Anda di halaman 1dari 8

KAIDAH DASAR BIOETIK KEDOKTERAN

Andi Handrianto

102020125

Kelompok : C1

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510

Telp : (021) 566 6952 Fax : (021) 566 6956

ABSTRAK

Di dalam dunia kedokteran pendidikan serta pelatihan sangat diperlukan,agar dapat


melaksanakan kewajibannya dengan sangat baik. Selain ilmu pengetahuan menjadi seorang
dokter juga memerlukan ilmu etika,sehingga dokter dapat memberikan pelayanan yang lebih
baik kepada pasien. Etika profesi seorang dokter juga sangat membantu dalam hal
pengambilan keputusan, agar dokter dapat mengutamakan kepentingan dan keselamatan
pasien diatas kepentingannya sendiri. Dalam Kaidah Dasar Bioetika, terdapat 4 prinsip yang
berlaku di diunia medis saat ini, yaitu beneficence, non-maleficence, justice, dan autonomy.

Kata kunci : Kaidah Dasar Bioetika

ABSTRACK

In the medical world, education and training are needed so that they can carry out their
duties very well. In addition to the knowledge of being a doctor, it also requires ethics, so
that doctors can provide better service to patients. The professional ethics of a doctor is also
very helpful in making decisions, so that doctors can prioritize the interests and safety of
patients above their own interests. In the Basic Principles of Bioethics, there are 4 principles
that apply in the medical world today, namely beneficence, non-maleficence, justice, and
autonomy.

Keywords: Basic Principles of Bioethics


PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Melihat perkembangan zaman di era modern ini, suatu profesi pasti memiliki
aturan-aturan atau etika yang harus dilakukan untuk meminimalisir suatu kesalahan
yang terjadi dalam pekerjaan tersebut. Etika itu sendiri adalah aturan dalam hidup
manusia untuk menentukan yang baik dan yang buruk. Dalam profesi kedokteran,
etika itu sangat diperlukan. Etika kedokteran mengatur bagaimana seharusnya
perilaku tenaga medis yaitu dokter maupun perawat terhadap pasien.
Etika kedokteran berfokus pada masalah yang muncul dalam praktik
pengobatan. Etika kedokteran memiliki cabang yang biasa dikenal dengan bioetik.
Penerapan kaidah dasar bioetik kedokteran wajib dilakukan oleh seorang dokter
dalam menangani pasien. Kaidah dasar bioetik ini menjadi panduan dokter dalam
menjalani profesinya.

II. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui kaidah dasar bioetik
kedokteran dan penerapannya dalam profesi sebagai dokter. Dengan mengetahui
prinsip-prinsip dari kaidah dasar bioetik kedokteran ini, mahasiswa sebagai calon
dokter dapat memberikan pelayanan kesehatan dengan baik kepada pasien tanpa
mengurangi hak-hak pasien dan etika yang berlaku.

Skenario
Dokter B telah lama bertugas di suatu desa terpencil yang sangat jauh dari
kota. Sehari-harinya ia bertugas di sebuah puskesmas yang hanya ditemani oleh
seorang mantri, hal ini merupakan pekerjaan yang cukup melelahkan karena setiap
harinya banyak warga desa yang datang berobat karena puskesmas tersebut
merupakan satu-satunya sarana kesehatan yang ada. Dokter B bertugas dari pagi hari
sampai sore hari tetapi tidak menutup kemungkinan ia harus mengobati pasien
dimalam hari bila ada warga desa yang membutuhkan pertolongannya.
Identifikasi Istilah
Mantri : juru rawat kepala (biasanya laki-laki); pembantu dokter.
Rumusan Masalah
Seorang dokter bekerja dari pagi sampai sore hari, tetapi juga harus mengobati
pasien di malam hari bila ada warga desa yang membutuhkan pertolongannya.

