Anda di halaman 1dari 2

Nama : Damara Maniktantra

NIM : 192131043

Kelas : HPI 4B

1) Pemaafaan dari korban


Pidana menurut hokum Islam bahwa korban atau walinya diberi wewenang untuk
mengampuni/memaafkan qishas, baik dengan imbangan diyat atau tidak memakai
imbangan sama sekali dan bagi hakim masih mempunyai hak untuk menjatuhkan
hukuman tafzir bukan hukuman qishas. Pada dasarnya korban atau wlinya dalam soal-
soal kepidanaan tidak mempunyai wewenang untuk memberikan
pengampunan/pemaafaan, namun khusus untuk tindak pidana qishas-diyat korban atau
walinya diberi hak untuk memberikan pengampunan terhadap pelaku tindak pidana,
karena tindak pidana tesebut sangat erat hubungannya dengan pribadi si korban.
2)
a) Ibnu Hajar al-Haitamy mengatakan :
Para ulama berbed pendapat dalam menentukan dosa yang sangat besar setelah syirik,
pendapat yang al-sahih al-manshus, sebesar-besar dosa setelah syirik adalah membunuh.
Pendapat lain adalah zina.
b) Al-Ramli mengatakan :
Pembunuhan adalah sebesar-besar dosa setelah kufur.
c) Ibnu Abidin mengatakan :
Dalam kitab al-jauharah disebutkan, ketahuilah sesungguhnya membunuh jiwa manusia
tanpa hak termasuk sebesar-besar dosa setelah kufur kepada Allah.
3) 1. Pemaafaan dalam Masyarakat Batak Karo
2. Pemaafaan dalam Masyarakat Lampung Menggala
3. Pemaafaan dalam Masyarakat Minangkabau
4. Pemaafaan di Masyarakat Jawa
5. Pemaafaan dalam Masyarakat Aceh
4) Tersangka suami jual istri ini dijerat pasal berlapis, yakni UU KDRT karena ada unsur
kekerasannya, UU TPPO karena pelaku mengambil keuntungan dalam aksi tersebut, dan UU
pornografi karena memproduksi video asusila.

Anda mungkin juga menyukai