Anda di halaman 1dari 7

Berwirausaha Untuk Semua

Oleh: Adhitia Yoga Arfiyan


NIM : 15103241008
PLB FIP UNY 2017
Email: Yoga_arfiyan@rocketmail.com

Abstrak
Kehidupan yang semakin kompleks dituntut oleh manusia untuk mencapai suatu
kepuasan, kepuasan itu kunci utamanya mempunyai uang, sehingga disini manusia harus
menghasilkan uang, selain bekerja pada perusahaan, pns, atau pekerjaan lain, maka manusia
yang mempunyai pola pikir yang baik dapat memanfaatkan membuat usaha, usaha itu sendiri
datang karena adanya motif terdesak akan uang atau memang dirinya mempunyai jiwa
wirausaha, Kewirausahaan itu sendiri merupakan proses mengembangkan dan membawa visi
ke dalam kehidupan.Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik
dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru
yang dibentuk supaya mendapatkan keuntungan yang berupa uang untuk mencukupi
kebutuhan nya yang semakin komlpleks.
Perbedaan karakter wirausaha dalam membuat usahanya memiliki cara sendiri-sendiri
untuk membuat usaha mereka berhasil ataupun tidak. Sehingga karakter atau sikap dalam
kewirausahaan memiliki pengaruh yang besar terhadap perjalanan usaha. Dengan adanya
sikap kewirausahaan, usaha tersebut akan berjalan dengan baik dan akan menghasilkan
keuntungan yang lebih. Berwirausaha seharusnya ditanamkan seseorang sejak dini.
Begitu pula pada anak berkebutuhan khusus, penanaman sikap kewirausahaan juga
perlu diajarkan pada mereka sejak dini. Hal tersebut dilakukan pada anak berkebutuhan
khusus yang diberikan melalui life skills. Penanaman sikap kewirausahaan pada anak
berkebutuhan khusus tentu disesuaikan dengan kondisinya dan lebih mengarah pada
kemampuan vokasional.
Kata kunci: Kewirausahaan, peran wirausaha, anak berkebutuhan khusus

Pendahuluan
Wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan berani menanggung
resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha. Secara esensi pengertian
entrepreneurship adalah suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola
tindak seseorang terhadap tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan selalu
berorientasi kepada pelanggan. Di zaman modern ini, banyak orang-orang yang membuka
usaha kecil-kecilan untuk menambah penghasilan. Selain sebagai salah satu alternatif
menghasilkan uang dan lapangan kerja baru, berwirausaha juga berperan dalam mengurangi
pengangguran yang semakin banyak, selain itu pendapatan per kapita juga akan meningkat.
Perkembangan jaman yang semakin maju ini menuntun manusia untuk semakin
kreatif dan mampu memanfaatkan peluang yang ada. Budaya, lapangan kerja, peran teknologi
dan aspek lainnya seakan-akan terus berkembang. Akan tetapi dibalik majunya
perkembangan, terlihat ketimpangan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang masih
rendah. Oleh karena itu, Indonesia kini menghadapi dua persoalan di dalam SDM.
Kondisi ini, maka dunia pendidikan harus mampu berperan aktif menyiapkan sumber
daya manusia yang mampu menghadapi berbagai tantangan kehidupan baik lokal, regional,
nasional maupun internasional. Mereka tidak hanya cukup menguasai teori-teori saja, tetapi
juga mau dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sosial dan mampu memecahkan
berbagai persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Tenaga pendidik dirasakan sangat penting, karena pendidik adalah “Agen Of Change”
yang diharapkan mampu menanamkan ciri-ciri, sifat dan watak serta jiwa kewirausahaan atau
jiwa entrepreneur bagi peserta didiknya. Di samping itu, jiwa entrepreneur juga sangat
diperlukan bagi seorang pendidik, karena melalui jiwa ini, para pendidik akan memiliki
orientasi kerja yang lebih efisien, kreatif, inofatif, produktif, dan mandiri.
Pembekalan jiwa kewirausahaan untuk semua peserta didik tidak terkecuali peserta
didik berkebutuhan khusus. Peserta didik dengan hambatan khusus juga nantinya akan
kembali ke lapangan atau masyarakat.Oleh karena itu, pendidik diharapkan mampu
memberikan wawasan mengenai karakteristik dan strategi penerapannya bagi peserta didik.