Analisis Masalah

Dalam kasus tersebut dapat dikatakan bahwa dokter B telah melakukan


tindakan yang sesuai dengan prinsip dasar etika kedokteran yaitu beneficence.
Beneficence adalah perbuatan baik seorang dokter kepada pasiennya,lebih dari
sekedar hanya memenuhi kewajibannya.Berikut beberapa kaidah dalam beneficence:

1. Mengutamakan altruisme (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk


kepentingan orang lain).
2. Memandang pasien/keluarga/sesuatu tidak hanya sejauh menguntungkan
dokter.
3. Kewajiban menolong pasien gawat darurat.

Hipotesis

Dokter B telah melakukan tindakan yang sesuai dengan kaidah bioetik,yaitu


beneficence dimana dokter mengutamakan kepentingan orang lain diatas kepentingan
pribadi dan rela berkorban demi kepentingan orang lain

Pembahasan

I. Pengertian bioetik
Bioetik didefinisikan sebagai cabang etika untuk menyelidiki masalah khusus
yang timbul dari masalah medis dan praktik biologis. Hal tersebut seperti masalah
sifat dan distribusi pengobatan, cadangan otoritas pasien, dokter dan lainnya,
pembatasan intervensi yang dapat diterima dan percobaan aborsi atau euthanasia,
serta penelitian genetic dan penerapannya.
Bioetik berasal dari kata bios yang berarti kehidupan dan ethos yang berarti
norma-norma atau nilai moral. Menurut F. Abel, bioetika adalah studi interdisipliner
tentang problem yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu
kedokteran, pada skala mikro maupun makro, termasuk dampaknya terhadap
masyarakat luas serta nilainya kini dan masa mendatang.
Bioetika merupakan pandangan lebih luas dari etika kedokteran karena begitu
saling mempengaruhi antara manusia dan lingkungan hidup. Bioetika merupakan
“genus”, sedangkan etika merupakan “spesies”.
Bioetika tidak hanya membahas mengenai bidang medis, melainkan
membahas pula masalah kesehatan, faktor budaya yang berperan dalam lingkup
kesehatan masyarakat, hak pasien, dan sebaginya.

II. Prinsip-prinsip Dasar Bioetik


Dalam kaidah dasar bioetik kedokteran terdapat empat prinsip dasar yang
menjadi acuan seorang dokter untuk melayani pasiennya dengan baik. Empat prinsip
tersebut sering digunakan oleh dokter-dokter yang sudah berpengalaman dalam
mengatasi masalah dalam pasien dan prinsip itu juga sudah diterima oleh masyarakat.
Empat prinsip kaidah dasar bioetik tersebut adalah :
1. Beneficience

Beneficience merupakan tindakan atau sikap baik seorang dokter, menghargai


martabat manusia, dokter tersebut harus berusaha maksimal agar pasiennya tetap
dalam kondisi sehat. Prinsip ini berlaku khusus dalam hubungan dokter dengan
pasiennya. Dokter akan melakukan hal yang terbaik kepada pasiennya dan dokter
telah melakukan kalkulasi dimana kebaikan yang dialami pasiennya akan lebih
banyak dibandingkan dengan kerugiannya.

Ciri-ciri beneficence:

 Mengutamakan altruisme (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk


kepentingan orang lain).
 Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia.
 Memandang pasien/keluarga/sesuatu tidak hanya sejauh menguntungkan
dokter.
 Mengusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan
keburukannya.
 Paternalisme bertanggung jawab/berkasih sayang.
 Menjamin kehidupan-baik-minimal manusia.
 Pembatasan “goal-based”.
 Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien.
 Minimalisasi akibat buruk.
 Kewajiban menolong pasien gawat darurat.
 Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan.
 Tidak menarik honorarium diluar kepantasan.
 Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan.
 Mengembangkan profesi secara terus-menerus.
 Memberikan obat berkhasiat namun murah.
 Menerapkan Golden Rule Principle.

