Disusun Oleh:
Haliana (1931811113)
Nurhalizah (1931811070)
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik, inayah dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik, meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan Kami juga
berterimakasih pada Ibu Angrum Pratiwi, M.E.I selaku dosen pengampu mata
kuliah Manajemen Dana Bank Syariah, yang telah memberikan tugas ini kepada
Kami dengan judul “ Alokasi Dana Bank Syariah”.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita.Sebelumnya Kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu,saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik lagi untuk
kedepannya.
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
QS. Al-Hasyr/59: 7
1
Keberadaan bank syariah dalam sistem perbankan Indonesia berawal dari
hasil lokakarya yang membahas tentang bunga bank dan perbankan di Cisarua
Bogor tanggal 19-22 Agustus 1990. Hasil lokakarya tersebut dibahas lebih
mendalam pada musyawarah nasional (Munas) IV MUI dibentuk kelompok kerja
untuk mendirikan bank syariah di Indonesia. Secara formal keberadaan bank
syariah di Indonesia dimulai tahun 1992, yaitu Bank Muamalat berdiri sebagai
bank syariah pertama. Kemudian bank konvensional diizinkan melaksanakan dual
banking system (sistem perbankan ganda) dan bank konvensional diperkenankan
membuka kantor layanan syariah, yang sekarang ini sudah banyak bank
konvensional membuka layanan syariah dan semakin berkembang dengan adanya
permintaan masyarakat akan jasa tabungan tanpa bunga .2
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Pengalokasian Dana ?
2. Apa Pengertian Kredit dan Pembiayaan ?
3. Apa Tujuan dan Fungsi Pembiayaan pada Bank Syari’ah ?
4. Apa saja Jenis- jenis Pembiayaan pada Bank Syari’ah ?
5. Bagaimana Cara Menghitung Bagi Hasil Bank Syari’ah ?
6. Bagaimana Cara Menghitung Margin Keuntungan Bank ?
7. Kapan Batas Pemberian Kredit pada Bank Syari’ah ?
C. Tujuan Penulisan
1. Agar mengetahui Pengertian dari Pengalokasian Dana.
2. Mengetahui Pengertian dari Kredit dan Pembiayaan.
3. Mengetahui Tujuan dan Fungsi Pembiayaan pada Bank Syari’ah.
4. Mengetahui Apa saja Jenis- jenis Pembiayaan pada Bank Syari’ah.
5. Mengetahui Bagaimana Cara Menghitung Bagi Hasil Bank Syari’ah.
6. Mengetahui Bagaimana Cara Menghitung Margin Keuntungan Bank.
7. Mengetahui Bagaimana Cara Menghitung Margin Keuntungan Bank.
2
Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek (Jakarta: Gema Insani,
2001), h. 25.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pembahasan dalam bab ini hanya dikhususkan kepada alokasi dana yang
paling utama dan paling penting bagi kegiatan perbankan. kegiatan alokasi dana
yang terpenting tersebut adalah alokasi dana dalam bentuk pinjaman atau lebih
3
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada ,
2014), h.84.
3
dikenal dengan kredit bagi bank berdasarkan prinsip konvensional dan
pembiayaan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah.
4
Kasmir, Bank . . . ,h.85.
4
bunga sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip bagi hasil berupa imbalan
atau bagi hasil.
Dalam artian luas kredit diartikan sebagai kepercayaan. Begitu pula dalam
bahasa latin kredit berarti "credere" artinya percaya. Maksud dari percaya bagi si
pemberi kredit adalah ia percaya kepada si penerima kredit bahwa kredit yang
disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi si
penerima kredit merupakan penerimaan kepercayaan sehingga mempunyai
kewajiban untuk membayar sesuai jangka waktu. Sebelum kredit diberikan, untuk
meyakinkan bank bahwa si nasabah benarbenar dapat dipercaya, maka bank
terlebih dulu mengadakan analisis kredit. Analisis kredit mencakup latar belakang
nasabah atau perusahaan, prospek usahanya, jaminan yang diberikan serta faktor-
faktor lainnya. Tujuan analisis ini adalah agar bank yakin bahwa kredit yang
diberikan benar-benar aman.5
5
Kasmir, Bank . . . , h.85-86.
5
jika memang sudah tidak dapat diselamatkan kembali, maka tindakan terakhir
bagi bank adalah menyita jaminan yang telah dijaminkan oleh nasabah. 6
Kemudian di samping tujuan di atas suatu fasilitas kredit memiliki fungsi sebagai
berikut.