Proses kewirausahaan

proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengeruhi


oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti
pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut
membentuk ‘’locus of control’’(pusat kontrol), kreativitas, keinovasian, implementasi, dan
pertumbuhan yang kemudian berkembang menjadi wirausahawan yang besar. Secara internal,
inovasi dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti locus of control, toleransi,
nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang
memengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi
berkembang menjadi kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi lingkungan, organisasi,
dan keluarga.

Inovasi

Keberhasilan wirausaha dicapai apabila wirausaha menggunakan produk, proses, dan jasa-
jasa inovasi sebagai alat untuk menggali perubahan (menjadi lebih maju). Inovasi itu sendiri
yang akan membuat usahanya menjadi berhasil tidaknya, karena inovasi yang muncul bagus
atau tidaknya tergantung orang tersebut melihat peluang yang akan datang.

Mengubah inovasi menjadi peluang usaha ada beberapa cara untuk melakukannya yaitu:

Inovasi dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara yang lebih baik untuk
dapat memenuhi kepuasan pelanggan
Inovasi dapat tercetus dalam bentuk produk dan jasa baru yang sangat menarik para
konsumen
Inovasi dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi, bagaimana pekerjaan dilakukan atau
dimodifikasi untuk melakukan suatu pekerjaan

Sumber-sumber Potensial inovasi menjadi Peluang usaha

Proses penjaringan ide disebut screening yang merupakan suatu cara terbaik untuk
menuangkan ide potensial menjadi produk atau jasa riil. Adapun langkah-langkah dalam
penjaringan ide (screening) ide dapat dilakukan dengan cara Menciptakan produk baru dan
berbeda, mengamati pintu peluang, analisis produk dan proses produksi secara mendalam,
menaksir biaya awal, dan memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi.

Menciptakan Produk Baru dan Berbeda

Produk dan jasa yang dibuat harus menciptakan nilai bagi pembeli, untuk itu wirausaha harus
benar-benar mengenal perilaku konsumen di pasar.

Mengamati Pintu Peluang

Wirausaha harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing, misalnya: Persaingan


pasar terhadap perkembangan produk baru dan Pengalaman keberhasilan dalam
mengembangkan produkbaru. Keunggulan-keunggulan yang dimiliki pesaing di pasar
Kemampuan pesaing untuk mempertahankan posisi pasar dapat dievaluasi dengan mengamati
kelemahan-kelemahan dan resiko pesaing dalam menanamkan modal barunya.

A. Karakteristik Kewirausahaan
Karakteristik kewirausahaan dikemukakan oleh beberapa ahli dengan konsep yang
berbeda-beda. Misalnya mengemukakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan seperti
berikut:
a. Percaya diri dan optimis
Memiliki kepercayaan diri yang kuat, ketidaktergantungan terhadap orang lain,
dan individualistis.
b. Berorientasi pada tugas dan hasil
Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, mempunyai dorongan kuat,
energik, tekun dan tabah. Tekad kerja keras, serta inisiatif.
c. Berani mengambil resiko dan mempunyai tantangan
Mampu mengambil resiko yang wajar serta cepat dan tepat dalam mengambil
keputusan.
d. Kepemimpinan
Berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang lain, dan terbuka
terhadap saran serta kritik.
e. Keorisinilan
Inovatif, kreatif dan fleksibel.
f. Berorientasi pada masa depan.
Ada beberapa kompetensi yang harus dimiliki dan dikembangkan oleh para
wirausaha agar dapat membangun sebuah usaha yang berhasil. Ada tiga kompetensi
utama yang perlu dimiliki oleh seorang wirausaha, yaitu:
1. Pengetahuan
Seorang yang ingin memulai usaha perlu mengembangkan beberapa bidang
pengetahuan bisnis. Pengetahuan adalah pemahaman tentang sebuah subjek yang
diperoleh melalui pengalaman atau melalui pembelajaran dan studi. Studi ABK
yang dilakukan di SLB lebih menekankan kepada kemampuan vokasional mereka
yang tentunya bertujuan mereka dapat bekerja secara mandiri nantinya setelah
lulus dari sekolah. Tidak hanya berorientasi menjadi pegawai, tetapi pemupukan
jiwa mereka untuk menjadi seorang wirausahawan yang bisa membuka lowongan
kerja bagi teman-teman mereka penting untuk dilakukan.
2. Keterampilan
Seorang wirausaha membutuhkan banyak keterampilan untuk dapat
menjalankan usahanya dengan sukses. Kemampuan yang baik dalam menerapkan
pengetahuan yang diperoleh membuktikan kemampuan tersebut dalam
menjalankan sebuah usaha menunjukkan tingkat keterampilan yang diperoleh
oleh seorang wirausaha.
3. Sifat
Sifat adalah sekumpulan kualitas atau kompetensi yang membentuk
kepribadian seorang individu.

