Anda di halaman 1dari 5

Kaidah Dasar Bioetika

Nama : Juan William Matatula

NIM : 102020060

Kelompok : C1

Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuan Utara No.6 Jakarta Barat 11510. Telepon 5666952

Juan.102020060@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak

Kaidah dasar bioetika adalah suatu karakteristik yang unik dari prinsip yang dapat
digunakan untuk menganalisis lebih tajam suatu standar, untuk membenarkan peraturan dan
dapat menjadi pedoman dalam pengambilan keputusan klinis yang etis dalam praktik sehari-hari.
Hal ini bertujuan untuk memberi suatu metode dalam proses pengambilan keputusan klinis yang
etis bagi dokter. Untuk manfaat kemajuan sains, tinjauan ini telah mengembangkan pemanfaatan
kaidah dasar bioetika di bidang medis, terutama hubungan dokter-pasien, profesionalisme serta
bioetika medis. Beberapa metode pengambilan keputusan klinis yang etis dibahas dan
didiskusikan.  Dengan meningkatkan pemahaman dan pelatihan penggunaan kaidah dasar
bioetika dalam kehidupan sehari-hari diharapkan akan mampu menjaga hubungan dokter-pasien
secara lebih baik.1

Keyword : Kaidah dasar Bioetika, hubungan dokter-pasien

Abstract

The basic principles of bioethics are a unique characteristic of principles that can be
used to more closely analyze a standard, to justify regulations and can guide ethical clinical
decision-making in daily practice. This literature review aims to provide a method of ethical
clinical decision making for physicians. To benefit from advances in science, this review has
developed the use of basic principles of bioethics in the medical field, especially the doctor-
patient relationship, medical professionalism and bioethics. Several methods of ethical clinical
decision making are discussed and discussed. By increasing understanding and training in the
use of basic bioethics principles in everyday life, it is hoped that it will be able to better maintain
doctor-patient relationships.1
Keyword: Basic principles of bioethics, doctor-patient relationship
PENDAHULUAN
Bioetik merupakan cabang dari etika yang membahas mengenai masalah yang timbul di
bidang kedokteran. Menurut F. Abel, bioetik merupakan studi interdisipliner tentang problem
yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran, pada skala mikro
maupun makro, termasuk dampaknya terhadap masyarakat luas serta sistem nilainya, kini dan
masa mendatang. Prinsip-prinsip dasar etika adalah suatu aksioma yang mempermudah
penalaran etik. Prinsip-prinsip itu harus dibersamakan dengan prinsip-prinsip lainnya atau yang
disebut spesifik. Tetapi pada beberapa kasus, karena kondisi berbeda, satu prinsip menjadi lebih
penting dan sah untuk digunakan dengan mengorbankan prinsip yang lain. 2 Terdapat 4 kaidah
dasar moral yang sering juga disebut kaidah dasar etika kedokteran atau bioetika, antara lain:
 Beneficence
 Non-malficence
 Justice
 Autonomy

RUMUSAN MASALAH
- Seorang anak melakukan tindakan circumsisi tanpa didampingi seorang wali atau orang tua
sebagai pendamping karna sebagai pasien, anak tersebut masih dibawah umur.
- Dokter Universitas C tidak melaksanakan atau melanggar prosedur informed consent.

PEMBAHASAN
Bioetika berasal dari kata bios yang berarti kehidupan dan ethos yang berarti norma-
norma atau nilai-nilai moral. Bioetika merupakan studi interdisipliner tentang masalah yang
ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro maupun
makro, masa kini dan masa mendatang. Bioetika mencakup isu-isu sosial, agama, ekonomi, dan
hukum bahkan politik. Bioetika selain membicarakan bidang medis, seperti abortus, euthanasia,
transplantasi organ, teknologi reproduksi butan, dan rekayasa genetik, membahas pula masalah
kesehatan, faktor budaya yang berperan dalam lingkup kesehatan masyarakat, hak pasien,
moralitas penyembuhan tradisional, lingkungan kerja, demografi, dan sebagainya.3

Contoh kasus :
1. Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun, mengalami demam tinggi setelah dilakukan
sirkumsisi. Peristiwanya terjadi 27 dokter yang baru lulus dari Universitas C,
mengadakan aksi sosial. Seminggu mereka buka praktek circumsisi cuma-cuma di Balai
Desa dengan iming-iming diberikan alat-alat tulis. Termasuk anak yang terpikat
melakukan circumsisi adalah anak tersebut. Atas inisiatifnya sendiri, hari itu anak
tersebut datang tidak bersama orangtuanya. Sesudah itu, tidak ada peristiwa luar biasa.
Dua hari setelah circumsisi, munculah keluhan demam tinggi. Lalu N dibawa berobat ke
RS. Kata dokter yang merawat di RS, N mengalami infeksi akibat circumsisi. Perawatan
sampai 3 minggu. Kasus ini berdasarkan Kaidah Dasar Bioetik yaitu:
1. Autonomy
Karna dokter universitas C telah melanggar dan tidak melaksanakan informed consent
karna pasien tersebut adalah anak kecil yang berarti dia belum bisa menentukan atau
mempertanggung jawabkan apa yang dia buat.