2. Non-maleficience
Non-maleficience merupakan tindakan atau sikap dokter yang tidak
merugikan pasiennya. Prinsip ini berkaitan dengan hak manusia. Dokter harus
mengambil tindakan yang paling kecil resikonya. Prinsip ini hamper sama
dengan prinsip beneficience dan prinsip ini diterapkan kepada pasien atau
kasus-kasus gawat darurat.

Ciri-ciri non-malficence:
• Menolong pasien emergensi
• Mengobati pasien yang luka
• Tidak membunuh pasien
• Manfaat pasien lebih banyak daripada kerugian dokter
• Tidak membahayakan pasien karena kelalaian
• Menghindari misrepresentasi
• Memberikan semangat hidup
• Tidak melakukan white collar crime

3. Autonomy
Prinsip ini lebih mengedepankan rasa hormat terhadap martabat
manusia dengan segala karakteristik yang dimilikinya karena pasien adalah
seorang manusia yang memiliki nilai dan berhak untuk meminta. Dalam
prinsip ini, seorang dokter harus meminta persetujuan kepada pasien atau
keluarga pasien (jika pasien tidak sadarkan diri) dalam mengambil suatu
tindakan. Seorang pasien memiliki hak untuk menentukan nasibnya sendiri.
Tindakan dokter juga tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan
dan harus berterus terang kepada pasien atau keluarga mengenai kondisi
pasien saat itu.

Ciri-ciri prinsip autonomy:

 Menghargai hak mementukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien.


 Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (pada kondisi
elektif).
 Berterus terang.
 Menghargai privasi.
 Menjaga rahasia pasien.
 Menghargai rasionalitas pasien.
 Melaksanakan informed consent.
 Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri.
 Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam membuat keputusan
 Tidak berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikan pasien.

4. Justice
Justice atau keadilan artinya tindakan seorang dokter yang
memberlakukan segala sesuatu secara universal. Beuchamp dan Childress
menyatakan bahwa teori ini sangat erat kaitannya dengan sikap adil seseorang
pada orang lain, seperti memutuskan siapa yang membutuhkan pertolongan
kesehatan terlebih dahulu dilihat dari derajat keparahan penyakitnya.

Ciri-ciri Justice:

 Memberlakukan segala sesuatu secara universal.


 Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan.
 Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi yang sama.
 Menghargai hak sehat pasien (affordability, equality, accessibility,
availability, quality).
 Menghargai hak hukum pasien.
 Menghargai hak orang lain.
 Menghargai kelompok rentan (yang paling merugikan).
 Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status sosial.
 Tidak melakukan penyalahgunaan.
 Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien.
 Memnita partisipasi pasien sesuai kemampuannya.
 Kewajiban mendistribusi keuntungan dan kerugian (biaya, beban, sanksi)
secara adil.
 Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan
kompeten.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa


tindakan yang dilakukan dokter B sudah mengikuti kaidah dasar bioetik yaitu
Beneficence,karena dokter B tetap melayani dan mengobati bila ada pasien yang
membutuhkan meskipun pada waktu malam hari yang dimana itu berarti ia harus
mengorbankan waktu istirahatnya. Dan ini juga mencerminkan bahwa dokter B
mengutamakan kepentingan pasien/orang lain diatas kepentingan pribadi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hartono, Budiman., Darminto Salim. 2013. Blok 1 Modul 1 Who Am I? Bioetika,
Humaniora dan Profesoinalisme dalam Profesi Dokter. Jakarta: UKRIDA.
2. Hanafiah, Jusuf., Amri amir. 2009. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan Edisi 4
Jakarta: EGC.
3. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/article/download/2602/2145
4. Chrisdiono M. Achadiat. Dinamika etika dan hukum kedokteran. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC, 2006.
5. 3. Thomas A. Shannon. Penghantar bioetika. Jakarta: Penerbit PT Gramedia
PustakaUtama.

Anda mungkin juga menyukai