1. Untuk meningkatkan daya guna uang. Dengan adanya kredit dapat daya guna
uang maksudnya jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu
yang berguna..
2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang. Dalam hal ini uang yang
diberikan atau disalurkan akan beredardari satu wilayah ke wilayah lainnya
6
Kasmir, Bank . . . ,h.86.
7
Kasmir, Bank . . . ,h.88.
6
sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka
daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.
3. Untuk meningkatkan daya guna barang. Kredit yang diberikan oleh bank akan
dapat digunakan oleh si debitur untuk mengolah barang yang tidak berguna
menjadi bergunaatau bermanfaat.
8
Kasmir, Bank . . . ,h.90.
7
b. Kredit modal kerja digunakan untuk keperluan meningkat produksi dalam
operasionalnya. Sebagai contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli
bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya. 9
c. Kredit Konsumsi adalah kredit yang diberikan untuk keprluan konsumsi berupa
barang atau jasa dengan cara membeli, menyewa, atau dengan cara lain. kredit
konsumsi ini meliputi kredit kendaraan pribadi, kredit perumahan (untuk diri
sendiri), kredit untuk pembayaran sewa/kontrak rumah, pembelian alat-alat rumah
tangga.10
a. Kredit produktif. Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi
atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. Sebagai
contohnya kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan menghasilkan
barang, kredit pertanian akan menghasilkan produk pertanian kredit industri
lainnya.
9
Kasmir, Bank . . . ,h.91.
Andrianto, Didin Fatihuddin, dan M Anang Firmansyah, “MANAJEMEN BANK”,
10
8
3. Dilihat dari segi jangka waktu
a. Kredit jangka pendek. Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang
dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan
modal kerja. Contohnya untuk peternakan misalnya kredit peternakan ayam atau
jika untuk pertanian misalnya tanaman padi atau palawija.
a. Kredit dengan jaminan. Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan
tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan
orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan
yang diberikan si calon debitur.
b. Kredit tanpa jaminan. Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang
atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan
karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama ini.
a. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau
pertanian rakyat.
11
Kasmir, Bank . . . ,h.92.
9
b. Kredit peternakan, dalam hal ini untuk jangka pendek misalnya peternakan
ayam dan jangka panjang kambing atau sapi.
c. Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industri kecil, menengah atau
besar.
f. Kredit profesi, diberikan kepada para profesional seperti, dosen, dokter atau
pengacara.
12
Kasmir, Bank . . . ,h.93
10
setiap tipe dana-dana dengan seluruh jumlah dana-dana yang ada pada bank
dikalikan 100% (seratus persen).
b. Tahap kedua bank menetapkan jumlah pendapatan bagi hasil bagi masing-
masing tipe dengan cara mengalikan persentase (jumlah relatif) dari masing-
masing dana simpanan pada huruf a dengan jumlah pendapatan bank.
c. Tahap ketiga bank menetapkan porsi bagi hasil untuk masing-masing tipe dana
simpanan sesuai dengan nisbah yanng diperjanjikan.
Bagi hasil akan berbeda tergantung pada dasar perhitungan bagi hasil, yaitu
bagi hasil yang dihitung dengan menggunakan konsep revenue sharing dan bagi
hasil dengan menggunakan profit/loss sharing. Bagi hasil yang menggunakan
revenue sharing dihitung dari pendapatan kotor sebelum dikurangi biaya. Bagi
hasil dengan menggunakan profit/loss sharing dihitung berdasarkan presentase
nisbah dikalikan dengan laba usaha sebelum kena pajak.
1) revenue sharing
Dasar perhitungan bagi hasil yang menggunakan revenue sharing adalah
perhitungan bagi hasil yang didasarkan atas penjualan dan pendapatan kotor atas
usaha sebelum dikurangi dengan biaya. Bagi hasil dalam revenue sharing dihitung
dengan mengalikan nisabah yang telah disetujui dengan pendapatan bruto.
Contoh:
Nisbah yang telah ditetapkan adalah 50% untuk bank dan 50% untuk nasabah.
Dalam hal ini bank sebagai mudhorib dan nasabah sebagai shahibul maal, bila
bank syariah memperoleh pendapatan Rp 10.000.000,- maka bagi hasil yang di
terima oleh pihak bank adalah Rp 50% x Rp 10.000.000,- = Rp 5.000.000,- dan
13
Muhamad, Manajemen Dana Bank Syariah (Jakarta : Rajawali, 2015), h.129-130.