Kaidah Dasar Bioetik

Terdapat 4 kaidah dasar moral yang sering juga disebut kaidah dasar etika kedokteran
atau bioetika, 4 antara lain:
 Beneficence
Prinsip ini artinya seorang dokter berbuat baik dan menghormati martabat manusia, dokter
tersebut juga harus mengusahakan agar pasiennya dirawat dalam keadaan kesehatan. Dalam
prinsip ini dikatakan bahwa perlunya perlakuan yang terbaik bagi pasien. Beneficence
membawa arti menyediakan kemudahan dan kesenangan kepada pasien mengambil langkah
positif untuk memaksimalisasi akibat baik daripada hal yang buruk. Ciri-ciri prinsip ini, yaitu;
 Mengutamakan Alturisme
 Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu tindakan tidak hanya menguntungkan
seorang dokter
 Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan
suatu keburukannya
 Menjamin kehidupan baik-minimal manusia
 Memaksimalisasi hak-hak pasien secara keseluruhan
 Meenerapkan Golden Rule Principle, yaitu melakukan hal yang baik seperti yang
orang lain inginkan
 Memberi suatu resep

 Non-Maleficence

Non-malficence adalah suatu prinsip yang mana seorang dokter tidak melakukan perbuatan
yang memperburuk pasien dan lebih memilih pengobatan yang paling kecil resikonya bagi
pasien sendiri. Pernyataan kuno Fist, do no harm, tetap berlaku dan harus diikuti. Non-
malficence mempunyai ciri-ciri:
 Menolong pasien emergensi
 Mengobati pasien yang luka
 Tidak membunuh pasien
 Tidak memandang pasien sebagai objek
 Melindungi pasien dari serangan
 Manfaat pasien lebih banyak daripada kerugian dokter
 Tidak membahayakan pasien karena kelalaian
 Tidak melakukan White Collar Crime

 Justice

Keadilan (Justice) adalah suatu prinsip dimana seorang dokter memperlakukan sama rata dan
adil terhadap untuk kebahagiaan dan kenyamanan pasien tersebut. Perbedaan tingkat ekonomi,
pandangan politik, agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan sosial, kebangsaan, dan
kewarganegaraan tidak dapat mengubah sikap dokter terhadap pasiennya. Justice mempunyai

ciri-ciri :

 Memberlakukan segala sesuatu secara universal


 Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan
 Menghargai hak sehat pasien
 Menghargai hak hukum pasien

 Autonomy

Dalam prinsip ini seorang dokter menghormati martabat manusia. Setiap individu harus
diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai hak menentukan nasib diri sendiri. Dalam hal ini
pasien diberi hak untuk berfikir secara logis dan membuat keputusan sendiri. Autonomy
bermaksud menghendaki, menyetujui, membenarkan, membela, dan membiarkan pasien demi
dirinya sendiri. Autonomy mempunyai ciri-ciri:

 Menghargai hak menentukan nasib sendiri


 Berterus terang menghargai privasi
 Menjaga rahasia pasien
 Melaksanakan Informed Consent

PENUTUP
Kesimpulan
Kaidah Dasar Bioetik (KDB) merupakan hal penting bagi seorang dokter dalam
menangani kasus-kasus yang terdapat pada pasien, dan hal ini juga dapat membantu dokter
dalam memutuskan atau sekaligus mengingatkan bahwa ada hal-hal yang harus dilakukan
sebelum bertindak. Dari hal ini kita dapat mengerti bahwa dokter bukan hanya mengobati tetapi
juga menghormati pasien.5

DAFTAR PUSTAKA
1. Hanafiah J, M.Jusuf, Amir Amir. Etika kedokteran dan hukum kesehatan. Jakarta:
EGC.2009. Hal 3-4
2. K. Bartens. Etika Biomedis. Yogyakarta: Kanisius.2009
3. Hardjodisastro D. Bagaimana Dokter Berpikir dan Bekerja. Gramedia Jakarta 2006
4. Budi S, Zulhasmar S, Tjetjep DS. Bioetik dan Hukum Kedokteran. Ed 1. Jakarta: Pustaka
Dwipar; 2005. Hal 29-31
5. Chang, William. Bioetika; Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Kanisius. 2009. Hal 13-16

Anda mungkin juga menyukai