B. Penerapan Karakter Kewirausahaan


Penerapan karakter kewirausahaan pada anak perlu dilakukan sejak dini. Hal
tersebut terjadi karena saat ini penerapan karakter tersebut memang diperlukan untuk
setiap orang. Latar belakang mendesaknya pendidikan mengenai kewirausahaan
antara lain semakin merosotnya nilai, norma, dan karakter bangsa. Untuk itu,
pendidikan kewirausahaan merupakan bekal penting yang harus dimiliki oleh setiap
insan generasi muda penerus bangsa, agar dapat bertahan dari terpaan berbagai
masalah yang akan menghadangnya. Hal itu pula dapat menjadi bekal dalam
menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Penerapan dan penanaman karakter
tersebut penting karena jika jiwa kewirausahaannya rendah maka pendapatan dari
masyarakat juga rendah sehingga pada gilirannya akan memicu tingkat kejahatan di
lingkungan masyarakat sebagai puncak dari pudarnya moral dan karakter bangsa.
Pendidikan kewirausahaan telah diimplementasikan di sekolah, baik secara
khusus pada mata pelajaran kewirausahaan, juga terintegrasi pada mata pelajaran lain.
Untuk menanamkan nilai-nilai kewirausahaan pada diri siswa perlu dilakukan dengan
berbagai cara, tidak hanya dilakukan secara formal di sekolah, juga di lingkungan
masyarakat. Penanaman karakter wirausaha perlu juga dukungan dari beberapa pihak,
seperti guru, orang tua, masyarakat sekitar, warga sekolah, serta kepala sekolah. Hal
tersebut dilakukan karena anak akan mempelajari dan melakukan apa yang telah
dicontohkan dan terlihat pada lingkungan mereka.
Kewirausahaan merupakan paduan dari semangat, nilai-nilai, prinsip, sikap, kiat,
seni dan tindakan nyata dalam mengembangan usaha. Adapun unsur dalam
kewirausahaan adalah kreativitas dan inovasi yang menjadi produk pendidikan,
pengalaman, nilai pribadi, visi dan komitmen. Munculnya kewirausahaan berangkat
dari adanya keinginan untuk menolong diri sendiri di saat menghadapi tantangan.
Sehingga memunculkan motivasi yang menggerakkan pencarian alternatif, gagasan,
ide dan rencana, hingga akhirnya dipilih suatu alternatif tindakan yang memiliki nilai
unggul dibanding pilihan lainnya (Wahyudin, 2012:59).
Kegiatan kewirausahaan dapat dilakukan dengan cara seperti siswa
mempraktekkan disekolah dengan menjual beberapa makanan pada temannya atau
dengan disediakannya kantin kejujuran. Hal tersebut akan membentuk sikap atau
karakter kewirausahaan pada anak secara alami tanpa paksaan.