11
bagi hasil yang diterima oleh nasabah sebesar Rp 5.000.000,- Pada umumnya bagi
hasil terhadap investasi dana dari masyarakat menggunakan revenue sharing.
2). profit sharing
Dasar perhitungan bagi hasil dengan menggunakan profit sharing merupakan
bagi hasil yang dihitung dari laba/rugi usaha. Kedua pihak, bank syariah maupun
nasabah akan memperoleh keuntungan atas hasil usaha dan ikut menanggung bila
dalam suatu usaha tersebut mengalami kerugian.
Dalam contoh tersebut misal total biaya Rp 2.500.000,- maka: bagi hasil yang
diterima oleh nasabah adalah Rp 500.000,-(50% x (Rp 10.000.000,- - Rp
5.000.000,-.))
bagi hasil untuk bank syariah sebesar Rp 2.500.000,-(50% x (Rp 10.000.000,- -
Rp5.000.000,-)).
12
Indirect Competitor’s Marcet Rate (ECRI), ECRI adalah tingkat suku bunga
rata-rata perbankan konvensional, yang dapat rapat ALCO ditetapkan sebagai
kelompok kompetitor tidak langsung,
Expected Competitive Return For Investor (ECRI), Adalah target bagi hasil
kompetitif yang diharapkan akan diberika kepada dana pihak ketiga.
2. Perhitungan Margin
Dalam penetapan perhitungan margin murabahah terdapat rumus yang
berkaitan dengannya yaitu: Menentukan Harga Jual Bank Harga Jual Bank =
Harga Beli Bank + ( Jangka Waktu x Cost Recovery ) + Margin. Menentukan
Cost Recovery CR = (Nilai Pembiayaan)/(Total Pembiayaan) X Estimasi Biaya
Operasi 1 th Menentukan Margin Margin = Presentasi x Pembiayaan Bank
Adapun contoh soal mengenai perhitungan akad Murabahah yaitu : Contoh :
Seorang bernama Bapak Robby mengajukan pembiayaan pada sebuah Bank X
dengan rincian sebagai berikut : Akad yang digunakan merupakan akad
murabahah, guna membeli sebuah unit mobil dengan harga mobil tersebut Rp.
150.000.000-, dan bank tersebut memberikan pembiayaan sebesar Rp.
120.000.000-, dengan pembayaran uang muka sebesar Rp. 30.000.000-, dalam
jangka waktu 2 tahun. Dalam bank tersebuttotalpembiayaanyang menggunakan
akad murabahah mencapai Rp. 5.000.000.000-, dengan RPR sebesar 10% dan
estimasi biaya operasional sebesar Rp. 200.000.000-,. Bagaimanakah perhitungan
dan penentuan margin dari transaksi tersebut ?
13
Dengan begini dapat terlihat jelas bahwa pembiayaan dengan menggunakan akad
murabahah memiliki kepraktisan dan lebih mudah dipahami.14
2. Dan untuk pihak terkait, dalam hal ini yang dimaksudkan adalah pemegang
saham yang memiliki 10% atau lebih dari modal disetor bank syariah, anggota
dewan komisaris, anggota direksi, keluarga dari persero perorangan, komisaris,
dan direksi, pejabat bank lainnya, serta perusahaan yang didalamnya terdapat
kepentingan dari pihak yang diatas, batas maksimum pemberian pembiayaannya
20% dari modal bank syariah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia.
14
Andrianto dkk, MANAJEMEN . . . ,h. 478-484.
15
UU Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Definisi pengalokasian dana adalah menjual kembali dana yang diperoleh dari
penghimpunan dana dalam bentuk simpanan. Tujuan bank dari pengalokasian
dana adalah memperoleh keuntungan semaksimal mungkin.
15
DAFTAR PUSTAKA
QS. Al-Hasyr/59: 7
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada , 2014.
M Anang Firmansyah, Didin Fatihuddin, dan Andrianto, MANAJEMEN BANK,
SURABAYA: QIARA MEDIA, 2019.
Antonio, Muhammad Syafii, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek Jakarta: Gema
Insani, 2001.
Muhamad, Manajemen Dana Bank Syariah Jakarta : Rajawali, 2015.
UU Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah.
16