50% untuk nasabah.
Dalam hal ini bank sebagai mudhorib dan nasabah sebagai shahibul maal, bila
bank syariah memperoleh pendapatan Rp 10.000.000,- maka bagi hasil yang di
terima oleh pihak bank adalah Rp 50% x Rp 10.000.000,- = Rp 5.000.000,- dan

13
Muhamad, Manajemen Dana Bank Syariah (Jakarta : Rajawali, 2015), h.129-130.

11
bagi hasil yang diterima oleh nasabah sebesar Rp 5.000.000,- Pada umumnya bagi
hasil terhadap investasi dana dari masyarakat menggunakan revenue sharing.
2). profit sharing
Dasar perhitungan bagi hasil dengan menggunakan profit sharing merupakan
bagi hasil yang dihitung dari laba/rugi usaha. Kedua pihak, bank syariah maupun
nasabah akan memperoleh keuntungan atas hasil usaha dan ikut menanggung bila
dalam suatu usaha tersebut mengalami kerugian.
Dalam contoh tersebut misal total biaya Rp 2.500.000,- maka: bagi hasil yang
diterima oleh nasabah adalah Rp 500.000,-(50% x (Rp 10.000.000,- - Rp
5.000.000,-.))
bagi hasil untuk bank syariah sebesar Rp 2.500.000,-(50% x (Rp 10.000.000,- -
Rp5.000.000,-)).

F. Menghitung Margin Keuntungan Bank.


1. Margin / Keuntungan
Margin / keuntungan adalah persentase tertentu yang ditetapkan per tahun.
Jadi, jika perhitungan margin keuntungan secara harian, jumlah hari dalam
setahun ditetapkan 360 hari dan jika perhitungan margin keuntungan secara
bulanan, setahun ditetapkan 12 bulan.
a. Referensi margin
Yang dimaksud dengan Referensi Margin Keuntungan adalah marjin
keuntungan yang ditetapkan dalap rapat ALCO Bank Syaria. Margin Keuntungan
ditetapkan berdasarkan pertimbangan pertimbangan berikut:
Direct Competitor,s Marker Rate (DCMR), Adalah tingkat margin keuntungan
rata-rata perbankan syariah,atau tingkat marjin keuntungan rata-rata beberapa
bank syariah yang ditetapkan dalam rapat ALCO sebagai kelompok kompitetor
langsung.

12
Indirect Competitor’s Marcet Rate (ECRI), ECRI adalah tingkat suku bunga
rata-rata perbankan konvensional, yang dapat rapat ALCO ditetapkan sebagai
kelompok kompetitor tidak langsung,
Expected Competitive Return For Investor (ECRI), Adalah target bagi hasil
kompetitif yang diharapkan akan diberika kepada dana pihak ketiga.
2. Perhitungan Margin
Dalam penetapan perhitungan margin murabahah terdapat rumus yang
berkaitan dengannya yaitu: Menentukan Harga Jual Bank Harga Jual Bank =
Harga Beli Bank + ( Jangka Waktu x Cost Recovery ) + Margin. Menentukan
Cost Recovery CR = (Nilai Pembiayaan)/(Total Pembiayaan) X Estimasi Biaya
Operasi 1 th Menentukan Margin Margin = Presentasi x Pembiayaan Bank
Adapun contoh soal mengenai perhitungan akad Murabahah yaitu : Contoh :
Seorang bernama Bapak Robby mengajukan pembiayaan pada sebuah Bank X
dengan rincian sebagai berikut : Akad yang digunakan merupakan akad
murabahah, guna membeli sebuah unit mobil dengan harga mobil tersebut Rp.
150.000.000-, dan bank tersebut memberikan pembiayaan sebesar Rp.
120.000.000-, dengan pembayaran uang muka sebesar Rp. 30.000.000-, dalam
jangka waktu 2 tahun. Dalam bank tersebuttotalpembiayaanyang menggunakan
akad murabahah mencapai Rp. 5.000.000.000-, dengan RPR sebesar 10% dan
estimasi biaya operasional sebesar Rp. 200.000.000-,. Bagaimanakah perhitungan
dan penentuan margin dari transaksi tersebut ?

Jawab : Cost Recovery = (Nilai Pembiayaan)/(Total Pembiayaan) X Estimasi


Biaya Operasi 1 th
= 120.000.000/5.000.000.000 x 200.000.000 = 4.800.000.
Margin = Prosentase x pembiayaan bank
= 10% x 120.000.000 = 12.000.000.
Harga Jual Bank = Harga Beli Bank+(Jangka
WaktuxCost Recovery)+Margin
= 120.000.000 + ( 2 x 4.800.000) + 12.000.000 = 141.600.000.

13
Dengan begini dapat terlihat jelas bahwa pembiayaan dengan menggunakan akad
murabahah memiliki kepraktisan dan lebih mudah dipahami.14

G. Batas Pemberian Kredit pada Bank Syariah.


Dalam menyalurkan pembiayaan, bank syariah akan memperhatikan batas-
batas pemberian pembiayaan. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah
ketentuan financing deposit ratio yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Penentuan batas penyaluran pembiayaan suatu bank syariah sebagaimana yang
diatur dalam UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah adalah
sebagai berikut:

1. Untuk peminjam dari pihak tidak terkait, batas maksimum pemberiaan


pembiayaanya adalah 30% dari modal bank syariah sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh bank Indonesia.

2. Dan untuk pihak terkait, dalam hal ini yang dimaksudkan adalah pemegang
saham yang memiliki 10% atau lebih dari modal disetor bank syariah, anggota
dewan komisaris, anggota direksi, keluarga dari persero perorangan, komisaris,
dan direksi, pejabat bank lainnya, serta perusahaan yang didalamnya terdapat
kepentingan dari pihak yang diatas, batas maksimum pemberian pembiayaannya
20% dari modal bank syariah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia.

3. Hal yang juga diperhatikan bank dalam menentukan batas maksimum


pemberian pembiayaan adalah operasional. Dalam tataran operasional, secara
umum dalam kondisi normal, besaran/totalitas pembiayaan sangat tergantung
pada besaran dana yang tersedia, baik yang berasal dari pemilik berupa modal
(sendiri, termasuk cadangan) serta dana dari masyarakat luas-Dana Pihak
Ketiga. 15

14
Andrianto dkk, MANAJEMEN . . . ,h. 478-484.
15
UU Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Definisi pengalokasian dana adalah menjual kembali dana yang diperoleh dari
penghimpunan dana dalam bentuk simpanan. Tujuan bank dari pengalokasian
dana adalah memperoleh keuntungan semaksimal mungkin.

Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen pengalokasian dana adalah cara


bagaimana bank menjual kembali dana yang diperoleh dari penghimpunan dana
dalam bentuk simpanan.

15
DAFTAR PUSTAKA

QS. Al-Hasyr/59: 7
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada , 2014.
M Anang Firmansyah, Didin Fatihuddin, dan Andrianto, MANAJEMEN BANK,
SURABAYA: QIARA MEDIA, 2019.
Antonio, Muhammad Syafii, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek Jakarta: Gema
Insani, 2001.
Muhamad, Manajemen Dana Bank Syariah Jakarta : Rajawali, 2015.
UU Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah.

16

Anda mungkin juga menyukai