C. Sikap Kewirausahaan pada Anak Berkebutuhan Khusus


Pendidikan kewirausahaan pada anak berkebutuhan khusus menjadi hal yang
cukup menarik karena mempunyai peran penting dalam menopang perekonomian
suatu bangsa. Karena anak berkebutuhan khusus memerlukan pendidikan
kewirausahaan yang nantinya akan menjadi bekal dalam menghadapi tantangan global
(Ishartiwi:2013).
Sikap kewirausahaan pada anak berkebutuhan khusus dapat diberikan dalam
pembelajaran sehari-hari dikelas dengan menyangkutpautkan dengan kewirausahaan.
Misal dengan mengarahkan siswa pada penguasaan keterampilan khusus yang
menghasilkan suatu karya dengan menyesuaikan kondisi pada anak. Hal tersebut
dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta memperkuat
potensi siswa sehingga dapat hidup dengan mandiri. Penerapan kegiatan
kewirausahaan pada anak berkebutuhan khusus perlu pendampingan orang lain dalam
memberikan pengajaran atau pengaturan wirausaha.
Memiliki motif prestasi yang tinggi cukup penting bagi wirausahawan karena
akan menjadi landasan yang kuat untuk membentuk usahanya kelak. Anak
Berkebutuhan Khusus yang memiliki kemampuan kognitif yang normal atau
diatasnya, tentunya dapat memiliki motif prestasi yang tinggi apalagi dengan
ditunjang oleh kemampuan vokasional yang mereka dapat di SLB. David
McClelandmengemukakan karakteristik orang-orang yang mempunyai motif prestasi
tinggi adalah:
1. Memilih resiko “moderate” Dalam tindakannya dia memilih melakukansesuatu
yang ada tantangannya, namun dengan cukup kemungkinanuntuk berhasil.
2. Mengambil tanggung jawab pribadi atas perbuatan-perbuatan. Artinya kecil sekali
kecenderungan untuk mencari “kambing hitam” atas kegagalan atau kesalahan
yang dilakukannya.
3. Mencari umpan balik (feed back) tentang perbuatan-perbuatannya.
4. Berusaha melakukan sesuatu dengan cara-cara baru.
PERAN WIRAUSAHAAN DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL
Seorang wirausaha berperan baik secara internal maupun eksternal. Secara internal
seorang wirausaha berperan dalam mengurangi tingkat kebergantungan terhadap orang lain,
meningkatkan kepercayaan diri, serta meningkatkan daya beli pelakunya. Secara eksternal,
seorang wirausaha berperan dalam menyediakan lapangan kerja bagi para pencari kerja.
Dengan terserapnya tenaga kerja oleh kesempatan kerja yang disediakan oleh seorang
wirausaha, tingkat pengangguran secara nasional menjadi berkurang.
Menurunnya tingkat pengangguran berdampak terhadap naiknya pendapatan
perkapita dan daya beli masyarakat, serta tumbuhnya perekonomian secara nasional. Selain
itu, berdampak pula terhadap menurunnya tingkat kriminalitas yang biasanya ditimbulkan
oleh karena tingginya pengangguran.
Selain itu untuk manfaat perekonomian juga manfaat untuk anak berkebutuhan
khusus dapat memberikan manfaat untuk hidup supaya memiliki jiwa wirausaha untuk
membuat usaha supaya tidak hanya menggantungkan orang lain tetapi juga hidup mandiri
dalam kelansungan kehidupan anak berkebutuhan khusus.
Seorang wirausaha memiliki peran sangat besar dalam melakukan wirausaha. Peran
wirausaha dalam perekonomian suatu negara adalah:

 Menciptakan lowongan pekerjaan


 Kurangnya pengangguran
 Meningkatkan pendapatan perkapita
 Mengombinasikan faktor–faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan keahlian)
 Produktifitas yang semakin baik
 Bersaing dengan produk luar negeri
Daftar Pustaka
1. Ishartiwi. 2013. Pembelajaran Keterampilan untuk Pemberdayaan Kemandirian Anak
Berkebutuhan Khusus. Makalah Pelatihan Guru SLB. Yogyakarta.
2. Kemdikbud (2010). Panduan Bahan Pelatihan Pendidikan Kewirausahaan. Jakarta:
Puskurbuk.
3. Mukhtar. (2013). Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
4. Mulyani, dkk (2010). Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Kurikulum
5. Wahyudin, 2012, Entrepreneurship : Kiat Melihat dan Memperdayakan Potensi
Bisnis, Yogyakarta: Starbook

Anda mungkin juga menyukai